PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Kelainan kongenital dapat
merupakan sebab penting terjadinya abortus, lahir mati atau kematian segera
setelah lahir. Kelainan kongenital yang cukup berat merupakan penyebab utama
merupakan suatu seleksi alam terhadap kelangsungan hidup bayi yang dilahirkan.
prematuritas dan gizi buruk. Di negara maju, 30% dari seluruh seluruh penderita
yang dirawat di rumah sakit anak terdiri dari penderita kelainan kongenital dan
mencapai angka 5 per 1.000 kelahiran. Angka kejadian dan jenis kelainan
kongenital dapat berbeda-beda untuk berbagai ras dan suku bangsa, begitu pula
ibu, hormonal, radiasi, dan gizi. Banyak kelainan kongenital yang tidak diketahui
penyebabnya. Faktor janin dan faktor lingkungan hidup janin diduga dapat
1 1
Sedangkan untuk pencegahan, khususnya dilakukan sebelum terjadi
pembuahan atau pada kehamilan usia dini. Kelainan bawaan dapat dapat
dari morbiditas dan mortalitas selama dua tahun pertama kehidupan. Pentingnya
diagnosis klinis awal dan konsekuensi koreksi bedah, jika kelainan jantung
dikoreksi bedah lebih awal, pasien mempunyai ketahanan hidup lebih baik
meliputi perasaan tertekan, malu, rasa bersalah, serta perhatian dan pembiayaan
yang lebih besar daripada anak yang lahir normal. Sebagian besar orang tua yang
mempunyai anak dengan kelainan bawaan ini tidak mengetahui mengenai apa
B. Tujuan Penulisan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. CACAT LAHIR
Anomali minor terjadi pada sekitar 15% bayi baru lahir. Kelainan
struktural ini, misalnya mikrotia (telinga kecil), bercak berpigmen, dan fisura
palpebra yang pendek, tidak dengan sendirinya merugikan kesehatan, tetapi pada
sebagian kasus, berkaitan dengan cacat mayor. Anomali minor berfungsi sebagai
petunjuk untuk mendiagnosis cacat lain yang lebih serius. Secara khusus, anomali
telinga adalah indicator cacat lain yang mudah dikenali dan ditemukan pada
B. Jenis Abnormalitas
total atau parsial atau perubahan konfigurasi normal suatu struktur. Malformasi
disebabkan oleh faktor lingkungan dan atau genetik yang bekerja secara
3
menyebabkan atresia usus dan cacat yang ditimbulkan oleh pita amnion adalah
janin dalam jangka lama. Clubfeet, sebagai contoh, disebabkan oleh penekanan di
satu penyebab spesifik. Kata ini menunjukkan diagnosis telah ditegakkan dan
(keterkaitan) adalah kemunculan non-acak dua atau lebih anomali yang timbul
lebih sering dibandingkan jika terjadi hanya secara kebetulan, tetapi yang
anomali itu bukanlah suatu diagnosis, asosiasi merupakan hal penting karena
Gregg bahwa campak Jerman yang mengenai ibu selama awal kehamilan
Pada tahun 1961, pengamatan oleh W. Lenz yang mengaitkan cacat anggota
badan dengan obat sedatif talidomid menegaskan bahwa obat juga dapat
melewati plasenta dan menimbulkan cacat lahir. Sejak saat itu, banyak obat
5
Asam valproat Cacat tabung saraf, anomali
jantung/kraniofasial/ekstremitas
Trimetadion Langit-langit sumbing, cacat jantung, kelainan
urogenital dan tulang
Litium Malformasi jantung
Amfetamin Bibir dan langit-langit sumbing, cacat jantung
Warfarin Kondrodisplasia, mikrosefalus
Inhibitor ACE* Retardasi pertumbuhan, kematian janin
Kokain Retardasi pertumbuhan, mikrosefalus, kelainan
perilaku, gastroskisis
Alkohol Sindrom alkohol janin, fisura palpebra pendek,
hipoplasia maksila, cacat jantung, retardasi
mental
Isotretinoin (vitaminA) Embriopati vitamin A: telinga kecil dan
berbentuk abnormal, hipoplasia
mandibula,langit-langit sumbing, cacat jantung
Pelarut industry Berat badan lahir rendah, cacat kraniofasial dan
tabung saraf
Merkuri organic Gejala neurologis serupa dengan yang
disebabkan oleh cerebral palsy
Timbal Retardasi pertumbuhan, gangguan neurologis
Hormon
Bahan androgenik Maskulinasi genitalia wanita: labia menyatu,
(etisteron, noretisteron) hipertrofi klitoris
Dietilstikbestrol (DES) Malformasi uterus, tuba uterina, dan vagina
bagian atas: kanker vagina; malformasi testis
Diabetes ibu Berbagai malformasi; tersering cacat jantung
dan tabung saraf
Obesitas ibu Cacat jantung, omfalokel
*ACE, angiotensin-coverting enzyme (enzim pengubah angiotensin)
cacat lahir telah didefinisikan dan diajukan sebagai prinsip teratologi. Prinsip-
lingkungan. Genom ibu juga penting dalam kaitannya dengan metabolism obat,
resistensi terhadap infeksi, dan proses biokimiawi dan molekular lainnya yang
mempengaruhi konseptus.
saat pajanan. Periode paling peka untuk timbulnya cacat lahir adalah minggu
organ mungkin memiliki satu atau lebih tahap kerentanan. Sebagai contoh, langit-
langit sumbing dapat terinduksi pada tahap blastokista (hari ke-6), selama
grastulasi (hari ke-14), pada tahap awal pembentukan tunas ekstremitas (minggu
kelima), atau saat bilah langit-langit itu sendiri sedang terbentuk (minggu
embriogenesis, cacat juga dapat ditimbulkan sebelum atau setelah periode ini;
pajaan ke teratogen.
7
atau molekular tertentu; pathogenesis mungkin melibatkan kematian sel,
Agen Infeksi
Agen infeksi yang menyebabkan cacat lahir (tabel 8.1) mencakup sejumlah virus.
mendeteksi titer antibodi dalam serum dan pembuatan vaksin telah secara
bermakna menurunkan insidens cacat lahir akibat virus ini. Saat ini sekitar 85%
tetapi efek pada janin dapat parah. Infeksi sering mematikan, dan jika tidak, dapat
Malformasi yang timbul setelah infeksi ibu oleh virus campak, gondongan,
8
dilaporkan. Studi-studi prospektif menunjukkan bahwa angka malformasi setelah
Faktor penyulit yang ditimbulkan oleh virus-virus ini dan agen infeksi lain adalah
bersifat teratogenik. Cacat yang ditimbulkan oleh meningkatnya suhu tubuh antara
lain adalah anensefalus, spina bifida, retardasi mental, mikroftalmia, bibir dan
Selain penyakit demam, mandi berendam di air panas dan sauna dapat
kurang matang; hewan peliharaan, terutama kucing; dan feses di tanah yang
Radiasi
Radiasi pengion mematikan sel-sel yang berploriferasi pesat sehingga radiasi ini
adalah teratogen kuat, menimbulkan hampir semua jenis cacat lahir bergantung
pada dosis dan stadium perkembangan konseptus saat pajanan terjadi. Radiasi dari
ledakan nuklir juga teratogenik. Di antara para wanita hamil yang selamat dari
ledakan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, 28% mengalami abortus, 25%
melahirkan anak yang meninggal dalam tahun pertama kehidupannya, dan 25%
melahirkan anak dengan cacat lahir parah yang mengenai sistem saraf pusat.
Radiasi juga adalah agen mutagenic dan dapat menyebabkan perubahan genetik
9
Bahan Kimia
Peran bahan kimia dan obat farmasi dalam pembentukan kelainan pada manusia
hamil menggunakan 900 obat yang berbeda, dengan rata-rata 4 obat per wanita.
Hanya 20% wanita hamil yang tidak menggunakan obat selama kehamilan
mereka. Bahkan dengan penggunaan bahan kimia yang luas ini, relative sedikit
dari banyak obat yang digunakan selama kehamilan yang terbukti positif bersifat
teratogenik. Salah satu contoh adalah talidomid, suatu obat antimual dan obat
tidur. Pada tahun 1961, disadari di Jerman Barat bahwa frekuensi amelia dan
antara talidomid dan meromeria terungkap hanya karena obat ini menimbulkan
kelainan yang sedemikian tidak lazim. Jika cacatnya adalah jenis yang lazim
dijumpai, misal bibir sumbing atau malformasi jantung, keterkaitan dengan obat
10
pengidap epilepsi. Secara spesifik, trimetadion dan difenilhidantion menimbulkan
Sumbing di wajah sering di jumpai pada sindrom ini. Asam valproat juga
memperlihatkan bahwa anomali berat terjadi pada 12% janin yang terpajan ke
kejadian bibir sumbing dengan atau tanpa langit-langit sumbing pada anak dari
11
Kekhawatiran juga dilontarkan mengenai sejumlah senyawa lain yang
mungkin merusak mudigah atau janin. Yang paling menonjol diantara senyawa-
senyawa ini adalah propiltiourasil dan kalium iodida (gondok dan retardasi
(cacat anggota badan), tetrasiklin (anomali tulang dan gigi), amfetamin (bibir
sumbing dan kelainan kardiovaskular), dan kina (tuli). Yang terakhir, semakin
banyak bukti yang menunjukkan bahwa aspirin (salisilat), obat yang paling sering
dosis tinggi.
Salah satu masalah yang semakin besar di masyarakat saat ini adalah efek
(fensiklidin, atau “angel dust”), mariyuana, alkohol, dan kokain. Pada kasus LSD,
pernah dilaporkan anomali anggota badan dan malformasi sistem saraf pusat.
Namun, suatu ulasan komprehensif terhadap lebih dari 100 publikasi mengarah
kepada kesimpulan bahwa LSD murni yang digunakan dalam dosis sedang tidak
alkohol janin
12
Terdapat bukti kuat tentang keterkaitan konsumsi alkohol oleh ibu hamil
yang luas, berkisar dari retardasi mental hingga kelainan struktural, digunakan
istilah spektrum penyakit alkohol janin (fetal alcohol spectrum disorder, FASD)
untuk setiap cacat akibat alkohol. Sindrom alkohol janin (fetal alcohol
syndrome, FAS) mencerminkan akibat yang parah dari spektrum ini mencakup
disorder, ARND) adalah yang lebih ringan. Insidens FAS dan ARND bersama-
sama adalah 1 dari 100 kelahiran hidup. Selain itu, alkohol merupakan
perilaku.
isotretinion atau embriopati vitamin A. obat ini diresepkan untuk terapi akne
kistik dan dermatomis kronis lain, tetapi sangat teratogenik dan dapat
13
8.000 IU vitamin A. Masih diperdebatkan sebenarnya berapa jumlah vitamin A
Hormon
memiliki aktivitas androgenik yang cukup besar, dan telah banyak dilaporkan
bervariasi.
sistem saraf pusat dan saluran reproduksi. Selama beberapa waktu, telah diketahui
abortus, meningkatkan insidens karsinoma vagina dan serviks pada wanita yang
terpajan di obat ini sewaktu di dalam kandungan. Selain itu, banyak dari wanita
kongenital uterus, tuba uterina, dan vagina bagian atas. Mudigah laki-laki yang
malformasi testis dan kelainan pada hasil analisis sperma. Namun, berbeda
14
Saat ini, estrogen dalam lingkunganlah yang menimbulkan kekhawatiran,
dan banyak studi dilakukan untuk menentukan efek bahan ini pada janin.
hipospadia, dan kelainan lain saluran reproduksi pada manusia, bersama dengan
kelainan sistem saraf pusat (maskulinisasi otak wanita dan feminisasi otak pria)
pada spesies lain akibat pajanan lingkungan yang tinggi, menimbulkan kesadaran
akan kemungkinan efek merugikan dari bahan-bahan ini. Banyak estrogen yang
berasal dari bahan kimia yang digunakan untuk tujuan industri dan dari pestisida.
bahwa kortison yang di suntikkan kedalam mencit dan kelinci pada tahap-tahap
pada bayi hewan ini. Namun, pada manusia sulit dibuktikan bahwa kortison
Penyakit Ibu
neonates, bayi yang terlalu besar, dan malformasi kongenital. Risiko anomali
kongetinal pada anak dari ibu pengidap diabetes adalah tiga sampai empat kali
lebih banyak dibandingkan anak dari ibu nondiabetik dan pernah dilaporkan higga
15
setinggi 80% pada anak dari ibu yang telah lama mengidap diabetes. Malformasi
dan bahwa insulin tidak bersifat teratogenik. Dalam hal ini terdapat korelasi
signifikan antara keparahan dan lama penyakit ibu dan insidens malformasi.
Pengendalian ketat metabolisme ibu dengan terapi insulin yang agresif sebelum
bergantung pada glukosa sebagai sumber energi, sehingga bahkan episode singkat
penurunan gula darah dapat besifat teratogenik. Karena itu, dalam menangani
wanita diabetes yang hamil kita perlu berhati-hati. Pada kasus diabetes non-
dependen insulin, obat hipoglikemik oral dapat digunakan. Obat-obat ini antara
lain adalah sulfonilurea dan biguanid. Kedua kelas obat tersebut pernah
mikrosefalus, dan cacat jantung. Wanita dengan PKU yang mengonsumsi diet
rendah fenilalanin sebelum konsepsi dapat menurunkan risiko bagi bayi mereka
Definisi gizi
terbukti bersifat teratogenik pada hewan percobaan, bukti pada manusia jarang
16
dikemukakan, karena itu, kecuali kretinisme endemikyang berkaitan dengan
defisiensi iodium, belum ada analogi terhadap eksperimen pada hewan yang
ibu sebelum dan selama kehamilan berperan menyebabkan berat badan lahir
Obesitas
>30kg/m2, berkaitan dengan peningkatan dua sampai tiga kali lipat risiko
Hipoksia
kongenital. Masih perlu dibuktikan apakah hal ini juga berlaku pada manusia.
Meskipun anak yang lahir di daratan yang relatif tinggi biasanya berat badannya
lebih ringan dan kecil dibandingkan dengan mereka yang lahir di dekat atau
sianotik sering melahirkan bayi kecil, tetapi biasanya tanpa malformasi kongenital
yang nyata.
17
Logam Berat
sejumlah ibu yang makanannya terutama terdiri dari ikan melahirkan anak dengan
organic dengan kadar sangat tinggi. Merkuri ini dialirkan ke Teluk Minamata dan
perairan tepi pantai lainnya di Jepang oleh industri-industri besar. Banyak dari ibu
itu sendiri tidak memperlihatkan gejala yang menunjukkan bahwa janin lebih peka
serupa diamati ketika jagung di semprot oleh fungisida yang mengandung merkuri
diberikan kepada babi dan dagingnya kemudian dimakan oleh wanita hamil.
Demikian juga, di Irak, beberapa ribu bayi terkena setelah ibu mereka
bahan lain, misal etilnitrosourea dan radiasi, dapat menyebabkan mutasi pada sel
timbal, pelarut, alkohol, merokok, dan senyawa lain dari lingkungan dan
pekerjaan ayah dengan abortus spontan, berat badan lahir rendah, dan cacat lahir.
Usia ayah yang lanjut adalah faktor yang meningkatkan risiko cacat ekstremitas
dan cacat tabung saraf, sindrom Down, serta mutasi-mutasi dominan otosom baru.
18
Yang menarik, pria yang berusia kurang dari 20 tahun memiliki risiko relatif lebih
tinggi menjadi ayah dari anak cacat lahir. Bahkan penularan toksisitas yang
diperantarai oleh ayah dapat terjadi melalui cairan semen dan dari pencemaran
barang-barang rumah tangga oleh bahan kimia yang terbawa di baju kerja ayah.
Penelitian juga memperlihatkan bahwa pria dengan cacat lahir itu sendiri memiliki
risiko lebih dari dua kali lipat memiliki anak yang juga terkena.
F. DIAGNONIS PRANATAL
menimbulkan konsep baru yang mengemukakan bahwa janin kini adalah seorang
pasien.
Ultrasonografi
Pada kenyataannya, teknik ini yang pertama kali dikembangkan pada tahun
pembuluh besar, mengetahui gerakan katup ke jantung, dan aliran cairan di trakea
19
dan bronkus. Teknik ini aman dan sering digunakan, dengan sekitar 80% wanita
lain adalah karakteristik usia dan pertumbuhan janin, ada atau tidaknya anomali
plasenta dan aliran darah umbilikus; dan ada tidaknya kehamilan multipel. Semua
faktor ini kemudian digunakan untuk menentukan pendekatan yang tepat untuk
kehamilan dengan bayi berberat badan lahir rendah yang terkelola dan yang
angka kematian sebesar 60% dibandingkan dengan kelompok yang tidak disaring.
20
Usia dan pertumbuhan janin dinilai dari panjang puncak kepala-bokong selama
lain adalah cacat tabung saraf anensefalus dan spina bifida; cacat dinding
abdomen, misalnya omfalokel dan gastroskisis; dan cacat jantung dan wajah,
(AFP) serum. AFP secara normal dihasilkan oleh hati janin, memuncak kadarnya
21
pada sekitar 14 minggu, dan “bocor” ke dalam sirkulasi ibu melalui plasenta.
Karena itu, konsentrasi AFP dalam serum ibu meningkat selama trimester kedua
dan kemudian mulai terus turun setelah usia kehamilan 30 minggu. Pada kasus
cacat tabung saraf dan beberapa kelainan lain, termasuk omfalokel, gastroskisis,
atresia usus, kadar AFP meningkat dalam cairan amnion dan serum ibu. Pada
kasus lain, konsentrasi AFP menurun seperti kromosom seks, dan triploidi.
terkonjugasi dalam serum. Karena itu, pemeriksaan penyaring serum ibu adalah
teknik yang relatif noninvasif untuk memberi penilaian awal kesejahteraan janin.
Amniosentesis
tindakan ini biasanya tidak dilakukan sebelum kehamilan 14 minggu, saat tersedia
cairan dalam jumlah memadai tanpa membahayakan janin. Risiko kematian janin
akibat tindakan ini adalah 1% tetapi lebih kecil jika dilakukan di pusat pelayanan
Cairan itu sendiri dianalisis untuk berbagai faktor biokimia, misalnya AFP dan
asetilkolinesterse. Selain itu, sel janin yang terlepas ke dalam cairan amnion,
dapat ditemukan dan digunakan untuk penentuan kariotipe metafase dan analisis
genetik lainnya. Sayangnya, sel-sel yang dipanen ini tidak membelah dengan
cepat sehingga harus dibuat biakan sel yang mengandung mitogen agar dihasilkan
22
sel bermetafase dalam jumlah memadai untuk analisis. Pembiakan ini
Dengan pewarna khusus (Giemsa) dan teknik resolusi-tinggi, pola pita kromosom
dapat ditentukan. Selain itu, karena genom manusia telah berhasil diketahui
jaringan vilus. Sel-sel dapat segera dianalisis, tetapi keakuratan teknik ini
Karena itu, sel-sel dari inti mesenkim diisolasi dengan tripsinisasi sel yang
analisis genetic. Karena itu, waktu untuk penentuan karakteristik genetik janin
kematian janin akibat CVS adalah sekitar dua kali lipat lebih besar dibandingkan
dengan amniosentesis, dan terdapat petunjuk bahwa teknik ini membawa risiko
23
untuk kehamilan tinggi. Indikasi untuk menggunakan pemeriksaan-pemeriksaan
serum
G. TERAPI JANIN
Transfusi Janin
Pada kasus anemia janin akibat antibodi ibu atau kausa lain, dapat
kedalam janin.
Terapi untuk infeksi, aritmia jantung, gangguan fungsi tiroid, dan masalah
medis janin lain biasanya diberikan melalui ibu dan mencapai janin setelah
melewati plasenta. Namun, pada sebagian kasus obat dapat diberikan langsung
Pembedahan janin
24
Berkat kemajuan dalam prosedur ultrasonografi dan bedah maka
mengoperasi janin kini dapat dilakukan. Namun, karena risiko dari ibu, janin, dan
tim terlatih dan hanya jika tidak ada alternative lain. Dapat dilakukan beberapa
cairan dari organ dan rongga. Sebagai contoh, pada obstruksi uretra dapat
dipasang pirau pigtail ke dalam kandung kemih janin. Salah satu masalah adalah
Pembedahan eks utero, yaitu dengan membuka uterus dan mengoperasi janin
spina bifida. Perbaikan hernia dan lesi paru memiliki prognosis baik jika criteria
pemilihan kasus diterapkan dengn benar, dan salah satu dari criteria pemilihan
kasus diterapkan dengan benar, dan salah satu dari criteria ini adalah kenyataan
bahwa jika tanpa pembedahan tersebut, janin hampir pasti akan meninggal.
Pembedahan untuk cacat tabung saraf lebih kontroversial karena kelainan tidak
mengancam nyawa. Juga, bukti yang ada tidak meyakinkan bahwa perbaikan lesi
18 minggu, jaringan atau sel dapat ditransplantasikan sebelum waktu ini tanpa
ditolak. Riset dalam bidang ini befokus dalam sel tunas hematopoietic untuk
25
mengobati imunodefisiensi dan kelainan hematologi. Terapi gen untuk penyakit
metabolik herediter, misalnya Tay-Sachs dan fibrosis kistik, juga sedang diteliti.
26
BAB III
KESIMPULAN
faktor. Pada saat ini diperkirakan bahwa 10% dari semua kelainan pada manusia
yang diketahui sebabnya oleh faktor genetic dan kromosom sedangkan sisanya
infeksi
radiasi
Diabetes melitus
Hipertensi / Hipotensi
trisomi 21
trisomi 13-15
dll
22
27
Disamping pemeriksaan fisik, radiologic dan laboratorik unutk menegakan
diagnosis kelainan kongenital setelah bayi lahir, dikenal pula adanya diagnosis
pre/ ante natal kelainan kongenital dengan beberapa cara pemeriksaan tertentu
28
DAFTAR PUSTAKA
29