Pengantar
sebagai teknik pembedahan yang relatif sederhana untuk melakukan sterilisasi pada
kaum pria (Chaplin, 1989). Bebrbeda dengan cara kontrasepsi lainnya yang sudah
banyak diteliti dari segi psikologis, kontrasepsi mantap adalah metode kontrasepsi
yang belum banyak diteliti oleh para ahli Indonesia, khususnya dari segi
perspektif psikologis ini dikarenakan oleh jumlah pemakai metode ini relatif kecil jika
larangan tersebut. Data-data ilmiah yang dibahas penulis dalam pembahasan ini
umumnya berasal dari hasil penelitian yang dilakukan di luar Indonesia, khususnya
yang dilakukan di negara-negara barat. Hal demikian terpaksa dilakukan oleh penulis
Indonesia, tetapi menemukan yang secara sistematik khusus memfokuskan pada aspek
Kondom, dan Suntik), akseptor kontrasepsi mantap jumlahnya relatif masih kecil.
Kesimpulan ini didapatkan dari data-data yang tersedia. Sampai tahun 1984/1985,
Pil (55 persen), IUD (27 persen), Kondom (5 persen), Suntik(10 persen), metode
lain-lain termasuk kontrasepsi mantap (3 persen). Proporsi data ini tidak jauh berbeda
tahun 1982 di Amerika Serikat ada sekitar 27 persen wanita pasangan usia subur dan
terdapat sekitar 700 ribu wanita dan 400 ribu pria yang mengadopsi kontrasepsi
mantap tersebut adalah adanya kekuatiran terhadap efek sampingan pemakai pil dan
IUD (McCharty, 1987). Jika dibandingkan dengan keadaan negara lain, jumlah
terhadap pandangan agama, faktor lain yang menjadi penyebab dari rendahnya
pemakai tersebut ialah karena kampanye pemakaian teknik ini belum dilakukan secara
luas. Metode kontrasepsi mantap belumlah lagi menjadi menjadi bagian kampanye
program KB Nasional. Metode ini masih dipertentangkan para pemuka agama, karena
menjalani operasi sterilisasi dapat bersumber pada dua hal. Sumber pertama adalah
operasi sterilisasi itu sendiri. Operasi sterilisasi menimbulkan reaksi fisiologik karena
kehilangan fungsi organ. Sumber kedua, adalah pengetahuan si subjek bahwa dia
penyebab sebenarnya bukanlah operasi itu sendiri. Sebagai contoh hasil penelitian
yang dilakukan oleh Sacks & LaCroix (1962). Dalam penelitian tersebut, Sacks &
LaCroix (1962) menemukan bahwa dari 100 pasien yang menjalani operasi tubal
adanya keluhan rasa sakit pada tubuh mereka, kecuali gangguan menstruasi yang
biasa terjadi pada mereka yang semakin lanjut usia. Sisanya yang berjumlah 11 orang
melaporkan bahwa mereka mengalami sakit pada ovarium, sakit punggung, dan
operasi sterilisasi. Menanggapi pendapat pemakai kontrasepsi mantap itu, Sacks &
LaCroix (1962) mengungkapkan bahwa itu adalah perasaan subjektif yang keliru,
karena rasa sakit yang demikian juga terjadi pada orang-orang yang tidak
psikologis kontrasepsi mantap maka pembahasan akan dibagi dalam dua kategori,
yaitu aspek psikologis kontrasepsi mantap pada wanita, dan aspek psikologis
kontrasepsi mantap pada pria. Aspek Psikologis pada Wanita Masalah yang timbul
karena operasi sterilisasi bermula dari timbulnya pikiran bahwa setelah menjalani
operasi orang merasa bahwa dirinya tidak lagi lengkap sebagai manusia. Sebagai
seorang wanita, perasaan tidak lengkap sebagai manusia muncul dalam bentuk
kehilangan sifat keibuan yang berupa kemampuan untuk hamil. Uterus dan organ
‘pelvic’ lainnya di samping memiliki arti fisiologis juga memiliki arti psikologis.
Penelitian yang dilakukan oleh Drellich & Bieber serta penelitian yang dilakukan
Fischer menunjukkan bahwa wanita yang tidak ingin punya anak lagi yang menjalani
bukan lagi seorang wanita yang lengkap (Rodgers dan Zielger, 1973, hal 313).
Sebagian wanita merasakan bahwa uterus tidak jauh berbeda dengan alat kemaluan
dan Zielger, 1973, hal 314-315) dari hasil penelitiannya melaporkan bahwa ada 45
mereka bisa hamil lagi, untuk mengatasi perasaan kehilangan tersebut. Selain itu, 30
konversi histerik’, atau reaksi kekanak-kanakan yang semacam. Sisa responden yang