Konsep Adl Activity Daily Living
Konsep Adl Activity Daily Living
sehari hari. ADL merupakan aktivitas pokok bagi perawatan diri. ADL meliputi
perawatan diri yang harus pasien lakukan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan
ADL adalah ketrampilan dasar dan tugas okupasional yang harus dimiliki
tempat tidur, bangun dan duduk, transfer atau bergeser dari tempat tidur ke kursi
1) ADL dasar, sering disebut ADL saja, yaitu ketrampilan dasar yang harus
dimiliki seseorang untuk merawat dirinya meliputi berpakaian, makan & minum,
toileting, mandi, berhias. Ada juga yang memasukkan kontinensi buang air besar
8
9
dan buang air kecil dalam kategori ADL dasar ini. Dalam kepustakaan lain juga
kegiatan sekolah.
4) ADL non vokasional, yaitu ADL yang bersifat rekreasional, hobi, dan mengisi
waktu luang.
ADL mencakup kategori yang sangat luas dan dibagi-bagi menjadi sub
kategori atau domain seperti berpakaian, makan minum, toileting atau higieni
rekreasi, instrumental ADL dasar, sering disebut ADL saja, yaitu ketrampilan
dasar yang harus dimiliki seseorang untuk merawat dirinya meliputi berpakaian,
makan dan minum, toileting, mandi, berhias. Ada juga yang memasukkan
kontinensi buang air besar dan buang air kecil dalam kategori ADL dasar ini.
kemandirian ADL akan lebih mudah dinilai dan dievaluasi secara kuantitatif degan
sistem skor yang sudah banyak dikemukakan oleh berbagai penulis ADL dasar,
sering disebut ADL saja, yaitu ketrampilan dasar yang harus dimiliki seseorang
10
untuk merawat dirinya meliputi berpakaian, makan & minum, toileting, mandi,
berhias. Ada juga yang memasukkan kontinensi buang air besar dan buang air
kecil dalam kategori ADL dasar ini. Dalam kepustakaan lain juga disertakan
Tabel 2.1 Beberapa Indeks Pengukuran ADL (Activity Daily Living) menurut
sugiarto, 2005.
(dependent pada
kelimam item).
FIM Skala ordinal Kehandalan & < 20 menit, Skala ADLyang
(Functional dengan 18 item, 7 kesahihan baik, sangat sesuai sudah diterima
Independence level dengan skor sensitif dan dapat untuk skrining, secara luas.
Measure) berkisar antara 18- mendeteksi penilaian Pelatihan untuk
126; area yang perubahan kecil formal, petugas pengisi
dievaluasi; dengan 7 level. pemantauan & lebih lama karena
perawatan diri, pemeliharaan item banyak.
kontrol stingfer, terapi serta
transfer, lokomosi, evaluasi
komunikasi, dan program.
kognitif sosial.
mengukur kemandirian fungsional dalam hal perawatan diri dan mobilitas serta
dapat juga digunakan sebagai kriteria dalam menilai kemampuan fungsional bagi
Tabel 2.2 Instrument Pengukuran ADL (Activity Daily Living) dengan Indeks
Barthel menurut Sugiarto, 2005).
Interpretasi hasil :
20 : Mandiri
2) Indeks Kats
bergantung dari klien dalam hal 1) makan, 2) kontinen (BAB atau BAK), 3)
2011).
Tabel 2.3 Penilaian Indeks Katz menurut Maryam, R. Siti, dkk, 2011.
Skore Kriteria
Kemandirian dalam hal makan, kontinen (BAB atau BAK),
A
berpindah, ke kamar kecil mandi dan berpakaian.
Keterangan:
orang lain. Seseorang yang menolak melakukan suatu fungsi dianggap tidak
(1) Mandi
Mandiri: bantuan hanya pada satu bagian mandi (seperti punggung atau
Bergantung: bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh, bantuan masuk dan
(2) Berpakaian
Tergantung: tidak dapat memakai baju sendiri atau baju hanya sebagian.
Mandiri: masuk dan keluar dari kamar kecil kemudian membersihkan genitalia
sendiri.
pispot.
(4) Berpindah
Mandiri: berpindah ke dan dari tempat tidur untuk duduk, bangkit dari kursi
sendiri.
Tergantung: bantuan dalam naik atau turun dari tempat tidur atau kursi, tidak
(5) Kontinen
(6) Makan
Tabel 2.4 Modifikasi Indeks Kemandirian Katz Menurut Maryam, R. Siti, dkk,
2011.
Mandiri Tergantung
No. Aktivitas
Nilai (1) (Nilai 0)
1 Mandi di kamar mandi (menggosok,
membersihkan, dan mengeringkan badan).
2 Menyiapkan pakaian, membuka, dan
menggunakannya.
3 Memakan makanan yang telah disiapkan.
4 Memelihara kebersihan diri untuk penampilan
diri (menyisir rambut, mencuci rambut,
mengosok gigi, mencukur kumis).
5 Buang air besar di WC (membersihkan dan
mengeringkn daerah bokong).
6 Dapat mengontrol pengeluaran feses (tinja).
7 Buang air kecil di kamar mandi (membersihkan
dan mengeringkan daerah kemaluan).
8 Dapat mengontrol pengeluaran air kemih.
9 Berjalan di lingkungan tempat tinggal atau ke
luar ruangan tanpa alat bantu, seperti tongkat.
10 Menjalankan agama sesuai agama dan
kepercayaan yang dianut.
11 Melakukan pekerjaan rumah, seperti: merapikan
tempat tidur, mencuci pakaian, memasak, dan
membersihkan ruangan.
12 Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau
16
kebutuhan keluarga.
Analisi Hasil :
Point : 13 – 17 : Mandiri
Point : 0 – 12 : Ketergantungan
ADL (Activities Daily Living) terdiri dari aspek motorik yaitu kombinasi
gerakan volunter yang terkoordinasi dan aspek propioseptif sebagai umpan balik
1) ROM sendi
2) Kekuatan otot
3) Tonus otot
4) Propioseptif
5) Persepti visual
17
6) Kognitif
7) Koordinasi
2) Kapasitas mental
5) Lecet dan borok pada tubuh akibat berbaring yang lama (Decubitus)
6) Patah tulang
seseorang yang dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Kata
kemandirian berasal dari kata dasar diri yang mendapat awalan ke dan akhiran an
yang kemudian membentuk suatu kata keadaan atau kata benda (Bahara, 2008).
sendiri.
kemampuan yang dimiliki oleh lansia untuk tidak tergantung pada orang
keputusan tersebut.
prinsip-prinsip tentang mana yang benar dan mana yang salah, mengenai mana
1) Kondisi Kesehatan
Lanjut usia yang memiliki tingkat kemandirian tertinggi adalah mereka yang
secara fisik dan psikis memiliki kesehatan yang cukup prima. Prosentase yang
paling tinggi adalah mereka yang mempunyai kesehatan baik. Dengan kesehatan
20
yang baik mereka bisa melakukan aktivitas apa saja dalamkehidupannya sehari-
hari seperti : mengurus dirinya sendiri, bekerja dan rekreasi. Hal ini sejalan
dengan pendapat Mu’tadin, (2002) bahwa kemandirian bagi orang lanjut usia
bertahap dalam ketidak mampuan secara fisik mereka hanya tertarik pada kegiatan
2) Kondisi Ekonomi
sedang. Responden dengan kondisi ekonomi sedang berusaha tetap bekerja untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya agar tidak tergantung pada anak atau keluarga
lain. Dengan bekerja mereka akan memperoleh beberapa keuntungan yaitu selain
yang berguna, sehingga aktifitas fisik dan psikis tetap berjalan. Keterlibatan lanjut
usia dalam aktivitas produktif akan menunjang kemandirian mereka dalam rumah
tangga.
3) Kondisi Sosial
Yasinan yang dilakukan tiap minggu dan pengajian setiap bulan, yang beragama
Kristen/Katolik aktif dalam Kebaktian. Kegiatan ini dihadiri tidak hanya oleh
orang lanjut usia saja tetapi juga dihadiri oleh bapak/ibu yang masih muda, dan
pra lanjut usia. Mereka berkumpul bersama untuk melakukan kegiatan tersebut.
Kegiatan ini didukung teori pertukaran sosial dimana mereka melakukan kegiatan
21
yang cara pencapaiannya dapat berhasil jika dilakukan dengan berinteraksi dengan
orang lain.