Anda di halaman 1dari 19

1.

PENGERTIAN LAPORAN ARUS KAS

Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang berisi informasi aliran kas
masuk dan aliran kas keluar dari suatu perusahaan selama periode tertentu.
Informasi ini penyajiannya diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang
menyebabkan terjadinya arus kas masuk dan kas keluar tersebut. Kegiatan
perusahaan umumnya terdiri dari tiga jenis yaitu, kegiatan operasional, kegiatan
investasi serta kegiatan keuangan.

Kegiatan operasional untuk perusahaan dagang terdiri dari membeli barang


dagangan, menjual barang dagangan tersebut serta kegiatan lain yang terkait
dengan pembelian dan penjualan barang. Untuk perusahaan jasa, kegiatan
operasional antara lain adalah menjual jasa kepada pelanggannya. Misalkan
menjual jasa aeronautika dan non aaeronautika. Kegiatan ini akan
mengakibatkan terjadinya uang masuk untuk pendapatan dan aliran uang keluar
untuk biaya. Baik pendapatan dan biaya yang terjadi telah dilaporkan dalam
laporan laba rugi, namun besarnya pendapatan tersebut belum tentu sama
dengan uang yang diterima karena perusahaan umumnya menggunakan dasar
akrual untuk mengakui pendapatan. Demikian halnya dengan biaya, biaya yang
dilaporkan laba rugi belum tentu sama dengan arus keluar untuk biaya
tersebut.

Kegiatan investasi merupakan kegiatan membeli atau menjual kembali investasi


pada surat berharga jangka panjang dan aktiva tetap. Jika perusahaan
membeli investasi/aktiva tetap akan mengakibatkan arus keluar dan jika
menjual investas/aktiva tetap akan mengakibatkan adanya arus kas masuk ke
perusahaan.

Kegiatan keuangan atau ada yang menyebutnya kegiatan pendanaan, adalah


kegiatan menarik uang dari kreditor jangka panjang dan dari pemilik serta
pengembalian uang kepada mereka.

1. BENTUK/METODE PENYAJIAN LAPORAN ARUS KAS

Terdapat dua bentuk penyajian laporan arus kas, yang pertama metode langsung
dan yang kedua metode tidak langsung. Perbedaan antara kedua metode terletak
pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi. Dengan metode langsung,
arus kas dari kegiatan operasional dirinci menjadi arus kas masuk dan arus kas
keluar. Arus kas masuk dan keluar dirinci lebih lanjut dalam beberapa jenis
penerimaan atau pengeluaran kas. Sementara itu dengan metode tidak langsung,
arus kas dari opersional ditentukan dengan cara mengoreksi laba bersih yang
dilaporkan di laporan laba rugi dengan beberapa hal seperti biaya penyusutan,
kenaikan harta lancar dan hutang lancar serta laba/rugi karena pelepasan
investasi. Berikut ini diberikan contoh bentuk laporan arus kas dengan metode
langsung dan metode tidak langsung.

Metode Langsung

PT ABC
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007
(dalam Rupiah)

Arus kas yang berasal dari kegiatan


operasi :
Kas yang diterima dari pelanggan 951.000
Dikurangi :
Kas untuk membeli persediaan 555.200
Kas untuk membayar biaya operasi 259.800
Kas untuk membayar biaya bunga 14.000
Kas untuk membayar pajak 29.000
858.000
Aliran kas bersih dari kegiatan operasi 93.000

Aliran kas yang berasal dari kegiatan


investasi :
Kas masuk yang berasal dari penjualan
investasi 75.000
Kas keluar untuk membeli peralatan (157.000)
(82.000)
Aliran kas bersih untuk kegiatan investasi

Aliran kas dari kegiatan keuangan :


Kas yang diterima dari penjualan saham 160.000
Dikurangi :
Kas untuk membayar dividen 23.000
Kas untuk membayar hutang obligasi 125.000
148.000
Aliran kas masuk neto dari kegiatan
keuangan 12.000
Kenaikan kas 23.000
Saldo kas pada awal tahun 26.000
Saldo kas pada akhir tahun 49.000

Dari laporan terlihat bahwa arus kas yang berasal dari kegiatan operasional
dirinci menjadi penerimaan dari berbagai sumber yang merupakan kegiatan
operasional dan pengeluaran kas untuk berbagai kegiatan operasional. Arus kas
dari kegiatan investasi dan keuangan juga dirinci menurut jenis-jenis kegiatan
yang mengakibatkan timbulnya penerimaan dan pengeluara kas.

Sementara jika kita lihat contoh di bawah ini arus kas dari kegiatan
operasional tidak dirinci menurut sumber dan jenis penggunaannya, melainkan
net income dikoreksi sehingga net income tersebut berubah menjadi net
cashflows dari operasi.

SOAL LATIHAN

Kegiatan operasi adalah transaksi yang berpengaruh pada net income, sementara
itu kegiatan investasi adalah transaksi yang mengakibatkan bertambah atau
berkurangnya investasi pada harta tidak lancar serta kegiatan
pendanaan/keuangan adalah transaksi yang mempengaruhi besarnya hutang
jangka panjang dan kepentingan pemilik perusahaan. Anda diminta untuk :
1. Menentukan apakah masing-masing transaksi di bawah ini merupakan
kegiatan operasi, investasi dan pendanaan.
2. Menentukan apakah telah terjadi penambahan atau pengurangan atau tidak
memepengaruhi kas perusahaan.

Jenis
No. Transaksi Pengaruhnya
Kegiatan
1.
Membayar biaya sewa ruangan
2.
Membayar dividen kepada pemilik
3.
Membayar gaji karyawan
4.
Membeli barang dagangan dan membayar
harga barang
Kegiatan
Pengurangan
Menjual barang dan menerima hasilnya Operasi
5.
Membeli aktiva tetap dan membayarnya
6.
Membeli aktiva tetap dan membayarnya
7.
dengan mengeluarkan saham

Menjual saham perusahaan di atas harga


nominal
8.
Jenis
No. Transaksi Pengaruhnya
Kegiatan
9. Membayar bunga pinjaman obligasi

10. Meminjam uang dari bank

11. Membayar hutang obligasi

12. Membayar hutang dagang


Metode Tidak Langsung

PT ABC
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007
(dalam Rupiah)

Arus kas yang berasal dari kegiatan


operasi :
Laba bersih menurut laporan laba rugi 90.500
Ditambah :
Biaya depresiasi 18.000
Penurunan persediaan kantor 8.000
Kenaikan hutang jangka pendek 16.800
Kenaikan hutang biaya 1.200
44.000
Dikurangi :
Kenaikan biaya dibayar dimuka 1.000
Kenaikan piutang usaha 9.000
Penurunan hutang pajak 1.500
Laba penjualan aktiva tetap 30.000
41.500
Aliran kas bersih dari kegiatan operasi 93.000

Aliran kas yang berasal dari kegiatan


investasi :
Kas masuk yang berasal dari penjualan
investasi 75.000
Kas keluar untuk membeli peralatan (157.000)
(82.000)
Aliran kas keluar bersih untuk kegiatan
investasi

Aliran kas dari kegiatan keuangan :


Kas yang diterima dari penjualan saham 160.000
Dikurangi :
Kas untuk membayar dividen 23.000
Kas untuk membayar hutang obligasi 125.000
148.000
Aliran kas masuk neto dari kegiatan
keuangan 12.000
Kenaikan kas 23.000
Saldo kas pada awal tahun 26.000
Saldo kas pada akhir tahun 49.000

Jika kita amati contoh di atas, terlihat bahwa perbedaan antara metode
langsung dengan metode tidak langsung terletak pada penyajian arus kas
berasal dari kegiatan operasi, sementara itu baik aliran kas dari kegiatan
investasi dan keuangan adalah sama penyajiannya.

1. DATA UNTUK MENYUSUN LAPORAN ARUS KAS

Aliran kas yang dilaporkan disajikan dalam tiga kelompok besar kegiatan yaitu
kegiatan operasional, kegiatan investasi serta kegiatan keuangan. Untuk
mempermudah penyusunan laporan arus kas untuk masing-masing kelompok
kegiatan maka perlu diperhatikan informasi yang relevan sebagai berikut :

Menyusun Arus
No. Informasi yang Relevan
Kas Dari
1. Laporan Laba Rugi
2. Saldo awal dan saldo akhir harta lancar
Kegiatan 3. Saldo awal dan saldo akhir hutang lancar selain
1.
Operasional hutang dividen
4. Data tambahan (jika ada)

1. Saldo awal dan saldo akhir investasi dan aktiva


Kegiatan tetap
2.
Investasi 2. Data tambahan (jika ada)

1. Saldo awal dan saldo akhir dari Modal dan


Kegiatan
3. Hutang Jangka Panjang serta Laba Ditahan
Keuangan
2. Saldo awal dan saldo akhir Hutang Dividen
3. Data tambahan (jika ada)

1. MEMBACA LAPORAN ARUS KAS

Semula banyak pengguna laporan keuangan yang lebih banyak mencurahkan


perhatiannya pada laporan Laba Rugi dan Neraca. Laporan Laba Rugi
menggambarkan hasil usaha perusahaan selama periode tertentu. Sementara itu
Neraca menggambarkan posisi keuangan pada saat tertentu. Akhir-akhir ini
disadari cara mengelola kas perusahaan juga perlu dievaluasi yaitu dengan cara
mengevaluasi laporan arus kas.

Sebelum melihat bagaimana perusahaan dikelola kasnya, perlu disadari bahwa


untuk membaca laporan keuangan secara tepat perlu dipahami cara penyajian
informasi arus kas. Pada metode langsung, arus kas dari operasi dirinci sumber
–sumbernya dan demikian juga dengan pengeluaran kas sehingga laporan itu
akan mudah dipahami dengan tepat. Pada metode tidak langsung, laporan arus
kas dari operasional diawali dengan net income, kemudian net income tersebut
dikoreksi dengan hal-hal/item-item tertentu yang diperlakukan berbeda
antara dalam penyusunan laporan laba rugi (yang menghasilkan net income)
dengan laporan arus kas. Dalam menyusun laporan laba rugi perusahaan
menggunakan akrual basis, sehingga mungkin pada tahun tertentu ada biaya
yang telah diperlakukan sebagai biaya (expense), tapi pada tahun itu tidak
terdapat pengeluaran kas. Hal-hal inilah yang dikoreksikan pada net income
akan berubah menjadi net cashflows dari operasional. Dengan demikian jika
biaya amortisasi dan depresiasi ditambahkan, janganlah diartikan bahwa
depresiasi dan amortisasi secara fisik akan mengakibatkan adanya aliran kas
masuk sebesar itu.

Ada beberapa kemungkinan pola aliran kas yang terjadi dalam perusahaan,
yaitu:

1. Semua kegiatan (operasional, investasim dan keuangan) menghasilkan


aliran kas yang positif yang berarti penerimaan kas dari masing-masing
kegiatan tersebut lebih besar dari pengeluaran kas. Pada keadaan pertama
semua kegiatan menghasilkan penerimaan kas yang lebih besar daripada
pengeluaran kas. Tentu dalam jangka panjang akan terjadi saldo kas yang
besar.
2. Semua kegiatan (operasional, investasi dan keuangan) menghasilkan aliran
kas yang negatif yang berarti penerimaan kas dari masing-masing kegiatan
tersebut lebih kecil dari pengeluaran kas. Ini kebalikan pola 1 di atas,
sehingga dalam jangka panjang cadangan kas yang ada akan habis.
3. Kegiatan operasional positif sedangkan kegiatan investasi dan keuangan
negatif. Pada pola ketiga, perusahaan menggunakan kas dari operasional
untuk membayar hutang/pengembalian modal/membayar deviden dan untuk
investasi. Pola ini dapat dikatakan ideal dan banyak pengamat mengatakan
ini adalah keadaan penen kas.
4. Kegiatan operasional dan kegiatan investasi positif tetapi kegiatan
keuangan negatif. Sedangkan pada pola hasil penjualan investasi dan
opersional digunakan untuk membayar hutang mengembalikan modal.
5. Kegiatan operasional negatif sedangkan kegiatan investasi dan keuangan
positif. Ini berarti perusahaan menggunakan sebagian investasi dan
penarikan pinjaman modal untuk membiayai operasional. Kegiatan ini tidak
boleh dibiarkan berlarut-larut.
6. Kegiatan investasi negatif sementara kegiatan operasional dan keuangan
positif. Perusahaan menggunakan cash dari operasional dan
pinjaman/penarikan modal untuk melakukan investasi.
7. Kegiatan opersional dan investasi negatif sedangkan kegiatan keuangan
positif. Perusahaan melakukan kegiatan operasional dan investasi yang
sebagian dibiayai dengan dana pinjaman atau penarikan modal. Sebagian
dana juga digunakan untuk operasional. Kondisi ini mungkin terjadi pada
perusahaan yang sedang tumbuh.
8. Kegiatan investasi positif tetapi kegiatan operasional dan keuangan
negatif. Perusahaan mungkin menjual investasi/aktiva tetap untuk
memenuhi kebutuhan operasional dan pembayaran hutang/pembayaran ke
pemilik.

Dengan memperhatikan beberapa pola aliran kas di atas peserta akan dapat
mengetahui makna dari informasi arus kas dari suatu perusahaan yang dilaporkan
dalam laporan arus kas sehingga dapat mengevaluasi pengelolaan kas yang
dilakukan perusahaan.

c. Laporan Arus Kas

1) Struktur Laporan Arus Kas


Laporan Arus Kas di dalam Kepmendagri 29/2002 disebut Laporan Aliran Kas.
Laporan Arus Kas menyajikan informasi arus masuk/keluar kas ke/dari
pemerintah daerah berikut saldo kas selama satu suatu peride tertentu. Dengan
demikian dalam Laporan Arus kas ini tidak hanya disajikan keluar masuknya uang
kdari/ke kas daerah tetapi juga mencakup kas yang sudah diterima oleh para
bendahara penerimaan.

SAP mengelompokkan Arus Kas menjadi empat, yaitu arus kas dari:

Aktivitas Operasi;

Aktivitas Investasi Nonkeuangan;

Aktivitas Pembiayaan; dan

Aktivitas Non-anggaran.

Perbedaan yang terjadi dengan Kepmendagri 29/2002 adalah pada aktivitas non-
anggaran, yaitu yang digunakan untuk menyajikan arus masuk/keluar uang ke/dari
kas daerah tetapi bukan hak pemerintah daerah yang bersangkutan, sehingga
arus kas ini sering disebut arus kas transito.

Mapping Pos-pos Laporan Arus Kas dari Kepmendagri 29/2002 ke SAP dapat
dilihat pada Skema X.
Dari cakupan arus kas tersebut dapat dilihat bahwa terdapat arus kas yang
belum disajikan dalam Laporan Arus Kas Kepmendagri 29/2002 yaitu Arus Kas
dari Aktivitas Non Anggaran.

2) Arus Kas dari Aktivitas Operasi

SAP dan Kepmendagri 29/2002 sama-sama mengatur pelaporan arus kas dari
aktivitas operasi. Pada dasarnya bagian ini menyajikan arus kas yang berasal dari
aktivitas operasi pemerintah daerah. Dengan demikian yang disajikan adalah
pendapatan operasi dan belanja operasi.

Pendapatan operasi berasal dari Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan Transfer


dari Pemerintah Pusat maupun dari Pemerintah Daerah lainnya, Pendapatan Dana
Darurat, dan Lain-lain Pendapatan yang Sah. Secara garis besar ketentuan di
SAP dan Kepmendagri 29/2002 sama. Namun demikian apabila diteliti isi dari
setiap sumber pendapatan terdapat pendapatan-pendapatan tertentu yang tidak
masuk dalam kelompok pendapatan operasi.

Pendapatan yang perlu direklasifikasi adalah pendapatan yang berasal dari hasil
penjualan aset tetap, baik yang berasal dari penjualan tunai maupun penjualan
angsuran, merupakan arus kas masuk yang berasal dari aktivitas investasi
nonkeuangan.

Arus keluar kas untuk aktivitas operasi mencakup seluruh pengeluaran kas untuk
keperluan operasional pemerintahan. Berdasarkan SAP, pengeluaran ini mencakup
belanja pegawai, belanja barang, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja
tak terduga, dan belanja bagi hasil. Sesuai dengan klasifikasi biaya dalam
Kepmendagri 29/2002 maka arus keluar kas untuk aktivitas operasi juga
diklasifikasikan ke dalam Belanja Administrasi Umum, Belanja Operasi dan
Pemeliharaan, Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan, dan Belanja Tak
Tersangka.

Sejalan dengan penyajian Laporan Realisasi Anggaran maka arus kas untuk
keperluan aktivitas operasi ini juga direklasifikasi ke dalam klasifikasi belanja
berdasarkan SAP dengan pola sebagaimana diuraikan dalam klasifikasi belanja
terdahulu.

Dalam rangka manajemen kas, Bendahara Umum Daerah dapat melakukan


penanaman terhadap saldo kas yang menganggur untuk sementara waktu dalam
bentuk investasi jangka pendek, seperti deposito yang jangka waktunya kurang
dari satu tahun dan pembelian Surat Utang Negara. Berhubung keluar masuknya
uang ini terjadi dalam rangka pelaksanaan kegiatan operasional pemerintah maka
arus kas ini juga disajikan dalam kelompok arus kas dari aktivitas operasi.
Sebagai contoh terdapat pengeluaran uang dari rekening Kas Umum Daerah yang
ditanamkan dalam Deposito berjangka 6 bulan sebesar Rp 10 milyar. Pengaluaran
ini disajikan sebagai arus keluar kas dari aktivitas operasi. Sebaliknya, misalnya
terdapat pencairan deposito berjangka 6 bulan sebesar Rp 5 milyar, maka
pencairan ini disajikan dalam arus masuk kas dari aktvitas operasi.

3) Arus Kas dari Investasi Non Keuangan

Arus kas dari Aktivitas Investasi Nonkeuangan yang dimaksud di sini adalah
hanya arus kas dari investasi non keuangan, yaitu investasi dalam aset tetap
dan/atau aset lainnya. Investasi dalam aset yang termasuk dalam Investasi
Jangka Panjang tidak dimasukkan dalam aktivitas investasi melainkan dalam
aktivitas pembiayaan.

Kepmendagri 29/2002 mengatur bahwa arus kas untuk perolehan/penjualan aset


tetap maupun penyertaan modal dimasukkan dalam aktivitas investasi. Dengan
memperhatikan ketentuan tersebut maka arus kas dari aktivitas investasi
berdasarkan Kepmendagri 29/2002 perlu direklasifikasi. Arus kas yang berasal
dari penyertaan modal pemda dikeluarkan dari aktivitas investasi dan
dipindahkan ke aktivitas pembiayaan.

Disamping itu juga perlu diingat, sebagaimana diuraikan pada arus kas dari
aktivitas operasi bahwa penerimaan kas yang berasal dari hasil penjualan aset
tetap dimasukkan dalam arus kas dari aktivitas investasi.

Selanjutnya dalam rangka menjaga kontrol hubungan antar akun, rincian arus
masuk dan arus keluar kas dalam aktivitas investasi disajikan sesuai dengan
urutan penyajian aset tetap di neraca. Oleh karena itu penyajian arus kas ini
perlu dirinci ke dalam arus masuk/arus keluar untuk Tanah, Gedung dan
Bangunan, Peralatan dan Mesin, Jalan, Irigasi, dan jaringan, dan Aset Tetap
Lainnya.

4) Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan

Arus kas dari Aktivitas Pembiayaan mencakup seluruh penerimaan dan


pengeluaran kas dari aktivitas pembiayaan. Pembiayaan adalah setiap penerimaan
yang perlu dibayar kembali dan/atau setiap pengeluaran yang akan diterima
kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran
berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk
menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.
Dengan memperhatikan pengertian pembiayaan tersebut maka tampak bahwa
terdapat arus masuk kas dan arus keluar kas dalam Kepmendagri 29/2002 yang
belum sesuai dengan SAP, yaitu:

Penerimaan pajak tahun lalu

Pembayaran utang pajak/biaya tahun lalu

Jika penerimaan dari piutang pajak atau pembayaran utang tersebut terjadi
karena sistem penerimaan yang diatur pemerintah, merupakan transaksi yang
normal terjadi, dan bersifat berulang maka disajikan sebagai pendapatan pada
tahun terjadinya penerimaan. Dengan demikian dimasukkan dalam kelompok
aktivitas operasi. Sebagai contoh: Pendapatan pajak hotel yang berasal dari
penetapan tahun berjalan Rp 10 juta, penerimaan piutang pajak hotel tahun lalu
Rp 1 juta, maka kedua jumlah tersebut disajikan dalam Pendapatan Pajak Daerah
di kelompok Aktivitas Operasi.

Pembayaran biaya tahun lalu juga merupakan arus kas aktivitas operasi,
sepanjang untuk pembayaran belanja operasi. Jika pengeluaran tersebut untuk
pembayaran belanja modal maka pengeluaran tersebut diklasifikasikan ke dalam
kelompok arus kas dari aktivitas investasi. Perlakuan demikian dilakukan jika
substansi transaksi yang menimbulkan utang belanja tersebut bukan karena
untuk menutup defisit anggaran.

Pembayaran utang pajak tahun lalu dalam Kepmendagri 29/2002 dapat


diasumsikan sebagai pembayaran utang atas pungutan PPh/PPN/lainnya, yang di
lingkungan pemerintah disebut sebagai uang perhitungan pihak ketiga (PFK), yang
telah dilakukan oleh Pemda tetapi sampai dengan berakhirnya tahun anggaran
belum disetor ke Kas Negara. Pungutan dan penyetoran uang PFK ini bukan
sebagai aktivitas pembiayaan tetapi aktivitas nonanggaran karena tidak
menambah atau mengurangi APBD. Oleh karena itu apabila Pemda telanjur
mengelompokkan penerimaan dan pungutan PFK ini dalam aktivitas pembiayaan
perlu melakukan reklasifikasi, memindahkannya ke aktivitas nonanggaran.

5) Arus Kas dari Aktivitas Nonanggaran

Arus kas ini ditujukan untuk menyajikan arus masuk kas ke Kas Daerah dan arus
keluar kas dari Kas Daerah yang bukan merupakan transaksi APBD. Arus kas non
anggaran ini belum diatur dalam Kepmendagri 29/2002, Sedangkan berdasarkan
SAP, Arus kas dari aktivitas non anggaran.

Yang dimasukkan dalam arus masuk kas di sini adalah penerimaan kas untuk
Perhitungan Fihak Ketiga (PFK). Demikian pula arus keluar kas di sini juga untuk
menyajikan pengeluaran kas untuk penyetoran PFK kepada pihak lain yang berhak.
Yang termasuk dalam PFK antara lain pungutan PPh, PPN, Taspen, Askes,
Taperum, dan pungutan lainnya yang harus disetorkan kepada pihak ketiga yang
berhak. Penyajian PFK dapat diperoleh dari pencatatan penerimaan dan
pengeluaran yang di lingkungan pemerintah daerah lebih dikenal dengan istilah
Urusan Kas dan Perhitungan (UKP).

6) Saldo kas

Kepmendagri 29/2002 dan SAP sama-sama memasukkan saldo kas pada awal
maupun akhir tahun. Namun demikian yang dimasukkan dalam saldo akhir kas
berdasarkan Kepmendagri 29/2002 baru berupa saldo kas di Kas Daerah.
Sedangkan berdasarkan SAP, saldo kas yang disajikan di Laporan Arus Kas
mencakup saldo kas di Kas Daerah, saldo kas di Bendahara Pengeluaran, dan saldo
kas di Bendahara Penerimaan. Oleh karena itu saldo kas di Bendahara
Pengeluaran (sisa uang muka) dan saldo kas di tangan Bendahara Penerimaan
(penerimaan pendapatan yang belum disetor ke rekening Kas Umum Daerah)
dimasukkan dalam penyajian saldo akhir dalam Laporan Arus Kas.

d. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan merupakan komponen laporan keuangan yang baru
yang kedudukannya menggantikan Nota Perhitungan Anggaran. Catatan atas
Laporan Keuangan sebagaimana diatur dalam PSAP No. 04 belum memperoleh
porsi pengaturan secara cukup dalam Kepmendagri 29/2002. Oleh karena itu
penyusunan Catatan atas Laporan Keuangan dapat langsung mengacu kepada PSAP
No. 04 sedangkan materi dari Nota Perhitungan Anggaran digunakan sebagai
salah satu bahan dalam penyusunan catatan ini. Informasi penting yang disajikan
antara lain informasi umum, kebijakan akuntansi, penjelasan pos-pos laporan
keuangan, pengungkapan lainnya, dan informasi tambahan yang diperlukan.
Selanjutnya ilustrasi gambaran penyajian Catatan atas Laporan Keuangan juga
dapat dilihat pada PP No. 8/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah.

PENGERTIAN KAS Setiap perusahaan memerlukan kas dalam menjalankan


aktivitas usahanya baik sebagai alat tukar dalam memperoleh barang atau jasa
maupun sebagai investasi dalam perusahaan tersebut. Untuk lebih jelasnya
mengenai pengertian kas, Standar Akuntansi Keuangan (2002 : 85) memberikan
pengertian sebagai berikut : “Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas
digunaka untuk membiayai kegiatan umum perusahaan”. Yang dimaksud dengan
bank adalah sisa rekening giro perusahaan yang dapat dipergunakan secara bebas
untuk kegiatan umum perusahaan. Sedangkan menurut Zaki Baridwan (2003 :85)
“ kas merupakan suatu alat pertukaran dan digunakan sebagai suatu ukuran dalam
akuntansi”. Dalam neraca kas merupakan aktiva yang paling serimg berubah.
Hampir dalam setiap transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi kas. Dari
defenisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kas merupakan alat pertukaran
dan alat pembayaran yang diterima untuk pelunasan hutang, dan dapat diterima
sebagai setoran dengan jumlah sebesar nilai nominalnya, juga simpanan bank atau
tempat lain yang dapat diambil sewaktu-waktu. Kas sangat penting artinya
karena, menggambarkan daya beli dan dapat ditransfer segera dalam
perekonomian pasar kepada setiap individu dan organisasi dalam memperoleh
barang dan jasa yang diperlukan. Kas juga menjadi begitu penting karena,
perorangan, perusahaan, dan bahkan pemerintah harus mempertahankan posisi
liquiqitas yang memadai, yakni mereka harus memiliki sejumlah uang yang
mencukupi untuk membayar kewajiban pada saat jatuh tempo agar entitas
bersangkutan dapat beroperasi. Kas merupakan aktiva yang paling lancar dalam
arti istilah kas sehari-hari dapat disamakan dengan uang tunai yang dapat
dijadikan sebagai alat pembayaran yang syah. Persediaan kas yang cukup maka
perusahaan akan beroperasi dengan lancar terutama dalam kegiatan pengeluaran
kas yang meliputi pembelian barang dan jasa, memiliki harta, membayar hutang,
membiayai operasi serta kegiatan-kegiatan lainnya. Dalam aktiva perusahaan, kas
mrupakan baik secara langsung maupun tidak langsung serta merupakan dasar
pengukuran dan pencatatan semua data transaksi. Dalam penyajian neraca maka
kas biasanya dicantumkan pada urutan pertama dari perkiraan yang merupakan
aktiva lancar karena kas dapat digunakan tanpa memerlukan waktu lama. Kas
dapat dikatakan merupakan satu-satunya pos yang paling penting dalam neraca.
Karena berlaku sebagai alat tukar dalam perekonomian kita, kas terlihat secara
langsung atau tidak langsung dalam hampir semua transaksi usaha. Hal ini sesuai
dengan sifat-sifat kas yaitu : a. Kas terlalu terlibat dalam hampir semua
transaksi perusahaan. b. Kas merupakan harta yang siap dan muda untuk
digunakan dalam transaksi serta ditukarkan dengan harta lain, mudah
dipindahkan dan beragam tanpa tanda pemilik. c. Jumlah uang kas yang dimiliki
oleh perusahaan harus di jaga sedemikian rupa sehingga tidak terlalu banyak dan
tidak kurang. Pengolahan kas dapat dikriteriakan sebagai berikut : a. Diakui
secara umum sebagai alat pembayaran yang sah b. Dapat digunakan setiap saat
bila dikehendaki c. Penggunaannya secara bebas d. Diterima sesuai nilai
nominalnya pada saat diuangkan tersebut. Kas terdiri dari saldo kas yang
ditangan perusahaan dan termasuk rekening giro. Setoran kas adalah asset yang
dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi dan
dengan cepat dapat dijadikan menjadi kas. Arus kas adalah arus masuk dan
merupakan salah satu dari beberapa elemen laporan keuangan yang
dipublikasikan. Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen
berikut ini. Neraca Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan Modal Laporan Arus
Kas dan Catatan atas Laporan keuangan Sebagai sebahagian dari laporan
keuangan, laporan arus kas merupakan alat komunikasi artinya bahwa laporan
arus kas itu adalah suatu alat yang digunakan untuk mengkomunikasikan kas dari
suatu perusahaan tersebut. Dengan laporan arus kas para pemakai dapat
mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan
termasuk likuiditas dan solvabilitas dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah
serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan
peluang. Likuiditas mengacu kepada kedekatan pada kas dari aktiva dan
kewajiban-kewajiban. Solvabilitas mengacu kepada kemampuan perusahaan untuk
melunasi utangnya pada saat jatuh tempo. Dan felksibilitas keuangan mengacu
kepada kemampuan perusahaan untuk bereaksi dan beradaptasi terhadap
memburuknya keuangan serta keutuhan dan peluang yang tak terduga. Data
tersebut akan lebih berarti bagi pihak yang berkepentingan apabila data
tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih dan dianalisa lebih lanjut.
Idealnya laporan arus kas dapat menunjukkan sampai seberapa jauh efisiensi
pelaksanaan kegiatan serta perkembangan perusahaan telah dicapai manajemen.
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan
keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
kas dan setara kas dan menilai keutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas
tersebut. Jadi dari wacana diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa laporan
arus kas hendaknya mampu memberikan atau mempermudah analisis, agar
penggunaannya dapat mengetahui : 1. Kemampuan menghasilkan kas atau setara
kas 2. Kemampuan menggunakan kas atau setara kas

ash flow (aliran kas) merupakan “sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk
sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang
terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan
serta berapa saldonya setiap periode.
Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga
kelompok yaitu:

a) Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan
pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya
pendahuluan dsb. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out
flow)

b) Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran kas yang
berkaitan dengan operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum, dan
administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk
(cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow).
c) Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan
dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek
yaitu penjualan peralatan proyek.
MANFAAT
Adapun kegunaan dalam menyusun estimasi cash flow dalam perusahaan sangat
berguna bagi beberapa pihak terutama manajement. Diantaranya:
1) Memberikan seluruh rencana penerimaan kas yang berhubungan dengan
rencana keuangan perusahaan dan transaksi yang menyebabkan perubahan kas.
2) Sebagian dasar untuk menaksir kebutuhan dana untuk masa yang akan datang
dan memperkirakan jangka waktu pengembalian kredit.
3) Membantu menager untuk mengambil keputusan kebijakan financial.
4) Untuk kreditur dapat melihat kemampuan perusahaan untuk membayar kredit
yang diberikan kepadanya
KETERBATASAN
Cash flow mempunyai beberapa keterbatasan-keterbatasan antara lain;
a) Komposisi penerimaan dan pengeluaran yang dimasukan dalam cash flow hanya
yang bersifat tunai.
b) Perusahaan hanya berpusat pada target yang mungkin kurang fleksibel
c) Apabila terdapat perubahan pada situasi internal maupun eksternal dari
perusahaan yang dapat mempengaruhi estimasi arus kas masuk dan keluar yang
seharusnya diperhatikan, maka akan terhambat karena manager hanya akan
terfokus pada budget kas misalnya; kondisi ekonomi yang kurang stabil,
terlambatnya customer dalam memenuhi kewajibanya.

Anda mungkin juga menyukai