Anda di halaman 1dari 8

Jahe (Zingiber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah

dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa
dominan pedas disebabkan senyawa keton bernamazingeron.
Jahe termasuk suku Zingiberaceae (temu-temuan). Nama ilmiah jahe diberikan oleh William
Roxburgh dari kata Yunani zingiberi, dari Bahasa Sanskerta, singaberi.
Daftar isi
[sembunyikan]

1 Sejarah

2 Botani dan Sistematika

3 Ciri morfologis

4 Pengolahan dan pemasaran


o

4.1 Jahe kering

4.2 Awetan jahe

4.3 Bubuk jahe

4.4 Oleoresin jahe

5 Habitat

6 Varietas
o

6.1 Jahe gajah/jahe badak

6.2 Jahe kuning

6.3 Jahe merah

7 Produk jahe

8 Referensi

9 Bacaan lanjutan

10 Lihat pula

Sejarah[sunting | sunting sumber]


Jahe diperkirakan berasal dari India. Namun ada pula yang mempercayai jahe berasal dari Republik
Rakyat Tiongkok Selatan. Dari India, jahe dibawa sebagai rempah perdagangan hingga Asia
Tenggara, Tiongkok, Jepang, hingga Timur Tengah. Kemudian pada zaman kolonialisme, jahe yang
bisa memberikan rasa hangat dan pedas pada makanan segera menjadi komoditas yang populer
di Eropa.

Botani dan Sistematika[sunting | sunting sumber]

Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu jenis tanaman yang termasuk kedalam suku
Zingiberaceae. Nama Zingiber berasal dari bahasa Sansekerta singabera (Rosengarten 1973) dan
Yunani Zingiberi (Purseglove et al. 1981) yang berarti tanduk, karena bentuk rimpang jahe mirip
dengan tanduk rusa. Officinale merupakan bahasa latin (officina) yang berarti digunakan dalam
farmasi atau pengobatan (Janson 1981).
Jahe dikenal dengan nama umum (Inggris) ginger atau garden ginger. Nama ginger berasal dari
bahasa Perancis:gingembre, bahasa Inggris lama:gingifere, Latin: ginginer, Yunani (Greek):
zingiberis (). Namun kata asli dari zingiber berasal dari bahasa Tamil inji ver. Istilah botani
untuk akar dalam bahasa Tamil adalah ver, jadi akar inji adalah inji ver. Di Indonesia jahe memiliki
berbagai nama daerah. Di Sumatra disebut halia (Aceh), beuing (Gayo), bahing (Karo), pege (Toba),
sipode (Mandailing), lahia (Nias), sipodeh (Minangkabau), page (Lubu), dan jahi (Lampung). Di
Jawa, jahe dikenal dengan jahe (Sunda), jae (Jawa), jhai (Madura), dan jae (Kangean). Di Sulawesi,
jahe dikenal dengan nama layu (Mongondow), moyuman (Poros), melito (Gorontalo), yuyo (Buol),
siwei (Baree), laia (Makassar), dan pace (Bugis). Di Nusa Tenggara, disebut jae (Bali), reja (Bima),
alia (Sumba), dan lea (Flores). Di Kalimantan (Dayak), jahe dikenal dengan sebutan lai, di
Banjarmasin disebut tipakan. Di Maluku, jahe disebut hairalo (Amahai), pusu, seeia, sehi (Ambon),
sehi (Hila), sehil (Nusalaut), siwew (Buns), garaka (Ternate), gora (Tidore), dan laian (Aru). Di
Papua, jahe disebut tali (Kalanapat) dan marman (Kapaur). Adanya nama daerah jahe di berbagai
wilayah di Indonesia menunjukkan penyebaran jahe meliputi seluruh wilayah Indonesia. Karena jahe
hanya bisa bertahan hidup di daerah tropis, penanamannya hanya bisa dilakukan di daerah
katulistiwa seperti Asia Tenggara, Brasil, dan Afrika. Saat ini Equador dan Brasil menjadi pemasok
jahe terbesar di dunia. Dalam sistematika tumbuhan, tanaman jahe termasuk dalam kingdom
Plantae, Subkingdom Tracheobionta, Superdivisi: Spermatophyta, Divisi:
Magnoliophyta/Pteridophyyta, Subdivisi: Angiospermae, Kelas: Liliopsida-Monocotyledoneae,
Subkelass: Zingiberidae, Ordo: Zingiberales, Suku/Famili: Zingiberaceae, Genus: Zingiber P. Mill.
Species: Zingiber officinale (Roscoe, 1817) (US National Plant Database 2004). Sinonim nama jahe
adalah : Amomum angustifolium Salisb., dan Amomum zingiber L. Ada sekitar 47 genera dan 1.400
jenis tanaman yang termasuk dalam dalam suku Zingiberaceae, yang tersebar di seluruh daerah
tropis dan sub tropis. Penyebaran Zingiber terbesar di belahan timur bumi, khususnya Indo Malaya
yang merupakan tempat asal sebagian besar genus Zingiber (Lawrence 1951: Purseglove 1972). Di
Asia Tenggara ditemukan sekitar 80-90 jenis Zingiber yang diperkirakan berasal dari India, Malaya
dan Papua. Namun hingga saat ini, daerah asal tanaman jahe belum diketahui. Jahe kemungkinan
berasal dari China dan India (Grieve 1931; Vermeulen 1999) namun keragaman genetik yang luas
ditemukan di Myanmar (Jatoi et al. 2008) dan India, yang diduga merupakan pusat keragaman jahe
(Ravindran et al. 2005). Jahe memiliki jumlah kromosom 2n=2x=22, namun beberapa kultivar jahe
diketahui sebagai poliploid (Kubitzki, 1998). Darlington dan Ammal (1945) dalam Peter et al. (2007)
melaporkan terdapat jenis Z. officinale yang memiliki jumlah kromosom sebanyak 28. Darlington dan
Wylie (1955) juga menyatakan bahwa pada jahe terdapat 2 kromosom B. Rachmandran (1969)

melakukan analisis sitologi pada 5 spesies Zingiber dan menemukan pada seluruh spesies memiliki
jumlah kromosom 2n=22. Ratnabal (1979) mengidentifikasi kariotipe 32 kultivar jahe (Z. officinale)
dan menemukan seluruh kultivar jahe memiliki kromosom somatik berjumlah 22 dan ditemukan pula
adanya kromosom asimetris (kromosom B) pada seluruh kultivar kecuali kultivar Bangkok dan
Jorhat. Beltram dan Kam (1984) dalam Peter et al. (2007) mengobservasi 9 Zingiber spp. dan
menemukan bahwa Z. officinale bersifat aneuploid (2n=24), polyploid (2n=66) dan terdapat B
kromosom (2n= 22+2B). Tetapi Etikawati dan Setyawan (2000), Z. officinale kultivar jahe putih kecil
(emprit), gajah dan merah memiliki jumlah kromosom 2n=32. Eksomtramage et al. (2002)
mengamati jumlah kromosom 3 spesies Z. officinale asal Thailand dan menemukan 2n=2x=22.
Yulianto (2010) menyatakan jumlah kromosom jahe putih dan jahe merah yakni 2n=24=22+2B.
Rachmandran (1969) melakukan analisis sitologi pada 5 spesies Zingiber, selain menemukan
jumlah khromosom pada seluruh spesies 2n=22 juga membuktikan adanya struktur pindah silang
akibat peristiwa inversi. Observasi pada fase metaphase mitosis menemukan bahwa jahe diploid
(2n=2x=22) memiliki panjang kromosom rata-rata 128.02 m dan lebar 5.82 m. Rasio lengan
kromosom terpanjang dan terpendek adalah 2.06:1, hampir 45,5% kromosom memiliki 2 lengan dan
terdapat 2 kromosom yang berbeda (Zhi-min et al. 2006). Adanya variasi pada jumlah kromosom
merupakan suatu mekanisme adaptasi dan pembentukan spesies pada tanaman. Hal ini juga
menjadi penyebab terjadinya variasi genetik pada jahe. Selain itu ditemukannya struktur pindah
silang diduga menjadi penyebab rendahnya fertilitas tepung sari yang menyebabkan pembentukan
buah dan biji pada jahe jarang terjadi.

Ciri morfologis[sunting | sunting sumber]

Batang jahe merupakan batang semu dengan tinggi 30 hingga 100 cm. Akarnya berbentuk rimpang
dengan daging akar berwarna kuning hingga kemerahan dengan bau menyengat. Daun menyirip
dengan panjang 15 hingga 23 mm dan panjang 8 hingga 15 mm. Tangkai daun berbulu halus.
Bunga jahe tumbuh dari dalam tanah berbentuk bulat telur dengan panjang 3,5 hingga 5 cm dan
lebar 1,5 hingga 1,75 cm. Gagang bunga bersisik sebanyak 5 hingga 7 buah. Bunga berwarna hijau
kekuningan. Bibir bunga dan ke
Bawang merah (Allium cepa L. Kelompok Aggregatum) adalah sejenis tanaman yang menjadi
bumbu berbagai masakan Asia Tenggara dan dunia. Orang Jawamengenalnya sebagai brambang.
Bagian yang paling banyak dimanfaatkan adalah umbi, meskipun beberapa tradisi kuliner juga

menggunakan daun serta tangkai bunganya sebagai bumbu penyedap masakan. Tanaman ini
diduga berasal dari daerah Asia Tengah dan Asia Tenggara.

Bawang merah Brebes

Daftar isi
[sembunyikan]

1 Deskripsi

2 Manfaat

3 Rujukan

4 Pranala luar

5 Lihat pula

Deskripsi[sunting | sunting sumber]


Bunga bawang merah merupakan bunga majemuk berbentuk tandan yang bertangkai dengan 50200 kuntum bunga. Pada ujung dan pangkal tangkai mengecil dan dibagian tengah menggembung,
bentuknya seperti pipa yang berlubang didalamnya. Tangkai tandan bunga ini sangat panjang, lebih
tinggi dari daunnya sendiri dan mencapai 30-50 cm. Bunga bawang merah termasuk bunga
sempurna yang tiap bunga terdapat benang sari dan kepala putik. Bakal buah sebenarnya terbentuk
dari 3 daun buah yang disebut carpel, yang membentuk tiga buah ruang dan dalam tiap ruang
tersebut terdapat 2 calon biji.Buah berbentuk bulat dengan ujung tumpul. Bentuk biji agak pipih. Biji
bawang merah dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara generatif.
Bawang merah mengandung vitamin C, kalium, serat, dan asam folat. Selain itu, bawang merah
juga mengandung kalsium dan zat besi. Bawang merah juga mengandung zat pengatur tumbuh
alami berupa hormon auksin dan giberelin. Kegunaan lain bawang merah adalah sebagai obat
tradisional, bawang merah dikenal sebagai obat karena mengandung efek antiseptik dan senyawa
alliin. Senyawa alliin oleh enzim alliinase selanjutnya diubah menjadi asam piruvat, amonia, dan
alliisin sebagai anti mikoba yang bersifat bakterisida.

Manfaat[sunting | sunting sumber]


Bawang goreng adalah bawang merah yang diiris tipis dan digoreng dengan minyak goreng yang
banyak. Pada umumnya, masakan Indonesia berupa soto dan sup menggunakan bawang goreng
sebagai penyedap sewaktu dihidangkan. Selain diolah menjadi bawang goreng, bawang merah
dapat juga dapat bermanfaat sebagai obat yaitu untuk mengobati maag, masuk angin, menurunkan
kadar gula dalam darah, menurunkan kolesterol, sebagai obat kencing manis / diabetes melitus,
memperlancar pernafasan dan memperlancar aliran darah karena bawang merah dapat
menghambat penimbunan trombositdan meningkatkan aktifitas fibrinotik. [1]

Sirih
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa

Sirih

Selembar daun sirih

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan:

Plantae

(tidak termasuk) Magnoliidae


Ordo:

Piperales

Famili:

Piperaceae

Genus:

Piper

Spesies:

P. betle

Nama binomial
Piper betle
L.

Sirih merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh merambat atau bersandar pada batang
pohon lain[1]. Sebagai budaya daun dan buahnya biasa dimakan dengan cara mengunyah
bersama gambir, pinang dan kapur. Namun mengunyah sirih telah dikaitkan dengan penyakit kanker
mulut dan pembentukan squamous cell carcinoma yang bersifat malignan.
Sirih digunakan sebagai tanaman obat (fitofarmaka); sangat berperan dalam kehidupan dan
berbagai upacara adat rumpun Melayu.
Daftar isi
[sembunyikan]

1 Ciri-ciri batang, daun, dan bunga/buah

2 Kandungan dan manfaat


o

2.1 Kegunaan

2.2 Pemakaian luar

3 Pranala luar

4 Referensi

Ciri-ciri batang, daun, dan bunga/buah[sunting | sunting sumber]


Tanaman merambat ini bisa mencapai tinggi 15 m. Batang sirih berwarna coklat
kehijauan,berbentuk bulat, beruas dan merupakan tempat keluarnya akar. Daunnya yang tunggal
berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai, dan mengeluarkan bau
yang sedap bila diremas. Panjangnya sekitar 5 - 8 cm dan lebar 2 - 5 cm. Bunganya majemuk
berbentuk bulir dan terdapat daun pelindung 1 mm berbentuk bulat panjang. Pada bulir jantan
panjangnya sekitar 1,5 - 3 cm dan terdapat dua benang sari yang pendek sedang pada bulir betina

panjangnya sekitar 1,5 - 6 cm dimana terdapat kepala putik tiga sampai lima buah berwarna putih
dan hijau kekuningan. Buahnya buah buni berbentuk bulat berwarna hijau keabu-abuan. Akarnya
tunggang, bulat dan berwarna coklat kekuningan.

Daun Sirih

Kandungan dan manfaat[sunting | sunting sumber]


Minyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak terbang (betIephenol), seskuiterpen, pati, diatase,
gula dan zat samak dan kavikol yang memiliki daya mematikan kuman, antioksidasi dan fungisida,
anti jamur. Sirih berkhasiat menghilangkan bau badan yang ditimbulkan bakteri dan cendawan.
Daun sirih juga bersifat menahan perdarahan, menyembuhkan luka pada kulit, dan gangguan
saluran pencernaan. Selain itu juga bersifat mengerutkan, mengeluarkan dahak, meluruhkan ludah,
hemostatik, dan menghentikan perdarahan. Biasanya untuk obat hidung berdarah, dipakai 2 lembar
daun segar Piper betle, dicuci, digulung kemudian dimasukkan ke dalam lubang hidung. Selain itu,
kandungan bahan aktif fenol dan kavikol daun sirih hutan juga dapat dimanfaatkan
sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan hama penghisap[2]

Kegunaan[sunting | sunting sumber]


1. Batuk
2. Sariawan
3. Bronchitis
4. Jerawat
5. Keputihan
6. Sakit gigi karena berlubang
7. Demam berdarah

8. Bau mulut
9. Haid tidak teratur
10. Asma
11. Radang tenggorokan (daun dan minyaknya)
12. Gusi bengkak (getahnya)
13. Membersihkan Mata
14. Bau ketiak

Pemakaian luar[sunting | sunting sumber]


1. Eksim
2. Luka bakar
3. Koreng (pyodermi)
4. Kurap kaki
5. Bisul
6. Mimisan
7. Sakit mata
8. Perdarahan gusi
9. Mengurangi produksi ASI yang berlebihan
10. Menghilangkan gatal

Anda mungkin juga menyukai