Oleh: Kelompok 4
Dosen Pembimbing:
Ulvi Mariati, S. Kep, M. Kes
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
nikmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah memberi
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapakan demi kesempurnaan
makalah selanjutnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
dalam kehidupan. Ketika proses persalinan dimulai, peranan ibu sangat penting
memberikan bantuan dan dukungan pada ibu bersalin. Kematian seorang ibu
dalam proses persalinan atau oleh akibat lain yang berhubungan dengan
interaksi ibu dengan bayi yang baru saja dilahirkannya bisa terganggu tidak hanya
pada bayi proses penyembuhan ibu juga akan terganggu jika ibu mengalami
hati ibu itu akan mengimbas dan menumbuhkan emosi-emosi yang sama pula
pada bayinya. Biasanya ibu macam ini menampilkan sikap yang ragu-ragu
terhadap diri sendiri, menampakkan relasi yang tidak mapan, atau menjlin relasi
tidak hanya dari pengetahuan anatomi, biologi, biokimia, tetapi juga dengan
psikososial persalinan?”
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan dalam makalah ini adalah untuk mengetahui pendekatan
psikososial persalinan.
1.3.2 Tujuan Khusus
persalinan.
persalinan.
PEMBAHASAN
dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan adalah serangkaian
kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir
cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh
ibu.
dari dalam rahim melalui jalan lahir. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus
dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika
Rasa nyeri saat persalinan merupakan hal yang normal terjadi penyebabnya
meliputi faktor fisiologis dan psikis (Khasanah, 2005 dalam Sulistyo, 2013)
a. Faktor Fisiologis
menimbulkan rasa nyeri karena saat itu otot-otot rahim memanjang dan kemudian
memendek. Serviks juga akan melunak, menipis, dan mendatar, kemudian tertarik.
Saat itulah kepala janin menekan mulut rahim dan kemudian membukanya. Jadi,
bertambah tinggi dan semakin sering sebanding dengan kekuatan kontraksi dan
tekanan bayi terhadap struktur panggul, diikuti regangan bahkan perobekan jalan
lahir bagian bawah. Dari tidak ada pembukaan sampai pembukaan 2 cm, rasa
sakit/nyeri yang muncul rata-rata dua kali dalam 10 menit. Proses ini bisa
rata-rata 0.5-1 cm per jam. Makin lama, intensitas dan frekuensi nyeri makin
b. Faktor Psikologis
Rasa takut dan cemas yang berlebihan akan mempengaruhi rasa nyeri ini.
melahirkan. Hal ini karena ambang batas rangsang nyeri setiap orang berlainan
dan subjektif sekali. Ada yang merasa tidak sakit hanya perutnya yang terasa
kencang. Ada pula yang merasa tidak tahan mengalami rasa nyeri. Beragam
respon tersebut merupakan suatu mekanisme proteksi dari rasa nyeri yang
dirasakan.
Fokus wanita adalah pada dirinya sendiri dan fokus pada dirinya sendiri
terhadap kehidupannya kelak, tanggung jawab, yang baru atau tambahan yang
b. Kesiapan emosi
Tingkat emosi pada ibu bersalin cenderung kurang bias terkendali yang di
akibatkan oleh perubahan – perubahan yang terjadi pada dirinya sendiri serta
pengaruh dari orang – orang terdekatnya, ibu bersalin biasanya lebih sensitive
terhadap semua hal. Untuk dapat lebih tenang dan terkendali biasanya lebih sering
bersosialisasi dengan sesama ibu – ibu hamil lainnya untuk saling tukar
persalinan ᄃ , antara lain dari segi materi apakah sudah siap untuk menghadapi
kebutuhan dan penambahan tanggung jawab yang baru dengan adanya calon bayi
yang akan lahir. Dari segi fisik dan mental yang berhubungan dengan risiko
d. Support system
Peran serta orang – orang terdekat dan dicintai sangat besar pengaruhnya
1. Kala I
a. Fase laten
Pada ibu hamil banyak terjadi perubahan, baik fisik maupun psikologis.
Perubahan psikologis pada kala I. Beberapa keadaan dapat terjadi pada ibu
dalam persalinan, terutama pada ibu yang pertama kali melahirkan sebagai
berikut:
menolongnya
f. Apakah bayinya normal apa tidak
g. Apakah ia sanggup merawat bayinya
h. Ibu merasa cemas
a. Pengalaman sebelumnya
b. Persiapan menghadapi persalinan (fisik, mental, materi dsb)
c. Lingkungan
d. Mekanisme koping
e. Sikap terhadap kehamilan
Kecemasan menghadapi persalinan intervensinya: kaji penyebab kecemasan,
orientasikan ibu terhadap lingkungan, pantau tanda vital (tekanan darah dan nadi),
berikan support emosi dan fisik, libatkan keluarga (suami) untuk selalu
b. Fase aktif
Seiring persalinan melalui fase aktif, ketakutan ibu meningkat. Pada saat
kontraksi semakin kuat lebih lama, dan terjadi lebih sering, semakin jelas baginya
bahwa semua itu berada di luar kendalinya. Dengan kenyataan ini, ia menjadi
lebih serius, ibu ingin seseorang mendampinginya karena ia takut ditinggal sendiri
Pada fase transisi biasanya ibu merasakan perasaan gelisah yang mencolok,
marah, menolak hal-hal yang ditawarkan kepadanya, rasa takut cukup besar.
khawatir ibu meningkat. Kontraksi menjadi semakin kuat dan frekuensinya lebih
sering sehingga ia tidak dapat mengontrolnya. Dalam keadaan ini, ibu akan
menjadi lebih serius, ia menginginkan seseorang untuk mendampinginya. Karena
Ketika persalinan itu semakin maju, ia akan menutup mata serta pernafasannya
berat dan lebih terkontrol. Ia akan mengerang dan kadang berteriak selama
berkontraksi yang nyeri. Ibu sering terlihat menekuk jari kakinya ketika kontraksi
memuncak.
Dukungan yang diterima atau tidak diterima oleh seorang ibu di lingkungan
mempengaruhi aspek psikologisnya pada saat kondisinya sangat rentan setiap kali
2. Kala II
a. Sering timbul rasa jengkel, tidak nyaman, saat bersalin ibu merasakan nyeri
akibat kontraksi uterus yang semakin kuat dan semakin sering, berkeringat
banyak, akibatnya ibu merasa lelah sekali kehausan ketika bayi sudah di
terganggu. Hal ini disebabkan karena kepala janin sudah memasuki panggul
dan timbul kontraksi-kontraksi pada uterus. Muncul rasa kesakitan dan ingin
sendiri serta rasa takut dan kekhawatiran. Para ibu mengeluh bahwa bila
mampu mengejan “terasa lega”. Tetapi ibu-ibu yang lain merasa sangat berat
karena intensitas sensasi yang dirasakan. Efek yang dapat terjadi pada ibu
karena mengedan, yaitu pertama Exhaustion, ibu merasa lelah karena tekanan
untuk mengejan sangat kuat. Dua, Distress ibu merasa dirinya distress dengan
ketidaknyamanan panggul ibu karena terdesak oleh kepala janin. Tiga, panik
ibu akan panik jika janinnya tidak segera keluar dan takut persalinannya lama.
3. Kala III
1. Bahagia
Karena saat – saat yang telah lama di tunggu akhirnya datang juga yaitu kelahiran
bayinya dan ia merasa bahagia karena merasa sudah menjadi wanita yang
Cemas dan takut kalau terjadi bahaya atas dirinya saat persalinan karena
4. Kala IV
1. Phase Honeymoon
Phase Honeymoon ialah Phase anak lahir dimana terjadi intimasi dan
kontak yang lama antara ibu – ayah – anak. Hal ini dapat dikatakan
proses persalinan merupakan salah satu upaya untuk proses ikatan kasih
tersebut.
Pada umumnya, persalinan akan disambut oleh calon ibu dengan beragam
melakukan koping
malu.
j) Beberapa ibu mungkin merasa dekat dengan pasangan dan bayi; sama
halnya dengan ibu yang tidak tertarik dengan bayinya meskipun beberapa
ibu yang ingin menyusui menginginkan adanya kontak kulit ke kulit dan
segera menyusui.
m) Nyeri
mempengaruhi kualitas mental ibu. Kondisi ini didukung pula oleh bertambahnya
tekanan bobot bayi yang semakin jelas dan terus mendorong hasrat ibu untuk
segera melihat bayinya. Efek psikologis yang ditimbulkan makin besar, seperti
1.Perasaan Takut
terhadap pendarahan dan kesakitan luar biasa serta bias menimbulkan ketakutan
kematian, baik ibu atau bayinya. Ketakutan kematian yang mendalam menjelang
kelahiran bayi disebut ketakutan primer, yang menjadi intens ibu, suami dan
semua orang yang bersimpati padanya ikut panik atau gelisah. Sikap menghibur
dan melindungi dari suami atau keluarga sangat diperlukan, karena merupakan
lain.
seperti kurangnya dukungan suami atau kondisi ekonomi sulit. Ketakutan mati
bias dikurangi dengan mekanisme pertahanan diri yang kuat, seperti persiapan
perasaan bersalah atau berdosa. Perasaan ini berhubungan erat dengan kehidupan
emosi dan cinta kasih yang diterima ibu hamil dari orang tuanya, terutama pada
bersalah lebih kecil ketimbang dengan mereka yang memiliki kehidupan emosi
yang kurang menyenangkan. Hal ini sangat jelas berlaku jika anak yang akan
dilahirkan adalah hasil pemerkosaan atau anak yang tidak diinginkan sehingga
Selain itu, proses identifikasi yang diterima ibu hamil. Jika identifikasi
mekanisme rasa bersalah atau berdosa pada ibunya. Keadaan rasa bersalah atau
berdosa akan membuat ibu semakin takut pada kematian sehingga salah satu
upaya yang dilakukan nya adalah meminta ibunya untuk selalu menemani
sebelum selama dan pasca persalinan. Kehadiran ibunya dianggap sebagai obat
menjelang persalinan seperti ketakutan jika anak lahir cacat atau keadaan
patologis, takut bayinya bernasib buruk akibat disa-dosanya, ketakutan atas beban
hidup yang semakin berat dengan kehadiran anak, sikap penolakan dan regresi
4. Trauma Kelahiran
Trauma kelahiran biasanya berkaitan erat dengan sikap ibu yang selalu
dirundung ketakutan untuk berpisah dengan anak dari rahimnya, sikap protektif
ibu yang berlebihan atau perasaan tidak mampu merawat bayinya. Jadi, terdapat
5. Halusinasi Hipnagogik
yang berlangsung saat setengah tidur dan setengah terjaga. Selama interval relaks
ini akan bermunculan berbagai konflik batin, tendensi psikologis yang tidak
proses persalinan.
Reaksi sikap pasif atau aktif ibu menunggu proses persalinan secara umu
banyak dipengaruhi ileh sikap ibu. Beberapa tipe sikap reaksional dari wanita
sejak awal dia menerima kehamilan dan proses persalinan sebagai hal yang
normal, tidak perlu dicemaskan atau ditakutkan sebagai bentuk responsnya saat
mendengarkan nasehat atau sugesti bidan atau dokter. Namun ketika merasakan
menjadi marah hebat, tidak sabar dan selalu menuntut segera kehadiran dokter
atau bidan. Ketidakhadiran bidan atau dokter meningkatkan rasa kecemasan dan
kemarahannya.
kehamilan sama sekali tidak menyadari bahwa kehamilannya sudah matang dan
menjelang proses persalinan. Gambaran sikap tipe wanita hiperpasif ialah tidak
janin, karena dianggap tidak penting, semua urusan mengenai kehamilan dan
anakan, sangat tergantung penuh kepada ibu atau pengganti ibu serta senang
tidak sabaran, merasa tidak takut mati dan selalu mengharapkan kehadiran orang
lain.
Ciri-ciri wanita pasif menyerah ialah malas bekerja sama dengan bidan
lemah. Bahkan berhenti secara total proses persalinan dan macet total sehingga
Wanita aktif adalah kebalikan dari wanita pasif secara total dan ditandai
yang banyak didorong oleh impuls-impuls dalam diri yang begitu kuat.
Gambaran sikap dari tipe wanita hiper aktif secara total ialah sikap yang
sangat aktif dan berlebihan untuk melepaskan diri dari ritme kelahiran normal. Ibu
ini akan terus berupaya keras untuk mengatur keseimbangan irama kontraksi
Gambaran umum dari reaksi ibu ini ialah bersikap kejantanan ekstrem
sejak awal dari kehamilannya hingga menjelang kelahiran. Akan tetapi instingnya
selalu berubah ubah antara keinginan untuk memiliki anak dengan keengganan
melahirkan anaknya. Hal ini dilakukan karena menganggap proses kehamilan dan
anak. Kedua gejala ini memuncak menjadi suatu gejala neurotis yang obsesif bila
tidak disertai adanya sikap positif dari suami atau anggota keluarga lainnya,
kurang percaya diri, mengalami gangguan syaraf, sakit kepala dan mengalami
konflik antara konflik batin dan tingginya kualitas konflik maskulin dengan sikap
femininnya.
Gamabaran umum reaksi sikap ibu tipe ini menganggap bahwa proses
melahirkan bayi, menuntut kelahiran operasi, memaksa bidan atau dokter untuk
2.1.7 Cemas
psikologis pada ibu yang akan melahirkan adalah kecemasan. Kecemasan dapat
merupakan respons emosional bagi orang sakit, orang yang dirawat, dan mereka
yang sedang dalam persalinan. Kecemasan dan ketakutan pada ibu melahirkan
bisa terjadi meskipun tetap dalam batas normal. Kecemasan menjelang persalinan
umum dialami oleh ibu. Meskipun persalinan adalah suatu hal yang fisiologis,
perubahan fisik dan psikologis yang dimulai dari terjadinya kontraksi rahim,
dilatasi jalan lahir, dan pengeluaran bayi serta plasenta yang diakhiri dengan
dibandingkan saat tidak hamil (Newnham, 1984 cit Reeder & Koniak, 2000) dan
dari kadar tersebut ditemukan 20x lebih tinggi pada ibu yang partus lama, sulit,
menurunkan sensitifitas nyeri. Ibu yang tidak tahu peristiwa yang sedang dan akan
terjadi dapat takut, cemas, dan akan makin cemas kalau perubahan rasa nyaman
makin hebat.
uterus, partus lama, peningkatan kadar kortisol ibu. Perubahan -perubahan yang
selalu terjadi pada setiap tahap persalinan perlu dikenal ibu yang akan bersalin
baiknya.
Katekolamin (hormon stres) yang disekresi ketika ibu cemas dan takut,
diketahui menghambat kontraksi uterus dan aliran darah placenta. Aktivasi sistem
stres memimpin perubahan perilaku dan periferal yang meningkatkan kemampuan
mengganggu persalinan dan janin, termasuk kurangnya efi siensi kontraksi uterus,
proses persalinan lama, dan hambatan pengeluaran darah dari uterus dan placenta.
sesuatu. Pendekatan psikososial adalah Ttitik tolak atau sudut pandang kita
individu (orang-orang).”
b. Hubert Bonner dalam bukunya “Social Psychology” menyatakan “Psikologi
pada tingkah laku individu, bukan tingkah laku sosial. Tingkah laku inilah
yang menjadi pokok atau sasaran utama dalam mempelajari psikologi sosial.
c. A.M. Chorus dalam bukunya “Gronslagen der sociale Psycologie”
Merumuskan bahwa : “Psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang
setiap manusia yang normal akan hidup dan berhubungan bersama dengan
masyarakat.
d. Gordon Allport
Psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami dan
dipengaruhi oleh kehadiran orang lain, baik secara nyata atau aktual, dalam
pendekatan psikologi dan sosial terhadap wanita yang sedang berada dalam tahap
sosial terhadap wanita yang sedang berada dalam masa persalinan yang
pemberian bantuan pada ibu yang akan melahirkan dengan kegiatan bimbingan
proses persalinan.
Persalinan.
untuk kesejahteraan ibu dan proses persalinan agar dapat berjalan dengan
semestinya.
menerima klien apa adanya dan memberikan dorongan verbal yang positif.
1) Kehadiran.
Kehadiran merupakan bentuk tindakan aktif ketrampilan yang meliputi
sentuhan bidan terhadap klien akan memberi rasa nyaman dan dapat
membantu relaksasi.
4) Memberi informasi tentang kemajuan persalinan.
Hal ini diupayakan untuk memberi rasa percaya diri bahwa klien dapat
Informasi yang diberikan diulang beberapa kali dan jika mungkin berikan
secara tertulis.
5) Membantu persalinan dengan memandu intruksi khusus tentang bernafas,
menghilang, bidan mengatakan pada ibu untuk bernafas pajang dan rileks.
6) Mengadakan kontak fisik dengan klien.
Kontak fisik dapat dilakukan dengan menggosok punggung, memeluk dan
sebagai seorang tua dewasa, karena suatu ketika bidan harus memberikan
perimbangan.
Tujuannya adalah:
mandiri;
3) Memberi dorongan kepada klien agar menyesuaikan diri dengan
perilaku.
Proses belajar terjadi di sistem limbik yaitu pada hipokampus. Sistem limbik
berperan erat pada emosi dan tingkah laku (Putra, 2005), menjadi penghubung
antara fungsi kognitif yang lebih tinggi misalnya pertimbangan atau alasan dengan
respon emosi yang lebih primitif misalnya kecemasan dan takut. Amygdala
dan memori. Menurut Rogers & Read (1997) manusia adalah mahluk yang
sering memiliki respon emosi kuat (Chitty, 1997). Dampak psikologis yang dapat
muncul pada klien merupakan salah satu respon individu terhadap situasi yang
menanggulangi kontraksi. Ibu yang tidak siap dapat tegang, respon viseral dan
trauma, depresi, stres, dan perasaan menyalahkan diri (Gamble dkk., 2005).
peristiwa hidup yang dapat dan tidak dapat diantisipasi (Baird-Crooks dkk.,
2000). Menurut Reeder & Koniak (2002), penjelasan tentang segala sesuatu yang
akan terjadi dengan bahasa yang dapat dimengerti akan merupakan dukungan
emosional.
2004). Informasi dapat memotivasi ibu sehingga tahan terhadap perubahan rasa
nyaman (Reeder, 2000). Ibu yang mengetahui bahwa dia dan bayinya tidak dalam
kehidupan kemungkinan dapat membantu ibu. Rasa tidak berdaya juga dapat
(Chitty, 1997), berhubungan dengan respons imun. Mereka yang stres lebih rentan
dkk. (2001), aktivitas sistem stres saat partus menguntungkan ibu dan fetus. Stres
ibu saat bersalin adalah respons psikologis kompleks yang dapat dipengaruhi
Kroeger, 2004). Ketika persalinan aktivitas sistem stres menguntungkan ibu dan
1. Terapi individual
terapis (bidan) dan klien untuk mencapai perubahan pada diri klien. Pada
hubungan satu persatu, terapis bekerja sama dengan klien untuk mengembangkan
dan mengembangkan cara cara yang tepat untuk yang tepat untuk memenuhi
kebutuhan klien.
Penerapan terapi individu ditujukan kepada ibu hamil, persalinan dan nifas
yang mempunyai masalah masalah psikologis yang berkaitan dengan rasa takut,
keputusan.
Sebuah hubungan ada tiga fase yaitu : fase orientasi, fase kerja dan fase
terminasi.
b. Fase kerja, dalam hal ini klien menjadi lebih terlibat dalam eksplorasi
diri. Dalam hal ini bidan bekerja dengan riwayat dan proses perasaan
c. Fase terminasi, yakni fase dimana bidan dan klien menentukn bahwa
penutup dari suatu hubungan telah tepat. Biasanya kedua belah pihak
sudah lebih dapat ditangani dari sudut pandan klien dan bahwa tujuan
khusus yang dibuatsudah tercapai. Dalam hal ini klien akan menilai
apakah hasil terapi ini memberikan perubahan kearah yang lebih baik
fisiologisnya.
Yang terpenting dalam terpi individual dalam kebidan ini adalah untuk
mengurangi distress emosional, perubahan perilaku yang tidak baik, usaha untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan klien serta meningkatkan
2. Terapi Kognitif
keyakinan dan sikap klien yang mempengaruhi perasaan dan perilaku klien.
sendiri, dunia dan masa depannya atau janinnya akan meneruskan pada pola
bidan haru mengarahkan klien ke ahlinya (psikiater). Jadi terapi kognitif yang
boleh diberikan atau dilakukan oleh bidan hanya untuk masalah masalah ringan.
Penerapan dari terapi kognitif ialah untuk klien yang memiliki masalah pikiran
Tujuan dari terapi kognitif adalah membantu klien untuk mengubah pikiran yang
tidak rasional yang berkaitandengan persalinan dan membantu klien untuk bisa
3. Terapi Keluarga
dalam usaha membantu masalah klien. Semua masalah dalam keluarga yang
Penerapan terapis keluarga ditujukan kepada klien yang memiliki masalah dalam
relasi social atau kegagalan dalam membina hubungan dengan pasangan dan
anggota keluarga. Secara teoritis gejala gejala yang ada pada klien tidak terlepas
dari masalhmasalh yang ada dalam keluarga berupa hubungan yang disfungsional
dan pola komunikasi yang tidak sehat. Perilaku ekstrim yang dapat dilihat seperti
Dalam bekerja dengan keluarga, bidan dapat melakukan tiga tahap pendekatan
terapi yaitu fase kesepakatan, fase kerja dan fase terminasi. Fase kesepakatan
keluarga ditandai dengan terbentuknya hubungan antar keluarga dan bidan. Pada
tahap ini masalah masalah diidentifikasi dan tujuan ditetapkan. Pada fase kedua
4. Terapi Perilaku
dipelajari, perilaku sehat dapat dipelajari dan menggantikan perilaku yang tidak
sehat. Bidan dan klien dapat bekerjasama untuk mengidentifikasi masalah dan
dan pengkondisian operan serta mengikuti format yang tepat. Ada lima teknik
dirinya.
d. Terapi pengendalian diri, dalam hal ini klien dilatih untuk belajar
tindakannya,
e. Terapi aversi atau terapi reflek terkondisi, terapi ini didasarkan pada
ditinjau berdasarkan tingkat gangguan psikologi yang diderita oleh klien sehingga
ada pembentukan kerja sama antar para ahli. Kolaborasi antar para ahli
memungkinkan klien mendapatkan hasil dan intervensi pelayanan kesehatan yang
optimal, karena hasil diagnosanya merupakan kumpulan testimoni dari para ahli.
a. Etiologi
2) Trauma melahirkan
3) Rasa bersalah
b. gejala
5) mengutuk diri sendiri atau orang yang berbuat salah kepada dirinya sendiri
c. Tindakan ibu
ketakutan
d. Tindakan bidan
1) Beri edukasi kepada klien tentang perubahan perubahan fisik dan psikis
3) Beri dukungan kepada klien bahwa ibu akan menjadi seorang ibu yang
4) Berikan sentuhan kecil pada bahunya untuk menambah rasa percaya diri
klien
e. Tindakan psikolog
ketkutannya
2) Bantu klien tentang kecerdasan emosionalnya
psikososial
2.3.1 Hypnobirthing
a) Pengertian
melahirkan dengan hypnosis, dimana ibu sepenuhnya sadar dan menikmati proses
persalinan. Metode ini berakar pada ilmu hypnosis dengan metode pendekatan
latihan penanaman sugesti pada alam bawah sadar oleh ibu, untuk mendukung
alam sadar yang mengendalikan tindakan ibu dalam menjalani proses persalinan
Hypnobirthing bermanfaat baik bagi ibu maupun bagi janin. Dari berbagai
ketegangan, sindrom rasa sakit dan kepanikan selama proses persalinan dan
lama kehamilan 18,8% (Collins & Bleyl 1990). Study longitudinal Papiernik.,
et al, (1986) selama 12 tahun dengan menggunakan hypnosis pada 16.004 ibu
j. Hypnobirthing dapat mempererat ikatan batin ibu terhadap bayi dan suami dan
mengurangi masalah menyusui pada ibu, bayi dapat menyusui dengan baik
ibu hamil tanpa komplikasi bersalin dengan jalan berendam dalam air hangat
(yang dilakukan pada bathtub atau kolam) dengan tujuan mengurangi rasa nyeri
kontraksi dan memberi sensasi rasa nyaman. Para ginekolog sepakat, studi
mengenai keamanan water birth, baik terhadap keselamatan ibu maupun bayi
perlu dilakukan. Ini merupakan jaminan bagi ibu yang memilih metode ini merasa
stress pada sebagian besar ibu bersalin yang menyebabkan peningkatan rasa nyeri,
takut dan cemas. Strees pada ibu bersalin menyebabkan terjadi peningkatan
yang akhirnya menyebabkan cemas pada ibu, peningkatan nyeri dan stress
persalinan yang dapat mengurangi kecemasan pada ibu bersalin sehingga ibu tidak
Abstrak
Konseling psikososial yang disampaikan oleh bidan telah ditunjukkan
terhadap tindakan bukti dan evaluasi proses ini dapat meningkatkan pengetahuan.
Pendahuluan
yang sedang berlangsung baik sebelum dan sesudah kelahiran jauh mencapai dan
kelahiran dan operasi caesar. Proporsi wanita yang meminta sesar pilihan elektif
karena ketakutan akan kelahiran sangat penting di negara maju.56 Para periset
Australia baru-baru ini melakukan uji coba terkontrol secara acak yang
Metode
catatan harian peserta bidan dan wawancara, dan audit klinis tingkat ketakutan
Queensland yang menyediakan perawatan terhadap sekitar 4600 wanita hamil per
tahun.
pelatihan mereka pada awal April 2016). Dua bidan kemudian mundur
dan kompetensi)
Intervensi psychoeducation yang dipimpin bidan bertujuan untuk
Program pelatihan BELIEF terdiri dari tiga lokakarya setengah hari yang
psikologis.
4) Self-administered survey (pre- and post-workshop)
Survei yang dikelola sendiri (pra-dan pasca lokakarya)
direkam secara digital. Dua bidan tidak tersedia saat mereka cuti.
b. Jika Anda merasa terhambat dengan cara apa pun, dapatkah Anda
7) Retrospective audit
Ketakutan akan skor kelahiran direkam secara rutin oleh staf di basis data
pasien elektronik.
Pembahasan
Selain itu, kami menggunakan teknik yang terkait dengan audit klinis untuk
signifikan untuk mendukung wanita yang takut akan persalinan. Selain itu,
dengan percaya diri mengidentifikasi asal mula emosi yang menyedihkan. Bidan
menantang asumsi dan kesalahpahaman jika diperlukan. Bukti nyata dari hal ini
terlihat pada hasil audit dimana penggunaan kerangka konseling oleh bidan secara
dengan tingkat ketakutan melahirkan yang tinggi. Selain itu, pelatihan tersebut
BELIEF dianggap sulit bagi sebagian besar peserta karena hambatan organisasi
dan struktural. Hanya bidan yang bekerja di seluruh lingkup praktik mereka secara
bidan didukung untuk bekerja dalam model yang menggunakan semua keahlian
bermasalah.
psikologis pascamelahirkan.
PSYCHOLOGICAL WELLBEING
015-0721-y AUSTRALIA
Abstrak
asuhan kebidanan dan kesejahteraan emosional pada satu dari lima wanita yang
tinggal di negara maju. Tingkat intervensi obstetrik dan operasi caesar yang lebih
tinggi dialami pada wanita yang mengalami ketakutan saat persalinan. Efektivitas
kehamilan) tidak jelas dan baru mendapatkan jelas saat kelahiran atau
Latar Belakang
ketakutan melahirkan pada wanita hamil dan memperbaiki hasil kelahiran dan
kesejahteraan emosional.
memiliki enam sesi perilaku kognitif atau dua intensif. sesi dengan
dokter kandungan.
b. Pada studi kedua, wanita yang menerima enam sesi psiko-pendidikan
saat ini melaporkan hasil sekunder untuk RCT pada 6 minggu pascapersalinan
Pendahuluan
bayi, dan dapat menjadi penyebab stres hubungan pasangan . Selain itu, ibu hamil
(SC). Mereka juga berisiko tinggi terhadap intervensi obstetrik seperti SC pilihan
atau darurat. Dengan tidak intervensi rutin, wanita Australia yang takut akan
mengalami tingkat kelahiran vaginal yang lebih tinggi (SC yang berkurang) dan
kelompok kontrol.
Metode
tahun ke atas, mampu membaca, menulis dan mengerti bahasa Inggris dan dengan
direkrut oleh bidan penelitian di klinik antenatal dari tiga rumah sakit pendidikan
di Queensland tenggara, Australia antara Mei 2012 dan Juni 2013. Peserta
multi-site hospital Human Research Ethics Committee untuk ketiga rumah sakit
yang berpartisipasi.
Jumlah Sampel
penurunan 10 poin dalam skor ketakutan tinggi antara kelompok intervensi dan
Hasil sekunder dari studi BELIEF yang dilaporkan dalam makalah ini
Hasil psiko-sosial mencakup tingkat gejala depresi yang lebih rendah, ketakutan
akan kelahiran yang menyengsarakan dan kepercayaan orang tua yang membaik.
Kepuasan wanita dengan mode kelahiran terakhir mereka dan bantuan keputusan
serta pengendalian akan rasa takut membantu mengurangi rasa takut saat
menghadapi persalinan.
BAB III
PENUTUP
bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran
plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Dukungan pada ibu bersalin sangat
maka dapat menimbulkna perubahan fisioogi dan psikologi tubuh yang sangat
bermakna.
psikologis pada ibu yang akan melahirkan adalah kecemasan. Kecemasan dapat
merupakan respons emosional bagi orang sakit, orang yang dirawat, dan mereka
yang sedang dalam persalinan. Kecemasan dan ketakutan pada ibu melahirkan
bisa terjadi meskipun tetap dalam batas normal. Kecemasan menjelang persalinan
ekonomi
pendekatan psikologi dan sosial terhadap wanita yang sedang berada dalam tahap
psikologis.
DAFTAR PUSTAKA
Herru ZP, Bethsaida J. 2013. Pendidikan Psikologi untuk Bidan Suatu Teori
dan Terapannya. Yogyakarta: Andi Ofset
Janiwarty, Bethsaida & Pieter, Herri Zan. 2013. Pendidikan Psikologi Untuk
Bidan- Suatu Teori dan Terapannya. Yogyakarta: Andi Offset
Pieter, Herri Zan & Lubis, Namora Lumongga. 2011. Pengantar Psikologi
untuk Kebidanan. Jakarta: Kencana