Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

DAYA BERKECAMBAH BENIH

Disusun Oleh:

Antika Dhuwi Anggreini 191040700005


Priyo Sambodo 191040700006
Risca Retno Setya Rini 191040700007
Atik Kuswardina 191040700013
Achmad Wirdan Waliyuddin 191040700028
Risalatul Hasanah 191040700032

LABORATORIUM TEKNOLOGI BENIH

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM DAYA BERKECAMBAH BENIH

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

DISUSUN OLEH :

Antika Dhuwi Anggreini 191040700005


Priyo Sambodo 191040700006
Risca Retno Setya Rini 191040700007
Atik Kuswardina 191040700013
Achmad Wirdan Waliyuddin 191040700028
Risalatul Hasanah 191040700032

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Asisten Praktikum

Agus Miftakhurrohmat,Ir.,Mp. M. Koko Ardiansyah

Laboran

M. Koko Ardiansyah

BAB I
PENDAHULUAN

a. Judul Praktikum
Laporan praktikum daya berkecambah benih

b. Tujuan
Praktikum dilakukan untuk menguji daya berkecambah benih dari kelompok tertentu,
yaitu benih jagung dan sawi. Dengan menggunakan metode kertas digulung dengan
plastic (PKDp).

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Benih merupakan cikal bakal tanaman itu akan tumbuh agar bisa menghasilkan/berproduksi.
Perkecambahan biji yaitu pengaktifan kembali aktivitas pertumbuhan embriio di dalam biji yang
terhenti untuk kemudian membentuk bibit seedling. Biji agar dapat tumbuh dan berkcambah
memerlukan persyaratan baik dalam biji itu sendiri maupun dalam persyaratan lingkungan.
Persyaratan untuk berkecambah berbeda-beda dari macam-macam biji adalah penting untuk
diketahui untuk pedoman penanaman biji, penentuan treatmen tertnetu, dan pengontrolan
pertumbuhan. Benih adalah biji yang dipersiapkan untuk tanaman, telah melalui proses seleksi
sehingga diharapkan dapat mencapai proses tumbuh yang besar. Benih disini dimaksudkan
sebagai biji tanaman yang dipergunakan untuk tujuan penanaman. Biji merupakan bentuk
tanaman mini embrio yang masih dalam keadaan perkembangan yang terkekang (Sutopo2012).

Tanaman sawi adalah salah satu tanaman yang mudah untuk dibudidayakan, di kawasan tropis,
meskipun berasal dari kawasan Cina selatan yang beriklim subtropis. Tanaman Terna berukuran
sedang, daun duduk pada batang yang pendek sehingga membentuk roset, terutama ketika belum
berbunga, tangkai daun panjang, cenderung gilig (silindris) meskipun pada sisi atas (ventral)
dapat cekung ke dalam, helai daun lebar, warna hijau cerah, berbentuk bundar telur (elips/oval).
Ketika memasuki tahap reproduksi, batang akan tumbuh memanjang dan daun semakin ke atas
semakin mengecil dan diakhiri dengan infloresens bunga.

Klasifikasi Tanaman Sawi

 Kingdom : Plantae
 Sub Kingdom : Tracheobionta
 Super Divisio : Spermatophyta
 Divisio : Magnoliophyta
 Kelas : Dicotyledoneae
 Sub Kelas : Dileniidae
 Ordo : Capparales
 Familia : Brassicaceae (Cruciferae)
 Genus : Brassica
 Spesies : Brassica juncea L.

Jagung (Zea mays L.) merupakan komoditas pangan yang memiliki potensi besar untuk
kepentingan industri pakan, dan pangan. Jagung memiliki kandungan gizi dan vitamin yaitu 355
kalori, 9,2 gr protein, 3,9 gr lemak, 73,7 gr karbohidrat, dan 10 mg kalsium. Tanaman jagung
juga sebagai sumber pangan di beberapa daerah. Penduduk beberapa daerah di Indonesia, seperti
di Madura dan Nusa Tenggara, menggunakan jagung sebagai makanan pokok.

Selain sebagai sumber karbohidrat, bijinya dapat dibuat menjadi minyak atau dibuat menjadi
tepung jagung atau maizena, dan tepung tongkolnya dapat menjadi bahan baku industri. Tongkol
jagung kaya akan pentose yang dapat dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung
yang sudah direkayasa genetiknya sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi (Prahasta,
2009).

Tanaman jagung mempunyai Nama botani Zea mays L. Tanaman ini, jika diklasifikasikan
termasuk keluarga rumput-rumputan. Klasifikasi dari tanaman jagung adalah sebagai berikut.

 Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)


 Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
 Sub Divisio : Angiospermae (berbiji tertutup)
 Classis : Monocotyledone (berkeping satu)
 Ordo : Graminae (rumput-rumputan)
 Famili : Graminaceae
 Genus : Zea
 Spesies : Zea mays L.

Vigor diartikan sebagai kemampuan bibit untuk tumbuh normal pada keadaan lingkungan yang
sub optimal. Viabilitas merupakan kemampuan bibit untuk tumbuh normal pada keadaan
lingkungan yang optimum (Benih, 2014).

BAB III
METODOLOGI

a. Alat dan Bahan


Bagi kepentingan praktikum supaya disiapkan bahan-bahan serta peralatan sebagai
berikut:
1) Benih tanaman pangan,
2) Substrata perkecambahan
3) Kotak kayu,
4) Pinset,
5) Hand counter.
6) Bak pengecambah,sebaiknya tipe IPB-2A/B serta,lightdark germinator,
7) Alat penghimpit kertas,dan botol penyemprot.

b. Prosedur Kerja dan Diagram Alir

Perlakuan pada Metode Uji PKDp


a. Basahkan kertas substratum secukupnya dengan menggunakan penghimpit kertas;
b. Hamparkan selembar plastol dan di atasnya dihamparkan 1 lembar kertas
substratum,kemudian tanamkan 100 butir benih secara teratur;
c. Dari substratum tersebut, kemudian ditutup menggunakan kertas substratum dan
basahi menggunakan aquades.
d. Selanjutnya gulung dan selanjutnya dimasukkan ke dalam bak pengecambah
Kerjakan seperti itu bagi ketiga ulangan lainnya;
e. Kelembaban substratum harus dipelihara sampai pengujian selesai
Diagram Alir:

Basahkan Kertas substratum


dengan aquades

Hamparkan selembar plastik

Hamparkan kertas yang sudah


dibasahi diatas plastic

Tanamkan 100 benih pada kertas


secara teratur

Hamparkan kertas substratum diatas


kertas yang telah ditanami benih

Basahi dengan aquades kemudian Lakukan perlakuan yang sama


Gulung dengan rapi pada ulangan ke 2

Letakkan kertas plastic yang


telah digulung pada germinator

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 1. Rata-rata persentase uji perkecambahan benih jagung manis bimmo

Perlakuan Rata-rata (%)


Kecambah Kecambah Benih segar tidak Benih mati
normal abnormal tumbuh
P1 - 3 - 97
P2 - 1 - 99

Tabel 2. Rata-rata persentase uji perkecambahan benih sawi hijau murni

Perlakuan Rata-rata (%)


Kecambah Kecambah Benih segar tidak Benih mati
normal abnormal tumbuh
P1 - - - 100
P2 - - - 100

Kesimpulan dari tabel diatas :

a. Jagung
Panjang perkecambahan P1
% Viabilitas
% = 0 + 3 / 100 x 100%
= 3%

Panjang perkecambahan P2
% Viabilitas
% = 0 + 1/100 x 100 %
= 1%

b. Sawi hijau
Dari data tabel diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa panjang perkecambahan tidak
ada yang tumbuh, semua benih mati.

Sebelum Sesudah
Sebelum Sesudah
4.2 Pembahasan

Pada praktikum daya perkecambahan benih kami melakukan pengujian terhadap dua
varietas yaitu jagung manis bimmo dan sawi hijau murni. Masing-masing varietas dilakukan
dua kali ulangan. Praktikum daya perkecambahan benih menggunakan metode uji pada
kertas digulung dengan plastic (PKDp).

Masing-masing benih tersebut kemudian di letakkan diantara kertas yg telah dilembabkan


dan plastik terlebih dahulu, lalu ditempatkan di germinator untuk menkondisikan benih
secara optimal bagi perkecambahannya. Daya perkecambahan diamati tujuh hari setelahnya.
Selama dalam germinator kelembaban substratum harus dipelihara sampai pengujian selesai.

Berdasarkan hasil praktikum diperoleh hasil, pada benih jagung manis bimmo diperoleh
hasil pada ulangan pertama (P1) dari 100 benih yang diuji sebanyak 97 benih mati tidak
tumbuh dengan kondisi benih berjamur dan 3 benih tumbuh dengan abnormal dengan
panjang masing-masing benih yang tumbuh adalah 1,5 cm; 0,3 cm; dan 0,3 cm. Pada
ulangan kedua (P2) dari 100 benih yang diuji sebanyak 99 benih tidak tumbuh atau benih
mati dengan kondisi yang sama dengan ulangan pertama (P1) dan 1 benih tumbuh dengan
abnormal dengan panjang benih 0,3 cm.

Pada benih sawi hijau murni diperoleh hasil pada ulangan pertama (P1) dari 100 benih yang
dilakukan pengujian semua benih mati tidak tumbuh dan pada ulangan kedua (P2) diperoleh
juga hasil yang sama, dari 100 benih yang dilakukan pengujian semua benih mati tidak
tumbuh.

Benih jagung manis bimmo yang digunakan dalam pengujian merupakan benih kadaluwarsa
6 bulan. Masa kadaluwarsa benih berpengaruh sanga nyata terhadap viabilitas benih.
Menurut (Shaban 2013) dalam (Benih, 2014), usia benih mempengaruhi kemampuan
kesehatan dan daya perkecambahannya karena benih merupakan embrio hidup, dari waktu
ke waktu sel-selnya mati dan tidak dapat diganti. Lama usia benih, kekuatan dan
kelangsungan hidup benih tergantung pada faktor genetic dan fisiologis serta kondisi
penyimpanan. Yang paling penting yang mempengaruhinya adalah suhu penyimpanan ,
kelembaban , karakteristik benih , mikroorganisme lokasi geografis dan struktur
penyimpanan. Oleh karena itu penyimpanan benih yang tepat sangat diperlukan untuk
mengamankan kualitas benih.

Hal yang sama juga terjadi pada benih sawi hijau murni. Benih sawi hijau murni dengan
perlakuan yang sama seperti jagung. Setelah 7 hari berada dalam germinator namun benih
tidak menunjukkan adanya perkecambahan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua
benih mati tidak ada yang tumbuh sehingga persentase perkecambahan 0%.
Rata-rata persentase perkecambahan yang baik yaitu lebih dari 80%. Hal ini sesuai dengan
yang dikemukakan oleh Rukmana dan Yuniarsih (2001) bahwa suatu benih dikatakan
mempunyai daya kecambah yang baik apabila persentase perkecambahannya lebih dari 80%
(Putri et al., 2019).

Perkecambahan merupakan proses metabolisme biji hingga dapat menghasilkan


pertumbuhan. Presentase perkecambahan adalah presentase kecambah normal yang dapat
dihasilkan oleh benih murni pada kondisi yang dapat dihasilkan oleh benih murni pada
kondisi yang menguntungkan dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan (Purnobasuki,
2011). Faktor yang mempengaruhi perkecambahan ada 2 yaitu faktor dalam berupa gen,
persediaan makanan dalam biji,hormon,ukuran dan kekerasan biji, dormansi dan faktor luar
yaitu air, temperatur ,oksigen, medium (Imansari & Haryanti, 2017)
BAB V

KESIMPULAN

Benih merupakan cikal bakal tanaman itu akan tumbuh agar bisa menghasilkan/berproduksi.
Perkecambahan biji yaitu pengaktifan kembali aktivitas pertumbuhan embriio di dalam biji yang
terhenti untuk kemudian membentuk bibit seedling. Setelah melakukan praktikum benih ini
maka dapat disimpulkan bahwa perkecambahan benih dapat berhasil apabila benih yang
digunakan adalah benih yang baik. Benih dapat tumbuh setelah satu minggu, tetapi ada juga
benih yang tidak tumbuh. Dari 100 benih jagung dapat disimpulkan hanya ada 3 benih yang
muncul kecambahnya. Dikarenakan benih yang digunakan saat praktikum adalah benih yang
sudah melewati batas exp. atau kadaluarsa.
DAFTAR PUSTAKA

Benih, J. (2014). 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Tabel Hasil Pengamatan
4.1.1.1 UAK Parameter Pengamatan Benih Baru (Sawi) Benih Expired (Terong).
Imansari, F., & Haryanti, S. (2017). Pengaruh Konsentrasi HCl terhadap Laju Perkecambahan
Biji Asam Jawa (Tamarindus indica L.). Buletin Anatomi Dan Fisiologi, 2(2), 187.
https://doi.org/10.14710/baf.2.2.2017.187-192
Putri, L. D., Kusumaningrum, N. A., & Nugrahani, P. (2019). ANALISIS PERTUMBUHAN
BIBIT TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) PADA BERBAGAI KOMPOSISI MEDIA
TUMBUH. Berkala Ilmiah Agroteknologi - Plumula, 6(2), 49–59.
https://doi.org/10.33005/plumula.v6i2.13

https://www.supermipa.com/2019/11/laporan-praktikum-uji-daya-kecambah.html. Laporan
Praktikum Uji Daya Kecambah Benih. 2019. Supermipa. Diakses 18 Juni 2021 pukul 09.43
https://agrotek.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-sawi/. Klasifikasi dan Morfologi Sawi.
2020. Agrotek. Diakses 18 Juni pukul 10.02
Lampiran :

Gambar 1. Kertas dibasahi dengan aquades

Gambar 2. Kertas basah ditaruh diatas plastik


Gambar 3. Benih ditaruh diatas kertas dengan
teratur
Gambar 2. Kertas basah ditaruh diatas plastik

Gambar 4. Benih ditutup dengan kertas dan basahi


menggunakan aquades
Gambar.5 Kertas digulung dengan rapi

Gambar.6 Simpan dalam germinator

Anda mungkin juga menyukai