a. Definisi
Asuhan antenatal adalah upaya preventif progam pelayanan kesehatan obstetric
untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan
pemantauan rutin selama kehamilan. ( Prawirohardjo , 2008).
Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. (Manuaba, 2010).
d. Jadwal Pemeriksaan
Setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjugan selama
periode antenatal :
1. Satu kali kunjungan antenatal hingga usia kehamilan 28 minggu
2. Satu kali kunjungan antenatal selama kehamilan 28-36 minggu
3. Dua kali kunjungan antenatal pada usia kehamilan di atas 36 minggu.(Prawirohardjo,
2008).
a. Asuhan kala II
1) Memberikan dukungan terus menerus kepada ibu dengan :
a) Mendampingi ibu agar merasa nyaman
b) Menawarkan minum, mengipasi dan memijat ibu
2) Menjaga kebersihan diri
a) Tetap menjaga kebersihan ibu agar terhindar dari infeksi
b) Bila ada darah lendir atau cairan ketuban segera bersihkan
3) Memberikan dukungan mental
Untuk mengurangi kecemasan atau ketakutan ibu dengan cara
a) Menjaga privasi ibu
b) Penjelasan tentang proses dan kemajuan persalinan
c) Penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan dan keterlibatan
ibu.
4) Mengatur posisi ibu dalam membimbing meneran, ibu dapat dipilih
posisi berikut :
a) Jongkok
b) Tidur miring
c) Setengah duduk
Posisi tidak ada kaitannya dengan berkurangnya rasa nyeri, mudah
mengejan, dan infeksi.
5) Menjaga kandung kemih tetap kosong, ibu dianjurkan berkemih sesering
mungkin.
6) Mengipasi dan masase
Menambah kenyamanan bagi ibu
7) Memberikan cukup minum guna memberi tenaga dan mencegah
dehidrasi (prawirohardjo.2006).
b. Asuhan kala III
1. Melakukan manajemen aktif kala III, yaitu :
a) Pemberian Suntikan Oksitosin
Oksitosin merangsang fundus uteri untuk berkontraksi dengan
kuat dan efektif sehingga dapat membantu pelepasan plasenta dan
mengurangi kehilangan darah.Aspirasi sebelum penyuntikan akan
mencegah penyuntikan oksitosin ke pembuluh darah.Jika oksitosin
tidak tersedia,minta ibu untuk melakukan stimulasi putting susu atau
menganjurkan ibu untuk menyusukan dengan segera.
b) Peregangan Tali Pusat Terkendali
Letakkan tangan yang lain pada abdomen ibu (beralaskan kain)
tepat di atas simfisis pubis. Gunakan tangan ini untuk meraba
kontraksi uterus dan menekan uterus pada saat melakukan
penegangan pada tali pusat. Setelah terjadi kontraksi yang
kuat,tegangkan tali pusat dengan satu tangan dan tangan yang lain
(pada dinding abdomen)menekan uterus ke arah lumbal dan kepala
ibu (dorso kranial).Melahirkan plasenta dan selaput nya dengan hati-
hati akan membantu mencegah tertinggalnya selaput ketuban di jalan
lahir.
c) Rangsangan Taktil atau Masase Fundus Uteri
Segera setelah plasenta lahir,lakukakn masase fundus uteri agar
menimbulkan kontraksi. Jika uterus tidak berkontraksi dalam 15
detik,lakukan penatalaksanaan atonia uteri (JPNK-KR, 2011).
c. Asuhan kala IV
1. Lakukan rangsangan taktil (masase)uterus untuk merangsang uterus
berkontraksi baik dan kuat.
2. Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan anda secara
melintang dengan pusat sebagai patokan.Umumnya,fundus uteri setinggi
atau beberapa jari di bawah pusat.
3. Memperkirakan kehilangan darah secara keseluruhan
4. Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan perineum
5. Evaluasi keadaan umum ibu
Pantau tekanan darah,nadi,tinggi fundus,kandung kemih,dan darah
yang keluar setiap 15 menit selama 1 jam pertama dan setiap 30
menit selam 1 jam kedua kala IV
Masase uterus untuk membuat kontraksi uterus menjadi baik setiap
15 menit selama 1 jam pertama dan setiap 30 menit selama 1 jam
kedua kala IV
Pantau temperatur tubuh setiap 1 jam dalam 2 jam pertama pasca
persalinan
Nilai perdarahan,periksa perineum dan vagina setiap 15 menit
selama 1 jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua pada
kala IV
Ajarkan ibu dan keluarganya bagaimana menilai kontraksi uterus
dan jumlah darah yang keluar dan bagaimana melakukan masase
jikauterus menjadi lembek.
Minta anggota keluarga untuk memeluk bayi dan membantu ibu
untuk di bersihkan.
Berikan bayi kepada ibu dan ajurkan untuk di peluk dan di beri ASI
Lakukan asuhan esensial bagi bayi baru lahir.
6. Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama persalinan kala IV
di bagian belakang,segera setelah asuhan di berikan atau setelah
penilaian di lakukan (JPNK-KR,2011).