1 2
PEMBUKAAN BAB I
KETENTUAN UMUM
Kami, istri Pegawai Aparatur Sipil Negara
(ASN), menyadari sepenuhnya sebagai Pasal 1
bagian dari komponen bangsa Indonesia,
berkewajiban untuk menyukseskan tujuan Dalam Anggaran Rumah Tangga ini
nasional yaitu muwujudkan masyarakat adil (selanjutnya disingkat ART), yang dimaksud
dan makmur secara merata serta dengan
berkeseimbangan antara material dan
spiritual.
1
Kewajiban tersebut akan berhasil jika para (1 ) Anggaran Dasar (selanjutnya disingkat
istri pegawai ASN mau dan mampu AD) adalah AD sebagaimana ditetapkan
meningkatkan kualitas sumber daya yang da-lam Musyawarah Nasional III
dimiliki dalam menghadapi tuntutan dan (selanjutnya di singkat Munas) Dharma
tantangan serta perubahan diberbagai Wanita Persatuan Nomor KEP 01/MN III
bidang kehidupan di Negara kita maupun DWP/XII/2014, tanggal 11 Desember
dalam menghadapi era globalisasi Abad XXI. 2014
5
(6) Unsur pelaksana adalah satuan
organisasi Dharma Wanita Persatuan
(DWP) yang menyelenggarakan fungsi
sebagai pelaksana kebijakan dan
ketentuan yang ditetapkan oleh
pemimpin organisasi satu tingkat di
atasnya.
6
BAB I
NAMA, WAKTU, SIFAT, DAN KEDUDUKAN
ORGANISASI
Pasal 1
Pasal 2
7
Pasal 3
Pasal 4
Organisasi Dharma Wanita persatuan
berpusat di ibu kota Negara Republik
Indonesia
8
BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 5
Asas organisasi Dharma Wanita Persatuan
adalah Pancasila
Pasal 6
Tujuan organisasi Dharma Wanita
Persatuan adalah terwujudnya
kesejahteraan anggota dan keluarganya
pada khususnya serta masyarakat pada
umumnya melalui peningkatan kualitas
sumber daya anggota, untuk mendukung
tercapainya tujuan nasional berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
9
BAB III
TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Pasal 7
Tugas pokok Dharma Wanita Persatuan
adalah
(a) melakukan pembinaan mental dan
spiritual anggota agar menjadi manusia
yang bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berkepribadian, serta berbudi
pekerti yang luhur,
BAB IV
PENAMAAN DAN PENGGABUNGAN
ORGANISASI
Pasal 12
Pasal 13
BAB V
PENGGANTIAN PENGURUS
ANTARWAKTU, PERTANGGUNGJAWABAN,
PENGESAHAN, DAN SERAH TERIMA
Bagian Kesatu
Penggantian Pengurus Antarwaktu
Pasal 14
Pasal 14
Bagian Kedua
Pertanggungjawaban
Pasal 15
Bagian Ketiga
Pengesahan dan Serah Terima
17
Pasal 16
Pasal 17
BAB IV BAB II
KEANGGOTAAN KEANGGOTAAN
22
(2) Keanggotaan Dharma Wanita Persatuan (2) Anggota luar biasa adalah
terdiri dari (a) istri Menteri;
(a) anggota biasa; (b) istri Gubernur dan istri Wakil
(b) anggota luar biasa; Gubernur;
(c) anggota kehormatan. (c) istri Bupati dan istri Walikota; istri
Wakil Bupati dan istri Wakil Walikota;
(d) istri pemimpin BUMN dan BUMD
yang belum berstatus persero ;
(e) istri pemimpin BUMN dan BUMD
yang sudah berstatus persero;
(f) istri pemimpin PTNBH;
(g) ASN perempuan dan pensiunan ASN
perempuan yang menyatakan dirinya
bersedia menjadi anggota.
23
(3) Anggota kehormatan adalah
(a) istri Ketua MA;
(b) istri Ketua MPR;
(c) istri Ketua DPR;
(d) istri Ketua DPD;
(e) istri Ketua BPK;
(e) Istri Ketua MK;
(f) Istri Ketua KY;
(g) Istri pemimpin Lembaga
Nonstruktural
24
(5) Keanggotaan di luar ketentuan
sebagaimana tercantum pada Pasal 2
Ayat (1), Ayat (2), Ayat (3)
dan Ayat (4) ditetapkan oleh Ketua
Umum DWP melalui Keputusan.
Pasal 3
25
(3) Anggota kehormatan mempunyai hak
(a) memberikan pendapat dan saran;
(b) memperoleh manfaat dari organisasi.
Pasal 4
Pasal 10
Susunan Organisasi Dharma Wanita
Persatuan terdiri dari
(a) DWP Pusat;
(b) DWP Instansi Pemerintah Pusat;
(c) DWP Provinsi;
(d) DWP Kabupaten/DWP Kota;
(e) DWP Kecamatan/nama lain yang
sederajat;
(f) DWP Kelurahan/nama lain yang
sederajat.
27
Bagian Kedua
Unsur Pelaksana
Pasal 11
(1) Unsur pelaksana DWP Pusat adalah
(a) DWP Instansi Pemerintah Pusat
(b) DWP Provinsi
28
(4) Unsur pelaksana DWP Provinsi adalah
(a) DWP Instansi Vertikal Pemerintah
Pusat di Provinsi;
(b) DWP Instansi Pemerintah Provinsi;
(c) DWP Kabupaten/DWP Kota.
29
(d) DWP Kecamatan atau nama lain yang
sederajat.
(2) Ketua umum dipilih oleh unsur (2) Ketua umum dipilih oleh unsur
pelaksana DWP Pusat dari calon yang pelaksana DWP Pusat dari calon yang
diusulkan oleh unsur pelaksana DWP diusulkan oleh unsur pelaksana DWP
Pusat dan calon dari Pengurus DWP Pusat dan calon dari pengurus DWP
Pusat yang ditetapkan dalam Munas; Pusat yang ditetapkan dalam Munas.
31
(3) Pengurus Dharma Wanita Persatuan (3) Pengurus DWP Pusat sebagaimana
Pusat sebagaimana dimaksud Ayat (1) dimaksud dalam Pasal 7 Ayat (1) Huruf
Huruf (b), Huruf (c), Huruf (d) dan Huruf (b), Huruf (c), Huruf (d), dan Huruf (e)
(e) dipilih dari pengurus Dharma Wanita dipilih dari pengurus DWP Instansi
Persatuan Instansi Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat dan ditetapkan oleh
dan ditetapkan oleh ketua umum. ketua umum.
(5) Ketua bidang sebagaimana dimaksud (5) Pengurus bagian sebagaimana dimaksud
dalam Ayat (1) Huruf d Pasal 13 ini dalam Pasal 7 Ayat (4) Huruf (a), Huruf
terdiri dari (b), Huruf (c),
(a) Ketua Bidang Pendidikan, dan Huruf (d) terdiri dari
(b) Ketua Bidang Ekonomi, dan (a) kepala bagian;
32
(c) Ketua Bidang Sosial Budaya. (b) anggota
33
Pasal 14 Pasal 8
Tugas dan wewenang pengurus Dharma
Wanita Persatuan Pusat adalah (1) Tugas dan wewenang pengurus DWP
(a) menetapkan kebijakan umum organisasi Pusat adalah
sesuai dengan anggaran dasar, anggaran (a) menetapkan kebijakan umum
rumah tangga, Keputusan Musyawarah organisasi pada tingkat nasional,
Nasional dan Keputusan Rapat Kerja sesuai dengan AD, ART, Keputusan
Nasional; Munas, dan hasil Rapat Kerja Nasional
(b) mengesahkan organisasi Dharma Wanita (selanjutnya disingkat Rakernas);
Persatuan Instansi Pemerintah Pusat
dan Dharma Wanita Persatuan Provinsi; (b) memantau dan mengevaluasi
(c) mengesahkan Ketua Dharma Wanita pelaksanaan kebijakan umum yang
Persatuan Instansi Pemerintah Pusat telah ditetapkan dan dilaksanakan oleh
dan Ketua Dharma Wanita Persatuan unsur pelaksana DWP;
Provinsi;
(d) mengesahkan pengurus Dharma Wanita (c) melakukan pembinaan organisasi
Persatuan Instansi Pemerintah Pusat dalam bentuk, antara lain, Petunjuk
dan pengurus Dharma Wanita Persatuan Pelaksanaan Tata Kerja, dan Petunjuk
Provinsi; Pelaksanaan Program Kerja.
(e) melakukan perbuatan hukum untuk dan 34
Bagian Kedua Bagian Kedua
Pengurus, Tugas, dan Wewenang Unsur
Pengurus Dharma Wanita Persatuan Pelaksana DWP
Instansi Pemerintah Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota, Kecamatan/Nama Lain Pasal 9
yang Sederajat, Kelurahan, Desa/Nama Lain
yang Sederajat. (1) Pengurus DWP Instansi Pemerintah
Pusat, DWP Provinsi, DWP Kabupaten/
Pasal 15 DWP Kota, DWP Kecamatan, atau nama lain
yang sederajat, dan DWP Kelurahan, atau
(1) Pengurus DWP Instansi Pemerintah nama lain yang sederajat, terdiri
Pusat, DWP Provinsi, DWP (a) ketua;
Kabupaten/DWP Kota, DWP (b) wakil ketua;
Kecamatan/nama lain yang sederajat , (c) sekretaris;
DWP Kelurahan/nama lain yang (d) bendahara;
sederajat terdiri dari (e) ketua bidang;
(a) ketua, (f) anggota bidang
(b) wakil ketua,
(c) sekretaris,
35
(d) bendahara, (2) Pengurus sebagaimana dimaksud dalam
(e) ketua bidang dan anggota bidang Pasal 9 Ayat (1), Huruf (c), dan Huruf
(d) ini dapat ditambah seorang atau
lebih wakil sesuai dengan keperluan.
38
(8) Ketua bidang mempunyai tugas dan
wewenang melaksanakan kegiatan
teknis operasional bidang masing-
masing serta melaporkan pelaksanaan
tugasnya kepada ketua.
39
(3) Ketua DWP Provinsi dicalonkan dan (2) Ketua DWP Provinsi dipilih oleh
dipilih dari utusan unsur pelaksana DWP anggota dalam Musyawarah Provinsi
Provinsi dan dari pengurus DWP Provinsi (Musprov) dari pengurus DWP Provinsi
yang mempunyai integritas, kapabilitas dan dari utusan pengurus unsur
dan aksepbilitas untuk kemajuan dan pelaksana DWP Provinsi.
kelangsungan organisasi oleh anggota
dalam Musyawarah Provinsi
(4) Ketua DWP Kabupaten/DWP Kota (3) Ketua DWP Kabupaten/Kota dipilih oleh
dicalonkan dan dipilih dari utusan unsur anggota dalam Musyawarah Kabupaten
pelaksana DWP Kabupaten/DWP Kota (Muskab) atau Musyawarah Kota
dan dari pengurus DWP (Muskot) dari pengurus DWP
Kabupaten/DWP Kota yang mempunyai Kabupaten/Kota dan dari utusan
integritas, kapabilitas dan aksepbilitas pengurus unsur pelaksana DWP
untuk kemajuan dan kelangsungan Kabupaten/Kota.
organisasi oleh anggota dalam
musyawarah Kabupaten/Kota.
40
(4) Ketua DWP Kecamatan atau nama lain (4) Ketua DWP Kecamatan, atau nama lain
yang sederajat dicalonkan dan dipilih yang sederajat, dipilih oleh anggota
dari anggota/pengurus DWP Kecamatan dalam rapat anggota.
yang mempunyai integritas, kapabilitas
dan aksepbilitas untuk kemajuan dan
kelangsungan organisasi oleh anggota
dalam rapat anggota.
(5) Ketua DWP Kelurahan, atau nama lain (5) Ketua DWP Kelurahan, atau nama lain
yang sederajat dicalonkan dan dipilih yang sederajat, dipilih oleh anggota
dari anggota/pengurus DWP Kelurahan dalam rapat anggota.
yang mempunyai integritas, kapabilitas
dan aksepbilitas untuk kemajuan dan
kelangsungan organisasi oleh anggota
dalam rapat anggota.
41
Pasal 16 (6) Ketua unsur pelaksana pada DWP
Tugas Pengurus DWP Instansi Pemerintah Instansi Pemerintah Pusat, DWP
Pusat, DWP Provinsi, DWP Kabupaten/ DWP Provinsi, DWP Kabupaten/DWP Kota,
Kota, DWP Kecamatan/nama lain yang DWP Kecamatan, atau nama lain yang
sederajat, dan DWP Kelurahan/nama lain sederajat, dipilih dalam rapat anggota.
yang sederajat adalah
(a) menetapkan kebijakan organisasi pada (7) Anggota pengurus lainnya ditetapkan
lingkungan masing-masing, sesuai oleh ketua.
dengan anggaran dasar, anggaran
rumah tangga, Keputusan Musyawarah
Nasional dan kebijaksanaan pemimpin
organisasi satu tingkat diatasnya;
(b) mengesahkan organisasi, mengesahkan
ketua DWP dan mengesahkan pengurus
DWP satu tingkat di bawahnya;
42
(c) menetapkan dan melaksanakan
program kerja dan kegiatan sesuai
dengan situasi dan kondisi
(d) mengevaluasi dan melaporkan
pelaksanaan dan hasil program kerja
kepada pengurus DWP satu tingkat di
atasnya;
Pasal 17
(1) Masa bakti Ketua Umum adalah lima
tahun, dari munas ke munas.
(2) Masa bakti Ketua Umum sebagaimana
dimaksud Ayat (1) Pasal 17 ini
sebanyak-banyaknya dua kali masa
bakti.
43
(3) Masa bakti pengurus pada semua
tingkat kepengurusan adalah lima tahun,
dari munas ke munas
(4) Jika dalam kurun waktu masa bakti
Ketua Umum berhalangan tetap,
dilakukan penggantian Ketua Umum
antarwaktu yang dipilih dari salah satu
Ketua melalui rapat pengurus DWP
Pusat dengan persetujuan tertulis dari
Ketua Unsur Pelaksana DWP Pusat.
(5) jika dalam kurun waktu masa bakti
pengurus sebagaimana dimaksud dalam
Ayat (3) Pasal 17 ini, karena satu dan
lain hal tidak dapat melaksanakan
tugasnya, dilakukan penggantian
pengurus antarwaktu.
44
Bagian Ketiga
Wilayah Kerja
Pasal 18
(1) Wilayah kerja pengurus DWP Pusat
meliputi seluruh wilayah Negara
Republik Indonesia.
46
BAB VII BAB VI
PELINDUNG, PENASIHAT UTAMA, DEWAN DEWAN KEHORMATAN,
KEHORMATAN, DEWAN PENASIHAT, DAN DEWAN PENASIHAT DAN PENASIHAT
PENASIHAT
Bagian Kesatu
Bagian Kesatu Dewan Kehormatan
Pasal 19 Pasal 18
(1) Presiden dan Wakil Presiden Republik
Indonesia adalah Pelindung DWP Dewan Kehormatan DWP adalah mantan
Ketua Umum Dharma Wanita dan mantan
Ketua Umum DWP
Pasal 19
47
(1) Dewan Penasihat DWP Pusat terdiri dari
istri Ketua MA, istri Ketua MPR, istri
Ketua DPR, isteri Ketua DPD, istri Ketua
BPK, istri Ketua MK, istri Ketua KY, istri
Menteri dan istri pemimpin Lembaga
Nonstruktural
48
Bagian Kedua
Pasal 20
Mantan Ketua Umum Dharma Wanita dan
Mantan Ketua Umum Dharma Wanita
Persatuan adalah Dewan Kehormatan.
51
Bagian Ketiga (3) Istri Ketua MA, Istri Ketua MPR, istri
Penasihat Ketua DPR, istri Ketua DPD, istri Ketua
BPK, isteri Ketua MK, istri Ketua KY, istri
Pasal 22 Menteri, istri pemimpin Lembaga
(1) Ketua MPR, Ketua DPR, Ketua BPK, Ketua Nonstruktural, istri pimpinan BUMN
MA, Ketua DPD, menteri, ketua/kepala dan BUMD yang belum berstatus
lembaga pemerintah nonkementerian, persero dan yang sudah berstatus
kepala perwakilan Republik Indonesia di persero, istri Gubernur, isteri Wakil
luar negeri, Sekretaris Jenderal MPR, Gubernur, istri Bupati/istri Walikota,
Sekretaris Jenderal DPR, Sekretaris dan istri Wakil Bupati/istri Wakil
Jenderal BPK, Sekretaris Jenderal MA, Walikota adalah Penasihat DWP
gubernur, wakil Instansi Pemerintah yang bersangkutan.
gubernur, bupati/walikota, wakil
bupati/wakil walikota, camat, lurah,
pemimpin BUMN dan pemimpin BUMD
yang belum dan yang sudah berstatus
persero serta Pemimpin Perguruan
Tinggi Negara Badan Hukum (PTNBH)
52
adalah Penasihat DWP instansi
pemerintah yang bersangkutan.
(2) Sekretaris Daerah Provinsi dan Sekretaris (2) Sekretaris Daerah Provinsi, Sekretaris
Daerah Kabupaten/Kota masing-masing Daerah Kabupaten/Kota selain
adalah Penasihat DWP Provinsi dan DWP menjadi Penasihat DWP Sekretariat
Kabupaten/Kota juga merupakan Daerah masing-masing; juga
Penasihat DWP Sekretariat Daerah yang merupakan Penasihat DWP Provinsi,
bersangkutan. dan Penasihat DWP Kabupaten/Kota
yang bersangkutan.
53
(3) Istri Ketua MPR, istri Ketua DPR, istri
Ketua DPD, istri Ketua BPK, istri Ketua (5) Istri Wakil Menteri yang tidak menjadi
MA, istri menteri, istri gubernur, istri Ketua adalah Penasihat DWP Instansi
wakil gubernur, istri bupati/istri walikota, Pemerintah yang bersangkutan.
dan istri wakil bupati/istri wakil walikota,
adalah Penasihat DWP instansi
pemerintah yang bersangkutan.
(4) Pemimpin unit kerja, instansi pemerintah (4) Pemimpin unit kerja pada Instansi
pusat, provinsi, kabupaten/kota, Pemerintan Pusat, Provinsi,
kecamatan atau nama lain yang Kabupaten/Kota, Kecamatan atau nama
sederajat dan kelurahan, atau nama lain lain yang sederajat, dan Kelurahan atau
yang sederajat, adalah penasihat DWP nama lain yang sederajat, adalah
instansi pemerintah yang bersangkutan. Penasihat DWP Instansi Pemerintah
yang bersangkutan.
54
Tugas dan Tanggung Jawab Penasihat
Pasal 23
Penasihat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 22 mempunyai tugas dan tanggung
jawab
(a) mengayomi serta memberi saran dan
pertimbangan untuk kemajuan
organisasi;
(b) memberi masukan dan arahan pada
program organisasi;
(c) berperan serta dalam membangun citra
organisasi yang positif.
55
BAB VIII BAB VII
MUSYAWARAH DAN RAPAT MUSYAWARAH, RAPAT, KUORUM, DAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 24
(1) Musyawarah Dharma Wanita Persatuan Bagian Kesatu
diselenggarakan pada tingkat nasional Musyawarah Nasional
dan daerah.
(2) Musyawarah Nasional adalah forum Pasal 21
tertinggi organisasi yang berwenang
(a) menetapkan dan/atau mengubah (1) Munas diselenggarakan oleh pengurus
anggaran dasar, DWP Pusat.
(b) menetapkan program kerja,
(c) mengevaluasi laporan pertanggung (2) Untuk menyelenggarakan Munas,
jawaban ketua umum, Ketua Umum DWP menetapkan
(d) memilih dan menetapkan ketua panitia Munas, yang dibentuk
umum, dan selambat-lambatnya tiga bulan
(e) menetapkan keputusan lainnya. sebelum Munas.
56
(3) Musyawarah Nasional sebagaimana (3) Peserta Munas adalah
dimaksud dalam Ayat (1) Pasal 23 ini (a) pengurus DWP Pusat;
dilaksanakan dalam lima tahun sekali. (b) utusan DWP Instansi Pemerintah
Pusat;
(c) utusan DWP Provinsi.
57
(4) Musyawarah Daerah terdiri dari Bagian Kedua
(a) musyawarah provinsi dan Musyawarah Daerah
(b) musyawarah kabupaten/kota Pasal 22
58
(3) Peserta Muskab/Muskot adalah
(a) pengurus DWP Kabupaten/Kota;
(b) utusan DWP Instansi Pemerintah
Kabupaten/ Kota;
(c) utusan DWP Kecamatan atau nama
lain yang sederajat.
59
(5) Musyawarah Daerah berkewajiban
menyampaikan hasil Musyawarah
Nasional dan berwenang untuk
(a) menetapkan program kerja;
(b) mengevaluasi laporan
pertanggungjawaban Ketua DWP
yang bersangkutan;
(c) memilih dan menetapkan Ketua DWP
Provinsi/DWP Kabupaten/DWP Kota;
(d) menetapkan keputusan lainnya.
62
(d) memilih dan menetapkan ketua DWP (3) Penentuan perwakilan dan utusan
instansi pemerintah provinsi dan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24
ketua DWP instansi pemerintah Ayat (2) ini ditentukan lebih lanjut oleh
kabupaten/kota; masing-masing pengurus DWP yang
(e) menetapkan keputusan lainnya. bersangkutan.
Bagian Keempat
Kuorum
Bagian Kelima
Pengambilan Keputusan
Pasal 29
Pasal 26 Pasal 30
(1) Atribut Dharma Wanita Persatuan terdiri (1) Atribut DWP meliputi lambang,
dari lambang, vandel, bendera olah raga, vandel, bendera olah raga, papan
papan nama, lencana, himne, mars, dan nama, lencana, himne, mars dan
pakaian seragam. pakaian seragam.
69
(2) Ketentuan tentang atribut sebagaimana (2) Jenis, bentuk, ukuran, warna, model,
dimaksud dalam Ayat (1) Pasal 26 ini, dan cara penggunaan atribut
diatur lebih lanjut dalam anggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal
rumah tangga. 30 Ayat (1) ini diatur lebih lanjut oleh
pengurus DWP Pusat.
70
BAB X BAB IX
KEUANGAN KEUANGAN
Pasal 27 Pasal 31
(1) Keuangan organisasi DWP diperoleh dari
(a) iuran anggota, (1) Keuangan organisasi DWP diperoleh
(b) bantuan pemerintah, dari
(c) sumbangan lain yang tidak mengikat (a) iuran anggota;
dan (b) bantuan pemerintah;
(d) usaha lain yang sah. (c) sumbangan lain yang tidak mengikat;
(d) usaha lain yang sah.
(2) Keuangan organisasi DWP diverifikasi (2) Besar iuran anggota, pembagian, dan
setiap tahun. pertanggungjawaban keuangan iuran
diatur berdasarkan tata cara yang
ditetapkan oleh Pengurus DWP Pusat.
71
BAB XI
PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 28
(1) Pembubaran organisasi DWP ditetapkan
dengan Keputusan Musyawarah Nasional
Luar Biasa yang secara khusus
diselenggarakan untuk itu setelah
Pemimpin DWP Pusat melakukan
konsultasi dengan Pelindung, Penasihat
Utama, Dewan Kehormatan dan Dewan
Penasihat serta memperhatikan usul dari
Ketua Unsur Pelaksana DWP Pusat.
73
BAB XII
TINDAK LANJUT MUSYAWARAH NASIONAL
Pasal 29
(1) Pengurus pada semua tingkatan telah
melaksanakan rapat anggota,
musyawarah provinsi dan musyawarah
kabupaten/kota paling lama tiga bulan
sejak putusan Musyawarah Nasional
ditetapkan.
74
(3) Kepengurusan yang belum sempat
melaksanakan serah terima jabatan pada
akhir tahun berjalan tetap harus
membuat dan mengesahkan program
kerja satu tahun kedepan terhitung
tanggal 1 Januari s.d. 31 Desember.
BAB X
TATA KERJA
Pasal 32
Pasal 30 Pasal 33
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam (1) Perubahan ART DWP ini dapat
anggaran dasar ini akan diatur lebih dilakukan oleh Pengurus DWP Pusat jika
lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga terdapat hal-hal yang dipandang perlu
Dharma Wanita Persatuan. atau perkembangan keadaan yang
mempengaruhi organisasi DWP.
76
(2) Anggaran rumah tangga sebagaimana (2) Jika suatu ketentuan dalam AD dan
dimaksud pada Ayat (1) Pasal 29 ini ART tidak jelas atau menimbulkan
ditetapkan oleh pengurus Dharma perbedaan tafsiran, penyelesaiannya
Wanita Persatuan Pusat. diputuskan oleh pengurus DWP Pusat.
Pasal 31 Pasal 34
(1) Dengan penyempurnaan Anggaran Dasar
Dharma Wanita Persatuan ini, Anggaran ART ini mulai berlaku sejak tanggal
Dasar Hasil Munas II Tahun 2009 ditetapkan.
dinyatakan tidak berlaku lagi.
77
(2) Anggaran dasar hasil penyempurnaan
Munas III Dharma Wanita Persatuan
mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
78