"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana. Tanpa memikirkan rumitnya rumus fisika dan
sulitnya perhitungan ekonomi." - Roman Picisan
"Jangan tanya sedang apa aku hari ini, karena yang kulakukan selalu sama. Sedang
mencintaimu. Sedang mengharapkanmu. Setiap hari." - Roman Picisan
"Aku dan kamu ibarat senja dan malam, saling berdampingan namun tak dapat bersatu"
- Roman Picisan
"Kupikir benci. Ternyata ku peduli. Ku rasa dendam. Ternyata rasa terpendam. Apa ini
cinta?" - Roman Picisan
"Cintaku tak harus miliki dirimu, meski perih mengiris-iris segala janji" - Roman Picisan
menyimpan senyumu
Memenjarakan kenangan
Menaburkan luka
"Sebulan berlalu...
"Waktu,
Tapi kenapa kini dia hadir sebagai pengingat lara" - Roman Picisan
Tapi kamu...
Hati..
Jangan bersedih
"Taukah kamu...
oleh senyumu
"Inilah aku...
Berharap ..
"Aku disini...
Lampu merah...
lebih dahulu...
Datang..
Cinta selalu menyapa..
"Seseorang berkata,
karena..
lewat senyumu..
Ijinkan hasratku
bersandar dihatimu
aku berharap..
Kau lah kehangatan, disaat aku lelap dalam pangkuanmu" - Roman Picisan
"Perempuan itu..
Bernama Wulandari
Bahkan bidadari
Pesonanya..
Senyumannya..
Tawamu mengikat..
Tapi dayaku..
Sebatas pandang..
wulandari..
"Papa..
Papa..
Papa..
Karena itu
Tapi ku yakin
Karena..
Godaan mengintai
Tapi aku..
"Rindu..
Waktu..
"Waktu berputar
Namun hatiku
Kembali berdarah
Selalu bernanah
Saat menghampiri
Penolakanmu
Disambutmu.."
"Hormat untuk
Sang Pencipta
Atas Wulandari
Daun-daun berguguran.
Pohon-pohon bertumbangan
Pada manusia
Indah tatapnya..
Manis senyumnya..
Ku kira..
Ku tenun harapan..
"Matamu terbuka..
Uang..
Waktu..
Keluarga..
Persahabatan..
bukan uangmu"
Terus menjauh..
Hanya Wulandari..
Menghapus..
Saat kusadari..
"Bapak..
Mak,
Lalu..
"Rindu..
Sahabat..
Kau lah..
"Malam ini..
Ku tatap jelaga hitam
Aku sesak..
Aku teriak..
Ku butuh kedamaian..
"Cintaku sederhana..
melahap senjaku
Wahai malam,
Bersinarlah kerlip-kerlap
Bidadariku tertatih
Sembuhlah purnamaku
Sehatlah bidadariku
"Kupikir..
Anganku..
Namun..
"Ya Allah
Akan ada rencanamu yang indah di balik semua ini" - Roman Picisan
"Cintaku sederhana
Namun..
Namun..
Setiap khawatirkanmu
Ku menangis pilu
Saat ku tau
Egoku menggelepar
Dadaku sesak
Nalarku terisak
"Aku percaya..
Persahabatan ini
"Bulan purnamaku
Bersinar cemerlang
Bidadariku,
Taukah kamu..
Hatiku merintih
Taukah kamu,
Jiwaku merontah
Setiap menatapmu..
Melihat tangismu..
Ya Tuhan..
Kenapa harus ada rasa yang rumit ini.. " - Roman Picisan
Baper Episode 41 (5 April 2017)
Namun didekatmu
"Sekarang..
Sekarang..
Izinku menari
Tuhan..
Iringi ku bernyanyi
Detik ini..
Namanya Wulandari
Tapi ku ucapkan
Maaf..
yang ku ingin..
Cinta kita..
Di ukir mulai dari sini.." - Roman Picisan
Harus ku pastikan
Membuatku percaya
Tuhan..
Tuhan..
"Tuhan..
Tuhan..
Padahal..
"Wulandari..
Masih disisiku
Walaupun..
Menerangi dunia..
Karena apa..
"Maaf..
Maaf..
bagi cinta
"Melihatmu bersusah..
Hatiku resah
Bulan purnama..
Ya Allah..
Takkan kubiarkan
Kan ku biarkan
"Laki-laki
Untuk keluarga
"Pak..
Pak..
Peluh keringatmu
Air matamu
Tapi kenapa..
Kenapa..
Kenapa semesta
"Keselamatnmu..
Menjagamu..
Asal Wulandari
"Ketika romansa..
Sepadan..
Terima kasih guru atas ilmu yang berguna untukku" - Roman Picisan
tapi bagiku..
Aku..
Pada dia..
Ya Allah..
Kuatkanlah aku