Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT bahwa atas berkat-Nya kami


dapat menyelesaikan tugas ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Nya mungkin
penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. shalawat dan salam semoga
selalu curahkan kepada baginda tercinta nabi Muhammad SAW. Tugas ini disusun agar
dapat memperluas ilmu tentang “ KEWARGANEGARAAN” dapat terselesaikan walau
dengan persiapan yang cukup singkat, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber. Walaupun tugas ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail
yang cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen yang telah membimbing
penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun karya tulis ilmiah.
Semoga ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya dan
semoga dengan adanya tugas ini Allah senantiasa meridhoinya dan akhirnya membawa
hikmah untuk semuanya.
Amien Ya Rabbal’alamin

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Bandar Lampung,11 November 2013

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai Warga Negara dan masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama, yang pokok adalah bahwa setiap orang
haruslah terjamin haknya dan mendapatkan status kewarganegaraan, sehingga terhindar
dari kemungkinan menjadi ‘statless’ atau tidak berkewarganegaraan. Tetapi pada saat yang
bersamaan, setiap negara tidak boleh membiarkan seseorang memiliki dua status
kewarganegaraan sekaligus. Itulah sebabnya diperlukan perjanjian kewarganegaraan
antara negara-negara modern untuk menghindari status dwi-kewarganegaraan tersebut
oleh karena itu disamping pengaturan kewarganegaraan berdasarkan kelahiran dan melalui
proses pewarganegaraan (naturalisasi) tersebut, juga diperlukan mekanisme lain yang lebih
sederhana, yaitu melalui regristrasi biasa.
Indonesia sebagai negara yang pada dasarnya enganut prinsip ‘ ius
sanguinis’,mengatur kemungkinan warganya untuk mendapatkan sttus kewarganegaraan
melalui prinsip kelahiran. Sebagai contoh banyak warga keturunan China yang masih
berkewarganegaraan China atau pun yang memiliki dwi-kewarganegaraan antara Indonesia
dan China, tetapi bermukim di Indonesia dan memiliki keturunan di Indonesia. Terhadap
anak-anak mereka ini sepanjang yang bersangkutan tidak berusaha untuk mendapatkan
status kewarganegaraan dari asal orangtuanya, dapat saja diterima sebagai warga negara
Indonesia karena kelahirannya. Kalapunhal ini dianggap idak sesuai dengan prinsip dasar
yang dianut, sekurang-kurangnya terhadap mereka itu dapat dikenakan ketentuan
mengenai kewaganegaraan melalui proses registrasi bisa, bukan melalui proses
naturalisasi yang mempersamakan kedudukan mereka sebagai orang asing sama sekali.

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun Tujuan Penuliasan dalam makalah Kewarganegaraan sebagai berikut :
1 Memenuhi salah satu tugas mata kuliah kewarganegaraan
2 Menambah pengetahuan tentang pendidikan kewarganegaraan
3 Membahas secara sederhana peranan warga Negara
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KEWARGANEGARAAN
Kewarganegaraan merupakan keanggotaan seseorang dalam satuan politik
tertentu (secara khusus negara) yang dengannya membawa hak untuk berpartisipasi
dalam kegiatan politik. Seseorang dengan keanggotaan yng demikian disebut warga
negara.seorang warga negara berhak memiliki paspor dari negara yang dianggotainya.
Kewarganegaraan merupakan bagian dari onsep kewargaan. Di dalam pengertian ini warga
suatu kota atau kabupaten disebut sebagai warga kota atau kabupaten, karena keduanya
merupakan satuan politik. Dalam otonomi daerah, kewarganegaraan ini menjadi penting,
karena masing-masing satuan politik akan memberikan hak ( biasanya sosial) yang
berbeda-beda bagi warganya.
Kewarganegaraan memiliki kemiripan dengan kebangssaan ( nationality). Yang
membedakan adalah hak-hak untukaktif dalam perpolitikan. Ada kemungkinan untuk
memiliki kebangsaan tanpa menjadi warga negara( contoh secara hukum merupakan
subyek suatu negara dan berhak atas perlindungan tanpa memiliki hak berpartisipasi dalam
politik). Juga dimungkinkan untuk memiliki hak politik tanpa menjadi anggota dari suatu
bangsa.
Di bawah ini teori kontrak sosial status kewarganegaraan memiliki implikasi hak
dan kewajiban. Dalam filosofi “kewarganegaraan aktif” seorang waga negara diisyaratkan
untuk menyumbangkan kemampuanya bagi perbaikan komunitas melalui partisipasi
ekonomi, layanan publik, kerja sukarela,dan berbagai kegiatan lainya.

2.2 Fungsi Kewarganegaraan


Menurut Branson (1999:7) tujuan civic education adalah partisipasi yang bermutu
dan bertanggung jawab dalam kehidupan politik dan masyarakat baik tingkat lokal, negara
bagian, maupun nasional. Tujuan pembelajaran PKn dalam Depdiknas (2006:49) adalah
untuk memberikan kompetensi sebagai berikut:

a) Berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu Kewarganegaraan.


b) Berpartisipasi secara cerdas dan tanggung jawab, serta bertindak secara sadar dalam
kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
c) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-
karakter masyarakat di Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain.
d) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
2.3 Pengertian Kewarganegaraan
Seorang warga negara Indonesia adalah orang yang diakui oleh UU sebagai warga
negara Republik Indonesia. Kepada orang ini akan diberikan kartu tanda penduduk,apabila
telah berusia lebih dari 17 tahun dan mencatatkan diri di kantor pemerintahan. Paspor
diberikan oleh negara kepada warga negaranya sebagai bukti identitas yang bersangkutan
dalam tata hukum internasional.
Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU n.12 tahun 2006 tentang
kewarganegaraan republik Indonesia. Menurut Uu ini yang menhadi warga negara
Indonesia adalah :
 Setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI
 Anak yang lahir dari perkawinan yang syah dari ayah dan ibu WNI
 Anak yang lahir dari perkawinan yang syah dari seorang ayah WNI dan ibu warga negara
asing ( WNA) atau sebaliknya
 Anak yang lahir dari perkawinan yang syah dari seorang ibu WNI dan ayah tidak memiliki
kewarganegaraan atau hukum negara asal sang ayah tidak memberikan kewarganegaraan
kepada anak tersebut
 Anak yang lahir dalam tenggang waktu 30 hari setelah ayahnya meninggal dunia dari
perkawinan yang syah dan ayahnya seorang WNI
 Anak yang lahir di luar perkawinan yang syah dari ibu WNI
 Anak yang lahir di luar perkawinan yang syah dari ibu WNAyang diakui oleh seorang ayah
WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak berusia 18 tahun atau
belum kawin.
 Anak yang lahir di wilayah Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas status
kewarganegaraan ayah dan ibunya
 Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah Indonesia selama ayah dan ibunya tidak
diketahui
 Anak yang baru lahir di Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak memiliki
kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadadanya
 Anak yang baru lahir di luar Indionesia dari ayah dan ibu WNI yang karena ketentuan dari
negara tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan
 Anak dari seorang ayah atau ibu yang dikabulkan permohonan kewarganegaraannya,
kemudian ayah atau ibu itu meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau
menyatakan janji setia
 Selain it diakui juga sebagai WNI bagi
 Anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang syah, belum berusia 18 tahun dan belum
kawin diakui secara syah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing
 Anak WNI yang belum berusia 5 tahun yang diangkat secara syah sebagai anak oleh WNA
berdasarkan pengadilan
 Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin berada dan bertempat tnggal di
Indonesia, yang ayah atau ibunya memperoleh kewarganegaraan Indonesia
 Anak WNI yang belum berusia 5 tahun dan dan diangkat anak secara sah menurut
penetan pengadilan sebagai anak WNI

Kewarganegaraan Indonesia juga diperoleh bagi seseorang yang termasuk dalam


situasi sebagai berikut
1 Anak yang belum berusia 18 tahunataubelum kawin berada dan bertempat tinggal di
Indonesia , yang ayah atau ibunya memperoleh kewarganegaraan Indonesia
2 anak warga negara asing yang belum berusia 5 tahun yang diangkat anak secara sah
menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh warga negara Indonesia
3 Di samping perolehan status kewarganegaraan seperti tersebut diatas dimungkinkan pula
perolehan kewarganegaraan Republik Indonesia melalui proses pewarganegaraan. Warga
negara asing yang kawin secara syah dengan warga negara Indonesia dan telah tinggal di
Indonesia sedikitnya 5 tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak berturut-turut dapat
menyampaikan menjadi warga negara di hadapan pejabat yang berwenang, asalkan tidak
mengakibatkan kewargaegaraan ganda.
4 Berbeda dari UU kewarganegaraan terdahulu UU kewarganegaraan tahun 2006 ini
memperbolehkan dwikewarganegaraan secara terbatas, yaitu untuk anak yang berusia
sampai 18 tahun dan belum kawin pada usia tersebut. Pengaturan lebih lanjut mengenai
hal ini dicantumkan pada peraturan pemerintah no.2 tahun 2007

5 Dari UU ini terlihat bahwa secara prinsip republik Indonesia menganut asas kewargaan
ius sangiusis ditambah dengan ius soli (lihat poin 8-10) dan kewarganegaraan ganda
terbatas ( poin 11)

2.4 Kedudukan Warga Negara di Indonesia


Dalam sistem kewarganegaraan di Indonesia, Kedudukan warga negara pada
dasarnya adalahsebagai pilar terwujudnya Negara. Sebagai sebuah negara yang berdaulat
dan merdeka Indonesiamempunyai kedudukan yang sama dengan negara lain di dunia,
pada dasarnya kedudukan warganegara bagi negara Indonesia diwujudkan dalam berbagai
peraturan perundang-undangan tentangkewarganegaraan, yaitu :1. UUD 1945Dalam
konteks UUD 1945, Kedudukan warga negara dan penduduk diatur dalam pasal 26 yaitu :
 Yang menjadi warga negara ialah orang-orang warga Indonesia asli dan orang-
orang bangsa lain yang disahkan dengan UU sebagai warga negara.
 Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang tinggal di Indonesai.
 Hal-hal mengenai warga negara penduduk di atur dengan UU.2. UU No. 3 tahun
1946Undang-undang No.3 ialah tentang warga negara dan Penduduk negara adalah
peraturan Merivasidibawah dibawah UU 1945 yang digunakan untuk menegakan
kedudukan Negara RI denganwarga negaranya dan kedudukan penduduk negara RI.3. UU
No. 62 tahun 1958UU No.62 tahun 1958 merupakan penyempurnaan dari UU tentang
kewarga negaraan yangterdahulu.
 UU No. 62 tahun 1958 tenang kewarganegaraan RI merupakan produk hukumderivasi dari
pasal 5 dan 144 UUD RI 1950 yang sampai saat ini masih berlaku dan tetapdigunakan
sebagai sumber hakum yang mengatur masalah kewarganegaraan di Indonesai
setelahkurang lebih 48 tahun berlaku, dan saat ini dinilai sudah tidak sesuai lagi.
 Pernasalahankewarganegaraan yang semakin kompleks ternyata tidak mampu ditampung
oleh undang-undangini.4. UU No.12 tahun 2006RUU Kewarganegaraan yang baru ini
memuat beberapa subtansi dasar yang lebih revolusioner dan aspiratif, seperti :
1. Siapa yang mnjadi warga negara Indonesia
2. Syarat dan tata cara memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesi
3. Kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
4. Syarat dan tata cara memperoleh kembali kewarganegaraan Republik Indonesia
5. Ketentuan pidan
2.5 Persamaan Kedudukan Warga Negara Indonesia
Warga negara adalah sama kedudukannya, hak dan kewajibannya. Setiap individu
mendapat perlakuan yang sama dari negara. Ketentuan ini secara tegas termuat dalam
konstitusi tertinggikita, yaitu UUD 1945 Bab X sampai Bab XIV pasal 27 sampai pasal 34.
berikut ini dijelaskansecara lebih rinci terntang persamaan kedudukan warga negara, dalam
berbagai bidangkehidupan.
1. Persamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahPasal 27 ayat (1) menyatakan bahwa
“segala warga negara bersamaan kedudukannya didalamhukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak adakecualinya.” Pasal ini juga
memperlihatkan kepada kita adanya kepedulian adanya hak asasidalam bidang hukum dan
politik.
2. Persamaan atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
(ekonomi)Pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.” Pasal ini memencarkan
persamaan akan keadilansosial dan kerakyatan. Ini berarti hak asasi ekonomi warga
negara dijamin dan diatur pelaksanaanya.
3. Persamaan dalam hal kemerdekaan berserikat dan berkumpul (politik)Pasal 28 E ayat (3)
menetapkan warga negara dan setiap orang untuk berserikat, berkumpul,
danmengeluarkan pendapat. Pasal ini mencerminkan bahwa negara Indonesia bersifat
demokratisdan memberi kebebasan yang bertanggung jawab bagi setiap warga negaranya
untuk melaksanakan hak dan kewajibannya dalam bidang politik.
4. Persamaan dalam HAM Dalam Bab X A tentang hak asai manusia dijelaskan secara
tertulis bahwa negara memberikandan mengakui persamaan setiap warga negara dalam
menjalankan HAM. Mekanisme pelaksanaan HAM secara jelas ditetapkan melalui pasal 28
A sampai dengan pasal 28 J.
5. Persamaan dalam agamaPasal 29 ayat (2) UUD 1945 menyatakan bahwa “negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan
untuk beribadat menurut agamanya dankepercayaannya itu.” Berdasar pasal ini tersurat
jelas bahwa begara menjamin persamaan setiap penduduk untuk memeluk agama sesuai
dengan keinginannya. Agama dan kepercayaan terhadapTuhan YME dijalankan tanpa ada
paksaan dari pihak manapun.
6. Persamaan dalam upaya pembelaan negaraPasal 27 ayat (3) UUD 1945 menyatakan
bahwa “setiap warga negara berhak dan wajib ikutserta dalam upaya pembelaan negara.”
Lebih lanjut, pasal 30 UUD 1945 memuat ketentuan pertahanan dan keamanan negara.
Kedua pasal tersebut secara jelas dapat kita ketahui bahwanegara memberikan
kesempatan yang sama kepada setiap warga negara yang ingin membelaIndonesia.
7. Pesamaan dalam bidang pendidikan dan kebudayaanPasal 31 dan 32 UUD 1945
menyatakan bahwa setiap warga negara mempunyai hak dankedudukan yang sama dalam
masalah pendidikan dan kebudayaan. Kedua pasal ini menunjukan bahwa begitu konsen
dan peduli terhadap pendidikan dan kebudayaan warga negara Indonesia.Setiap warga
negara mendapat porsi yang sama dalam kedua masalah ini.
8. Persamaan dalam perekonomian dan kesejahteraan sosial Persamaan kedudukan warga
negara dalam perekonomian dan kesejahteraan diatur dalam Bab XIV pasal 33 dan 34.
pasal 33 mengatur masalah perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasar atas
asas kekeluargaan dengan prinsip demokrasi ekonomi untuk kemakmuran rakyatsecara
keseluruhan. Selanjutnya pasal 34 memuat ketentuan tentang kesejahteraan sosial dan
jaminan sosial diman fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara (pasal 1)
dannegara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
pelayananumum yang layak (pasal 3)
2.6 Menghargai Persamaan Kedudukan Warga Negara di Indonesia
Dalam NKRI, semua warga negar mempunyai kedudukan yang sama dalam bidang
ekonomi, politik, hukum, sosial, budaya, agama dan pertahanan keamanan.Berikut ini
dijelaskan lebih lanjut wujud persamaan kedudukan warga negara di indonesia dalam
berbagai bidang kehidupan.
1. Bidang ekonomiSetiap individu memiliki kesamaan untuk melakukan usaha ekonomi
seperti berdagang, bertani, berkebun, menjual jasa, dsb. Untuk memenuhi dan
meningkatkan taraf hidupnya.
2. Bidang budayaSetiap warga negara mempunyai kesamaan hak dalam mengembangkan
seni, misalnya berkreasi dalam seni tari, seni lukisseni musik seni pahat seni bangunan
dsb.
3. Bidang politik Setiap orang memiliki hak politik yang sama, yakni individu berhak memilih,
menjadianggota salah satu partai, atau mendirikan partai politik.
4. Bidang hukum setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama, yakni berhak untuk
mengadakan pembelaan, penuntutan, berperkara di depan pengadilan, dsb.
5. Bidang agama setiap warga negara di berikan kedudukan yang sama dalam memeluk
agama, menjalankan ibadah dan ritual keagamaannya, berpindah agama ataupun belajar
tentang agama tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.Sebagai warga negara yang
baik serta guna terwujudnya persamaan harkat dan martabatwarga negara sebagai
manusia, secara bersama-sama kita wajib saling menghargai ,menghormati prinsip
persamaan kedudukan sesama warga negara.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Hak adalah Sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung
kepada kita sendiri. Sedangkan Kewajiban adalah Sesuatu yang harus dilakukan dengan
penuh rasa tanggung jawab. Kedua harus menyatu, maksudnya dikala hak-hak kita sebagai
warga negara telah didapatkan, maka kita juga harus menenuaikan kewajiban kita kepada
negara seperti: membela negara, ikut andil dalam mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal
yang positif yang bisa memajukan bangsa ini.
Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah
Negara tersebut dan mengakui Pemerintahnya sendiri. Adapun pengertian penduduk
menurut Kansil adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan
oleh peraturan negara yang bersangkutan, diperkenankan mempunyai tempat tinggal pokok
(domisili) dalam wilayah negara itu.
Hak-Hak kita warga negara sebagai anggota masyarakat telah tercantum dalam Undang-
Undang Dasar sebagai berikut:
 Pasal 27 (2) : Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupannya yang
layak bagi kemanusiaan.
 Pasal 30 (1) : Tiap-tiap warga negara berhak ikut serta dalam usaha pembelaan negara.
 Pasal 31 (1) : Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.
 Di samping adanya pasal-pasal yang menyebutkan tentang hak-hak warga negara, di
Undang-Undang Dasar juga terdapat di dalamnya tentang kewajiban-kewajiban kita warga
negara sebagai anggota masyarkat, adapun bunyinya sebagai berikut:.
 Pasal 27 (1) : Segala Warga negara…..wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya.
 Pasal 30 (1) : Tiap-tiap warga negara berhak ikut serta dalam usaha pembelaan negara.
3.2 SARAN
Dengan ditulisnya makalah yang menjelaskan tentang Hak dan Kewajiban Warga
Negara Sebagai Anggota Masyarakat ini, semoga kita semua bisa benar-benar memahami
tentang apa yang seharusnya kita dapatkan sebagai warga negara di negeri ini. Sehingga,
jika ada hak-hak yang belum kita dapatkan, kita bisa memperjuangkannya. jika hak-hak
sebagai warga negara telah kita terima, maka sepatutnya kita menjalankan kewajiban kita
sebagai warga negara. Dengan demikian, negeri ini akan maju dan penuh dengan keadilan,
kemakmuran, aman dan sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai