Penggunaan Metode Role Playing Untuk Meningkatkan Minat Siswa Dalam Pembelajaran Pengetahuan Sosial Di Kelas V SDN Cileunyi I Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung PDF
Penggunaan Metode Role Playing Untuk Meningkatkan Minat Siswa Dalam Pembelajaran Pengetahuan Sosial Di Kelas V SDN Cileunyi I Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung PDF
Abstrak
Penelitian ini mengungkap penggunaan metode role playing dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk
meningkatkan minat belajar siswa kelas V SDN Cileunyi I Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas
(Classroom Action Research). Tindakan kelas yang diterapkan melalui empat siklus tindakan. Teknik pengumpulan
datanya diperoleh melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan studi pustaka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode role playing sangat efektif dalam meningkatkan minat
belajar anak. Efektivitas penggunaan metode tersebut dapat dilihat dari dijumpainya beberapa perubahan yang positif,
baik yang terjadi pada guru IPS itu sendiri maupun yang terjadi pada diri siswa, terutama perubahan adanya peningkatan
minat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
Kata Kunci: metode role playing, classroom action research, dan minat siswa
A
pabila ditinjau dari segi pembelajaran di kelas, Pertanyaan penelitian dirumuskan sebagai berikut:
khususnya di kelas V SDN Cileunyi I Kecamatan 1. Bagaimana upaya guru untuk menciptakan suasana belajar
Cileunyi, masalah yang sering muncul dalam proses yang menyenangkan dalam proses pembelajaran IPS?
pembelajaran adalah: 1) antusiasme siswa dalam belajar 2. Manfaat apa yang dapat diperoleh guru dan siswa dari
rendah, hal ini tampak ketika siswa memasuki ruangan penerapan metode role playing dalam pembelajaran IPS?
kelas dan dimulai dengan belajar pengetahuan sosial para 3. Apakah penggunaan metode role playing itu efektif
siswa kurang bersemangat untuk mengikuti pembelajaran untuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran
pengetahuan sosial, sehingga siswa cenderung tidak pengetahuan sosial?
aktif dan tidak merasa menjadi bagian dari kelas. Gejala-
gejala tersebut ditunjukkan dengan beberapa sikap
siswa seperti: sering mengobrol ketika pembelajaran C. Tinjauan Pustaka
berlangsung, menggambar tidak pada waktunya, dan
sering keluar masuk kelas; 2) materi pengetahuan sosial 1. Minat Siswa dalam Pembelajaran IPS
yang terlalu bersifat informatif dan menuntut aspek a. Konsep Minat
kognitif (hapalan) saja membuat para siswa malas untuk Menurut WS Winkel (1989: 105), minat dapat diartikan
memahami informasi-informasi baik yang terdapat dalam sebagai kecenderungan subyek yang menetap, untuk
buku maupun yang disampaikan oleh guru; 3) lingkungan dapat merasa tertarik pada suatu bidang atau pokok
yang kaku dan membosankan untuk belajar, baik dalam bahasan tertentu dan merasa senang untuk mempelajari
tata cahaya maupun dalam penempatan tempat duduk materi itu. Rumusan ini pada dasarnya tidak berbeda
yang monoton dan membosankan dimilikinya. dengan yang dikemukakan Slameto (1986: 182) bahwa
Beberapa kondisi yang telah dikemukakan di atas, “minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan
memberikan sebuah indikasi terhadap adanya suatu pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”.
masalah yang cukup signifikan, yaitu permasalahan Atau rumusan yang dikemukakan Doyles Fryer (Wayan
yang bermuara pada kejenuhan siswa dalam mengikuti Nurkancana, 1986: 229), bahwa “Minat atau interest adalah
pembelajaran pengetahuan sosial. gejala psikis yang berkaitan dengan obyek atau aktivitas
Berdasarkan kondisi tersebut, penulis tertarik untuk yang menstimulir perasaan senang pada individu”.
mengadakan penelitian dengan judul “Penggunaan Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka minat
Metode Role Playing untuk Meningkatkan Minat Siswa pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan
dalam Pembelajaran Pengetahuan Sosial di Kelas antara diri sendiri dengan sengaja di luar diri. Semakin kuat
V SDN Cileunyi I Kecamatan Cileunyi Kabupaten atau dekat hubungan itu, maka semakin besar minat yang
Bandung”. ditampilkannya. Suatu minat dapat diekspresikan melalui
pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih
E. Hasil Penelitian
Pada tahap observasi awal terdapat beberapa temuan
antara lain:
• Antusiasme siswa dalam belajar rendah
• Siswa cenderung tidak aktif
• Materi pengetahuan sosial terlalu bersifat informatif dan
menuntut aspek kognitif saja.
• Lingkungan yang kaku dan membosankan untuk belajar.
Analisis reflektif terhadap hasil orientasi tersebut
bahwa pembelajaran pengetahuan sosial selama ini
masih belum membangkitkan minat siswa untuk belajar.
Salah satu upaya untuk membangkitkan minat belajar
siswa adalah dengan menerapkan metode role playing
yang melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran.
1. Siklus 1
dalam kelas serta mempersiapkan bagaimana cara Hasil temuan pada siklus 1 antara lain :
mengobservasi dan alat untuk mengobservasinya. • Guru dan siswa belum terbiasa menerapkan metode
bermain peran dalam pembelajaran.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
• Siswa masih canggung dan malu dalam memerankan tokoh
Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan penelitian yang diperankannya.
yang berupa pelaksanaan kegiatan atau rancangan
• Fantasi siswa belum optimal, pada siklus I ini siswa hanya
pembelajaran pengetahuan sosial, yaitu perancangan melaksanakan tugas memerankan tokoh tanpa disertai
pembelajaran dengan metode role playing. Untuk improvisasi peran dengan baik.
membantu observer dalam melakukan pengamatan
• Konsentrasi siswa masih kurang, hal ini terlihat ketika
pelaksanaan tindakan, dibuat alat pengumpul data bermain peran maupun mengerjakan soal evaluasi, siswa
sebagai alat dokumentasi atau catatan yang digunakan masih ada yang menengok ke kiri dan kanan maupun ke
untuk memberikan umpan balik yang sangat diperlukan belakang.
dalam pelaksanaan tindakan. Disepakati pula antara • Siswa masih kurang keberanian dalam mengemukakan
peneliti dan observer bahwa kehadiran observer tidak penilaian, pendapat dan komentarnya.
akan mengganggu kegiatan pembelajaran yang sedang • Daya tangkap materi pembelajaran masih belum optimal
berlangsung. dibuktikan dengan masih adanya 8 orang yang mengalami
3. Tahap Observasi kesulitan dalam mengerjakan soal evaluasi.
Pada kenyataannya tahap observasi dilakukan • Suasana senang dalam belajar sudah tampak, meski masih
bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observasi ada siswa yang terlihat kurang bersemangat.
merupakan semua kegiatan untuk mengenal, merekam, 2. Siklus 2
dan mendokumentasikan setiap hal dari proses dan hasil Temuan pada siklus 2 ini antara lain adalah :
yang dicapai dari tindakan yang direncanakan.
• Guru dan siswa sudah mulai terbiasa menerapkan metode
4. Tahap Refleksi bermain peran dalam pembelajaran.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu melakukan • Siswa tidak canggung dan malu lagi dalam memerankan
analisis, sintesis, interprestasi dan eksplanasi terhadap tokoh yang diperankannya.
semua informasi yang diperoleh. Dengan demikian data • Siswa sudah mulai dapat berfantasi dan berimprovisasi,
yang berhasil diperoleh melalui alat pengumpul data yang kondisi seperti ini karena mendapatkan tambahan alat-alat
terekam oleh peneliti dan observer akan dikonfirmasikan, untuk bermain peran.
dianalisis dan dievaluasi agar dapat diketahui apakah • Siswa sudah dapat berkonsentrasi karena sudah terbiasa
pelaksanaan tindakan tersebut telah sesuai dengan yang dengan bermain peran namun masih ada siswa yang kurang
direncanakan sebelumnya. konsentrasi pada saat mengerjakan soal evaluasi.