KEHILANGAN TEGANGAN
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Struktur Beton Prategang dan Pracetak
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “kehilangan tegangan“ ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini untuk memenuhi tugas dosen pada Mata Kuliah
struktur beton prategang dan pracetak. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang “kehilangan tegangan“ bagi para pembaca dan juga penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mego Purnomo, S. T., M.T. selaku Dosen
Pengampu Mata Kuliah Struktur beton prategang dan pracetak yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai bidang studi yang saya
tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi Sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata sempurna
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena, itu saya menerima masukan
saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga saya bisa melakuan
perbaikan makalah menjadi makalah yang baik dan benar.
Akhir kata saya meminta semoga makalah Struktur beton prategang dan pracetak “kehilangan
tegangan“ ini bisa memberi manfaat ataupun inspirasi pada pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 LATAR BELAKANG 1
1.2 RUMUSAN MASALAH 2
1.3 TUJUAN 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Kehilangan Tegangan 3
2.1.1 Kehilangan Tegangan 3
2.2 Jenis-Jenis Kehilangan Tegangan 3
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah itu beton Prategang ?
2. Konsep dasar beton Prategang?
3. Prinsip dan cara kerja beton prategang?
4. Bagaimana sistem penanganan tendon ?
1.3 TUJUAN
1. Mendeskripsikan definisi beton prategang
2. Mendeskripsikan konsep beton prategang
3. Mendeskripsikan Prinsip dan cara kerja beton prategang
4. Mendeskripsikan system penanganan tendon.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Tegangan Awal dan Tegangan Akhir
2.1.1 Definisi Tegangan Awal
Besarnya gaya prategang sebenarnya yang ada dalam suatu balok beton
prategang tidak dapatdiukur dengan mudah. Gaya total pada tendon pada saat
penarikan dapat ditentukan denganpressure gage pada dongkrak. Bermacam-
macam Kehilangan gaya prategang akan menurunkan gayaprategang menjadi
harga yang lebih rendah, sehingga beban yang dipikul balok prategang
menjadilebih rendah pula. Selisih antara gaya prategang akhir dengan gaya
prategang awal dinamakan “Kehilangan prategang”
2.2 Jenis-Jenis Kehilangan Prategang
Jenis-jenis Kehilangan Prategang.
1. Perpendekan elastis beton
Ketika gaya mulai disalurkan ke beton, maka beton akan menerima tekanan
dansehingga terjadi pengenduran pada tendon.Regangan tekan pada beton akibat
prategang harus sama dengan perubahan regangan pada baja
Ec =E s
fc fs
=
Ec E s
Es f c
f s= =n f c
Ec
Pf
Po – Pf = n Aps
Ac
Pf
Po = n Aps + Pf
Ac
3
n A ps P
Po = Pf ( Ac )
+1 = f ( n A ps + Ac )
Ac
Po = f c ( n A ps + A c )
Po Po
f c= diperkirakan sama dengan
A c + nA ps Ag
n Po
Sehingga: ∆ f s= n f c =
Ag
P o Po . e . y M . y
Untuk beban eksentris, fc = ± ±
Ag I I
Berhubung tegangan yang dihitung adalah tegangan pada pusat tendon maka
nilai y = e
∆ f s = Ct n f c
fc = tegangan pada beton yang melekat pada titik berat tendon akibat gaya prategang
awal.
V
ε sh= 8,2.10-6 (1- 0,06 )(100-RH)
S
V = volume beton (dalam inch)
S = luas permukaan beton
4
RH = kelembaban relatif udara
∆ f s = K sh ε sh Es
K sh = factor susut yang tergantung waktu
K sh = 1 untuk prategang pretension
Nilai K sh untuk komponen struktur post tension
5
Kehilangan ini terjadi akibat gesekan antara tendon dengan bahan sekitarnya
(selubung tendon). Kehilangan ini langsung dapat diatasi dari penarikan tendon pada jack.
μ Px α
Ps Px
α (radian)
Ps = Px e (μα +K L)
K = koefisien panjang, sesuai dengan tipe tendon
Px = Prategang awal
μ = koefisien gesek
6. Slip Angkur
Slip angkur terjadi pada saat tendon dilepas setelah mengalami penarikan dan
prategang dialihkan ke angkur. Tendon dapat tergelincir sedikit. Besarnya slip sekitar 2,5
mm
∆a
ε s=
L
∆ f s = ε s Es
∆a
∆ f s= Es
L
Persentase rata-rata kehilangan prategang:
6
No Kehilangan Prategang Pretension (%) Post Tension
(%)
1 Perpendekan elastis beton 4 1
2 Rangkak pada beton 6 5
3 Susut beton 7 6
4 Relaksasi baja 8 8
25 20
Penyelesaian
Aps = 780 mm2
fsi = 1035 MPa
Po = 780x1035 = 807300 N = 807,3 kN
n P o 200000 807300
∆ f s= = = 33,88 MPa
Ag 33000 380.380
Kehilangan gaya prategang akibat perpendekan elastis = 33,88 MPa
33,88
Persentase kehilangan gaya prategang akibat perpendekan elastis = x 100% =
1035
3,27 %
Contoh 2
Komponen struktur beton post tension dengan panjang balok 12 m, ukuran
penampang 380 mm x 380 mm, diberi gaya prategang konsentris dengan luas tendon
780 mm2 yang terdiri dari 4 tendon dengan luas masing-masing 195 mm 2. Tendon
7
ditarik satu persatu dengan tegangan 1035 MPa. Ec = 33.000 MPa dan Es = 200.000
MPa. Hitung kehilangan gaya prategang akibat perpendekan elastis beton.
Penyelesaian:
Kehilangan tegangan pada tendon pertama terjadi akibat perpendekan beton yang
disebabkan oleh 3 tendon lainnya.
Gaya prategang yang menyebabkan perpendekan pada tendon tendon pertama P o1 = 3.
195. 1035 = 605475 N
Kehilangan gaya prategang pada tendon pertama:
n P o 1 200000 605475
∆ f s 1= = = 25,41 MPa
Ag 33000 380.380
Dengan cara yang sama Po2 = 2.195.1035 = 403650 N
n P o 2 200000 403650
∆ f s 2= = = 16,94 MPa
Ag 33000 380.380
Po3 = 195.1035 = 201825 N
n P o 3 200000 201825
∆ f s 3= = = 8,47 MPa
Ag 33000 380.380
∆ f s4 = 0
25,41+ 16,94+8,47+ 0
Kehilangan rata-rata untuk keempat tendon sebesar = = 12,705
4
MPa
12,705
Persentase kehilangan gaya prategang akibat perpendekan elastis = x 100% =
1035
1,23 %
Perhitungan kehilangan gaya prategang akibat perpendekan elastis beton dapat juga
dilakukan dengan rata-rata kehilangan tendon pertama dan terakhir
25,41+ 0
∆ fs = = 12,705 MPa
2
Contoh 3
8
Balok prategang post tension terletak diatas 2 perletakan sendi rol dengan bentang
19,8 m. Beban mati tambahan 11,6 kN/m. Balok diberi gaya prategang awal sebesar
2758 kN
Es = 189750 MPa
Ec = 30290 MPa
Tegangan tarik batas tendon fpu = 1862 MPa. Koefisien rangkak Ct = 1,6
Hitung persentase kehilangan gaya prategang akibat rangkak
600 mm
100 mm
400 mm
Penyelesaian
9
1
Md = 11,6. 19,82 = 568,46 kNm
8
Tegangan pada pusat tendon akibat beban mati (berat sendiri balok prategang):
_ + _
_ +
Po Po. e . e M g. e
A I I
−Po P o . e . e M g . e
fci = - +
A I I
−2758.1000 2758.1000 . 2002 338,13.106 .200
fci = - + = - 11,49 – 15,32 + 9,39 = -
400.600 7,2 .109 7,2. 109
17,42 MPa
M d . e 568,46.106 .200
fcd = = = 15,79 MPa (tarik)
I 7,2. 109
∆ f s = Ct n f c
189750
∆ f s = 1,6. (17,42-15,79)
30290
∆ f s = 16,34 MPa
∆f s 16,34
CR = x 100% = .100% = 1,17 %
f si 1396,5
Contoh 4
10
Komponen struktur balok beton prategang dengan gaya prategang diberikan pada umur beton
20 hari. Kelembaban udara relative sebasar 75 % dan rasio volume terhadap luas permukaan
sebesar 3. Tegangan tarik batas fpu = 1862 MPa, dan modulus elastisitas baja Es = 189750
MPa. Hitung persentase kehilangan gaya prategang akibat susut beton.
V
ε sh= 8,2.10-6 (1- 0,06 )(100-RH)
S
ε sh= 8,2.10-6 (1- 0,06.3 )(100-75) = 168,1.10-6
∆ f s = K sh ε sh Es
∆ f s = 0,64. 168.10-6. 189750 = 20,4 MPa
Ambil tegangan awal 75 % tegangan batas tendon = 0,75. 1862 = 1396,5 MPa
Kehilangan gaya prategang akibat susut:
20,4
SH = x 100 % = 1,46 %
1396,5
Contoh 5
Hitung persentase kehilangan gaya prategang akibat relaksasi baja pada contoh 3 dan contoh
4
Apabila nilai C = 1,45
J = 0,15
Kre = 138
Penyelesaian
189750
∆ f s = KES. n f c = 0,5. 17,42 = 54,56 MPa untuk Pretension KES= 1
30290
11
Balok prategang post tension L = 15,2 m
Tendon terdiri dari untaian kawat 10 ∅ ½ “. Lintasan berbentuk lingkaran dengan R = 42 m
Gaya prategang awal Pi = 1378 kN
Koefisien gesek µ = 0,2
Koefisien wobble (naik turunnya tendon) K = 0,0066
Hitung kehilangan gaya prategang akibat gesekan
Penyelesaian
Ps = Px e (μα +KL)
1
L
sin1/2 α = 2
R
7,6
sin1/2 α = = 0,1809
42
1/2 α = 10,42°
1 rad = 57,29°
20,84
20,84° = = 0,36 rad
57,29
Ps = Px e (0,2.0,36+0,0066.15,2)
Ps = Px 1,189
Contoh 7
Tentukan kehilangan tegangan akibat slip angkur jika panjang tendon 20 m. Es= 2.105 MPa.
Slip rata-rata sebesar 2,5 mm
Penyelesaian:
∆l 2,5
ε s= = = 1,25.10-4
l 20000
∆ f s = ε sEs = = 1,25.10-4. 2.105 = 25 MPa
25
Kehilangan prategang akibat slip angkur = 100% = 1,8 %
1396,5
12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Saran
13
Studi lanjut dalam pembuatan makalah tentang kehilangan tegangan, semoga
pembaca menyadari bahwasanya ilmu pengetahuan adalah hal yang sangat
penting. Terlepas dari semua itu, saya menyadari seutuhnya bahwa masih jauh
dari kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh
karena, itu saya menerima masukan saran dan kritik yang bersifat membangun
dari pembaca sehingga saya bisa melakuan perbaikan makalah menjadi makalah
yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Internet:
https://hisham.id/pengertian-tegangan-dan-regangan.html
https://www.academia.edu/9476772/Kehilangan_Prategang
https://id.wikipedia.org/wiki/Tegangan_(mekanika)
14