Besarnya gaya prategang sebenarnya yang ada dalam suatu balok beton prategang tidak dapat
diukur dengan mudah. Gaya total pada tendon pada saat penarikan dapat ditentukan dengan
pressure gage pada dongkrak. Bermacam-macam kehilangan gaya prategang akan menurunkan gaya
prategang menjadi harga yang lebih rendah, sehingga beban yang dipikul balok prategang menjadi
lebih rendah pula. Selisih antara gaya prategang akhir dengan gaya prategang awal dinamakan
“kehilangan prategang”
Regangan tekan pada beton akibat prategang harus sama dengan pengurangan regangan pada baja:
𝜀𝑐 = ∆𝜀𝑠
𝑓𝑐 ∆𝑓𝑠
𝐸𝑐
= 𝐸𝑠
𝐸𝑠 𝑓𝑐
∆𝑓𝑠 = 𝐸𝑐
= n𝑓𝑐
∆𝑓𝑠 merupakan tegangan tendon awal fsi dikurangi dengan tegangan tendon setelah
penyaluran fs
Apabila Po adalah gaya awal tendon dan Pf adalah gaya sesudahnya maka
𝑃𝑓
Po – Pf = n 𝐴 Aps
𝑐
𝑃
Po = n 𝐴𝑓 Aps + Pf
𝑐
𝑛𝐴𝑝𝑠 𝑃
Po = Pf ( + 1) = 𝐴𝑓 (𝑛𝐴𝑝𝑠 + 𝐴𝑐 )
𝐴𝑐 𝑐
Po = 𝑓𝑐 (𝑛𝐴𝑝𝑠 + 𝐴𝑐 )
𝑃𝑜 𝑃
𝑓𝑐 = 𝐴 diperkirakan sama dengan 𝐴𝑜
𝑐 +𝑛𝐴𝑝𝑠 𝑔
𝑛 𝑃𝑜
Sehingga: ∆𝑓𝑠 = n𝑓𝑐 = 𝐴𝑔
𝑃 𝑃𝑜 .𝑒.𝑦 𝑀.𝑦
Untuk beban eksentris, fc = 𝐴𝑔𝑜 ± 𝐼
± 𝐼
∆𝑓𝑠 = Ct n fc
fc = tegangan pada beton yang melekat pada titik berat tendon akibat gaya prategang awal.
𝑉
𝜀𝑠ℎ = 8,2.10-6 (1- 0,06 𝑆 )(100-RH)
V = volume beton (dalam inch)
S = luas permukaan beton
RH = kelembaban relatif udara
𝜇𝑃𝑥 𝛼
Ps Px
𝛼 (radian)
Ps = Px 𝑒 (𝜇𝛼+𝐾𝐿)
K = koefisien panjang, sesuai dengan tipe tendon
Px = Prategang awal
𝜇 = koefisien gesek
6. Slip angkur
Slip angkur terjadi pada saat tendon dilepas setelah mengalami penarikan dan prategang
dialihkan ke angkur. Tendon dapat tergelincir sedikit. Besarnya slip sekitar 2,5 mm
∆𝑎
𝜀𝑠 = 𝐿
∆𝑓𝑠 = 𝜀𝑠 Es
∆𝑎
∆𝑓𝑠 = Es
𝐿
Persentase rata-rata kehilangan prategang:
Contoh: 1
Komponen struktur beton pretension dengan panjang balok 12 m, ukuran penampang 380
mm x 380 mm, diberi gaya prategang konsentris dengan luas tendon 780 mm2 diangkur ke
dinding penahan dengan tegangan 1035 MPa. Ec = 33.000 MPa dan Es = 200.000 MPa. Hitung
kehilangan gaya prategang akibat perpendekan elastis beton pada saat peralihan prategang.
Penyelesaian
Aps = 780 mm2
fsi = 1035 MPa
Po = 780x1035 = 807300 N = 807,3 kN
𝑛 𝑃𝑜 200000 807300
∆𝑓𝑠 = = = 33,88 MPa
𝐴𝑔 33000 380.380
Kehilangan gaya prategang akibat perpendekan elastis = 33,88 MPa
33,88
Persentase kehilangan gaya prategang akibat perpendekan elastis = 1035 x 100% = 3,27 %
Contoh 2
Komponen struktur beton post tension dengan panjang balok 12 m, ukuran penampang 380
mm x 380 mm, diberi gaya prategang konsentris dengan luas tendon 780 mm2 yang terdiri
dari 4 tendon dengan luas masing-masing 195 mm2. Tendon ditarik satu persatu dengan
tegangan 1035 MPa. Ec = 33.000 MPa dan Es = 200.000 MPa. Hitung kehilangan gaya
prategang akibat perpendekan elastis beton.
Penyelesaian:
Kehilangan tegangan pada tendon pertama terjadi akibat perpendekan beton yang
disebabkan oleh 3 tendon lainnya.
Gaya prategang yang menyebabkan perpendekan pada tendon tendon pertama Po1 = 3. 195.
1035 = 605475 N
Kehilangan gaya prategang pada tendon pertama:
𝑛 𝑃𝑜1 200000 605475
∆𝑓𝑠1= 𝐴𝑔
= 33000 380.380
= 25,41 MPa
Dengan cara yang sama Po2 = 2.195.1035 = 403650 N
𝑛 𝑃𝑜2 200000 403650
∆𝑓𝑠2= 𝐴𝑔
= 33000 380.380
= 16,94 MPa
Po3 = 195.1035 = 201825 N
𝑛 𝑃𝑜3 200000 201825
∆𝑓𝑠3= 𝐴𝑔
= 33000 380.380
= 8,47 MPa
∆𝑓𝑠4 = 0
25,41+16,94+8,47+0
Kehilangan rata-rata untuk keempat tendon sebesar = = 12,705 MPa
4
12,705
Persentase kehilangan gaya prategang akibat perpendekan elastis = 1035 x 100% = 1,23 %
Perhitungan kehilangan gaya prategang akibat perpendekan elastis beton dapat juga
dilakukan dengan rata-rata kehilangan tendon pertama dan terakhir
25,41+0
∆𝑓𝑠 = 2
= 12,705 MPa
Contoh 3
Balok prategang post tension terletak diatas 2 perletakan sendi rol dengan bentang 19,8 m.
Beban mati tambahan 11,6 kN/m. Balok diberi gaya prategang awal sebesar 2758 kN
Es = 189750 MPa
Ec = 30290 MPa
Tegangan tarik batas tendon fpu = 1862 MPa. Koefisien rangkak Ct = 1,6
Hitung persentase kehilangan gaya prategang akibat rangkak
600 mm
100 mm
400 mm
Penyelesaian
Tegangan pada pusat tendon akibat beban mati (berat sendiri balok prategang):
_ + _
_ +
𝑃𝑜 𝑃𝑜 .𝑒.𝑒 𝑀𝑔. 𝑒
𝐴 𝐼 𝐼
𝑃𝑜 𝑃𝑜 .𝑒.𝑒 𝑀𝑔. 𝑒
fci = − 𝐴
- 𝐼 + 𝐼
2758.1000 2758 .1000.2002 338,13.106 .200
fci = − - + = - 11,49 – 15,32 + 9,39 = - 17,42 MPa
400.600 7,2.109 7,2.109
Tegangan pada pusat tendon akibat beban mati tambahan:
𝑀𝑑 .𝑒 568,46.106 .200
fcd = 𝐼
= 7,2.109
= 15,79 MPa (tarik)
∆𝑓𝑠 = Ct n fc
189750
∆𝑓𝑠 = 1,6. (17,42-15,79)
30290
Contoh 4
Komponen struktur balok beton prategang dengan gaya prategang diberikan pada umur beton 20
hari. Kelembaban udara relative sebasar 75 % dan rasio volume terhadap luas permukaan sebesar 3.
Tegangan tarik batas fpu = 1862 MPa, dan modulus elastisitas baja Es = 189750 MPa. Hitung
persentase kehilangan gaya prategang akibat susut beton.
𝑉
𝜀𝑠ℎ = 8,2.10-6 (1- 0,06 𝑆 )(100-RH)
𝜀𝑠ℎ = 8,2.10-6 (1- 0,06.3 )(100-75) = 168,1.10-6
∆𝑓𝑠 = 𝐾𝑠ℎ 𝜀𝑠ℎ 𝐸𝑠
∆𝑓𝑠 = 0,64. 168.10-6. 189750 = 20,4 MPa
Ambil tegangan awal 75 % tegangan batas tendon = 0,75. 1862 = 1396,5 MPa
Kehilangan gaya prategang akibat susut:
20,4
SH = 1396,5 x 100 % = 1,46 %
Contoh 5
Hitung persentase kehilangan gaya prategang akibat relaksasi baja pada contoh 3 dan contoh 4
Apabila nilai C = 1,45
J = 0,15
Kre = 138
Penyelesaian
Penyelesaian
Ps = Px 𝑒 (𝜇𝛼+𝐾𝐿)
1
𝐿
2
sin1/2𝛼 = 𝑅
7,6
sin1/2𝛼 = 42
= 0,1809
1/2𝛼 = 10,42°
1 rad = 57,29°
20,84
20,84° = = 0,36 rad
57,29
Ps = Px 𝑒 (0,2.0,36+0,0066.15,2)
Ps = Px 1,189
Contoh 7
Tentukan kehilangan tegangan akibat slip angkur jika panjang tendon 20 m. Es= 2.105 MPa. Slip rata-
rata sebesar 2,5 mm
Penyelesaian:
∆𝑙 2,5
𝜀𝑠 = 𝑙
= 20000 = 1,25.10-4
∆𝑓𝑠 = 𝜀𝑠 Es = = 1,25.10-4. 2.105 = 25 MPa
25
Kehilangan prategang akibat slip angkur = 1396,5 100% = 1,8 %