Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH

”Pengujian Viabilitas Benih (Metode Uji Standar)”

OLEH :

NAMA : ALESNA

NIM : D1B1 14 088

KELAS : AGT- D

KELOMPOK : 4 (EMPAT)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

2018
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Viabilitas benih dapat diketahui dengan melakukan pengujian benih.

Berbagai macam metode pengujian benih dibuat untuk mendeteksi parameter

viabilitas benih. Pengujian daya berkecambah benih digunakan untuk mendeteksi

parameter viabilitas potensial benih. Daya berkecambah atau daya tumbuh benih

adalah tolok ukur bagi kemampuan benih untuk tumbuh normal dan berproduksi

normal pada kondisi lingkungan yang optimum.

Dalam metode uji standar, pengujian benih dilakukan secara langsung

menggunakan substrat pengujian berupa pasir, tanah, kertas merang dan arang sekam.

Media kertas merang lebih banyak digunakan untuk pengujian viabilitatas benih di

laboratorium karena lebih praktis dan dapat digunakan untuk banyak jenis benih.

kertas merang dipilih karena warnanya mirip dengan kertas towel di Amerika, yang

memiliki daya absorpsi air yang tinggi seperti lazimnya kertas saring serta harganya

yang murah. Hasil penelitian Sadjad (1972) menyatakan bahwa kertas merang dapat

digunakan sebagai substrat perkecambahan dalam pengujian viabilitas benih di

Indonesia. Selain sudah tersebar di seluruh wilayah Indonesia, warna kertas merang

yang coklat muda, polos dan tidak luntur akan memudahkan para penguji dalam

mengamati dan menilai kecambah yang tumbuh.


Meskipun demikian, pemanfaatan kertas merang secara luas saat ini menemui

beberapa kendala Pembuatan kertas merang yang masih dalam skala industri rumah

tangga serta kelangkaan bahan baku merang menyebabkan terbatasnya produksi

kertas merang dan harganya menjadi semakin mahal.

Metode pengujian viabilitas benih dengan media kertas dapat dilakukan

dengan beberapa cara yaitu (1) Uji Diatas Kertas (UDK), uji Antar Kertas (UAK),

dan Uji Kertas Digulung (UKD). Metode uji kertas digulung dibagi lagi menjadi

beberapa sub bagian diantaranya adalah Uji Kertas Digulung didirikan (UKDd), Uji

Kertas Digulung didirikan dalam plastik (UKDddp) dan Uji Diatas Kertas

Dimiringkan (UDKm). Salah satu ukuran efisiensi substrat kertas adalah dapat

digunakan pada berbagai metode pengujian (Sadjad, 1972), oleh karena itu pengujian

menggunakan metode UDK diperlukan untuk menguatkan hasil penelitian yang telah

ada dalam mencari alternative substrat perkecambahan benih dan diharapkan dapat

mendorong kemajuan bidang pertanian khususnya bidang perbenihan di Indonesia.

1.2. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui cara pengujian benih dengan

bebagai metode uji standar serta mengenal cara penilaian beberapa peubah viabilitas

benih.

Kegunaan praktikum ini adalah praktikan mengetahui dan memahami cara

pengujian benih dengan berbagai metode uji standar serta menghitung persentase

viabilitas benih.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Viabilitas benih adalah daya hidup benih yang dapat ditunjukkan dalam

berbagai fenomena fisiologis maupun biokimia. Pengujian viabilitas benih bertujuan

untuk menentukan potensi perkecambahan maksimal dari suatu lot benih yang dapat

digunakan untuk membandingkan mutu benih dari lot yang berbeda (BBPPTP

Ambon, 2014).

Perkecambahan merupakan proses metabolisme biji hingga dapat

menghasilkan pertumbuhan dari komponen kecambah (plumule dan radikula).

Definisi perkecambahan adalah jika sudah dapat dilihat atribut perkecambahannya,

yaitu plumula dan radikula dan keduanya tumbuh normal dalam jangka waktu

tertentu sesuai dengan ketentuan ISTA (International Rules for Seed Testing, 2010).

Daya Berkecambah (DB) merupakan tolok ukur viabilitas potensial yang

merupakan simulasi dari kemampuan benih untuk tumbuh dan berproduksi normal

dalam kondisi optimum (Sadjad, 2009). Potensi Tumbuh Maksimum (PTM) adalah

tolok ukur dari viabilitas total yang memperlihatkan kemampuan benih untuk sekedar

hidup, baik secara langsung oleh fenomena pertumbuhannya maupun oleh gejala

metabolismenya (Sadjad et al., 2008).

Pengaruh substrat kertas terhadap viabilitas benih dapat menimbulkan

keragaman pada hasil pengujian. Jenis kertas yang menimbulkan keragaman yang

besar kurang baik digunakan dalam pengujian benih, karena akan menimbulkan
keraguan atas data yang dihasilkan (Sadjad, 1980). Koefisien Keragaman (KK)

menunjukkan tingkat keragaman hasil pengujian viabilitas benih yang dipengaruhi

oleh substrat perkecambahan. Dengan batasan KK dibawah 5% terhadap semua tolok

ukur pengujian viabilitas benih, maka kertas stensil memiliki persentase rata-rata

keseragaman 61.11%, diikuti oleh kertas merang (58.33%) dan kertas saring

(50.00%). Pada batasan KK dibawah 10%, kertas stensil memiliki persentase rata-rata

keseragaman 100%, diikuti oleh kertas merang (97.22%) (Purbojati L dan Suwarno F

C, 2010).

Pengujian viabilitas benih dapat dilakukan secara langsung, yaitu dengan cara

menilai struktur-struktur penting kecambah dan secara tidak langsung, yaitu dengan

melihat gejala metabolismenya. Pada pengujian secara langsung, beberapa substrat

pengujian yang dapat digunakan seperti kertas, kapas, pasir, tanah, dan lainlain.

Namun substrat kertas lebih banyak digunakan karena lebih praktis dan memenuhi

persyaratanpersyaratan dalam prosedur pengujian mutu benih secara modern (Kamil,

2011).

Selanjutnya pengujian viabilitas benih dengan metode UKDdp yang dilakukan

oleh Santana (2008) menunjukkan bahwa kertas stensil dapat digunakan sebagai

alternatif substrat perkecambahan benih berukuran besar, sedangkan kertas CD

digunakan untuk benih berukuran kecil.

Pada uji daya berkecambah dengan menggunakan media kertas, benih

ditanam diatas media kertas (UDK) dan diantara media kertas (UAK). Pengamatan

pertama ditujukan untuk optimalisasi media. Benih yang telah tumbuh menjadi
kecambah normal dihitung, dicatat jumlahnya, setelah itu dikeluarkan dari media.

Benih yang busuk atau bercendawan disingkirkan. Bila media kering ditambah

kelembapannya. Benih yang belum berkecambah atau kecambah belum tumbuh

normal dibiarkan dalam media tanam hingga akhir pengujian. Pengamatan kedua atau

hitungan kedua semua kecambah normal, kecambah abnormal, benih mati dan benih

segar tidak tumbuh dijumlah. Penentuan daya berkecambah benih adalah jumlah

kecambah normal hitungan satu dan dua dibagi jumlah benih yang diuji dikali 100%.

Kriteria kecambah normal yang digunakan bagi berbagai macam jenis tanaman harus

mempunyai standar. Untuk tanaman dikotil, bagian kecambah yang harus

diperhatikan ialah perakaran yang terdiri dari akar primer dan sekunder, hipokotil

yaitu calon batang yang terletak dibawah kotiledon, kedua kotiledon, epikotil dan

plumula (BBPPTP Ambon, 2014).

Pada uji daya berkecambah dengan menggunakan media kertas, benih

ditanam diatas media kertas (UDK) dan diantara media kertas (UAK). Pengamatan

pertama ditujukan untuk optimalisasi media. Benih yang telah tumbuh menjadi

kecambah normal dihitung, dicatat jumlahnya, setelah itu dikeluarkan dari media.

Benih yang busuk atau bercendawan disingkirkan. Bila media kering ditambah

kelembapannya. Benih yang belum berkecambah atau kecambah belum tumbuh

normal dibiarkan dalam media tanam hingga akhir pengujian. Pengamatan kedua atau

hitungan kedua semua kecambah normal, kecambah abnormal, benih mati dan benih

segar tidak tumbuh dijumlah. Penentuan daya berkecambah benih adalah jumlah

kecambah normal hitungan satu dan dua dibagi jumlah benih yang diuji dikali 100%.
Kriteria kecambah normal yang digunakan bagi berbagai macam jenis tanaman harus

mempunyai standar. Untuk tanaman dikotil, bagian kecambah yang harus

diperhatikan ialah perakaran yang terdiri dari akar primer dan sekunder, hipokotil

yaitu calon batang yang terletak dibawah kotiledon, kedua kotiledon, epikotil dan

plumula (Sadjad S., 2009).


BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis 29 April 2018, pukul 10:00

WITA Sampai Selesai. Bertempat di Laboratorium Agroteknologi Unit Agronomi

Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah benih kacang tanah

(Arachis Hypogeae) jagung (Zea mayz), padi (Oryza sativa), kacang hijau (Phaseolus

radiates).

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Kertas merang atau kertas

CD, plastik transparan, germinator, cawan petri

3.3. Prosedur Krja

a. pelaksanaan
1. Melakukan pengujiandengan metode UAK, UDK, UKDd, UKDddp:

a. UAK

- melembabkan kertas merang sesuai kebutuhan.


- mengambil tinga lembar kertas yang telah dilembabkan dan mengatur

benih sebanyak 25 butir diatas setengah bagian kertas.

- Melipat semua bagian pinggir kertas.

- Membuat contoh kerja dengan tiga ulangan

- Meletakkan contoh kerja kedalam eko germinator

b. UDK

- Membulatkan kertas CD sesuai ukuran petridish

- Melembabkann kertas sesuai kebutuhan

- Meletakkan kertas kedalam petridish dan mengatur benih sebanyak 25

butir diatas kertas

- Membuat dalam 3 ulangan

- Meletakkan contoh kerja kedalam eko germinator

c. UKDd

- Membulatkan kertas CD sesuai kebutuhan

- Mengambil 3 (tiga) lembar kertas yang telah dilembabkan dan mengatur

benih sebanyak 25 butir diatas setengah bagian kertas tersebut

- Melipat kertas yang telah ditanami benih lalu menggulungnya

- Meletakkan contoh kerja kedalam eko germinator

d. UKDddp

- Membulatkan kertas CD sesuai kebutuhan

- Meletakkan 3 (tiga) lembar kertas diatas plastik transparan dan mengatur

benih sebanyak 25 butir diatas kertas tersebut.


- Menutup dengan 2 lembar kertas lembab lalu menggulungnya

- Membuat dalam 3 (tiga) ulangan, dan meletakkan dalam eko germinator

- Melakukan pengamatan terhadap kecambah normal dan abnormal

- Menghitung persentase benih berkecambah

- Daya berkecambah (DB)

∑ KN hitungan I+ ∑KN hitungan II


DB = ∑ Benih yang ditanam
x 100%

- Potensi tumbuh maksimum

∑ Kecambah (Normal+Abnormal)
PTM= ∑ Benih yang ditanam
x 100%

- Keserempakan tumbuh

∑ KN Hari antara hit I & ℎ𝑖𝑡 𝐼𝐼


KST = ∑ Benih yang ditanam
x 100%

- Indeks Vigor

∑ KN hitungan I
IV = ∑ Benih yang ditanam x 100%

- Kecepatan tumbuh relatif

N
Kct = ∑tn
0 T
DAFTAR PUSTAKA

BBPPTP Ambon. 2014. Pelaksanaan dan pengamatan beberapa metode


perkecambahan kakao. Ambon

Sadjad, S. 2009. Kertas merang untuk uji viabilitas benih di Indonesia. Beberapa
penemuan dalam bidang teknologi benih. (Disertasi). Institut Pertanian Bogor.
Bogor.

Sadjad S., 2009. Dari Benih Kepada Benih. Penerbit Grasindo, Jakarta.
International Rules for Seed Testing. Edition 2010.

Linggar Purbojati1* dan Faiza C. Suwarno.2010. Studi alternatif substrat kertas untuk
pengujian viabilitas benih dengan metode uji diatas kertas. Bul. Agron. (34)
(1): 55 – 61.

Kamil, J. 2011. Teknologi benih. Departemen Agronomi. Fakultas Pertanian.


Universitas Andalas. Padang, Indonesia.

Santana, D. B. 2008. Studi alternatif substrat kertas dalam pengujian benih berukuran
besar dan kecil. (Skripsi). Departemen Budi Daya Pertanian.

Anda mungkin juga menyukai