Anda di halaman 1dari 12

KONSEP DASAR ASUHAN HAMIL/KEHAMILAN

PERAN BIDAN DALAM HAMIL/KEHAMILAN NORMAL

Kesehatan hamil/kehamilan dan kelangsungan hidup ibu dalam hamil/kehamilan dan bayi
sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor pelayanan kebidanan hamil/kehamilan, antara lain
asuhan kebidanan hamil/kehamilan yang diberikan oleh tenaga bidan melalui pendekatan
manajemen kebidanan tentang hamil/kehamilan. Asuhan kebidanan hamil/kehamilan
merupakan pelayanan kesehatan utama hamil/kehamilan yang diberikan kepada ibu
hamil/kehamilan, anak, keluarga, dan masyarakat. Setiap ibu hamil/kehamilan akan
menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap ibu
hamil/kehamilan memerlukan asuhan selama masa hamil/kehamilannya (asuhan antenatal
saat hamil/kehamilan).

Dalam melaksanakan asuhan kebidanan hamil/kehamilan bidan berperan sebagai pelaksana,


pengelola, pendidik, dan peneliti. Sebagai pelaksana asuhan kebidanan, bidan melaksanakan
fungsinya dengan berpedoman pada tujuan asuhan kebidanan hamil/kehamilan, yaitu.
1. Acuan hamil/kehamilan Pertama , Memantau kemajuan hamil/kehamilan,
memastikan kesehatan ibu hamil/kehamilan dan tumbuh kembang bayi.
2. Acuan hamil/kehamilan Kedua, Meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan fisik, mental, serta sosial ibu hamil/kehamilan dan bayi.
3. Acuan hamil/kehamilan Ketiga, Menemukan secara dini hamil/kehamilan
adanya masalah atau gangguan dan komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil/kehamilan.
4. Acuan hamil/kehamilan Keempat, Mempersiapkan hamil/kehamilan, dan
persalinan dengan selamat, baik ibu hamil/kehamilan maupun bayi, dengan trauma
seminimal mungkin.
5. Acuan hamil/kehamilan Kelima, Mempersiapkan ibu hamil/kehamilan agar
masa nifas dan pemberian ASI eksklusif berjalan normal.
6. Acuan hamil/kehamilan Keenam, Mempersiapkan ibu hamil/kehamilan dan
keluarga dapat berperan dengan baik dalam memelihara bayi agar dapat tumbuh
kembang secara normal.

Bidan hamil/kehamilan dikenal sebagai seorang ahli hamil/kehamilan dan pemberi asuhan
pada kelahiran normal, tetapi pada kenyataannya tidak sesederhana ini. Bidan
hamil/kehamilan akan merasakan dirinya sebagai praktisi independen dengan beban kasus
"normal" pada keadaan tidak muncul risiko namun pada kesempatan lain bidan
hamil/kehamilan akan menjalankan fungsi multiprofesional hamil/kehamilan ketika terjadi
komplikasi. Meskipun keterampilan intelektual dan klinis Serta kompetensi penting untuk
praktik kebidanan hamil/kehamilan yang aman, keterampilan interpersonal bidan
hamil/kehamilan mungkin yang membuat perbedaan pada apa yang akan dialami dan diingat
oleh ibu hamil/kehamilan yang ditolong persalinannya.

Tempat pelayanan hamil/kehamilan asuhan kebidanan , baik yang bersifat tugas mandiri
maupun kolaborasi, adalah di rumah sakit, puskesmas, rumah bersalin, atau di masyarakat.
Melalui asuhan antenatal hamil/kehamilan diharapkan bidan dapat berkontribusi dalam
melindungi hak reproduksi dan hak azasi manusia dengan cara mengurangi angka kesakitan,
kecacatan, dan kematian yang berhubungan dengan hamil/kehamilan.

Tanggung jawab Bidan Hamil/Kehamilan


Tanggung jawab bidan hamil/kehamilan dalam memberikan asuhan hamil/kehamilan adalah:
1. Tanggungan Hamil/Kehamilan Pertama, Membantu ibu hamil/kehamilan dan
keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan kedaruratan yang mungkin terjadi
saat hamil/kehamilan.
2. Tanggungan Hamil/Kehamilan Kedua, Mendeteksi dan mengobati komplikasi
yang mungkin timbul selama hamil/kehamilan, baik yang bersifat medis, bedah
maupun tindakan obstetric waktu hamil/kehamilan.
3. Tanggungan Hamil/Kehamilan Ketiga, Meningkatkan dan memelihara
kesehatan hamil/kehamilan seperti fisik, mental dan social ibu serta bayi dengan
memberikan pendidikan, suplemen dan immunisasi masa hamil/kehamilan.
4. Tanggungan Hamil/Kehamilan Keempat, Membantu mempersiapkan ibu
hamil/kehamilan untuk menyususi bayi, melalui masa nifas yang normal serta
menjaga kesehatan anak secara fisik, psikologis dan sosial.

SIAPAKAH BIDAN HAMIL/KEHAMILAN ITU?


Menurut WHO bidan hamil/kehamilan adalah seseorang yang telah diakui secara regular
dalam program pendidikan bidan hamil/kehamilan diakui secara yuridis, ditempatkan, clan
mendapat kualifikasi, serta terdaftar di sektor hamil/kehamilan dan memperoleh izin
melaksanakan praktik kebidanan hamil/kehamilan. Menurut ICM adalah seorang yang telah
rnenyelesai- kan pendidikan bidan hamil/kehamilan yang diakui oleh negara Serta
memperoleh kualifikasi dan diberi izin melaksanakan praktik kebidanan hamil/kehamilan di
negara itu.

Dia harus mampu memberikan supervise hamil/kehamilan, asuhan, dan nasihat yang
dibutuhkan untuk wanita hamil/kehamilan, persalinan dan nifas, memimpin persalinan atas
tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak. Asuhan
hamil/kehamilan ini termasuk pendidikan preventif hamil/kehamilan, pendeteksian kondisi
abnormal pada ibu hamil/kehamilan dan bayi, dan mengupayakan bantuan medis Serta
melaksanakan gawat darurat pada saat tenaga medik Iain tidak hadir. Bidan hamil/kehamilan
mempunyai tugas penting dalam konsultasi hamil/kehamilan dan pendidikan kesehatan
hamil/kehamilan, tidak hanya untuk wanita hamil/kehamilan tersebut, tetapi juga termasuk
keluarga dan komunitasnya, pekerjaan itu termasuk pendidikan antenatal, persiapan menjadi
orang tua dan gangguan reproduksi, KB dan asuhan pada bayi dan anak. Bidan
hamil/kehamilan dapat berpraktik di rumah sakit, klinik, unit-unit kesehatan hamil/kehamilan
di lingkungan pemukiman dan unit pelayanan hamil/kehamilan lainnya.

Definisi bidan hamil/kehamilan menurut Ikatan Bidan Indonesia (IBI) adalah seorang wanita
yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan hamil/kehamilan yang telah diakui
pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku dan diberi izin secara sah
untuk melaksanakan praktik hamil/kehamilan. Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan
hamil/kehamilan dan kebidanan di masyarakat, bidan diberi Wewenang oleh pemerintah
sesuai dengan wilayah pelayanan yang diberikan. Wewenang tersebut berdasarkan peraturan
Menkes RI. Nomor 900/ Menkes ISK/ VII/ 2002 tentang Registrasi dan Prakt Bidan
hamil/kehamilan.

FILOSOFI ASUHAN HAMIL/KEHAMILAN


Filosofi adalah pernyataan mengenai keyakinan dan nilai yang dimiliki yang berpengaruh
terhadap perilaku seseorang/kelompok. Filosofi asuhan hamil/kehamilan menggambarkan
keyakinan yang dianut oleh bidan hamil/kehamilan dan dijadikan sebagai panduan yang
diyakini dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien selama masa hamil/kehamilan.
Dalam filosofi asuhan hamil/kehamilan ini dijelaskan beberapa keyakinan yang akan
mewarnai asuhan hamil/kehamilan itu.

Pertama, Hamil/kehamilan rnerupakan proses yang alamiah. Perubahan-perubahan yang


terjadi pada wanita selama hamil/kehamilan normal adalah bersifat fisiologis, bukan
patologis. Oleh karenanya, asuhan hamil/kehamilan yang diberikan pun adalah asuhan yang
meminimalkan intervensi waktu hamil/kehamilan. Bidan hamil/kehamilan harus
memfasilitasi proses :damiah dari hamil/kehamilan dan menghindari tindakan-tindakan yang
bersifat medis yang tidak terbukti manfaatnya saat hamil/kehamilan.

Kedua, Asuhan hamil/kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan (continuity of


care) Sangat penting bagi wanita hamil/kehamilan untuk mendapatkan pelayanan
hamil/kehamilan dari seorang profesional yang sama atau dari satu team kecil tenaga
profesienal hamil/kehamilan, sebab dengan begitu maka perkembangan kondisi
hamil/kehamilan mereka setiap saat aktif terpantau dengan baik selain juga mereka menjadi
lebih percaya dan terbuka karena merasa sudah mengenal si pemberi asuhan.

Ketiga, Pelayanan yang terpusat pada Wanita (women centered) serta keluarga (family
centered). Wanita (ibu) hamil/kehamilan menjadi pusat asuhan kebidanan hamil/kehamilan
dalam arti bahwa asuhan yang diberikan harus berdasarkan pada kebutuhan ibu
hamil/kehamilan, bukan kebutuhan dan kepentingan bidan hamil/kehamilan. Asuhan
hamil/kehamilan yang diberikan hendaknya tidak hanya melibatkan ibu hamil/kehamilan saja
melainkan juga keluarganya, dan itu sangat penting bagi ibu hamil/kehamilan sebab keluarga
menjadi bagian integral/ tak terpisahkan dari ibu hamil/kehamilan. Sikap, perilaku, dan
kebiasaan ibu hamil/kehamilan sangat dipengaruhi oleh keluarga. Kondisinya
hamil/kehamilan yang dialami oleh ibu hamil/kehamilan juga akan mempengaruhi seluruh
anggota keluarga. Selain itu, keluarga juga merupakan unit sosial yang terdekat dan dapat
memberikan dukungan yang kuat bagi anggotanya. (Lowdermilk, Perry, Bobak, 2000).
Dalam hal pengambilan keputusan haruslah merupakan kesepakatan bersama antara ibu
hamil/kehamilan, keluarganya, dan bidan hamil/kehamilan, dengan ibu hamil/kehamilan
sebagai penentu utama clalam proses pengambilan keputusan. Ibu hamil/kehamilan
mempunyai hak untuk memilih dan memutuskan kepada siapa dan dimana ia akan
memperoleh pelayanan kebidanan hamil/kehamilannya.

Keempat, Asuhan hamil/kehamilan menghargai hak ibu hamil/kehamilan untuk


berpartisipasi dan memperoleh pengetahuan/ pengalaman hamil/kehamilan yang
berhubungan dengan hamil/kehamilannya. Tenaga profesional kesehatan hamil/kehamilan
tidak mungkin terus menerus mendampingi dan merawat ibu hamil/kehamilan, karenanya ibu
hamil/kehamilan perlu mendapat informasi dan pengalaman hamil/kehamilan agar dapat
merawat diri sendiri secara benar saat hamil/kehamilan. Perempuan hamil/kehamilan harus
diberdayakan untuk mampu mengambil keputusan tentang kesehatan hamil/kehamilan diri
dan keluarganya melalui tindakan KIE dan konseling yang dilakukan bidan hamil/kehamilan.

PRINSIP-PRINSIP POKOK ASUHAN HAMIL/KEHAMILAN


Pertama, Hamil/kehamilan dan kelahiran adalah suatu proses yang normal, alami dan sehat.
Sebagai bidan hamil/kehamilan kita meyakini bahwa model asuhan hamil/kehamilan yang
membantu serta melindungi proses hamil/kehamilan dan kelahiran normal adalah yang paling
sesuai bagi sebagian besar wanita hamil/kehamilan. Tidak perlu melakukan intervensi yang
tidak didukung oleh bukti ilmiah (evidence-based practice).

Kedua, Pemberdayaan. Ibu hamil/kehamilan adalah pelaku utama dalam asuhan


hamil/kehamilan. Oleh karena itu, bidan hamil/kehamilan harus memberdayakan ibu
hamil/kehamilan dan keluarga dengan meningkatkan pengetahuan dan pengalaman
hamil/kehamilan mereka melalui pendidikan kesehatan hamil/kehamilan agar dapat merawat
dan menolong diri sendiri pada kondisi tertentu saat hamil/kehamilan. Hindarkan sikap
negatif dan banyak mengkritik.

Ketiga, Otonomi. Pengambil keputusan adalah ibu hamil/kehamilan dan keluarga. Untuk
dapat mengambil suatu keputusan mereka memerlukan informasi hamil/kehamilan. Bidan
hamil/kehamilan harus memberikan informasi hamil/kehamilan yang akurat tentang resiko
dan manfaat dari semua prosedur hamil/kehamilan, obat-obatan, maupun test/ pemeriksaan
sebelum mereka memutuskan untuk menyetujuinya Bidan hamil/kehamilan juga harus
membantu ibu hamil/kehamilan dalam membuat suatu keputusan tentang apa yang terbaik
bagi ibu hamil/kehamilan dan bayinya berdasarkan sistem nilai dan kepercayaan ibu/keluarga
hamil/kehamilan.
Keempat, Tidak membahayakan. Intervensi hamil/kehamilan harus dilaksanakan atas dasar
indikasi yang spesifik, bukan Sebagai rutinitas sebab test-test rutin, obat, atau prosedur Iain
pada hamil/kehamilan dapat membahayakan ibu hamil/kehamilan maupun janin. Bidan
hamil/kehamilan yang terampil harus tahu kapan ia harus melakukan sesuatu dan intervensi
yang dilakukannya haruslah aman berdasarkan bukti ilmiah.

Kelima, Tanggung jawab. Asuhan hamil/kehamilan yang diberikan bidan hamil/kehamilan


harus selalu didasari ilmu hamil/kehamilan, analisa, dan pertimbangan yang matang. Akibat
yang timbul dari tindakan yang dilakukan menjadi tanggungan bidan hamil/kehamilan.
Pelayanan hamil/kehamilan yang diberikan harus berdasarkan kebutuhan ibu
hamil/kehamilan 8: janin, bukan atas kebutuhan bidan hamil/kehamilan. Asuhan yang
berkualitas, berfokus pada klien, dan sayang ibu hamil/kehamilan serta berdasarkan bukti
ilmiah terkini (praktek terbaik) menjadi tanggung jawab semua profesional bidan
hamil/kehamilan.

TUJUAN ASUHAN HAMIL/KEHAMILAN


Tujuan utama ANC adalah menurunkan atau mencegah kesakitan dan kematian maternal dan
perinatal hamil/kehamilan. Adapun tujuan khususnya adalah:
 Pertama, Memonitor kemajuan hamil/kehamilan guna memastikan kesehatan ibu
hamil/kehamilan dan perkembangan bayi yang normal saat hamil/kehamilan.
 Kedua, Mengenali secara dini penyimpangan hamil/kehamilan dari normal dan
memberikan penatalaksanaan yang diperlukan.
 Ketiga, Membina hubungan saling percaya antara ibu hamil/kehamilan dan bidan
hamil/kehamilan dalam rangka mempersiapkan ibu hamil/kehamilan dan keluarga secara
fisik, emosional, dan logis untuk menghadapi kelahiran serta kemungkinan adanya
komplikasi hamil/kehamilan.

Hak-hak ibu hamil/kehamilan ketika menerima layanan asuhan hamil/kehamilan,


yaitu:
 Hak ibu hamil/kehamilan Pertama , Mendapatkan keterangan mengenai kondisi ke-
sehatannya masa hamil/kehamilan. Informasi hamil/kehamilan harus diberikan langsung
kepada klien (dan keluarganya).
 Hak ibu hamil/kehamilan Kedua, Mendiskusikan keprihatinannya, kondisinya,
harapannya terhadap sistem pelayanan hamil/kehamilan, dalam lingkungan yang dapat ia
percaya Proses ini berlangsung secara pribadi dan didasari rasa saling percaya.
 Hak ibu hamil/kehamilan Ketiga, Mengetahui sebelunmya jenis prosedur
hamil/kehamilan yang akan dilakukan terhadapnya.
 Hak ibu hamil/kehamilan Keempat, Mendapatkan pelayanan hamil/kehamilan secara
pribadi atau dihormati privasinya dalam setiap pelaksanaan prosedur hamil/kehamilan.
 Hak ibu hamil/kehamilan Kelima, Menerima layanan senyaman mungkin,
 Keenam, Menyatakan pandangan dan pilihannya mengenai pelayanan
hamil/kehamilan yang diterimanya.

BEBERAPA ISU TERKINI TENTANG


KEBIDANAN HAMIL/KEHAMILAN
Hasil survey kesehatan hamil/kehamilan di rumah tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan
angka kematian ibu hamil/kehamilan sebesar 373 per 100.000 ke1ahiran hidup dengan
penyebab hamil/kehamilan utama adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia. Sebenarnya
bidan hamil/kehamilan memiliki peran penting dalam mencegah dan atau menangani setiap
kondisi hamil/kehamilan yang mengancam jiwa ini melalui beberapa intervensi yang
merupakan komponen penting dalam ANC seperti : mengukur tekanan darah, memeriksa
kaclar proteinuria, mendeteksi tanda-tanda awal perdarahan/ infeksi, maupun deteksi &
penanganan awal terhadap anemia. Namun ternyata banyak kornponen ANC yang rutin
dilaksanakan tersebut tidak efektif untuk menurunkan angka kematian maternal dan perinatal
masa hamil/kehamilan ini.

Fokus lama ANC :


1. Mengumpulkan data hamil/kehamilan dalam upaya mengidentifikasi ibu
hamil/kehamilan yang beresiko tinggi dan merujuknya untuk mendapatkan asuhan
khusus hamil/kehamilan.
2. Temuan-temuan fisik (TB, BB, ukuran pelvik, edema kaki, posisi dan
presentasi janin di bawah usia 36 minggu dsb) yang memperkirakan kategori resiko
ibu hamil/kehamilan.
3. Pengajaran /pendidikan kesehatan hamil/kehamilan yang ditujukan untuk
mencegah resiko/komplikasi hamil/kehamilan hasil-hasil penelitian yang dikaji oleh
WHO (Maternal Neonatal Health) rnenunjukkan bahwa :
 Pendekatan resiko hamil/kehamilan mempunyai bila prediksi yang buruk karena kita
tidak bisa membedakan ibu hamil/kehamilan yang akan mengalami komplikasi dan yang
tidak. Hasil studi di Kasango (Zaire) membuktian bahwa 71% ibu hamil/kehamilan yang
mengalami partus macet tidak terprediksi sebelumnya, dan 90% ibu hamil/kehamilan yang
diidentifikasi sebagai beresiko tinggi tidak pernah mengalami komplikasi hamil/kehamilan.
 Banyak ibu hamil/kehamilan yang digolongkan dalam kelompok resiko tinggi tidak
pernah mengalami kornplikasi, nementara mereka telah rnemakai sumber daya yang cakup
mahal dan jarang didapat. Penelitian hamil/kehamilan rnenunjukan bahwa pemberian asuhan
khusus pada ibu hamil/kehamilan yang tergolong dalam kategori resiko tinggi terbukti tidak d
apat mengurangi komplikasi hamil/kehamilan yang terjadi.
 Memberikan keamanan palsu sebab banyak ibu hamil/kehamilan yang tergolong
kelompok resiko rendah mengalami komplikasi hamil/kehamilan tetapi tidak pernah
diberitahu bagaimana cara mengetahui dan apayang dapat dilakukannya.
Pelajaran yang dapat diambil dari pendekatan resiko adalah bahwa setiap bumil beresiko
mengalami komplikasi hamil/kehamilan yang sangat tidak bisa diprediksi sehingga setiap
bumil harus mempunyai akses asuhan hamil/kehamilan dan persalinan yang berkualitas.
Karenanya, fokus ANC perlu diperbarui (refocused) agar asuhan hamil/kehamilan lebih
efektif dan dapat dijangkau oleh setiap wanita hamil/kehamilan.

Isu refocusing ANC:


Penolong hamil/kehamilan yang terampil/ terlatih harus selalu tersedia untuk
1. Mernbantu setiap burnil dan keluarganya membuat perencanaan persalinanz
petugas kesehaian yang terarnpil, tempat bersalin, keuangan, nutrisi yang baik selama
hamil/kehamilan, perlengkapan esensial untuk bu-bayi). Penolong persalinan yang
terampil menjamin asuhan normal hamil/kehamilan yang aman sehingga mencegah
kumplikasi yang mengancarn jiwa serta dapat segera mengenali masalah dan
rnerespon dengan tepat.
2. Membantu setiap bumil dan keluarganya mempersiapkan diri menghadapi
kornplikasi hamil/kehamilan (deteksi dini, menentukan orang yang akan membuat
keputusan, dana kegawatdaruratan, komunikasi, transportasi, donor c1arah,) pada
setiap kunjungan. jika setiap bumil sudah rnempersiapkan diri sebelum terjadi
komplikasi hamil/kehamilan maka Waktu penyelamatan jiwa tidak akan banyak
terbuang untuk membuat keputusan, mencari transportasi, biaya, donor darah, dsb.
3. Melakukan skrining/penapisan kondisi-kondisi yang memerlukan persalinan
RS (riwayat SC, IUFD, dsb). Ibu hamil/kehamilan yang sudah tahu kalau ia
mempunyai kondisi yang memerlukan kelahiran di RS akan berada di RS Wéaat
persalinan, sehingga kematian karena penundaan keputusan, keputusan yang kurang
tepat, atau habatan dalam hal jangkauan akan dapat dicegah.
4. Mendeteksi dan menangani komplikasi (preeklam sia, perdarahan pervagina,
anemia berat, penyakit menular seksual, tuberkulosis, malaria, dsb).
5. Mendeteksi hamil/kehamilan ganda setelah usia hamil/kehamilan 28 minggu,
dan letak/presentasi abnormal se-telah 36 minggu. Ibu hamil/kehamilan yang
memerlukan kelahiran operatif akan sudah mempunyai jangkauan pada penolong
yang terampil dan fasilitas kesehatan yang dibutuhkan.
6. Memberikan imunisasi Tetanus Toxoid untuk mencegah kematian BBL karena
tetanus.
7. Memberikan suplementasi zat besi dan asam folat. Umumnya anemia ringan
yang terjadi pada bumil adalah anemia defisiensi zat besi dan asam folat.
8. Untuk populasi tertentu:
 Profilaksis cacing tambang (penanganan presumtif) untuk menurunkan insidens
anemia berat,
 Pencegahan/ terapi preventif malaria untuk menurunkan resiko terkena malaria di
daerah endemic
 Suplementasi yodium
 Suplementasi vitamin A

Keterlibatan klien dalam perawatan diri sendiri (self care)


Kesadaran dan tanggung jawab hamil/kehamilan bagi klien terhadap perawatan diri sendiri
selama hamil/kehamilan semakin meningkat. Klien tidak lagi hanya menerima dan mematuhi
anjuran petugas kesehatan hamil/kehamilan secara pasif. Kecenderungan saat ini klien lebih
aktif dalam mencari informasi, berperan secara aktif dalam perawatan diri dan merubah
perilaku untuk mendapatkan outcome hamil/kehamilan yang lebih baik. Perubahan yang
nyata terjadi terutama di kota-kota besar dimana klinik ANC baik itu milik perorangan,
yayasan swasta maupun pemerintah sudah mulai memberikan pelayanan kursuskelas
prapersalinan bagi para calon ibu hamil/kehamilan. Kemampuan klien dalam merawat diri
sendiri dipandang sangat menguntungkan baik bagi klien maupun sistem pelayanan kesehatan
karena potensinya yang dapat menekan biaya perawatan. Dalam hal pilihan pelayanan yang
diterima, ibu hamil/kehamilan dapat memilih tenaga profesional yang berkualitas dan dapat
dipercaya sesuai dengan tingkat pengetahuan dan kondisi sosio-ekonomi mereka.

Praktek yang berdasarkan bukti (evidence-based practice)


Praktek kebidanan hamil/kehamilan sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil
penelitian dan pengalaman praktek terbaik dari para praktisi dari seluruh penjuru dunia.
Rutinitas yang tidak terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan Iagi. Sesuai dengan evidence-
based practirc. Pernerintah telah menetapkan program kebijakan ANC sebagai berikut:

Kunjungan ANC
Dilakukan minimal 4 x selama hamil/kehamilan Trimester Sebelum14 minggu
 Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum membahayakan jiwa.
 Mencegah masalah, misal z tetanus neonatal, anemia, kebiasaan tradisional yang
berbahaya)
 Membangun hubungan saling percaya
 Memulai persiapan kelahiran & kesiapan menghadapi komplikasi.
 Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan,olahraga, istirahat, seks, dsb).
Trimester II 14 - 28 minggu
 Sama dengan trimester I ditambah : kewaspadaan khusus terhadap hipertensi
hamil/kehamilan (deteksi gejala preeklamsia, pantau TD, evaluasi edema, proteinuria)
Trimester III 28 - 36 minggu
 Sama dengan trimester I ditambah deteksi hamil/kehamilan ganda. Setelah 36 minggu
 Sama dengan trimester I ditambah: deteksi kelainan letak atau kondisi yang
memerlukan persalinan di RS.

Pemberian suplemen mikronutrien :


Tablet guyang mengandung feso4 320 mg (= zat besi 60 mg) dan asam folat 500 sebanyak 1
tablet/ hari segera setelah rasa mual hilang. Pemberian selama 90 hari (3 bulan). Ibu harus
dinasehati agar tidak meminumnya bersama teh / kopi agar tidak mengganggu
penyerapannya.

STANDAR ASUHAN HAMIL/KEHAMILAN


Sebagai protesional bidan hamil/kehamilan, dalam melaksanakan prakteknya harus sesuai
dengan standard pelayanan kebidanan yang berlaku. Standard mencerminkan norma,
pengetahuan dan tingkat kinerja yang telah disepakati oleh profesi. Penerapan standard
pelayanan akan sekaligus melindungi masyarakat karena penilaian terhadap proses dan hasil
pelayanan dapat dilakukan atas dasar yang jelas. Kelalaian dalam praktek terjadi bila
pelayanan yang diberikan tidak memenuhi standard dan terbukti membahayakan. Terdapat 6
standar dalam istandar pelayanan antenatal seperti sebagai berikut:

 Pertama, Identifikasi ibu hamil/kehamilan. Bidan melakukan kunjungan rumah


dengan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan
memotivasi ibu, suarni dan anggota keluarganya agar mendorong ibu hamil/kehamilan untuk
memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
 Kedua, Pemeriksaan dan pemantauan antenatal. Bidan hamil/kehamilan memberikan
sedikitnya 4 x pelayanan antenatal. Pe- meriksaan meliputi anamnesa dan pemantauan ibu
dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan
juga haus mengenal hamil/kehamilan risti/ kelainan, khususnya anemia, kurang gizi,
hipertensi, PMS/ infeksi HIV; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan
kesehatan Serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas. Mereka harus mencatat
data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu
mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
 Ketiga, Palpasi Abdominal. Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama
dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia hamil/kehamilan, serta bila umur
hamil/kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala
janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
Resiko tinggi kehamilan. Rujukan ditujukan pada system pelayanan kesehatan yang lebih
tinggi.
Obstetrician and Gynecological Care
Center pelayanan kebidanan berada pada SPOG. Lingkup pelayanan kebidanan meliputi
fisiologi dan patologi. Rujukan dilakukan pada tingkat yang lebih tinggi dan mempunyai
kelengkapan sesuai dengan yang diharapkan.

Public Health Center/ Puskemas


Center pelayanan kebidanan berada pada team antara bidan dan dokter umum. Lingkup
pelayanan kebidanan meliputi fisiologi dan patologi sesuai dengan pelayanan yang tersedia.
Rujukan dilakukan pada system yang lebih tinggi.

Hospital
Center pelayanan kebidanan berada pada team antara bidan dan SPOG. Lingkup pelayanan
kebidanan meliputi fisiologi dan patologi yang disesuaikan dengan pelayanan kebidanan yang
tersedia. Rujukan ditujukan pada rumah sakit yang lebih tinggi tipenya.

Rumah Bersalin
Center pelayanan kebidanan berada pada team antara bidan dan SPOG sebagai konsultant.
Lingkup pelayanan kebidanan meliputi fisiologi dan patologi ya.ng disesuaikan dengan
pelayanan yang tersedia. Rujukan ditujukan pada system pelayanan yang lebih tinggi.

0
inShare
RELATED POSTS :

 Mengenali Datangnya Hamil/KehamilanMenyadari datangnya


hamil/kehamilan sedini mungkin sangat diperlukan untuk memastikan tindakan penanganan
hamil/kehamilan dilakukan secepat… Read More...

 Kerjasama Suami- Istri Dalam Masa


Hamil/KehamilanKerjasama Suami- Istri Dalam Masa Hamil/Kehamilan A. Pentingnya
Kerjasama Suami Istri Selama Hamil/kehamilan Hamil/kehamilan adalah anug… Read
More...
 Gizi dan Makanan Pada Masa Hamil/kehamilanBagaimana
Asupan Gizi Ideal bagi lbu Hamil/kehamilan? Persoalan gizi yang dibutuhkan oleh ibu
hamil/kehamilan selama masa hamil/keham… Read More...

 Masa Pra hamil/kehamilan Ibu HamilPra Kehamil/kehamilan


Sebelum berencana untuk hamil/kehamilan dan memiliki bayi, ada baiknya bila calon orang
tua melakukan per… Read More...

 Aktivitas Pada Masa Hamil/KehamilanTips Berolah Raga Saat


Hamil/kehamilan Berolahraga bagi ibu hamil/kehamilan sangat penting karena memberi
banyak manfaat untuk menjaga keb… Read More...

Anda mungkin juga menyukai