Anda di halaman 1dari 9

MODUL

POWER THRESHER

Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS)


Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA

KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
2015
Sesi Perontok (Power Thresher)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Deskripsi Singkat
Penggunaan Perontok (Power Thresher) bagi petani pada saat panen
sudah merupakan hal yang sering ditemukan di lapangan. Beberapa
keuntungan yang dapat diperoleh dapat dirasakan langsung bagi
penggunanya, antara lain : menghemat tenaga kerja, biaya, mempercepat
proses pemanenan serta dapat menekan tingkat kehilangan hasil. Dalam
pengoperasiannya ada beberapa hal yang perlu diketahui agar kerja yang
diharapkan dapat semaksimal mungkin, baik dari sebelum mengoperasikan,
proses pengoperasian hingga penyelesaian pekerjaan dengan menggunakan
power thresher. Sehingga petani dapat lebih memahami dan
mengaplikasikannya untuk meningkatkan produksi padi.
Materi power thresher telah disusun berdasarkan kebutuhan, antara lain :
pengenalan bagian-bagian dari power thresher, bagaimana cara
mengoperasikannya dan hal-hal perlu diperhatikan sebelum dan selama
mengoperasikan serta melakukan perawatan setelah digunakan dan berkala.

B. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi dasar :
Setelah mengikuti Diklat peserta dapat memahami dan
menggunakan alsin perontok (power thresher).
2. Indikator Hasil Belajar :
Setelah mengikuti pembelajaran peserta dapat :
a. Menjelaskan bagian-bagian dan fungsi perontok dan pembersih.
b. Menjelaskan cara penggunaan alsin perontok
c. Mengetahui jenis-jenis alsin perontok.
d. Menganalisis efisiensi alsin perontok dan pembersih.
C. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
1. Perontok
- Pengertian Perontokan
- Petunjuk Operasional
2. Perawatan Mesin Perontok
- Perawatan Berkala
- Perawatan Setelah digunakan
BAB I
PERONTOK (Thresher)

A. Pengertian Perontokan
Perontokan merupakan tahap penanganan pasca panen setelah pemotongan,
penumpukan dan pengumpulan . Pada tahap ini, kehilangan hasil akibat
ketidaktepatan dalam melakukan perontokan dapat mencapai lebih dari 5 %.
Cara perontokan telah mengalami perkembangan dari cara digebot menjadi
menggunakan power thresher. Perontokan adalah melepaskan biji kedelai dari
polongnya. Kegiatan perontokan kedelai dilakukan setelah kegiatan panen
menggunakan sabit. Kegiatan perontokan ini dapat dilakukan
secara tradisional (manual) atau menggunakan mesin perontok. Secara
tradisional kegiatan perontokan akan menghasilkan susut tercecer yang relatif
besar, mutu biji yang kurang baik, dan membutuhkan tenaga yang
cukup melelahkan. Mesin perontok dirancang untuk mampu memperbesar
kapasitas kerja, meningkatkan effisiensi kerja, mengurangi kehilangan hasil
dan memperoleh mutu hasil biji kedelai yang baik.

B. Jenis mesin perontok (Thresher), yaitu :


1. Power Thresher (Thresher Mekanis)
Penggunaan Power Threser
• Mempercepat proses perontokan
• Menekan kehilangan hasil
• Meningkatkan mutu biji kedelai
Power Thresher ini dapat dipakai untuk merontok biji-bijian (padi, jagung
dan kedelai) disebut juga Power Thresher Multiguna dan
dilengkapi dengan pengayak sehingga biji – bijian yang dihasilkan
relatif bersih (gambar 1).
Gambar 1 : Power Thresher

Spesifikasi :
a. Tenaga penggerak : Mesin diesel atau bensin 5,5 HP s/d 6 HP
b. Berat keseluruhan : 110 kg
c. Panjang X Lebar X Tinggi : 1325 x 965 x 1213 mm
d. Kapasitas kerja : 500 hingga 600 kg per jam Padi
350 hingga 450 kg per jam Kedelai
700 hingga 1000 kg per jam Jagung
e. Kecepatan putar silinder : untuk padi 600 rpm
untuk kedelai 600 – 650 rpm
untuk jagung 650 – 700 rpm
f. Kebutuhan tenaga : 3 sampai 4 orang
g. Konsumsi bahan bakar : 0,9 liter per jam bensin
1,0 liter per jam solar
Power thresher ini yang selanjutnya berkembang dan beredar di pasar
Indonesia dengan modifikasi yang berbeda-beda tergantung kepada merk
dan model yang dikembangkan oleh masing-masing pabrikan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kehilangan hasil adalah :
1. Tipe alat potong dan alat perontok
2. Dipotong/ dipanen saat hujan lebih tinggi
3. Dirontokkan
4. Pengangkutan

C. Petunjuk Operasional
a. Petunjuk keselamatan kerja
1. Jalankan thresher hanya bila operator benar– benar telah memahami
cara pengoerasiannya. Gunakan buku petunjuk ini sebagai panduan
2. Sebelum menjalankan thresher, yakinkan bahwa lingkungan sekitar
aman dan ingat bahwa gas dari knalpot di ruangan yang
tertutup sangat berbahaya.
3. Jaga bagian tubuh (tangan, lengan, rambut dan kaki) dari sentuhan
komponen mesin yang berputar. Kenakan pakaian yang tidak
longgar supaya tidak tersangkut pada bagian mesin yang berputar.
4. Gunakan masker penutup hidung agar terhindar dari debu yang
ditimbulkan sewaktu proses perontokan berlangsung dan rambut yang
panjang sebaiknya diikat supaya tidak terjepit oleh bagian mesin yang
berputar.
5. Jangan bekerja pada mesin yang kondisinya buruk (mur dan baut
kendur).
6. Tangki bahan bakar diisi secukupnya, jangan sampai melimpah dan
jangan mengisi bahan bakar sewaktu mesin dalam keadaan
hidup, jangan memakai lentera dan jangan merokok)
7. Apabila menggunakan mesin diesel dengan pendingin air, usahakan
uap air pada tangki pendingin tidak berpengaruh terhadap bahan yang
akan/ sedang dirontok.
8. Apabila menggunakan mesin diesel dengan penggerak listrik, periksa
terlebih dahulu kesempurnaan seluruh rangkaian kelistrikan, bahaya
hubungan pendek arus listrik dapat menimbulkan kebakaran.
9. Sediakan selalu kotak perlengkapan PPPK (Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan)

b. Petunjuk Operasional Mesin Perontok (Power Thresher)


1. Prosedur Sebelum Pemakaian
a. Taruhlah mesin ditempat yang rata, dekat dengan tumpukan hasil
yang akan dirontok, bila perlu taruhlah alas terpal/ lembaran plastik
di bawah mesin, untuk mengurangi susut karena tercecer.
b. Taruhlah dan posisikan mesin sedemikian rupa sehingga kotoran
akan keluar searah dengan arah angin.
c. Untuk mengurangi susut tercecer posisikan mesin menghadap
dinding atau buatlah dinding buatan berupa
lembaran plastik/ anyaman bambu didepan mesin sedemikian rupa
sehingga butiran bijian yang terlempar dapat dikumpulkan.
d. Bukalah penutup mesin dan periksalah : drum, semua gigi
perontok, konkaf, bersihkan bagian dalam mesin dari kotoran dan
benda asing yang sekiranya akan mengganggu dan merusak mesin
dan juga berbahaya bagi operator. Putarlah drum perontok dengan
tangan sehingga yakin tidak ada yang lepas atau bersentuhan/
bergesekan.
e. Periksalah ketegangan dan garis lini sabuk puli, bila sabuk tidak
dalam satu garis lini dan ketegangan tidak tepat maka sabuk puli
akan cepat rusak sebelum waktunya. Untuk permukaan puli yang
kasar sebaiknya diamplas dan bila puli retak, sebaiknya segera
diganti.
f. Lumasilah semua bantalan dengan minyak pelumas atau pasta
pelumas, periksa juga secara menyeluruh terhadap kemungkinan
adanya mur, baur yang kendur. Periksalah mesin apakah sudah
cukup oli dan bahan bakarnya.

2. Cara Kerja
a. Setelah semuanya siap, star/ hidupkan mesin, biarkan sebentar
mesin hidup tanpa muatan. Periksalah posisi
unit keseluruhan mesin, jangan sampai bergeser akibat getaran
atau berpindah tempat.
b. Masukkan sedikit bahan asupan untuk memeriksa kemampuan
alat, tambah kecepatan putar (rpm) drum perontok bila ternyata
masih ada biji – bijian yang belum terontok.
c. Setelah mesin siap dioperasikan, masukkan bahan asupan yang
akan dirontok ke pintu pemasukan secara teratur sebanyak
mungkin tanpa menimbulkan overload, Tumpuklah bahan di
meja pemasukan seefektif mungkin dua sampai tiga orang
diperlukan untuk melayani mesin ini.
d. Kurangi pemasukan bahan bila terasa akan menjadi overloading,
terutama untuk bahan yang masih belum kering. Apabila
mesin macet/ slip karena overloading, matikan mesin, bukalah
tutup mesin dan bersihkan bagian dalamnya.
e. Apabila dirasa posisi meja pengumpan terlalu tinggi, pergunakan
alat bantu meja atau kursi untuk tempat berdiri operator
pengumpan atau rendahkan posisi dudukan mesin perontok.
f. Cegahlah jangan sampai ada benda asing (batu, kayu,
logam, mur, baut, kawat dsb) yang masuk kedalam mesin.
g. Kotoran berbentuk polong yang keluar dari pintu pelempar
polong atau kipas penghembus harus segera dijauhkan dari
mesin, agar tidak menyumbat saringan atau tercampur dengan
biji kedelai hasil perontokan, bila perlu biji kedelai ditampung
langsung menggunakan karung di depan mulut pintu
pengeluaran biji kedelai.
h. Apabila proses perontokan telah selesai, mesin harus segera
dibersihkan (terutama bagian dalamnya) untuk disimpan
ditempat yang bersih dan kering, bila perlu diberi selimut agar
tidak berkarat. Menyimpan mesin dalam keadaan kotor
akan menjadikannya mesin sebagai sarang hama dan penyakit.

D. Perawatan
Perawatan Mesin Penggerak Perontok Padi (Power Thresher)
dilakukan secara berkala antara lain :
KOMPONEN/
JAM PERAWATAN
BAHAN

Minyak Pelumas 600 Jam Diganti

Saringan Udara 100 Jam Dibersihkan

Karburator 100 Jam Diservis

Busi 100 Jam Dibersihkan

Sedangkan Perawatan harian, antara lain : Pemeriksaan silinder


perontok, bila terdapat kotoran/ benda asing bersihkan, pemeriksaan
kecukupan oli dan kualitasnya, sistem saluran bahan bakar apakah ada
kebocoran atau kotoran yang menyumbat, sistem kelistrikan
(pengapian), kekencangan tali V-belt (Jika sudah kendur kencangkan
kembali atau ganti bila tidak memungkinkan/ mengalami kerusakan),
Periksa kemungkinan baut-baut yang longgar, Tali starter dan tekanan
angin pada ban.

Anda mungkin juga menyukai