Disusun Oleh:
2021
LEMBAR PENGESAHAN
DISUSUN OLEH :
Mengetahui,
Laboran
M. Koko Ardiansyah
BAB I
PENDAHULUAN
a. Judul Praktikum
Laporan praktikum daya berkecambah benih
b. Tujuan
Praktikum dilakukan untuk menguji daya berkecambah benih dari kelompok tertentu,
yaitu benih jagung dan sawi. Dengan menggunakan metode kertas digulung dengan
plastic (PKDp).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Benih merupakan cikal bakal tanaman itu akan tumbuh agar bisa menghasilkan/berproduksi.
Perkecambahan biji yaitu pengaktifan kembali aktivitas pertumbuhan embriio di dalam biji yang
terhenti untuk kemudian membentuk bibit seedling. Biji agar dapat tumbuh dan berkcambah
memerlukan persyaratan baik dalam biji itu sendiri maupun dalam persyaratan lingkungan.
Persyaratan untuk berkecambah berbeda-beda dari macam-macam biji adalah penting untuk
diketahui untuk pedoman penanaman biji, penentuan treatmen tertnetu, dan pengontrolan
pertumbuhan. Benih adalah biji yang dipersiapkan untuk tanaman, telah melalui proses seleksi
sehingga diharapkan dapat mencapai proses tumbuh yang besar. Benih disini dimaksudkan
sebagai biji tanaman yang dipergunakan untuk tujuan penanaman. Biji merupakan bentuk
tanaman mini embrio yang masih dalam keadaan perkembangan yang terkekang (Sutopo2012).
Tanaman sawi adalah salah satu tanaman yang mudah untuk dibudidayakan, di kawasan tropis,
meskipun berasal dari kawasan Cina selatan yang beriklim subtropis. Tanaman Terna berukuran
sedang, daun duduk pada batang yang pendek sehingga membentuk roset, terutama ketika belum
berbunga, tangkai daun panjang, cenderung gilig (silindris) meskipun pada sisi atas (ventral)
dapat cekung ke dalam, helai daun lebar, warna hijau cerah, berbentuk bundar telur (elips/oval).
Ketika memasuki tahap reproduksi, batang akan tumbuh memanjang dan daun semakin ke atas
semakin mengecil dan diakhiri dengan infloresens bunga.
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Tracheobionta
Super Divisio : Spermatophyta
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Sub Kelas : Dileniidae
Ordo : Capparales
Familia : Brassicaceae (Cruciferae)
Genus : Brassica
Spesies : Brassica juncea L.
Jagung (Zea mays L.) merupakan komoditas pangan yang memiliki potensi besar untuk
kepentingan industri pakan, dan pangan. Jagung memiliki kandungan gizi dan vitamin yaitu 355
kalori, 9,2 gr protein, 3,9 gr lemak, 73,7 gr karbohidrat, dan 10 mg kalsium. Tanaman jagung
juga sebagai sumber pangan di beberapa daerah. Penduduk beberapa daerah di Indonesia, seperti
di Madura dan Nusa Tenggara, menggunakan jagung sebagai makanan pokok.
Selain sebagai sumber karbohidrat, bijinya dapat dibuat menjadi minyak atau dibuat menjadi
tepung jagung atau maizena, dan tepung tongkolnya dapat menjadi bahan baku industri. Tongkol
jagung kaya akan pentose yang dapat dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung
yang sudah direkayasa genetiknya sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi (Prahasta,
2009).
Tanaman jagung mempunyai Nama botani Zea mays L. Tanaman ini, jika diklasifikasikan
termasuk keluarga rumput-rumputan. Klasifikasi dari tanaman jagung adalah sebagai berikut.
Vigor diartikan sebagai kemampuan bibit untuk tumbuh normal pada keadaan lingkungan yang
sub optimal. Viabilitas merupakan kemampuan bibit untuk tumbuh normal pada keadaan
lingkungan yang optimum (Benih, 2014).
BAB III
METODOLOGI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
a. Jagung
Panjang perkecambahan P1
% Viabilitas
% = 0 + 3 / 100 x 100%
= 3%
Panjang perkecambahan P2
% Viabilitas
% = 0 + 1/100 x 100 %
= 1%
b. Sawi hijau
Dari data tabel diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa panjang perkecambahan tidak
ada yang tumbuh, semua benih mati.
Sebelum Sesudah
Sebelum Sesudah
4.2 Pembahasan
Pada praktikum daya perkecambahan benih kami melakukan pengujian terhadap dua
varietas yaitu jagung manis bimmo dan sawi hijau murni. Masing-masing varietas dilakukan
dua kali ulangan. Praktikum daya perkecambahan benih menggunakan metode uji pada
kertas digulung dengan plastic (PKDp).
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh hasil, pada benih jagung manis bimmo diperoleh
hasil pada ulangan pertama (P1) dari 100 benih yang diuji sebanyak 97 benih mati tidak
tumbuh dengan kondisi benih berjamur dan 3 benih tumbuh dengan abnormal dengan
panjang masing-masing benih yang tumbuh adalah 1,5 cm; 0,3 cm; dan 0,3 cm. Pada
ulangan kedua (P2) dari 100 benih yang diuji sebanyak 99 benih tidak tumbuh atau benih
mati dengan kondisi yang sama dengan ulangan pertama (P1) dan 1 benih tumbuh dengan
abnormal dengan panjang benih 0,3 cm.
Pada benih sawi hijau murni diperoleh hasil pada ulangan pertama (P1) dari 100 benih yang
dilakukan pengujian semua benih mati tidak tumbuh dan pada ulangan kedua (P2) diperoleh
juga hasil yang sama, dari 100 benih yang dilakukan pengujian semua benih mati tidak
tumbuh.
Benih jagung manis bimmo yang digunakan dalam pengujian merupakan benih kadaluwarsa
6 bulan. Masa kadaluwarsa benih berpengaruh sanga nyata terhadap viabilitas benih.
Menurut (Shaban 2013) dalam (Benih, 2014), usia benih mempengaruhi kemampuan
kesehatan dan daya perkecambahannya karena benih merupakan embrio hidup, dari waktu
ke waktu sel-selnya mati dan tidak dapat diganti. Lama usia benih, kekuatan dan
kelangsungan hidup benih tergantung pada faktor genetic dan fisiologis serta kondisi
penyimpanan. Yang paling penting yang mempengaruhinya adalah suhu penyimpanan ,
kelembaban , karakteristik benih , mikroorganisme lokasi geografis dan struktur
penyimpanan. Oleh karena itu penyimpanan benih yang tepat sangat diperlukan untuk
mengamankan kualitas benih.
Hal yang sama juga terjadi pada benih sawi hijau murni. Benih sawi hijau murni dengan
perlakuan yang sama seperti jagung. Setelah 7 hari berada dalam germinator namun benih
tidak menunjukkan adanya perkecambahan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua
benih mati tidak ada yang tumbuh sehingga persentase perkecambahan 0%.
Rata-rata persentase perkecambahan yang baik yaitu lebih dari 80%. Hal ini sesuai dengan
yang dikemukakan oleh Rukmana dan Yuniarsih (2001) bahwa suatu benih dikatakan
mempunyai daya kecambah yang baik apabila persentase perkecambahannya lebih dari 80%
(Putri et al., 2019).
KESIMPULAN
Benih merupakan cikal bakal tanaman itu akan tumbuh agar bisa menghasilkan/berproduksi.
Perkecambahan biji yaitu pengaktifan kembali aktivitas pertumbuhan embriio di dalam biji yang
terhenti untuk kemudian membentuk bibit seedling. Setelah melakukan praktikum benih ini
maka dapat disimpulkan bahwa perkecambahan benih dapat berhasil apabila benih yang
digunakan adalah benih yang baik. Benih dapat tumbuh setelah satu minggu, tetapi ada juga
benih yang tidak tumbuh. Dari 100 benih jagung dapat disimpulkan hanya ada 3 benih yang
muncul kecambahnya. Dikarenakan benih yang digunakan saat praktikum adalah benih yang
sudah melewati batas exp. atau kadaluarsa.
DAFTAR PUSTAKA
Benih, J. (2014). 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Tabel Hasil Pengamatan
4.1.1.1 UAK Parameter Pengamatan Benih Baru (Sawi) Benih Expired (Terong).
Imansari, F., & Haryanti, S. (2017). Pengaruh Konsentrasi HCl terhadap Laju Perkecambahan
Biji Asam Jawa (Tamarindus indica L.). Buletin Anatomi Dan Fisiologi, 2(2), 187.
https://doi.org/10.14710/baf.2.2.2017.187-192
Putri, L. D., Kusumaningrum, N. A., & Nugrahani, P. (2019). ANALISIS PERTUMBUHAN
BIBIT TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) PADA BERBAGAI KOMPOSISI MEDIA
TUMBUH. Berkala Ilmiah Agroteknologi - Plumula, 6(2), 49–59.
https://doi.org/10.33005/plumula.v6i2.13
https://www.supermipa.com/2019/11/laporan-praktikum-uji-daya-kecambah.html. Laporan
Praktikum Uji Daya Kecambah Benih. 2019. Supermipa. Diakses 18 Juni 2021 pukul 09.43
https://agrotek.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-sawi/. Klasifikasi dan Morfologi Sawi.
2020. Agrotek. Diakses 18 Juni pukul 10.02
Lampiran :