Compresi Tester
Compresi Tester
Compression tester atau alat tes kompresi merupakan salah satu dari macam-
macam alat ukur yang sering digunakan saat servis kendaraan.
Alat ini sering sekali digunakan oleh mekanik saat melakukan servis kendaraan
atau saat melakukan diagnosa masalah mesin ketika tenaga yang dihasilkan
mesin kurang optimal.
Didalam manometer terdapat jarum penunjuk dan skala ukuran. Skala ukuran
pada manometer memiliki beberapa skala ukuran misalnya satuan tekanan
dalam Psi, bar, kPa atau kg/cm2.
Prosedur penggunaan compression tester untuk mengukur tekanan kompresi
pada silinder :
1. Lepas kabel tegangan tinggi busi dan kabel tegangan tinggi koil.
2. Hubungkan kabel tegangan tinggi koil ke massa. Hal tersebut
untuk menghindari agar tegangan tinggi yang dihasilkan oleh koil
pengapian tidak mengalir ke tubuh kita.
3. Lepas semua busi yang ada pada tiap silinder (untuk mesin yang
memiliki beberapa silinder).
4. Masukkan ujung selang dari compression tester ke lubang busi.
5. Buka katup gas penuh.
6. Starter mesin kurang lebih 10 sampai 15 detik.
7. Baca tekanan kompresi pada manometer alat ukur.
8. Bandingkan tekanan kompresi hasil pengukuran dengan tekanan
kompresi spesifikasi.
9. Lakukan pengukuran tekanan kompresi pada semua silinder
mesin.
10. Setelah selasai melakukan tes kompresi, lepas compression tester
dan hilangkan tekanan pada compression tester dengan menekan
tombol (pressure release button) untuk menghilangkan tekanan.
11. Setelah itu, pasang kembali busi, kabel tegangan busi dan kabel
tegangan tinggi koil dengan benar.
Jika disaat melakukan tekanan kompresi ternyata tekanan kompresi kurang
dari nilai spesifikasinya maka carilah penyebab terjadninya kebocoran
kompresi tersebut.
Cylinder Bore Gauge merupakan alat ukur mekanik yang memiliki tingkat
ketelitian 0,01 mm atau satu setrip pada dial gauge nilainya sama dengan 0,01
mm sehingga bila jarum pointer bergerak satu putaran maka nilainya 1 mm.
Cylinder bore gauge sendiri terdiri dari beberapa komponen yaitu dial gauge,
dial gauge securing position, grip, replecement rod, replecement washer,
replecement rod securing thread dan measuring point.
Untuk mendapatkan hasil ukuran yang akurat maka ada beberapa hal yang
harus dilakukan sebelum melakukan pengukuran, antara lain :
1. Pastikan alat ukur yang digunakan bersih dari kotoran karena
kotoran yang menempel pada alat ukur akan mempengaruhi hasil
pembacaan ukurannya.
2. Pastikan juga bahan atau bidang yang akan diukur juga bebas dari
kotoran. Apabila bidang yang akan diukur ini kotor maka juga akan
mempengaruhi terhadap hasil pengukuran.
3. Pastikan alat ukur yang digunakan dalam kondisi baik dan selalu
lakukan set “0” pada alat ukur sebelum digunakan.
4. Keterampilan dalam menggunakan alat ukur.
5. Pembacaan hasil ukuran yang tepat.
Contoh :
Bila hasil pengukuran diameter dalam silinder dengan jangka sorong diperoleh
hasil 72,30 mm, maka replecement rod yang digunakan adalah 70 mm dan
replecement washer yang digunakan adalah 2 mm
Bila hasil pengukuran diameter dalam silinder dengan jangka sorong diperoleh
hasil 72,70 mm, maka replecement rod yang digunakan adalah 70 mm dan
replecement washer yang digunakan adalah 3 mm
Cara pertama
Setting micrometer luar sesuai dengan ukuran replecement rod dan washer
yang digunakan yaitu 72 mm.
Letakkan replecement rod dan measuring point alat ukur Cylinder Bore Gauge
ke dalam micrometer luar kemudian set “0” (menempatkan jarum pointer ke
ukuran ‘”0”) alat ukur Cylinder Bore Gauge nya.
Cara Kedua
Setting micrometer luar sesuai dengan ukuran yang didapatkan dengan
jangka sorong yaitu pada ukuran 72,30mm.
Letakkan replecement rod dan measuring point alat ukur Cylinder Bore Gauge
ke dalam micrometer luar kemudian set “0” (menempatkan jarum pointer ke
ukuran ‘”0”) alat ukur Cylinder Bore Gauge nya.
Cara Ketiga
Tepatkan jarum pointer pada angka “0”.
Letakkan replecement rod dan measuring point alat ukur Cylinder Bore Gauge
ke dalam micrometer luar kemudian ukur jarak antara replecement rod dan
measuring pointnya.
Perhatikan jarum pointer pada alat ukur Cylinder Bore Gauge apakah apakah
jarum pointer mengarah sebelum angka “0” atau mengarah sesudah angka “0”.
Bila jarum pointer mengarah sebelum angka “0” maka hasilnya ditambah dan
apabila jarum pointer mengarah sesudah angka “0” maka hasilnya dikurang.
Dial indikator berfungsi untuk mengukur run out atau keolengan poros,
kebengkokan poros, kerataan, end play dan back lash.
1. Tempatkan dial indikator ke tempat yang rata dan terbuat dari bahan
logam, setelah itu aktifkan magnetic switchnya agar stand dapat menempel
dengan erat.
2. Atur posisi dial indikator agar spindle dapat menyentuh objek yang akan
diukur secara tegak lurus.
3. Tempelkan spindle pada objek sampai spindle tertekan sedikit, kemudian
set "0" dial indikatornya dengan memutar outer ringnya sehingga jarum
menunjuk ke angka "0".
4. Setelah itu, kunci outer ringnya dengan sekrup pengikat, hal ini dilakukan
agar outer ring tidak bergeser atau berputar.
5. Gerakkan benda kerja perlahan-lahan, sesuai apa yang hendak diukur.
6. Sambil diputar, baca penyimpangan terbesar pada jarum penunjuknya.
Catatan
Pasang dial indikator dengan posisi spindle harus tegak lurus pada benda kerja,
jangan sampai miring.
Baca hasil pengukuran secara lurus agar hasil yang dibaca tidak salah.
Dial indikator harus dipasang dengan tepat pada standnya, jangan sampai
berputar atau jatuh.
Ketika dial indikator telah diset "0", coba gerakkan spindle naik turun. Periksa
bahwa jarum penunjuk harus kembali ke angka "0".
Jangan pernah memberikan oli pada spindle dan tangkainya karena dapat
menyebabkan gerakan spindle menjadi tidak lancar karena oli dan kotoran.
Pembacaan skala dial indikator
Pada alat ukur dial indikator ini memiliki 2 skala, yaitu skala dengan jarum
besar dan skala dengan jarum kecil. Skala dengan jarum besar memiliki tingkat
ketelitian untuk 1 strip nya senilai 0,01 mm. Pada skala dengan jarum besar
memiliki 100 strip jika berputar 1 putaran, sehingga jika jarum panjang berputar
1 putaran nilainya 1,00 mm. Untuk skala dengan jarum pendek, setiap 1 strip
nilainya 1,00 mm, sehingga jika jarum panjang berputar 1 putaran maka jarum
pendek bergerak 1 strip.
Setelah itu, periksa elektrolit yang masuk ke dalam tabung kaca hydrometer.
Pada gambar diatas, gambar paling kiri ( tanda O ) menunjukkan cara
pengukuran yang benar sedangkan gambar lainnya ( tanda X ) menunjukkan
cara pengukuran yang salah.
Setelah itu lakukan pembacaan pada skala yang berada pada pelampung
hydrometer.
Pembacaan pada hydrometer dilakukan secara tegak lurus, sejajar atau lurus
dengan mata. Jika pembacaan hydrometer tidak dilakukan secara sejajar maka
dapat mempengaruhi hasil pembacaan yang salah atau tidak valid. Untuk lebih
jelanya, perhatikan gambar di bawah ini :
Skala yang terdapat pada pelampung di dalam gelas hydrometer terdiri dari :
Warna merah dengan skala antara 1.100 – 1.220
Warna putih dengan skala antara 1.220 – 1.250
Warna hijau dengan skala antara 1.250 – 1.300
Nilai standar berat jenis elektrolit adalah antara 1.250 – 1.280 pada temperatur
200C. Bila berat jenis menunjukkan skala 1.220 (pada warna merah) artinya
baterai kekurangan arus dan harus dilakukan pengisian.
Lakukan pengukuran berat jenis pada semua sel yang ada pada baterai.
RADIATOR TESTER
Salah satu macam-macam alat ukur yang sering digunakan saat servis
kendaraan ringan adalah radiator tester atau juga sering disebut dengan
radiator cup tester.
Ketika suhu mesin turun setelah mesin dimatikan maka lama kelamaan
tekanan air pendingin di dalam radiator juga akan mengecil sehingga akan
terjadi perbedaan tekanan antara tekanan di dalam radiator dengan tekanan di
luar radiator (tekanan atmosfer). Di dalam radiator akan terjadi kevakuman
karena tekanan kurang dari satu atmosfer sehingga akan membuka katup
vakum. Karena katup vakum terbuka, air pada reservoir tank akan kembali
mengisi radiator. Lama-kelamaan tekanan di dalam radiator akan sama
dengan tekanan atmosfer, ketika tekanan sama maka katup vakum akan
menutup kembali.
Jika terjadi kebocoran air pendingin maka akan menyebabkan volume air
pendingin menjadi berkurang sehingga dapat menyebabkan terjadinya over
heating pada mesin karena sistem pendinginan yang tidak optimal.
Alat ukur ini sangat dibutuhkan saat mekanik mengecek tekanan udara dalam
ban, tanpa alat ini besarnya tekanan udara di dalam ban tidak akan dapat
diukur.
Pengukuran tekanan udara dalam ban ini nantinya berfungsi untuk membantu
pemilik kendaraan atau mekanik untuk menentukan ban perlu ditambah udara
atau justru harus dikurangi karena kelebihan tekanan udara.
Alat ukur tyre pressure gauge ada yang terpisah dengan pompa ban dan ada
yang menjadi satu dengan pompa ban. Tyre pressure gauge yang menjadi
satu dengan pompa ban lebih menguntungkan karena saat melakukan
pengisian udara di dalam ban, tekanan udara di dalam ban dapat langsung
terukur pada alat.
Pressure tyre gauge terdapat tiga tipe berdasarkan meter pengukurannya,
yaitu tipe mekanik, tipe analog dan tipe digital. Untuk lebih jelasnya perhatikan
gambar di bawah ini :
Pada tipe mekanik, ketika alat ini digunakan untuk mngukur tekanan udara
maka batang meter skala ukurannya akan keluar karena tekanan udara yang
diukur. Batang pada alat ini yang keluar akan menunjukkan seberapa besar
tekanan udara di dalam ban.
Pada tipe analog, ketika alat ini digunakan untuk mengukur tekanan ban, maka
besarnya tekanan udara yang diukur akan membuat jarum analog di mater
ukuran (manometer) bergerak. Gerakan jarum ini akan menunjukkan berapa
besar tekanan udara yang diukur tersebut.
Pada tipe digital, saat digunakan untuk mengukur tekanan, maka hasil bacaan
tekanan udara akan langsung di tampilkan didisplay digital. Tyre pressure
digital akan lebih mudah dalam melakukan pembacaan hasil pengukuran.