BAB I
PENDAHULUAN
perhatian dunia oleh karena itu pada bulan september 2000 diadakan United
Goals (MDGS) dengan target pencapain pada tahun 2015. MDGS berisi 8 buah
tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup jika di
bandingkan dengan rasio kematian ibu di sembilan negara maju dan 51 negara
komplikasi selama hamil, bersalin dan 25% selama masa post partum.
keseluruhan lebih dari delapan ibu mendapatkan perawatan nifas, dengan rincian
70% mendapat perawatan dalam dua hari sesudah melahirkan, 6% dalam waktu 3-
6hari, dan 7% dalam 7-41 hari sesudah melahirkan, sabanyak 16% tidak pernah
(SDKI, 2008).
hampir semua bayi (95%) di Indonesia pernah mendapat ASI. Hasil berikutnya
dari hasil SDKI 2007 adalah sebanyak 44% bayi baru lahir mendapat ASI dalam 1
jam setelah lahir dan 62% bayi mendapat ASI pada hari pertama. Proporsi anak
yang diberi ASI pada hari pertama paling rendah yaitu 43% untuk bayi yang
dilahirkan dengan pertolongan tenaga kesehatan, dan tertinggi 54% untuk bayi
makanan selain ASI sejak dini (prelacteal feed). Hanya 32% bayi di Indonesia
Kasus kematian ibu di Kota Padang dari tahun 2009 sampai Tahun 2013
mengalami signansi pada 5 tahun terakhir yaitu 16-15 kematian ibu. Kemtain
terbesar ibu terjadi pada saat nifas di tahun 2011 (10 kasus kematian) dan kasus
3
kematian terendah terjadi pada ibu bersalin dan nifas (2 kasus kematian) .
angka kematian ibu dan bayi di indonesia. Dari berbagai pengalaman dalam
menanggulangi kematian ibu dan bayi di banyak negara, para pakar kesehatan
terbukti telah menyelamatkan lebih dari separuh ibu bersalin dan bayi baru lahir
yang disertai dengan penyulit proses persalinan atau komplikasi yang mengancam
keselamatan jiwa. Namun, tidak semua interpensi sesuai bagi suatu negara dapat
Dengan adanya asuhan masa nifas ini dapat menurunkan angka kematian
meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan yang bermutu pada ibu dimasa nifas.
Serta pelayanan di tujukan juga untuk memantau tanda-tanda bahaya nifas serta
konteks sosial, mencerminkan banyak transisi bagi orang tua, anak dan anggota
1.2. Tujuan
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Pengertian
Masa nifas adalah masa pulihnya kembali dari masa persalinan selesai
sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama nifas yaitu 6-8
merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan pada
2.2.1 Menjaga kesehatan ibu dan bayi, baik fisik maupun psikologi.
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun pada
bayinya.
5
timbul pada waktu pasca persalinan, baik medis, bedah atau obstetric.
2.2.5 Dukungan pada ibu dan keluarganya pada peralihan kesuasana keluarga
baru.
2.2.6 Promosi dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan
istirahat, tidur dan kesehatan diri serta memberikan micro nutrusi, jika
perlu.
komplikasi.
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila
2.4.1. Involusi
Setelah bayi lahir, TFU ± 3 jari bawah pusat. Setelah 6 Minggu dicapai
1999).
Symphisis
symphisis
Involusi disebabkan oleh proses autolysis, pada zat protein dinding rahim
1999).
Pelepasan placenta dari selaput janin dan dinding rahim terjadi pada
stratum spongiosum bagian atas. Setelah 2-3 hari tampak bahwa lapisan
yang tetap sehat menghasilkan endometrium yang baru. Epitel baru terjadi
(Sulaiman S, 1999).
kasar, tidak rata, dan kira-kira sebesar telapak tangan. Dengan cepat luka
ini mengecil, pada akhir minggu kedua hanya sebesar 3-4 cm dan terakhir
nifas 1-2 cm. Luka bekas placenta tidak meninggalkan parut waktu
maka arteri harus mengecil lagi dalam masa nifas (Sulaiman S, 2000).
8
2.4.5 Cerviks
lahir.
Setelah 2 jam dapat dilalui 2-3 jari. Setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari
( Mochtar, 2000).
2.4.6 Ligamen-ligamen
Ligamen fasia dan diafragma pelvis berangsur menjadi ciut dan pulih
Sulit kencing karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme
oleh iritasi musculus sfingter ani selama persalinan, juga oleh karena
(Mochtar,2000 ).
otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan setelah
2.4.9 Lochea
Adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa
nifas
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel decidua, verniks
2. Lochea Sanguinolenta
Berwarna merah, coklat kekuningan berisi darah dan lendir,hari 3-7 pasca
persalinan.
3. Lochea Serosa
Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari 7-14 pasca
persalinan.
4. Lochea Alba
5. Lochea Purulenta
6. Locheaostasis
2.4.10 Laktasi
bertambah
ASI akan banyak sesudah 2-3 hari pasca persalinan. Bila bayi mulai
disusui, isapan pada puting susu merupakan rangsangan psikis yang secara
ASI akan lebih banyak. Sebagai efek positif adalah involusi uteri akan
3. Perubahan Psikologis
ibu dimana ibu kini mempunyai bayi yang harus dilindungi dan dipenuhi
1. Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah kelahiran, ibu pasif dan tergantung, dia
melahirkan
3. Tidur tanpa gangguan sangat penting, bila ibu ingin mencegah gannguan
normal.
4. Peningkatan nutrisi
1. Periode ini berlangsung pada hari 2-4 post partum. Ibu menjadi perhatian
2. Ibu konsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, buang air kecil, buang
memasang popok.
4. Pada masa ini ibu agak sensitive dan merasa tidak mahir dalam melakukan
terjadi.
Respons ibu dan suami terhadap kelahiran bayi Pola hubungan ibu, suami
dan keluarga Kehidupan spiritual dan ekonomi keluarga Kepercayaan dan adat
melahirkan, apakah ibu pasif atau cerewet, atau sangat kalm. Pola koping,
keluarga lain, dukungan sosial dan pola komunikasi termasuk potensi keluarga
budaya pada perawatan post partum, makanan atau minuman, menyendiri bila
2.8.1 Riwayat kesehatan yang lalu, Kaji apakah ibu pernah atau sedang
saluran kencing.
2.8.2 Riwayat penyakit keturunan dalam keluarga, Kaji apakah di dalam silsilah
HIV/AIDS.
2.8.4 Riwayat KB dan Perencanaan Keluarga, Kaji pengetahuan klien dan
7. Kebiasaan Sehari-Hari
2.9.1 Pola nutrisi : pola menu makanan yang dikonsumsi, jumlah, jenis makanan
blas, terjadi over distensi blass atau tidak atau retensi urine karena rasa
talut luka episiotomi, apakah perlu bantuan saat BAK. Pola BAB,
penggunaan toilet.
2.9.4 Personal Hygiene : Pola mandi, kebersihan mulut dan gigi, penggunaan
wajah.
2.9.5 Aktifitas : Kemampuan mobilisasi beberapa saat setelah melahirkan,
dan menyusui.
2.9.6 Rekreasi dan hiburan : Situasi atau tempat yang menyenangkan, kegiatan
8. Pemeriksaan fisik
Tanda-tanda vital meliputi : suhu tubuh, nadi, pernafasan dan tekanan darah.
infeksi.
2.10.1 Tekanan darah
Segera setelah melahirkan, banyak wanita mengalami peningkatan
signifikan.
2.10.2 Suhu
Suhu maternal kembali dari suhu yang sedikit meningkat selama periode
adanya kenaikan suhu samapi 38 derajat pada hari kedua sampai hari
persalinan, dan nyeri akut atau persisten dapat mempengaruhi proses ini.
Apabila denyut nadi diatas 100 selama puerperium, hal tersebut abnormal
lambat.
2.10.4 Pernapasan
Fungsi pernafasan kembali pada rentang normal wanita selama jam
batas-batas dan ukuran, bentuk dan nyeri tekan pada setiap kelompok
areola dan integritasi puting, posisi bayi pada payudara, stimulation nepple
bening diketiak.
5. Abdomen dan uterus
diastasis recti dan kandung kemih, distensi, striae. Untuk involusi uterus
distensi blas, posisi dan tinggi fundus uteri. : Tinggi fundus uterus, lokasi,
6. Genitalia
7. Ekstremitas
17
pada betis adanya tanda homan, refleks. Tanda homan di dapatkan dengan
meletakkan satu tangan pada lutut ibu, dan lakukan tekanan ringan untuk
menjaga tungkai tetap lurus. Dorsifleksi kaki tersebut jika terdapat nyeri
9. Masalah-masalah Menyusui
informasi dan putting susu terbenam (retracted) atau putting susu datar.
Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula itu sama baiknya atau
malah lebih baik dari ASI sehingga cepat menambah susu formula
malas menyusu.
c. Karena payudara berukuran kecil dianggap kurang menghasilkan
6 bulan.
tunggu saja sampai bayi lahir, segera setelah pasca lahir lakukan :
19
“mengambil”nya.
c.Apabila putting benar-benar tidak bisa muncul, dapat “ditarik”
sendok atau cangkir, atau teteskan langsung ke mulut bayi. Bila perlu
merah, berkilat, kadang gatal, terasa sakit yang menetap, dan kulit
lain.
3) Putting susu yang sakit dapat diistirahatkan untuk
menggunakan sabun.
2. Payudara bengkak
panas dan keras. Bila diperiksa ASI keluar, dan tidak ada demam.
yang baik (3) menyusui “on demand”/ Bayi harus lebih sering
payudara)
d. Pijat ringat pada payudara yang bengkak (pijat pelan-pelan
menggantung.
Ada dua jenis Mastitis ; yaitu yang hanya karena milk stasis adalah
dilakukan:
22
hari.
d. Bila perlu bisa diberikan istirahat total dan obat untuk penghilang
rasa nyeri.
e. Kalau sudah terjadi abses sebaiknya payudara yang sakit tidak
Yang termasuk dalam masa pasca persalinan lanjut adalah sindrom ASI
kurang, ibubekerja.
pandai menyusu.
b. Bayi sering menangis atau bayi menolak menyusu
c. Tinja bayi keras, kering atau berwarna hijau
d. Payudara tidak membesar selama kehamilan (keadaan yang
kerja
3) Pangosongan payudara di tempay kerja, setiap 3-4 jam
4) ASI dapat disimpan dilemari pendingin dan dapat diberikan
hari
6) Keterampilan mengeluarkan ASI dan merubah jadwal menyusui
kembali bekerja
7) Minum dan makan makanan yang bergizi dan cukup selama
Pengeluaran ASI :
Penyimpanan ASI :
menyusui segera.
2. Ibu sakit
c. Bayi premature
langit-langit bayi dengan jari ibu yang bersih, jika tidak dapat
1) Bayi umur kehamilan < 30 mgg : BBL < 1250 gr. Biasanya
d. Bayi kuning
e. Bayi kembar
Ibu optimis ASI nya cukup, susui dengan football position, susui
f. Bayi sakit
rehidrasi. Yakinkan ibu bahwa alam telah menyiapkan air susu bagi
g. Bayi sumbing
benar.
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1.1 Biodata
Umur : 37 tahun 39 th
Pendidikan : S1 S1
Kerinci Jambi
membuat gatal.
membuat gatal. Tapi saat ini ibu menderita penyakit hipertiroid dan
hipokalmia.
Ibu mengatakan dari keluarga ibu atau suami tidak ada yang pernah
dan kencing manis dan tidak ada yang menderita penyakit menular
4. Riwayat Kebidanan
a. Haid
rutin setiap 28-30 hari, lamanya 5-7 hari. Pada hari pertama dan
e. KB
a. Nutrisi
semangka, jeruk.
b. Eliminasi
c. Aktifitas
Istirahat/ Tidur
34
d. Personal Hygiene
Selama nifas : Ibu belum bisa mandi, tetapi tubuh ibu sudah
e. Riwayat Ketergantungan
jamuan.
kali.
35
ibu yang ketiga sudah meninggal. Ibu dan keluarga sangat gembira
8. Kehidupan Seksual
Kesadaran : Komposmentis
S : 36,2°C R : 20 x/menit
1. Penampilan
2. Rambut/kulit kepala
3. Muka
4. Mata
36
ikterik.
5. Hidung
6. Mulut/Gigi
Mulut bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, dan tidak
ada epulis.
7. Telinga
serumen.
8. Leher
9. Thorax/ payudara
papilla menonjol dan lentur. ASI sudah keluar sedikit dan sudah
disusukan.
10. Abdomen
TFU teraba 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik, uterus keras
11. Genetalia
12. Anus
13. Ekstermitas
a.HB : 14,1 gr
b.Leukosit : 10.680/mm3
c.Trombosit : 293.000/mm3
b. Asam mefenamat 1 x 1
c. Sangobion 1 x 1
d. Vitamin C 1 x 1
BAB IV
Edukasi yang baik selama Ny. Z dirawat dirumah sakit sudah dilakukan
oleh petugas kesehatan, hal ini untuk memperbaiki kondisi psikologis klien, maka
stress psikologis yang diakibatkan oleh rasa khawatir terhadap kondisi nifas harus
dibantu dengan memberikan edukasi bahwa ini dapat dilalui dengan baik
Kebutuhan ibu akan nutrisi bertambah pada periode post partum dan
laktasi sehingga suplemen tambahan seperti zat besi perlu diberikan untuk
mencegah anemia dan nutrisi yang baik sangat perlu bagi ibu. Makanan
dianjurkan mengandung banyak protein seperti yang terkandung pada ikan, telur
dan daging, serta sayur dan buah serta susu. Selain itu, tatalaksana yang
diperlukan adalah pencegahan ibu agar tidak terjadinya komplikasi selama periode
nifas.
Dalam periode taking in ini ibu harus di damping oleh keluarga terutama
suami, bidan sebagai fasilitator memberikan edukasi tentang cara menyusui yang
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Masa nifas (puerpurium) adalah waktu yang dimulai setelah plasenta lahir
dan berakhir kira-kira 6 minggu. Akan tetapi seluruh alat kandungan kembali
seperti semula (sebelum hamil) dalam waktu kurang lebih 3 bulan. di mulai
masa yang kritis bagi ibu dan bayinya. Apabila tidak segera ditangani secara
50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. untuk itu pemberian
asuhan kebidanan kepada ibu dalam masa nifas sangat perlu dilakukan yang
bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi, melaksanakan deteksi dini
atau asuhan merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan
ibu nifas normal dan mengetahui secara dini bila ada penyimpangan yang
40
ditemukan dengan tujuan agar ibu dapat melalui masa nifasnya dengan selamat
5.2 SARAN
Selama masa nifas harus banyak hal yang dikaji untuk diperbaiki dan