Anda di halaman 1dari 4

Keputusan yang SALAH VS Keputusan yang BENAR

Setiap hari kita diperhadapkan dengan sebuah pilihan dan TUHAN telah memberi kebebasan kepada kita untuk
memilih dan mengambil keputusan untuk menentukan masa depan kita sendiri, "... kepadamu kuperhadapkan
kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun
keturunanmu..." (Ul. 30:19b).
Mari kita belajar dari 2Tawarikh 20, Saat itu, ada dua kelompok musuh yang akan menyerang Yosafat dan
bangsa Yehuda, yaitu bangsa Moab dan bangsa Amon (ay. 1). Pada saat itu, salah seorang staff militernya
memberi laporan intelijen, bahwa suatu laskar yang besar datang mendekat untuk menyerang bangsa Yehuda
(ay. 3a), Pada situasi dan kondisi seperti itu, sebagai raja, tentu Yosafat diperhadapkan untuk memilih berbagai
strategi militer yang disodorkan oleh para penasihat militernya. Sebagai manusia, wajar ia takut (ay. 3b), namun
ia tidak panik dan Yosafat mengambil suatu keputusan strategi yang agak aneh dibidang ilmu kemiliteran, yaitu:
mengambil keputusan untuk MENCARI TUHAN dengan cara BERPUASA dan BERDOA (ay. 6-13). Pada saat
Yosafat dan bangsa Yehuda mencari TUHAN, TUHAN berfirman, "Janganlah kamu takut dan terkejut karena
laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan TUHAN." (ay. 15). Dan karena
Yosafat telah mengambil keputusan yang tepat untuk mencari TUHAN terlebih dahulu, akhirnya TUHAN
menyertai dan memberi kemenangan kepadanya (ay. 17b-18), tanpa mereka harus bertempur (ay. 17), bahkan
mereka mendapat bonus berkat dari hasil jarahan dari para musuhnya tersebut (ay. 25).

Jadi dari kisah di atas ini kita mendapatkan suatu pelajaran penting, bahwa mengambil keputusan yang tepat,
akan berdampak pada masa depan kita. Kemenangan dan berkat ada di balik keputusan yang tepat.
Bagaimana dengan kita ?
Apakah kita sudah mengambil keputusan yang tepat yang menyangkut hidup kita ? Jangan sampai kita
melewatkan hidup ini dengan keputusan yang salah
Ingat: keputusan yang kita ambil akan berdampak pada kehidupan kita selanjutnya.

Roh Kudus Memberi Kuasa Untuk Menjadi Saksi


Untuk menjadi saksi Kristus yang efektif, kita membutuhkan kuasa, hikmat dan keberanian yang berasal
dari Roh Kudus.

Kisah para Rasul 1:8, merupakan janji Tuhan Yesus yang terakhir yang disampaikan menjelang kenaikan-
nya ke surga. Menarik untuk diperhatikan bahwa Allah bukan hanya memerintahkan kita untuk menjadi
saksi, tetapi Ia berjanji memperlengkapi kita dengan kuasa Roh Kudus (bandingkan dengan Lukas 24:48-
49). Roh Kudus yang berdiam di dalam diri setiap orang percaya akan memampukan orang percaya untuk
menjadi saksi Kristus.

Saksi yang benar harus mengenal dan mengalami sendiri kebenaran yang hendak dia saksikan (1
Yohanes 1:1). Sebagai orang percaya, kita yang telah mengenal Tuhan Yesus dan telah menerima Dia
sebagai Tuhan dan Juruselamat harus memberi diri untuk dipimpin oleh Roh Kudus. Kita terpanggil
untuk menyaksikan karya Kristus yang telah kita alami kepada orang lain. Kita terpanggil untuk
menyaksikan bahwa di dalam Kristus terdapat pengharapan, pengampunan dosa, kehidupan yang
diperbarui dan kehidupan yang kekal. Semuanya itu harus kita ceritakan kepada orang lain dari semua
suku bangsa. Di saat pekerjaan pemberitaan Injil seolah-olah "diam", tidak berjalan lagi, Roh Kudus tetap
giat bekerja di dalam hati manusia untuk menjelaskan tentang kasih Allah melalui kematian Yesus Kristus
di kayu salib, agar setiap insan di dunia ini bisa mendengar berita Injil dan memperoleh keselamatan. Allah
dapat dan berkenan memakai setiap orang percaya untuk menjadi saksi-Nya. Bersediakah Anda menjadi saksi-Nya?

Roh Kudus akan menolong Anda dan memberi kuasa agar Anda mampu untuk menjadi saksi. .
JANGAN JADI ORANG KIKIR!
"Orang yang kikir tergesa-gesa mengejar harta, dan tidak mengetahui ia akan mengalami
kekurangan." Amsal 28:22

Ada kisah tentang seorang yang kaya raya tapi selalu jadi perbincangan di antara tetangga
kanan kiri. Bukan karena dia orang kaya yang murah hati atau suka menolong, sebaliknya
ia dikenal sebagai orang kaya yang sangat kikir; tidak peduli terhadap orang lain, tidak
pernah beramal atau bersedekah.
Kikir dan hemat itu berbeda. Kikir sama artinya dengan pelit. Sedangkan hemat memiliki
sinonim: ekonomis atau irit. Jelas ada perbedaan antara keduanya, tetapi dalam kehidupan
sehari-hari banyak orang yang salah kaprah menerapkan kedua kata sifat ini. Maksud hati
ingin berhemat tapi malah jadi pelit, karena terlalu hemat. Kata kikir berarti terlalu hemat
memakai harta bendanya. Berhati-hatilah! Dalam Amsal 11:24 dikatakan: "Ada yang
menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun
selalu berkekurangan." Alkitab juga dengan tegas menyatakan bahwa orang yang kikir tidak
akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah (baca 1 Kor 6:10).
Bahkan Rasul Paulus secara terang-terangan melarang orang percaya untuk bergaul
dengan orang yang kikir (baca 1 Korintus 5:11).
Kikir adalah sifat buruk yang tidak boleh dimiliki oleh orang Kristen, karena kikir justru akan
membawa seseorang kepada kekurangan, bahkan kemiskinan. Tuhan menghendaki agar
kita memiliki sifat murah hati. Orang yang murah hati, yang suka menolong orang lain yang
hidup dalam kekurangan atau kesusahan akan mengalami kelimpahan berkat dari
Tuhan. Tertulis: "Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan," (Amsal 11:25a). Kunci
mengalami kelimpahan bukanlah dengan menghemat begitu rupa, tapi bermurah hati, sebab
kapasitas untuk menerima dari Tuhan bergantung penuh dari kapasitas untuk
memberi. Jadi kita baru dapat mengalami kelimpahan apabila kita bermurah hati. Orang
yang murah hati akan menuai banyak (baca 2 Korintus 9:6), sebab tidak mungkin ada
tuaian apabila tidak ada benih yang ditabur. Orang yang murah hati menabur
banyak. Itulah sebabnya ia akan menuai banyak juga.
Jangan kikir! Jadilah seorang yang murah hati, karena "Orang yang murah hati berbuat
baik kepada diri sendiri," Amsal 11:7a
SERUPA DAN SEGAMBAR DENGAN KRISTUS
"Kamu juga termasuk di antara mereka, kamu yang telah dipanggil menjadi milik Kristus." Roma 1:6

Tuhan menciptakan manusia bukan tanpa maksud dan rencana, tetapi kita diciptakan di dalam citra dan rencanaNya. Kita
diciptakan supaya menghasilkan buah, berlipat ganda dan menaklukkan bumi, barulah tujuan hidup manusia di bumi memerintah
bersama dengan Kristus tercapai. Kita dipanggil untuk diselamatkan dan menjadi seperti Kristus. Orang percaya akan ikut
memerintah bersama Kristus. Karena itu jangan sia-siakan apa yang sudah diberikan Tuhan kepada kita. Kita dipanggil dan
dibenarkan oleh Allah agar kita bisa memerintah bersama dengan Dia. Tetapi tidak semua orang bisa memerintah bersama
dengan Kristus. Hanya orang-orang yang setia sampai akhirlah yang akan ikut memerintah bersama Kristus.

Sebagai anak-anak Tuhan kita dipanggil untuk menjadi serupa dan segambar dengan Kristus. Tuhan Yesus telah memberikan
teladan yang sungguh baik kepada kita. Karena itu setiap orang percaya harus belajar kepadaNya. Kita harus belajar dari
kerendahan hatiNya, "yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus
dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan
manusia." (Filipi 2:6-7). Tuhan Yesus datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani. Alkitab menyatakan, "Barangsiapa
ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;" (Matius 20:26b-27). Seorang hamba berarti melayani,
bukan minta dilayani. Untuk menjadi serupa dan segambar dengan Kristus kita juga harus belajar dari ketaatanNya kepada
kehendak Bapa. Kristus taat melakukan kehendak Bapa, bahkan Ia taat sampai mati di atas kayu salib. Meski dipandang hina,
dicaci maki dan direndahkan oleh manusia, Tuhan Yesus tidak pernah membalasSebaliknya mendoakan mereka.

Bagaimana dengan kita kalau kita dihina, disakiti dan dicaci maki oleh orang lain? Apakah kita masih marah dan menaruh
dendam? Mampukah kita mengucap syukur atas segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita?

"Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." 1 Yohanes 2:6

SORGA : Tempat Tinggal Kita


"Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi."
Kolose 3:2

Rasul Paulus menasihatkan agar setiap orang percaya senantiasa memusatkan pikirannya kepada perkara yang
di atas dan mengutamakan perkara rohani lebih dari apa pun yang ada di dunia ini. Mengapa? Karena dunia
bukanlah tempat tinggal permanen bagi orang percaya. Dunia adalah tempat sementara untuk didiami karena
kita tak lebih dari seorang pendatang atau penumpang saja. Kewargaan kita yang sesungguhnya adalah
Kerajaan Sorga. "Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah
menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat
oleh tangan manusia." (2 Korintus 5:1).

Jika kita hendak pergi untuk berkemah tentunya kita tidak mungkin akan membeli semua peralatan dapur
secara lengkap, membeli perabot rumah tangga, membeli semua perlengkapan tidur dan
sebagainya. Mengapa? Toh kita hanya akan tinggal untuk sebentar. Begitu pula ketika menyadari bahwa dunia
ini bukanlah tempat tinggal kita selama-lamanya maka kita pun tak akan sepenuhnya hanya memikirkan
bagaimana mengumpulkan harta atau kekayaan duniawi semata, sebab "...kita tidak membawa sesuatu apa ke
dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar." (1 Timotius 6:7). Ayub pun
menyadarinya, "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke
dalamnya." (Ayub 1:21). Justru yang harus kita lakukan adalah menabung atau mengumpulkan harta di sorga.

Waktu kita di sini hanya singkat dan terbatas, jadi alangkah bijaknya jika kita menggunakan kesempatan yang
ada sebaik mungkin. Itulah sebabnya Tuhan mengututs kita untuk suatu tugas yang jelas yaitu supaya kita
menerapkan gaya hidup sorgawi, "supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang
tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di
antara mereka seperti bintang-bintang di dunia," (Filipi 2:15), menjadi saluran berkat, bukan menjadi batu
sandungan serta menjadi garam dan terang bagi dunia ini.

Sebagai warga sorgawi sikap dan perbuatan kita pun juga harus mencerminkan dan menyatakan
kemuliaan bagi Tuhan.
Lukas 19 : 1 – 10
Perubahan Hidup Setelah Bertemu Tuhan Yesus
KABAR BAIK - Kedatangan Yesus memang bikin orang bisa berubah. Yang tadinya tekun memeras orang, kemudian berubah
menjadi suka memberi. Yang tadinya diam kemudian berkata-kata. Tadinya lumpuh kemudian melompat-lompat kegirangan.
Itulah yang kira-kira dialami Zakheus – seorang yang kita tahu dijauhi bangsanya. Zakheus tidak hanya dijauhi tapi juga dibenci.
Orang seperti ini diperlakukan sebagai penghianat karena bekerja untuk pemerintah Romawi.

Setelah didatangi Yesus, ada respon kuat yang nunjukin kalau Zakheus bertobat dan tidak lagi menempuh jalan yang dibenci:

#1 Memberi Tumpangan
Pemungut cukai biasanya pelit. Termasuk pelit tumpangan. Bisa jadi rumahnya yang besar itu selalu tertutup agar pencuri dan
orang baik-baik nggak bisa masuk. Tapi kali ini Zakheus memberi tumpangan Yesus untuk menginap di rumahnya.
#2 Memberi Makan
Jamuan yang diberikan Zakheus nggak sembarangan. Ia asak untuk Yesus dan murid-murid. Semuanya bisa makan sampai
kenyang. Ini bisa kita tiru bila kita ingin berbuat baik: memberi makan orang lain.
#3 Sebagian Harta Dibagikan
Setelah menjamu dan memberi tumpangan, Zakheus membagikan separuh hartanya untuk orang miskin. Setengah dari yang
dimiliki dibagikan kepada publik yang membutuhkan. Jadi, orang yang bertobat itu merasa Yesus segala-alanya dan harta milik
bukan lagi yang paling berharga.
#4 Hasil Rampasan Dikembalikan
Mengambil hak orang lain juga termasuk merampas. Rupanya orang yang bertobat itu menyadari kalau ia telah mencederai hak
orang lain dan berusaha menebus berkali-kali.
Kiranya ciri bertobat ini semakin menjadi teladan kita jelang hari Tuhan yang mendeka

KEDATANGAN KRISTUS YANG KEDUA

Yesus akan datang kembali. Hal ini jelas diajarkan dalam Perjanjian Baru (Yohanes 14:2, 3).
Kapankah Kristus akan datang kembali? Sejak waktu Yesus naik ke surga, manusia telah mencoba untuk mengatakan kapan Dia akan datang
kembali. Tetapi Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa tidak ada seorang pun yang tahu kapan Kristus akan datang kembali. (Matius
24:36). Kapankah Yesus akan datang kembali? Malaikat-malaikat di surga tidak tahu. Bahkan Yesus pun tidak tahu. Tidak seorang manusia pun
yang tahu. Hanya Allah yang tahu. Kita jangan mengatakan kapan Yesus akan datang kembali karena kita tidak tahu. Kita hanya mengetahui
bahwa Dia akan datang kembali. Kita harus percaya hal ini!“(1 Tesalonika 5:2).
dan satu hal yang harus ada di dalam benak pemikiran kita bahwa Tuhan Yesus Tidak lama lagi akan datang, dunia di mana kita pijak sekarang
tidak lama lagi akan hilang lenyap, tetapi orang-orang yang menantikan Kedatangan Tuhan Yesus akan tetap dan hidup selama-lananya…..
HalelluyaH

BAGAIMANAKAH KEDATANGAN KRISTUS NANTI? Para rasul telah diberitahukan oleh para malaikat bahwa Yesus akan datang kembali. (Kisah
Rasul 1:11). Beberapa orang mengajarkan bahwa Yesus telah datang kembali. Mereka mengajarkan bahwa Dia datang kembali pada 1914, tetapi
banyak orang tidak melihat-Nya. Sudahkah Yesus datang kembali? Sudahkah Anda melihat-Nya? Tidak! Ketika Yesus datang kembali nanti,
setiap orang akan melihat-Nya. Orang-orang di semua kota akan melihat Dia. Orang-orang di semua desa akan melihat Dia! Lagi dikatakan
bahwa ketika Kristus datang kembali, Dia akan didengarkan oleh setiap orang. (1 Tesalonika 4:16). Seperti halnya setiap orang akan
melihat Kristus, demikian juga setiap orang akan mendengar Dia. “Sorak-sorak,” seruan para malaikat” dan “bunyi sangkakala Allah” semua
menunjukkan otoritas (kuasa) yang dimiliki Kristus. Semuanya itu menunjukkan bahwa Dia memiliki pemberitahuan penting yang harus
disampaikan.

MENGAPA KRISTUS AKAN DATANG KEMBALI? Alkitab memberikan beberapa alasan mengapa Kristus akan datang kembali. Dia akan datang
untuk membangkitkan orang mati. beberapa orang mengajarkan bahwa orang jahat tidak akan bangkit dari kubur. Yang lain mengajarkan bahwa
orang baik, orang jahat akan dibangkitkan pada waktu yang berbeda. Tetapi Alkitab mengatakan (Yohanes 5:28, 29).Semua orang Kristen
yang setia dan taat akan bertemu Kristus di awan-awan. Dari sana mereka akan pergi ke surga bersama-Nya. (1 Tesalonika 4:16, 17). Ketika
Yesus datang kembali, Dia akan menyerahkan kerajaan kepada Allah. Dia bukan datang untuk mendirikan kerajaan. Kerajaan sudah ada di sini.
Kerajaan itu adalah gereja. (1 Korintus 15:24). Dunia ini akan dibinasakan pada kedatangan Kristus yang kedua nanti. (2 Petrus 3:10).
Ketika Kristus datang kembali, orang-orang tidak akan hidup lagi di bumi ini. Bumi tidak ada lagi

Anda mungkin juga menyukai