Fakultas Kedokteran,
Universitas Sebelas Maret
_______________________________
Blok Budaya Ilmiah
1. Metode untuk mengontrol pengaruh faktor perancu (confounding factor) yang digunakan dalam
randomized control trial (RCT):
A. Randomisasi
B. Restriksi (kriteria inklusi dan eksklusi)
C. Pencocokan (matching)
D. Stratifikasi (stratified analysis)
E. Analisis multivariat
2. Langkah EBM yang dirumuskan dengan akronim “PICO” (Patient/ Population and Problem,
Intervention, Comparison, Outcome):
3. Suatu Probabilitas kebenaran diagnosis sesudah menggunakan informasi tambahan dari tes
diagnostik:
A. Pretest probability
B. Posttest probability
C. Meta-analysis
D. Threshold analysis
E. Likelihood ratio
A. Bukti-bukti laboratorium
B. Bukti yang berorientasi penyakit (disease oriented evidence)
C. Bukti yang berorientasi kepada pasien (patient-oriented evidence that matters)
D. Bukti berdasarkan opini pakar (expert opinion)
E. Bukti berdasarkan testimoni pasien
5. Penilaian kritis (critical appraisal) dalam EBM menilai aspek validity, importance dan applicability
dari bukti-bukti. Aspek validity merujuk kepada penilaian tentang:
A. Kebenaran temuan
B. Kemaknaan klinis temuan
C. Kemaknaan statistik temuan
D. Kemampuan penerapan temuan
E. Presisi estimasi temuan
_________________________________
Prof. Bhisma Murti, dr, MPH, MSc, PhD 2
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran,
Universitas Sebelas Maret
_______________________________
6. Suatu desain studi yang mengkaji dan merangkum hasil-hasil studi primer (misalnya, RCT) secara
sistematis, sehingga memberikan estimasi yang lebih akurat dan bukti yang lebih kuat tentang
efek intervensi atau hubungan variabel, dan hasilnya biasanya disajikan dalam bentuk forest plot:
A. Studi kohor
B. Studi kasus kontrol
C. Studi potong-lintang
D. Systematic review/ meta-analisis
E. Randomized controlled trial (RCT)
7. Ukuran yang luasnya area di bawah kurva menunjukkan lpmbinasi sensitivitas dan spesifisitas
yang optimal dari sebuah tes diagnostik:
A. Pretest probability
B. Likelihood ratio nomogram
C. Receiver operating characteristics curve
D. Absolute reduction risk
E. Posttest odd
9. Suatu ukuran kemaknaan klinis terapi, ditunjukkan oleh jumlah pasien yang perlu diberi terapi
untuk mendapatkan seorang di antaranya menunjukkan efek terapi yang diinginkan, sehingga
menunjukkan penting-tidaknya (importance) terapi itu:
A. RR
B. OR
C. ARR
D. RRR
E. NNT
10. Suatu ukuran yang menunjukkan informasi yang bisa diberikan oleh suatu tes diagnostik untuk
memperbaiki akurasi diagnosis, yang dapat digunakan untuk mengubah pretest probability
menjadi posttest probability:
A. Sensitivitas
B. Spesifistas
C. Likelihood ratio
D. Positive predictive value
Negative predictive value
_________________________________
Prof. Bhisma Murti, dr, MPH, MSc, PhD 2