Pengertian Laporan Arus Kas
Pengertian Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang berisi informasi aliran kas
masuk dan aliran kas keluar dari suatu perusahaan selama periode tertentu.
Informasi ini penyajiannya diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang
menyebabkan terjadinya arus kas masuk dan kas keluar tersebut. Kegiatan
perusahaan umumnya terdiri dari tiga jenis yaitu, kegiatan operasional, kegiatan
investasi serta kegiatan keuangan.
Terdapat dua bentuk penyajian laporan arus kas, yang pertama metode langsung
dan yang kedua metode tidak langsung. Perbedaan antara kedua metode terletak
pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi. Dengan metode langsung,
arus kas dari kegiatan operasional dirinci menjadi arus kas masuk dan arus kas
keluar. Arus kas masuk dan keluar dirinci lebih lanjut dalam beberapa jenis
penerimaan atau pengeluaran kas. Sementara itu dengan metode tidak langsung,
arus kas dari opersional ditentukan dengan cara mengoreksi laba bersih yang
dilaporkan di laporan laba rugi dengan beberapa hal seperti biaya penyusutan,
kenaikan harta lancar dan hutang lancar serta laba/rugi karena pelepasan
investasi. Berikut ini diberikan contoh bentuk laporan arus kas dengan metode
langsung dan metode tidak langsung.
Metode Langsung
PT ABC
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007
(dalam Rupiah)
Dari laporan terlihat bahwa arus kas yang berasal dari kegiatan operasional
dirinci menjadi penerimaan dari berbagai sumber yang merupakan kegiatan
operasional dan pengeluaran kas untuk berbagai kegiatan operasional. Arus kas
dari kegiatan investasi dan keuangan juga dirinci menurut jenis-jenis kegiatan
yang mengakibatkan timbulnya penerimaan dan pengeluara kas.
Sementara jika kita lihat contoh di bawah ini arus kas dari kegiatan
operasional tidak dirinci menurut sumber dan jenis penggunaannya, melainkan
net income dikoreksi sehingga net income tersebut berubah menjadi net
cashflows dari operasi.
SOAL LATIHAN
Kegiatan operasi adalah transaksi yang berpengaruh pada net income, sementara
itu kegiatan investasi adalah transaksi yang mengakibatkan bertambah atau
berkurangnya investasi pada harta tidak lancar serta kegiatan
pendanaan/keuangan adalah transaksi yang mempengaruhi besarnya hutang
jangka panjang dan kepentingan pemilik perusahaan. Anda diminta untuk :
1. Menentukan apakah masing-masing transaksi di bawah ini merupakan
kegiatan operasi, investasi dan pendanaan.
2. Menentukan apakah telah terjadi penambahan atau pengurangan atau tidak
memepengaruhi kas perusahaan.
Jenis
No. Transaksi Pengaruhnya
Kegiatan
1.
Membayar biaya sewa ruangan
2.
Membayar dividen kepada pemilik
3.
Membayar gaji karyawan
4.
Membeli barang dagangan dan membayar
harga barang
Kegiatan
Pengurangan
Menjual barang dan menerima hasilnya Operasi
5.
Membeli aktiva tetap dan membayarnya
6.
Membeli aktiva tetap dan membayarnya
7.
dengan mengeluarkan saham
PT ABC
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007
(dalam Rupiah)
Jika kita amati contoh di atas, terlihat bahwa perbedaan antara metode
langsung dengan metode tidak langsung terletak pada penyajian arus kas
berasal dari kegiatan operasi, sementara itu baik aliran kas dari kegiatan
investasi dan keuangan adalah sama penyajiannya.
Aliran kas yang dilaporkan disajikan dalam tiga kelompok besar kegiatan yaitu
kegiatan operasional, kegiatan investasi serta kegiatan keuangan. Untuk
mempermudah penyusunan laporan arus kas untuk masing-masing kelompok
kegiatan maka perlu diperhatikan informasi yang relevan sebagai berikut :
Menyusun Arus
No. Informasi yang Relevan
Kas Dari
1. Laporan Laba Rugi
2. Saldo awal dan saldo akhir harta lancar
Kegiatan 3. Saldo awal dan saldo akhir hutang lancar selain
1.
Operasional hutang dividen
4. Data tambahan (jika ada)
Ada beberapa kemungkinan pola aliran kas yang terjadi dalam perusahaan,
yaitu:
Dengan memperhatikan beberapa pola aliran kas di atas peserta akan dapat
mengetahui makna dari informasi arus kas dari suatu perusahaan yang dilaporkan
dalam laporan arus kas sehingga dapat mengevaluasi pengelolaan kas yang
dilakukan perusahaan.
SAP mengelompokkan Arus Kas menjadi empat, yaitu arus kas dari:
Aktivitas Operasi;
Aktivitas Non-anggaran.
Perbedaan yang terjadi dengan Kepmendagri 29/2002 adalah pada aktivitas non-
anggaran, yaitu yang digunakan untuk menyajikan arus masuk/keluar uang ke/dari
kas daerah tetapi bukan hak pemerintah daerah yang bersangkutan, sehingga
arus kas ini sering disebut arus kas transito.
Mapping Pos-pos Laporan Arus Kas dari Kepmendagri 29/2002 ke SAP dapat
dilihat pada Skema X.
Dari cakupan arus kas tersebut dapat dilihat bahwa terdapat arus kas yang
belum disajikan dalam Laporan Arus Kas Kepmendagri 29/2002 yaitu Arus Kas
dari Aktivitas Non Anggaran.
SAP dan Kepmendagri 29/2002 sama-sama mengatur pelaporan arus kas dari
aktivitas operasi. Pada dasarnya bagian ini menyajikan arus kas yang berasal dari
aktivitas operasi pemerintah daerah. Dengan demikian yang disajikan adalah
pendapatan operasi dan belanja operasi.
Pendapatan yang perlu direklasifikasi adalah pendapatan yang berasal dari hasil
penjualan aset tetap, baik yang berasal dari penjualan tunai maupun penjualan
angsuran, merupakan arus kas masuk yang berasal dari aktivitas investasi
nonkeuangan.
Arus keluar kas untuk aktivitas operasi mencakup seluruh pengeluaran kas untuk
keperluan operasional pemerintahan. Berdasarkan SAP, pengeluaran ini mencakup
belanja pegawai, belanja barang, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja
tak terduga, dan belanja bagi hasil. Sesuai dengan klasifikasi biaya dalam
Kepmendagri 29/2002 maka arus keluar kas untuk aktivitas operasi juga
diklasifikasikan ke dalam Belanja Administrasi Umum, Belanja Operasi dan
Pemeliharaan, Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan, dan Belanja Tak
Tersangka.
Sejalan dengan penyajian Laporan Realisasi Anggaran maka arus kas untuk
keperluan aktivitas operasi ini juga direklasifikasi ke dalam klasifikasi belanja
berdasarkan SAP dengan pola sebagaimana diuraikan dalam klasifikasi belanja
terdahulu.
Arus kas dari Aktivitas Investasi Nonkeuangan yang dimaksud di sini adalah
hanya arus kas dari investasi non keuangan, yaitu investasi dalam aset tetap
dan/atau aset lainnya. Investasi dalam aset yang termasuk dalam Investasi
Jangka Panjang tidak dimasukkan dalam aktivitas investasi melainkan dalam
aktivitas pembiayaan.
Disamping itu juga perlu diingat, sebagaimana diuraikan pada arus kas dari
aktivitas operasi bahwa penerimaan kas yang berasal dari hasil penjualan aset
tetap dimasukkan dalam arus kas dari aktivitas investasi.
Selanjutnya dalam rangka menjaga kontrol hubungan antar akun, rincian arus
masuk dan arus keluar kas dalam aktivitas investasi disajikan sesuai dengan
urutan penyajian aset tetap di neraca. Oleh karena itu penyajian arus kas ini
perlu dirinci ke dalam arus masuk/arus keluar untuk Tanah, Gedung dan
Bangunan, Peralatan dan Mesin, Jalan, Irigasi, dan jaringan, dan Aset Tetap
Lainnya.
Jika penerimaan dari piutang pajak atau pembayaran utang tersebut terjadi
karena sistem penerimaan yang diatur pemerintah, merupakan transaksi yang
normal terjadi, dan bersifat berulang maka disajikan sebagai pendapatan pada
tahun terjadinya penerimaan. Dengan demikian dimasukkan dalam kelompok
aktivitas operasi. Sebagai contoh: Pendapatan pajak hotel yang berasal dari
penetapan tahun berjalan Rp 10 juta, penerimaan piutang pajak hotel tahun lalu
Rp 1 juta, maka kedua jumlah tersebut disajikan dalam Pendapatan Pajak Daerah
di kelompok Aktivitas Operasi.
Pembayaran biaya tahun lalu juga merupakan arus kas aktivitas operasi,
sepanjang untuk pembayaran belanja operasi. Jika pengeluaran tersebut untuk
pembayaran belanja modal maka pengeluaran tersebut diklasifikasikan ke dalam
kelompok arus kas dari aktivitas investasi. Perlakuan demikian dilakukan jika
substansi transaksi yang menimbulkan utang belanja tersebut bukan karena
untuk menutup defisit anggaran.
Arus kas ini ditujukan untuk menyajikan arus masuk kas ke Kas Daerah dan arus
keluar kas dari Kas Daerah yang bukan merupakan transaksi APBD. Arus kas non
anggaran ini belum diatur dalam Kepmendagri 29/2002, Sedangkan berdasarkan
SAP, Arus kas dari aktivitas non anggaran.
Yang dimasukkan dalam arus masuk kas di sini adalah penerimaan kas untuk
Perhitungan Fihak Ketiga (PFK). Demikian pula arus keluar kas di sini juga untuk
menyajikan pengeluaran kas untuk penyetoran PFK kepada pihak lain yang berhak.
Yang termasuk dalam PFK antara lain pungutan PPh, PPN, Taspen, Askes,
Taperum, dan pungutan lainnya yang harus disetorkan kepada pihak ketiga yang
berhak. Penyajian PFK dapat diperoleh dari pencatatan penerimaan dan
pengeluaran yang di lingkungan pemerintah daerah lebih dikenal dengan istilah
Urusan Kas dan Perhitungan (UKP).
6) Saldo kas
Kepmendagri 29/2002 dan SAP sama-sama memasukkan saldo kas pada awal
maupun akhir tahun. Namun demikian yang dimasukkan dalam saldo akhir kas
berdasarkan Kepmendagri 29/2002 baru berupa saldo kas di Kas Daerah.
Sedangkan berdasarkan SAP, saldo kas yang disajikan di Laporan Arus Kas
mencakup saldo kas di Kas Daerah, saldo kas di Bendahara Pengeluaran, dan saldo
kas di Bendahara Penerimaan. Oleh karena itu saldo kas di Bendahara
Pengeluaran (sisa uang muka) dan saldo kas di tangan Bendahara Penerimaan
(penerimaan pendapatan yang belum disetor ke rekening Kas Umum Daerah)
dimasukkan dalam penyajian saldo akhir dalam Laporan Arus Kas.
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan komponen laporan keuangan yang baru
yang kedudukannya menggantikan Nota Perhitungan Anggaran. Catatan atas
Laporan Keuangan sebagaimana diatur dalam PSAP No. 04 belum memperoleh
porsi pengaturan secara cukup dalam Kepmendagri 29/2002. Oleh karena itu
penyusunan Catatan atas Laporan Keuangan dapat langsung mengacu kepada PSAP
No. 04 sedangkan materi dari Nota Perhitungan Anggaran digunakan sebagai
salah satu bahan dalam penyusunan catatan ini. Informasi penting yang disajikan
antara lain informasi umum, kebijakan akuntansi, penjelasan pos-pos laporan
keuangan, pengungkapan lainnya, dan informasi tambahan yang diperlukan.
Selanjutnya ilustrasi gambaran penyajian Catatan atas Laporan Keuangan juga
dapat dilihat pada PP No. 8/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah.
ash flow (aliran kas) merupakan “sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk
sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang
terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan
serta berapa saldonya setiap periode.
Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga
kelompok yaitu:
a) Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan
pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya
pendahuluan dsb. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out
flow)
b) Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran kas yang
berkaitan dengan operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum, dan
administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk
(cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow).
c) Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan
dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek
yaitu penjualan peralatan proyek.
MANFAAT
Adapun kegunaan dalam menyusun estimasi cash flow dalam perusahaan sangat
berguna bagi beberapa pihak terutama manajement. Diantaranya:
1) Memberikan seluruh rencana penerimaan kas yang berhubungan dengan
rencana keuangan perusahaan dan transaksi yang menyebabkan perubahan kas.
2) Sebagian dasar untuk menaksir kebutuhan dana untuk masa yang akan datang
dan memperkirakan jangka waktu pengembalian kredit.
3) Membantu menager untuk mengambil keputusan kebijakan financial.
4) Untuk kreditur dapat melihat kemampuan perusahaan untuk membayar kredit
yang diberikan kepadanya
KETERBATASAN
Cash flow mempunyai beberapa keterbatasan-keterbatasan antara lain;
a) Komposisi penerimaan dan pengeluaran yang dimasukan dalam cash flow hanya
yang bersifat tunai.
b) Perusahaan hanya berpusat pada target yang mungkin kurang fleksibel
c) Apabila terdapat perubahan pada situasi internal maupun eksternal dari
perusahaan yang dapat mempengaruhi estimasi arus kas masuk dan keluar yang
seharusnya diperhatikan, maka akan terhambat karena manager hanya akan
terfokus pada budget kas misalnya; kondisi ekonomi yang kurang stabil,
terlambatnya customer dalam memenuhi kewajibanya.