Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KEHILANGAN TEGANGAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Struktur Beton Prategang dan Pracetak

Dosen Pengampu:

Mego Purnomo, S. T., M.T.

Disusun Oleh:

Indah Ayu Ningrum (5111418013)

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “kehilangan tegangan“ ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini untuk memenuhi tugas dosen pada Mata Kuliah
struktur beton prategang dan pracetak. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang “kehilangan tegangan“ bagi para pembaca dan juga penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mego Purnomo, S. T., M.T. selaku Dosen
Pengampu Mata Kuliah Struktur beton prategang dan pracetak yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai bidang studi yang saya
tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi Sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata sempurna
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena, itu saya menerima masukan
saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga saya bisa melakuan
perbaikan makalah menjadi makalah yang baik dan benar.

Akhir kata saya meminta semoga makalah Struktur beton prategang dan pracetak “kehilangan
tegangan“ ini bisa memberi manfaat ataupun inspirasi pada pembaca.

Tangerang, 2 Februari 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 LATAR BELAKANG 1
1.2 RUMUSAN MASALAH 2
1.3 TUJUAN 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Kehilangan Tegangan 3
2.1.1 Kehilangan Tegangan 3
2.2 Jenis-Jenis Kehilangan Tegangan 3

2.3 Contoh Soal 7

BAB III PENUTUP 13


3.1 KESIMPULAN 13
3.2 SARAN 13
DAFTAR PUSTAKA 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kehilangan Prategang merupakan bagian penting dari perencanaan konstruksi beton
prategang. Sampai saat ini analisis kehilangan prategang masih berpedoman pada
peraturan beton prategang Negara Negara yang sudah memilikinya.
Tegangan dalam mekanika kontinuum adalah besaran yang menunjukan gaya internal
antar partikel dari suatu bahan terhadap partikel lainnya. Seperti contoh, batang padat
vertikal yang menyokong beban, setiap partikel dari batang mendorong partikel lainnya
yang berada di atas dan dibawahnya. Gaya makroskopik yang terukur sebenarnya
merupakan rata-rata dari sejumlah besar tumbukan dan gaya antarmolekul di dalam
batang tersebut.
Beton prategang juga dapat didefinisikan sebagai beton bertulang dimana tegangan
tariknya pada kondisi pembebanan tertentu dengan nilai dan pembagian yang sedemikian
rupa sampai batas aman dengan pemberian gaya tekan permanen, dan baja prategang
yang digunakan untuk keperluan ini ditarik sebelum beton mengeras (pratarik) atau
setelah beton mengeras (pascatarik).
Beton mempunyai sifat yang bagus, yaitu mempunya kapasitas tekan yang tinggi.
Akan tetapi, beton juga mempunyai sifat yang buruk, yaitu lemah jika dibebani tarik.
Sedangkan baja mempunyai kapasitas yang tinggi terhadap beban tarik, tetapi mempunyai
kapasitas tekan yang rendah karena bentuknya yang langsing (akan mudah mengalami
tekuk terhadap beban tekan). Namun, dengan menempatkan baja dibagian beton yang
mengalami tegangan tarik akan mengeliminasi kekurangan dari beton terhadap beban
tarik.
Sebelum memahami kehilangan tagangan, seorang mahasiswa khusunya Teknik sipil
harus mengetahui makna beton prategang maupun struktur beton prategang serta hal
mengenai kehilanagn tegangan pada beton. Hal ini dalam pembuatan makalah tentang
“Kehilanagan Tegangan” untuk berbagi ilmu dan pengetahuan, sehingga mampu
memberikan “solusi” dalam keadaan yang disebutkan di atas.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah itu beton Prategang ?
2. Konsep dasar beton Prategang?
3. Prinsip dan cara kerja beton prategang?
4. Bagaimana sistem penanganan tendon ?

1.3 TUJUAN
1. Mendeskripsikan definisi beton prategang
2. Mendeskripsikan konsep beton prategang
3. Mendeskripsikan Prinsip dan cara kerja beton prategang
4. Mendeskripsikan system penanganan tendon.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Tegangan Awal dan Tegangan Akhir
2.1.1 Definisi Tegangan Awal
Besarnya gaya prategang sebenarnya yang ada dalam suatu balok beton
prategang tidak dapatdiukur dengan mudah. Gaya total pada tendon pada saat
penarikan dapat ditentukan denganpressure gage pada dongkrak. Bermacam-
macam Kehilangan gaya prategang akan menurunkan gayaprategang menjadi
harga yang lebih rendah, sehingga beban yang dipikul balok prategang
menjadilebih rendah pula. Selisih antara gaya prategang akhir dengan gaya
prategang awal dinamakan “Kehilangan prategang”
2.2 Jenis-Jenis Kehilangan Prategang
Jenis-jenis Kehilangan Prategang.
1. Perpendekan elastis beton
Ketika gaya mulai disalurkan ke beton, maka beton akan menerima tekanan
dansehingga terjadi pengenduran pada tendon.Regangan tekan pada beton akibat
prategang harus sama dengan perubahan regangan pada baja
Ec =E s
fc fs
=
Ec E s
Es f c
f s= =n f c
Ec

Fc = tegangan pada beton setelah penyaluran tegangan tendon berlangsung


Fs = tegangan tendon awal
Fsi di kurangi dengan tegangan tendon setelah penyaluraan fs
Fs = fsi-fs=nfc
Apabila Po adalah gaya awal tendon dan Pf adalah gaya sesudahnya maka

Pf
Po – Pf = n Aps
Ac

Pf
Po = n Aps + Pf
Ac

3
n A ps P
Po = Pf ( Ac )
+1 = f ( n A ps + Ac )
Ac

Po = f c ( n A ps + A c )

Po Po
f c= diperkirakan sama dengan
A c + nA ps Ag

n Po
Sehingga: ∆ f s= n f c =
Ag

P o Po . e . y M . y
Untuk beban eksentris, fc = ± ±
Ag I I

M = momen akibat berat sendiri

Berhubung tegangan yang dihitung adalah tegangan pada pusat tendon maka
nilai y = e

2. Rangkak Dalam Beton


Rangkak merupakan deformasi yang terjadi pada beton dalam keadaan tertekan akibat
beban mati permanen. Kehilangan tegangan pada tendon akibat rangkak pada beton
sebesar:

∆ f s = Ct n f c

Ct = 2 untuk struktur pre tension

Ct = 1,6 untuk struktur post tension

fc = tegangan pada beton yang melekat pada titik berat tendon akibat gaya prategang
awal.

3. Susut Dalam Beton


Susut adalah perubahan volume dalam beton

V
ε sh= 8,2.10-6 (1- 0,06 )(100-RH)
S
V = volume beton (dalam inch)
S = luas permukaan beton

4
RH = kelembaban relatif udara

∆ f s = K sh ε sh Es
K sh = factor susut yang tergantung waktu
K sh = 1 untuk prategang pretension
Nilai K sh untuk komponen struktur post tension

Selisih waktu antara pengecoran


1 3 5 7 10 20 30 60
dengan prategangan( hari)
K sh 0,9 0,8 0,8 0,7 0,7 0,6 0,5 0,4
2 5 0 7 3 4 8 5

ε sh = regangan susut dalam beton

4. Relaksasi Dari Tegangan Baja


Relaksasi diartikan sebagai kehilangan dari tegangan tendon secara perlahan
seiring dengan waktu dan besarnya gaya prategang yang diberikan dibawah
regangan yang hampir konstan
Basarnya kehilangan tegangan pada baja akibat relaksasi baja prategang dapat
dihitung dengan rumus:
∆fre = [Kre – J(∆fSH+∆fCR + ∆fES)]C
∆fre = kehilangan tegangan akibat relaksasi baja prategan
Kre = Koefisien relaksasi yang harganya berkisar 41- 138 MPa, tergantung tipe
tendon
J = Faktor waktu yang harganya berkisar antara 0,05-0,15 tergantung tipe
tendon
C = Faktor relaksasi yang besarnya tergantung pada jenis tendon
∆fSH = Kehilangan tegangan akibat susut
∆fCR = Kehilangan tegangan akibat rangkak
∆fES = Kehilangan tegangan akibat perpendekan elastic beton
∆fSH = Kehilangan tegangan akibat susut
∆fCR = Kehilangan tegangan akibat rangkak
∆fES = Kehilangan tegangan akibat perpendekan elastic beton

5. Gesekan (Post tension)

5
Kehilangan ini terjadi akibat gesekan antara tendon dengan bahan sekitarnya
(selubung tendon). Kehilangan ini langsung dapat diatasi dari penarikan tendon pada jack.

μ Px α
Ps Px

α (radian)

Ps = Px e (μα +K L)
K = koefisien panjang, sesuai dengan tipe tendon
Px = Prategang awal
μ = koefisien gesek
6. Slip Angkur
Slip angkur terjadi pada saat tendon dilepas setelah mengalami penarikan dan
prategang dialihkan ke angkur. Tendon dapat tergelincir sedikit. Besarnya slip sekitar 2,5
mm
∆a
ε s=
L
∆ f s = ε s Es
∆a
∆ f s= Es
L
Persentase rata-rata kehilangan prategang:

6
No Kehilangan Prategang Pretension (%) Post Tension
(%)
1 Perpendekan elastis beton 4 1
2 Rangkak pada beton 6 5
3 Susut beton 7 6
4 Relaksasi baja 8 8
25 20

2.3 Contoh Soal


Contoh: 1
Komponen struktur beton pretension dengan panjang balok 12 m, ukuran penampang
380 mm x 380 mm, diberi gaya prategang konsentris dengan luas tendon 780 mm 2
diangkur ke dinding penahan dengan tegangan 1035 MPa. Ec = 33.000 MPa dan Es =
200.000 MPa. Hitung kehilangan gaya prategang akibat perpendekan elastis beton
pada saat peralihan prategang.

Penyelesaian
Aps = 780 mm2
fsi = 1035 MPa
Po = 780x1035 = 807300 N = 807,3 kN
n P o 200000 807300
∆ f s= = = 33,88 MPa
Ag 33000 380.380
Kehilangan gaya prategang akibat perpendekan elastis = 33,88 MPa
33,88
Persentase kehilangan gaya prategang akibat perpendekan elastis = x 100% =
1035
3,27 %

Contoh 2
Komponen struktur beton post tension dengan panjang balok 12 m, ukuran
penampang 380 mm x 380 mm, diberi gaya prategang konsentris dengan luas tendon
780 mm2 yang terdiri dari 4 tendon dengan luas masing-masing 195 mm 2. Tendon

7
ditarik satu persatu dengan tegangan 1035 MPa. Ec = 33.000 MPa dan Es = 200.000
MPa. Hitung kehilangan gaya prategang akibat perpendekan elastis beton.

Penyelesaian:
Kehilangan tegangan pada tendon pertama terjadi akibat perpendekan beton yang
disebabkan oleh 3 tendon lainnya.
Gaya prategang yang menyebabkan perpendekan pada tendon tendon pertama P o1 = 3.
195. 1035 = 605475 N
Kehilangan gaya prategang pada tendon pertama:
n P o 1 200000 605475
∆ f s 1= = = 25,41 MPa
Ag 33000 380.380
Dengan cara yang sama Po2 = 2.195.1035 = 403650 N
n P o 2 200000 403650
∆ f s 2= = = 16,94 MPa
Ag 33000 380.380
Po3 = 195.1035 = 201825 N
n P o 3 200000 201825
∆ f s 3= = = 8,47 MPa
Ag 33000 380.380
∆ f s4 = 0

25,41+ 16,94+8,47+ 0
Kehilangan rata-rata untuk keempat tendon sebesar = = 12,705
4
MPa
12,705
Persentase kehilangan gaya prategang akibat perpendekan elastis = x 100% =
1035
1,23 %

Perhitungan kehilangan gaya prategang akibat perpendekan elastis beton dapat juga
dilakukan dengan rata-rata kehilangan tendon pertama dan terakhir
25,41+ 0
∆ fs = = 12,705 MPa
2

Contoh 3

8
Balok prategang post tension terletak diatas 2 perletakan sendi rol dengan bentang
19,8 m. Beban mati tambahan 11,6 kN/m. Balok diberi gaya prategang awal sebesar
2758 kN
Es = 189750 MPa
Ec = 30290 MPa
Tegangan tarik batas tendon fpu = 1862 MPa. Koefisien rangkak Ct = 1,6
Hitung persentase kehilangan gaya prategang akibat rangkak

600 mm

100 mm

400 mm

Penyelesaian

Berat sendiri balok = 0,4.0,6.25 = 6 kN/m


Beban diafragma ditaksir = 0,9 kN/m
Beban mati = 6 + 0,9 = 6,9 kN/m
1
I= 400.6003 =7,2.109 mm4
12
Eksentrisitas tendon di tengah bentang = 0,5.600 – 100 = 200 mm
Ambil tegangan awal 75 % tegangan batas tendon = 0,75. 1862 = 1396,5 MPa
Momen akibat beban mati
1
Mg = 6,9. 19,82 = 338,13 kNm
8
Momen akibat beban mati tambahan

9
1
Md = 11,6. 19,82 = 568,46 kNm
8

Tegangan pada pusat tendon akibat beban mati (berat sendiri balok prategang):

_ + _

_ +
Po Po. e . e M g. e
A I I

−Po P o . e . e M g . e
fci = - +
A I I
−2758.1000 2758.1000 . 2002 338,13.106 .200
fci = - + = - 11,49 – 15,32 + 9,39 = -
400.600 7,2 .109 7,2. 109
17,42 MPa

Tegangan pada pusat tendon akibat beban mati tambahan:

M d . e 568,46.106 .200
fcd = = = 15,79 MPa (tarik)
I 7,2. 109
∆ f s = Ct n f c

189750
∆ f s = 1,6. (17,42-15,79)
30290

∆ f s = 16,34 MPa

Kehilangan gaya prategang akibat rangkak:

∆f s 16,34
CR = x 100% = .100% = 1,17 %
f si 1396,5

Contoh 4

10
Komponen struktur balok beton prategang dengan gaya prategang diberikan pada umur beton
20 hari. Kelembaban udara relative sebasar 75 % dan rasio volume terhadap luas permukaan
sebesar 3. Tegangan tarik batas fpu = 1862 MPa, dan modulus elastisitas baja Es = 189750
MPa. Hitung persentase kehilangan gaya prategang akibat susut beton.

V
ε sh= 8,2.10-6 (1- 0,06 )(100-RH)
S
ε sh= 8,2.10-6 (1- 0,06.3 )(100-75) = 168,1.10-6
∆ f s = K sh ε sh Es
∆ f s = 0,64. 168.10-6. 189750 = 20,4 MPa

Ambil tegangan awal 75 % tegangan batas tendon = 0,75. 1862 = 1396,5 MPa
Kehilangan gaya prategang akibat susut:
20,4
SH = x 100 % = 1,46 %
1396,5

Contoh 5

Hitung persentase kehilangan gaya prategang akibat relaksasi baja pada contoh 3 dan contoh
4
Apabila nilai C = 1,45
J = 0,15
Kre = 138

Penyelesaian

Kehilangan gaya prategang akibat perpendekan elastic beton

fci = 17,42 MPa

189750
∆ f s = KES. n f c = 0,5. 17,42 = 54,56 MPa untuk Pretension KES= 1
30290

∆fre = [Kre – J(∆fSH+∆fCR + ∆fES)]C


∆fre = [ 138– 0,15(20,4+16,34 + 54,56)]1,45 = 180,24 MPa
180,24
RE = x 100 % = 12,91 %
1396,5
Contoh 6

11
Balok prategang post tension L = 15,2 m
Tendon terdiri dari untaian kawat 10 ∅ ½ “. Lintasan berbentuk lingkaran dengan R = 42 m
Gaya prategang awal Pi = 1378 kN
Koefisien gesek µ = 0,2
Koefisien wobble (naik turunnya tendon) K = 0,0066
Hitung kehilangan gaya prategang akibat gesekan

Penyelesaian
Ps = Px e (μα +KL)

1
L
sin1/2 α = 2
R
7,6
sin1/2 α = = 0,1809
42
1/2 α = 10,42°
1 rad = 57,29°
20,84
20,84° = = 0,36 rad
57,29

Ps = Px e (0,2.0,36+0,0066.15,2)
Ps = Px 1,189

Contoh 7
Tentukan kehilangan tegangan akibat slip angkur jika panjang tendon 20 m. Es= 2.105 MPa.
Slip rata-rata sebesar 2,5 mm
Penyelesaian:
∆l 2,5
ε s= = = 1,25.10-4
l 20000
∆ f s = ε sEs = = 1,25.10-4. 2.105 = 25 MPa
25
Kehilangan prategang akibat slip angkur = 100% = 1,8 %
1396,5

12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

1. Kehilangan gaya prategang akan menurunkan gayaprategang menjadi harga


yang lebih rendah, sehingga beban yang dipikul balok prategang
menjadilebih rendah pula. Selisih antara gaya prategang akhir dengan gaya
prategang awal dinamakan “Kehilangan prategang”
2. Prinsip kehilangan prategang : Perpendekan elastis beton, Rangkak dalam
beton, susut dalam beton, relaksasi dari tegangan baja, dan lain sebagainya.

Saran

13
Studi lanjut dalam pembuatan makalah tentang kehilangan tegangan, semoga
pembaca menyadari bahwasanya ilmu pengetahuan adalah hal yang sangat
penting. Terlepas dari semua itu, saya menyadari seutuhnya bahwa masih jauh
dari kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh
karena, itu saya menerima masukan saran dan kritik yang bersifat membangun
dari pembaca sehingga saya bisa melakuan perbaikan makalah menjadi makalah
yang baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Internet:
https://hisham.id/pengertian-tegangan-dan-regangan.html
https://www.academia.edu/9476772/Kehilangan_Prategang
https://id.wikipedia.org/wiki/Tegangan_(mekanika)

14

Anda mungkin juga menyukai