Anda di halaman 1dari 21

COMPRESI TESTER

Compression tester atau alat tes kompresi merupakan salah satu dari macam-
macam alat ukur yang sering digunakan saat servis kendaraan.

Compression tester berfungsi untuk mengetahui besarnya tekanan kompresi


pada tiap silinder di mesin.

Alat ini sering sekali digunakan oleh mekanik saat melakukan servis kendaraan
atau saat melakukan diagnosa masalah mesin ketika tenaga yang dihasilkan
mesin kurang optimal.

Compression tester yang digunakan untuk mengukur tekanan kompresi pada


mesin bensin dan mesin diesel berbeda jenisnya.

Pada compression tester dilengkapi dengan manometer yang berfungsi untuk


mengetahui berapa besar tekanan kompresi pada silinder saat dilakukan tes
tekanan kompresi.

Didalam manometer terdapat jarum penunjuk dan skala ukuran. Skala ukuran
pada manometer memiliki beberapa skala ukuran misalnya satuan tekanan
dalam Psi, bar, kPa atau kg/cm2.
Prosedur penggunaan compression tester untuk mengukur tekanan kompresi
pada silinder :

1. Lepas kabel tegangan tinggi busi dan kabel tegangan tinggi koil.
2. Hubungkan kabel tegangan tinggi koil ke massa. Hal tersebut
untuk menghindari agar tegangan tinggi yang dihasilkan oleh koil
pengapian tidak mengalir ke tubuh kita.
3. Lepas semua busi yang ada pada tiap silinder (untuk mesin yang
memiliki beberapa silinder).
4. Masukkan ujung selang dari compression tester ke lubang busi.
5. Buka katup gas penuh.
6. Starter mesin kurang lebih 10 sampai 15 detik.
7. Baca tekanan kompresi pada manometer alat ukur.
8. Bandingkan tekanan kompresi hasil pengukuran dengan tekanan
kompresi spesifikasi.
9. Lakukan pengukuran tekanan kompresi pada semua silinder
mesin.
10. Setelah selasai melakukan tes kompresi, lepas compression tester
dan hilangkan tekanan pada compression tester dengan menekan
tombol (pressure release button) untuk menghilangkan tekanan.
11. Setelah itu, pasang kembali busi, kabel tegangan busi dan kabel
tegangan tinggi koil dengan benar.
Jika disaat melakukan tekanan kompresi ternyata tekanan kompresi kurang
dari nilai spesifikasinya maka carilah penyebab terjadninya kebocoran
kompresi tersebut.

Kobocoran kompresi dapat disebabkan karena katup-katup yang tidak rapat,


paking kepala silinder yang telah rusak, ring piston patah, terdapat goresan
pada dinding silinder dan lain sebagainya.

Jika telah ditemukan penyebab kebocoran kompresi maka segera lakukan


langkah perbaikan, setelah diperbaik lakukan pengetesan kompresi sekali lagi
untuk memastikan tekanan kompresi mesin sesuai dengan nilai spesifikasinya
Dial bore Gauge
Untuk mengukur diameter silinder pada mesin dengan ukuran yang tepat dan
presisi maka membutuhkan peralatan yang tepat dan dengan ketelitian yang
tinggi maka digunakanlah alat ukur mekanik yaitu Cylinder Bore Gauge atau
disingkat dengan CBG. Alat ukur Cylinder Bore Gauge tidak dapat digunakan
sendiri melainkan membutuhkan alat ukur lainnya yaitu jangka sorong dan
micrometer luar.

Cylinder Bore Gauge merupakan alat ukur mekanik yang memiliki tingkat
ketelitian 0,01 mm atau satu setrip pada dial gauge nilainya sama dengan 0,01
mm sehingga bila jarum pointer bergerak satu putaran maka nilainya 1 mm.

Cylinder bore gauge sendiri terdiri dari beberapa komponen yaitu dial gauge,
dial gauge securing position, grip, replecement rod, replecement washer,
replecement rod securing thread dan measuring point.

Untuk mendapatkan hasil ukuran yang akurat maka ada beberapa hal yang
harus dilakukan sebelum melakukan pengukuran, antara lain :
1. Pastikan alat ukur yang digunakan bersih dari kotoran karena
kotoran yang menempel pada alat ukur akan mempengaruhi hasil
pembacaan ukurannya.
2. Pastikan juga bahan atau bidang yang akan diukur juga bebas dari
kotoran. Apabila bidang yang akan diukur ini kotor maka juga akan
mempengaruhi terhadap hasil pengukuran.
3. Pastikan alat ukur yang digunakan dalam kondisi baik dan selalu
lakukan set “0” pada alat ukur sebelum digunakan.
4. Keterampilan dalam menggunakan alat ukur.
5. Pembacaan hasil ukuran yang tepat.

Langkah-langkah pengukuran diameter silinder :

Ukur diameter silinder dengan jangka sorong


Langkah pertama yaitu melakukan pengukuran diameter silinder menggunakan
jangka sorong. Hasil pengukuran dengan jangka sorong ini nantinya digunakan
untuk menentukan pemilihan replecement rod dan washer pada alat Cylinder
Bore Gauge.

Cara menentukan replecement rod dan washer yang digunakan dapat


dilakukan dengan melihat hasil pengukuran dengan jangka sorong yaitu
dengan melihat hasil pengukuran di belakang koma, apakah lebih besar atau
lebih kecil dari 0,5 mm.

Contoh :
Bila hasil pengukuran diameter dalam silinder dengan jangka sorong diperoleh
hasil 72,30 mm, maka replecement rod yang digunakan adalah 70 mm dan
replecement washer yang digunakan adalah 2 mm
Bila hasil pengukuran diameter dalam silinder dengan jangka sorong diperoleh
hasil 72,70 mm, maka replecement rod yang digunakan adalah 70 mm dan
replecement washer yang digunakan adalah 3 mm

Set “0” Cylinder Bore Gauge


Cara melakukan set “0” pada alat ukur Cylinder Bore Gauge dapat dilakukan
dengan beberapa cara. Misal hasil pengukuran dengan jangka sorong yang
digunakan adalah 72,30 mm.

Cara pertama
Setting micrometer luar sesuai dengan ukuran replecement rod dan washer
yang digunakan yaitu 72 mm.
Letakkan replecement rod dan measuring point alat ukur Cylinder Bore Gauge
ke dalam micrometer luar kemudian set “0” (menempatkan jarum pointer ke
ukuran ‘”0”) alat ukur Cylinder Bore Gauge nya.

Cara Kedua
Setting micrometer luar sesuai dengan ukuran yang didapatkan dengan
jangka sorong yaitu pada ukuran 72,30mm.
Letakkan replecement rod dan measuring point alat ukur Cylinder Bore Gauge
ke dalam micrometer luar kemudian set “0” (menempatkan jarum pointer ke
ukuran ‘”0”) alat ukur Cylinder Bore Gauge nya.

Cara Ketiga
Tepatkan jarum pointer pada angka “0”.
Letakkan replecement rod dan measuring point alat ukur Cylinder Bore Gauge
ke dalam micrometer luar kemudian ukur jarak antara replecement rod dan
measuring pointnya.

Memasukkan Cylinder Bore Gauge pada silinder


Masukkan alat ukur Cylinder Bore Gauge secara diagonal ke dalam lubang
silinder. Gerak-gerakkan atau goyang-goyangkan Cylinder Bore Gauge sampai
didapatkan penyimpangan jarum pointer bergerak ke kanan paling jauh.

Perhatikan jarum pointer pada alat ukur Cylinder Bore Gauge apakah apakah
jarum pointer mengarah sebelum angka “0” atau mengarah sesudah angka “0”.
Bila jarum pointer mengarah sebelum angka “0” maka hasilnya ditambah dan
apabila jarum pointer mengarah sesudah angka “0” maka hasilnya dikurang.

Misal pada cara pertama :


Hasil setting micrometer luar adalah 72 mm. Bila jarum mengarah sebelum
angka “0” sebesar 0,3 mm maka hasilnya ditambah sehingga ukurannya
adalah 72 + 0,3 = 72,3 mm. Sedangkan bila jarum mengarah sesudah angka
“0” misal sebesar 0,1 mm maka hasilnya dikurangi sehingga ukurannya adalah
72 – 0,1 = 71,9 mm.
Misal pada cara kedua :
Hasil setting micrometer luar adalah 72,3 mm. Bila jarum mengarah sebelum
angka “0” sebesar 0,3 mm maka hasilnya ditambah sehingga ukurannya
adalah 72,3 + 0,3 = 72,6 mm. Sedangkan bila jarum mengarah sesudah angka
“0” misal sebesar 0,3 mm maka hasilnya dikurangi sehingga ukurannya adalah
72,3 – 0,3 = 72,0 mm.

Misal pada cara ketiga :


Hasil pengukuran jarak dari replecement rod dan washer dengan
menggunakan micrometer luar sebesar 72,6 mm. Bila jarum mengarah
sebelum angka “0” sebesar 0,1 mm maka hasilnya ditambah sehingga
ukurannya adalah 72,6 + 0,1 = 72,7 mm. Sedangkan bila jarum mengarah
sesudah angka “0” misal sebesar 0,3 mm maka hasilnya dikurangi sehingga
ukurannya adalah 72,6 – 0,3 = 72,3 mm.
Dial INDIKATOR
Alat ukur yang dipakai dalam dunia otomotif sangatlah banyak. Salah satu alat
ukur yang sering digunakan adalah dial indikator atau bisa disebut juga dial
test indikator. Dial indikator merupakan alat ukur yang memiliki tingkat
ketelitian yang kecil yaitu sebesar 0,01 mm. Dial indikator selalu digunakan
oleh alat penopang (supporting tool) yaitu sebuah stand yang memiliki magnet.
Magnetic stand ini berfungsi sebagai pemegang saat dial indikator digunakan
untuk mengukur komponen. Magnetic stand sendiri dapat diatur panjang
pendeknya, tinggi rendahnya dan kemiringannya.

Dial indikator berfungsi untuk mengukur run out atau keolengan poros,
kebengkokan poros, kerataan, end play dan back lash.

Untuk penggunaannya sendiri, dial indikator dikatakan mudah, tetapi tidak


sedikit orang yang belum dapat menggunakan dial indikato ini. Cara
penggunaannya sendiri antara lain:

1. Tempatkan dial indikator ke tempat yang rata dan terbuat dari bahan
logam, setelah itu aktifkan magnetic switchnya agar stand dapat menempel
dengan erat.
2. Atur posisi dial indikator agar spindle dapat menyentuh objek yang akan
diukur secara tegak lurus.
3. Tempelkan spindle pada objek sampai spindle tertekan sedikit, kemudian
set "0" dial indikatornya dengan memutar outer ringnya sehingga jarum
menunjuk ke angka "0".
4. Setelah itu, kunci outer ringnya dengan sekrup pengikat, hal ini dilakukan
agar outer ring tidak bergeser atau berputar.
5. Gerakkan benda kerja perlahan-lahan, sesuai apa yang hendak diukur.
6. Sambil diputar, baca penyimpangan terbesar pada jarum penunjuknya.
Catatan
 Pasang dial indikator dengan posisi spindle harus tegak lurus pada benda kerja,
jangan sampai miring.

 Baca hasil pengukuran secara lurus agar hasil yang dibaca tidak salah.
 Dial indikator harus dipasang dengan tepat pada standnya, jangan sampai
berputar atau jatuh.
 Ketika dial indikator telah diset "0", coba gerakkan spindle naik turun. Periksa
bahwa jarum penunjuk harus kembali ke angka "0".
 Jangan pernah memberikan oli pada spindle dan tangkainya karena dapat
menyebabkan gerakan spindle menjadi tidak lancar karena oli dan kotoran.
Pembacaan skala dial indikator
Pada alat ukur dial indikator ini memiliki 2 skala, yaitu skala dengan jarum
besar dan skala dengan jarum kecil. Skala dengan jarum besar memiliki tingkat
ketelitian untuk 1 strip nya senilai 0,01 mm. Pada skala dengan jarum besar
memiliki 100 strip jika berputar 1 putaran, sehingga jika jarum panjang berputar
1 putaran nilainya 1,00 mm. Untuk skala dengan jarum pendek, setiap 1 strip
nilainya 1,00 mm, sehingga jika jarum panjang berputar 1 putaran maka jarum
pendek bergerak 1 strip.

Contoh pengukuran dengan dial indikator


Jarum panjang bergerak sejauh 6 strip dan jarum pendek bergerak 2 strip
maka hasilnya?
 Skala jarum besar adalah 6 strip x 0,01 mm = 0,06 mm
 Skala jarum pendek adalah 2 strip x 1,00 mm = 2,00 mm
 Hasilnya adalah skala jarum panjang ditambah skala jarum pendek maka 0,06
mm + 2 mm = 2,06 mm
HYDROMETER
Alat ukur yang digunakan di bidang otomotif banyak sekali, salah satunya
adalah alat ukur hydrometer.

Hydrometer adalah suatu alat yang digunakan di bidang otomotif untuk


melakukan pengukuran berat jenis elektrolit pada baterai.

Komponen-komponen yang terdapat pada hydrometer terdiri dari dua bagian


utama yaitu bagian gelas kaca yang digunakan untuk menampung cairan
elektrolit dan satu lagi bagian pelampung yang berada di dalam gelas. Pada
pelampung ini terdapat skala ukuran berat jenis elektrolit. Untuk lebih jelasnya
perhatikan gambar di bawah ini :

Cara penggunaan hydrometer


Buka semua tutup sel baterai dan masukkan alat ukur hydrometer ke dalam
masing-masing sel baterai kemudian tekan pipet untuk menghisap elektrolit ke
dalam gelas kaca.

Setelah itu, periksa elektrolit yang masuk ke dalam tabung kaca hydrometer.
Pada gambar diatas, gambar paling kiri ( tanda O ) menunjukkan cara
pengukuran yang benar sedangkan gambar lainnya ( tanda X ) menunjukkan
cara pengukuran yang salah.

Setelah itu lakukan pembacaan pada skala yang berada pada pelampung
hydrometer.

Pembacaan pada hydrometer dilakukan secara tegak lurus, sejajar atau lurus
dengan mata. Jika pembacaan hydrometer tidak dilakukan secara sejajar maka
dapat mempengaruhi hasil pembacaan yang salah atau tidak valid. Untuk lebih
jelanya, perhatikan gambar di bawah ini :
Skala yang terdapat pada pelampung di dalam gelas hydrometer terdiri dari :
 Warna merah dengan skala antara 1.100 – 1.220
 Warna putih dengan skala antara 1.220 – 1.250
 Warna hijau dengan skala antara 1.250 – 1.300

Nilai standar berat jenis elektrolit adalah antara 1.250 – 1.280 pada temperatur
200C. Bila berat jenis menunjukkan skala 1.220 (pada warna merah) artinya
baterai kekurangan arus dan harus dilakukan pengisian.

Lakukan pengukuran berat jenis pada semua sel yang ada pada baterai.
RADIATOR TESTER
Salah satu macam-macam alat ukur yang sering digunakan saat servis
kendaraan ringan adalah radiator tester atau juga sering disebut dengan
radiator cup tester.

Radiator tester digunakan untuk mengetahui ada tidaknya kebocoran pada


sistem pendingin kendaraan. Selain itu alat ini dapat digunakan untuk
memeriksa kondisi dari tutup radiator.

Pada radiator tester dilengkapi dengan pompa yang berfungsi untuk


menghasilkan tekanan dan juga dilengkapi dengan manometer yang berfungsi
untuk mengetahui tekanan yang dihasilkan oleh pompa.

Cara menggunakan radiator tester

1. Memeriksa tutup radiator


Pemeriksaa tutup radiator dilakukan untuk mengetahui bukaan dari tutup
radiator. Pada tutup radiator terdapat dua buah katup yaitu katup tekan dan
katup vakum.
Ketika mesin panas maka suhu dan tekanan air radiator akan naik sehingga
bila tekanan telah melebihi tekanan spesifikasi yaitu antara 0,8 – 1,2 bar maka
katup tekan akan membuka dan sebagian air pada radiator akan disalurkan ke
reservoir tank. Jika tekanan air radiator tidak dijaga pada tekanan kerjanya
atau tekanan melebihi spesifikasinya maka air radiator akan cepat mendidih.

Ketika suhu mesin turun setelah mesin dimatikan maka lama kelamaan
tekanan air pendingin di dalam radiator juga akan mengecil sehingga akan
terjadi perbedaan tekanan antara tekanan di dalam radiator dengan tekanan di
luar radiator (tekanan atmosfer). Di dalam radiator akan terjadi kevakuman
karena tekanan kurang dari satu atmosfer sehingga akan membuka katup
vakum. Karena katup vakum terbuka, air pada reservoir tank akan kembali
mengisi radiator. Lama-kelamaan tekanan di dalam radiator akan sama
dengan tekanan atmosfer, ketika tekanan sama maka katup vakum akan
menutup kembali.

Pemeriksaan tutup radiator dengan menggunakan radiator tester dapat


dilakukan dengan cara :

1. Lepaskan tutup radiator dari radiator kendaraan.


2. Pilih adapter yang sesuai kemudian pasang radiator cup tester
pada tutup radiator.
3. Tekan pompa radiator cup tester sehingga tekanan melebihi
tekanan spesifikasi pada tutup radiator. Pada saat ini katup tekan akan
membuka.
4. Amati tekanan pada manometer alat ukur, apakah terjadi
penurunan tekanan atau tidak saat katup tekan terbuka.
5. Jika terjadi penurunan tekanan kemudian tekanan berhenti pada
tekanan spesifikasinya maka keadaan katup tekan baik, kemudian amati
kembali pada manometer, setelah tekanan pada batas spesifikasinya,
maka tekanan harus tetap tidak boleh turun, namun jika masih turun
maka hal tersebut menandakan adanya kebocoran pada tutup radiator.

2. Memeriksa kebocoran air pendingin


Pemeriksaan kebocoran air pendingin dilakukan untuk mengetahui apakah
terjadi kebocoran pada sistem pendingin di mesin atau tidak. Kebocoran air
pendingin dapat terjadi pada sambungan selang, sambungan pompa, water
jacket dan lain sebagianya.

Jika terjadi kebocoran air pendingin maka akan menyebabkan volume air
pendingin menjadi berkurang sehingga dapat menyebabkan terjadinya over
heating pada mesin karena sistem pendinginan yang tidak optimal.

Pemeriksaan kebocoran air pendingnin dapat dilakukan dengan cara :

1. Lepas tutup radiator.


2. Pasang radiator tester ke lubang tutup radiator.
3. Tekan pompa radiator sampai tekanan spesifikasi. Jangan
menekan pompa melebihi tekanan spesifikasi karena dapat merusak
sambungan-sambungan pada sistem pendingin, contohnya sambungan
selang.
4. Amati apakah terjadi kebocoran atau rembesan air pendingin pada
sambungan-sambungan di sistem pendingin.
5. Jika terjadi kebocoran segera lakukan langkah perbaikan.
TYRE PRESSURE GAUGE
Tyre pressure gauge merupakan salah satu dari sekian banyak alat ukur
pneumatic. Tyre pressure gauge atau alat pengukur tekanan ban berfungsi
untuk mengukur berapa besar tekanan udara di dalam ban kendaraan.

Alat ukur ini sangat dibutuhkan saat mekanik mengecek tekanan udara dalam
ban, tanpa alat ini besarnya tekanan udara di dalam ban tidak akan dapat
diukur.

Pengukuran tekanan udara dalam ban ini nantinya berfungsi untuk membantu
pemilik kendaraan atau mekanik untuk menentukan ban perlu ditambah udara
atau justru harus dikurangi karena kelebihan tekanan udara.

Tekanan udara di dalam ban yang kurang akan mengakibatkan banyak


masalah diantaranya adalah laju kendaraan menjadi berat, saat memutar
kemudi menjadi lebih berat, pemaiakan bahan bakar lebih boros, keuasan
pada permukaan ban tidak akan merata karena tread bagian luar dan dalam
ban akan lebih cepat aus dan lain sebagainya.

Sedangkan tekanan udara di dalam ban bila berlebihan akan mengakibatkan


banyak masalah juga diantaranya fungsi peredam getaran pada roda tidak
akan maksimal sehingga getaran akan sangat terasa jika kendaraan melewati
kendaraan yang tidak rata, bagian permukaan ban yang bersinggungan
dengan jalan akan lebih sedikit sehingga mudah terjadi slip, keausan akan
tidak merata karena bagian tengah permukaan ban akan lebih cepat aus dan
lain sebagainya.

Alat ukur tyre pressure gauge ada yang terpisah dengan pompa ban dan ada
yang menjadi satu dengan pompa ban. Tyre pressure gauge yang menjadi
satu dengan pompa ban lebih menguntungkan karena saat melakukan
pengisian udara di dalam ban, tekanan udara di dalam ban dapat langsung
terukur pada alat.
Pressure tyre gauge terdapat tiga tipe berdasarkan meter pengukurannya,
yaitu tipe mekanik, tipe analog dan tipe digital. Untuk lebih jelasnya perhatikan
gambar di bawah ini :

Pada tipe mekanik, ketika alat ini digunakan untuk mngukur tekanan udara
maka batang meter skala ukurannya akan keluar karena tekanan udara yang
diukur. Batang pada alat ini yang keluar akan menunjukkan seberapa besar
tekanan udara di dalam ban.

Pada tipe analog, ketika alat ini digunakan untuk mengukur tekanan ban, maka
besarnya tekanan udara yang diukur akan membuat jarum analog di mater
ukuran (manometer) bergerak. Gerakan jarum ini akan menunjukkan berapa
besar tekanan udara yang diukur tersebut.

Pada tipe digital, saat digunakan untuk mengukur tekanan, maka hasil bacaan
tekanan udara akan langsung di tampilkan didisplay digital. Tyre pressure
digital akan lebih mudah dalam melakukan pembacaan hasil pengukuran.

Cara penggunaan tyre pressure gauge :


1. Buka tutup pentil pada roda kendaraan.
2. Masukkan gagang bundar pada ujung alat tyre pressure gauge
pada pentil ban.
3. Baca hasil pengukuran pada meter ukuran di alat.

Anda mungkin juga menyukai