Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN BEBAN KELUARGA

DALAM MERAWAT ANGGOTA DENGAN RIWAYAT PERILAKU


KEKERASAN DI RS. JIWA ISLAM KLENDER JAKARTA TIMUR 2012
Nuraenah, Mustikasari, Yossie Susanti Eka Putri

Email: nuraenahsalim@yahoo.com

ABSTRAK

Dukungan keluarga merupakan support system yang penting, diberikan oleh keluarga untuk mencegah dari
gangguan mental dalam mengatasi beban keluarga. Tujuan penelitian mengidentifikasi “hubungan dukungan
keluarga dan beban keluarga dalam merawat anggota dengan riwayat perilaku kekerasan”. Desain penelitian
kuantitatif berupa descriptive correlational dengan rancangan cross sectional, dengan sampel yang berjumlah 50
orang. Instrumen dukungan keluarga dan beban keluarga dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian
didapatkan ada hubungan antara dukungan keluarga (dukungan informasi, emosional, instrumental dan
penilaian) dan beban keluarga dalam merawat anggota dengan riwayat perilaku kekerasan di Rumah Sakit Jiwa
Islam Klender Jakarta Timur. Penelitian ini merekomendasikan pentingnya program pendidikan kesehatan jiwa
pada keluarga yang merawat pasien dengan riwayat perilaku kekerasan dalam rangka meningkatkan kemampuan
dan kerampilan dalam merawat anggota keluarga, serta pentingnya terapi psikoedukasi kuarga.

Kata kunci: Beban keluarga, dukungan keluarga, riwayat perilaku kekerasan,

Hubungan Dukungan Keluarga Dan Beban Keluarga Dalam Merawat Anggota Dengan 41
Riwayat Perilaku Kekerasan di RS. JIWA Islam Klender Jakarta Timur 2012
Nuraenah, Mustikasari, Yossie Susanti Eka Putri
LATAR BELAKANG penderita Skizofrenia melakukan tindakan
kekerasan, dan 16% dari perilaku
Menurut WHO (2009), prevalensi kekerasan pada klien mengakibatkan
masalah kesehatan jiwa di Indonesia kematian, dari 1.210 klien (Virkkunen,
mencapai 13% dari penyakit secara 2009).
keseluruhan dan kemungkinan akan
berkembang menjadi 25% di tahun 2030, Syahrial (2011) menemukan bahwa
gangguan jiwa juga berhubungan dengan 46% penderita skizofrenia melakukan
bunuh diri, lebih dari 90% dari satu juta perilaku kekerasan di RS. Jiwa Provinsi
kasus bunuh diri setiap tahunnya akibat NAD, juga menjelaskan bahwa tindakan
gangguan jiwa. Hasil riset kesehatan dasar kekerasan (violence) adalah serangan fisik
(Riskesdas) tahun 2007 bahwa prevalensi yang tidak menyenangkan oleh seseorang
gangguan jiwa berat sebesar 4.6 permil, kepada orang lain. Tindakan kekerasan
artinya ada empat sampai lima penduduk juga merupakan tanda dan gejala gangguan
dari 1000 penduduk Indonesia menderita jiwa yang termasuk dalam kelompok
gangguan jiwa berat. perilaku motorik sebagai suatu tindakan
yang kuat dan diarahkan secara verbal atau
Skizofrenia adalah suatu gangguan fisik dimanifestasikan dengan kemarahan
jiwa yang ditandai dengan penurunan atau dan permusuhan. Berdasarkan survey
ketidakmampuan berkomunikasi, dokumentasi Rumah Sakit Jiwa Islam
gangguan realita (halusinasi dan waham), Klender Jakarta Timur (2012) didapatkan
afek yang tidak wajar atau tumpul, data selama tahun 2011 bahwa 60% dari
gangguan kognitif (tidak mampu berfikir 650 pasien yang dirawat dengan riwayat
abstrak) dan mengalami kesukaran aktifitas perilaku kekerasan yang melakukan
sehari-hari (Keliat, 2006). kontrol kembali ke poliklinik jiwa.
Prevalensi skizofrenia sebesar 1% dari
populasi penduduk di dunia dari total Tanda dan gejala prilaku kekerasan
jumlah penduduk tanpa membedakan jenis secara fisik muka merah, pandangan tajam,
kelamin, ras dan budaya adalah sama. mengatupkan rahang dengan kuat,
Wanita cenderung mengalami gejala yang mengepalkan tangan, jalan mondar-
lebih ringan, lebih sedikit rawat nginap dan mandir, sedangkan secara verbal klien
fungsi sosial yang lebih baik di mayarakat berbicara dengan kasar, suara tinggi,
dibandingkan laki-laki (Sinaga, 2006). berteriak, mengancam secara fisik
Menurut Videbeck (2008) gejala menunjukan perilaku kekerasan
skizoprenia dapat dibagi menjadi dua (Videbeck,2008). Akibat perilaku
kategori yaitu gejala positif meliputi kekerasan bisa melukai atau menciderai
adanya waham, halusinasi, disorganisasi diri sendiri atau orang lain, bahkan akan
pikiran, bicara dan perilaku yang dak menimbulkan kematian yang dilakukan
teratur, sedangkan gejala negatif meliputi oleh perilakunya. (Videbeck, 2006). Klien
gejala samar, afek datar, tidak memiliki dengan perilaku kekerasan yang dirawat di
kemauan, menarik diri dari masyarakat/ rumah sakit jiwa sangat membutuhkan
mengisolasi diri. Salah satu perilaku dukungan dari tenaga perawat Puskesmas
skizoprenia adalah perilaku kekerasan. seperti dokter dan perawat, sedangkan
Perilaku kekerasan atau amuk merupakan klien dengan perilaku kekerasan yang
bentuk perilaku yang bertujuan untuk dirawat di rumah sangat membutuhkan
melukai seseorang baik secara fisik atau dukungan keluarga dalam perawatannya.
psikologis (Keliat, 2000). Menurut
penelitian di Finlandia di University of Keluarga merupakan orang terdekat
Helsinki dan University Helsinki Central dengan klien, dimana perlu mengetahui
Hospital Psychiatry Centre, dari 32% proses munculnya perilaku kekerasan yang

42 Jurnal Keperawatan Jiwa . Volume 2, No. 1, Mei 2014; 41-50


dialami anggota keluarganya, dan perlu klien bersosialisasi, tetapi kadang keluarga
memonitor perilaku klien yang juga mengalami beban yang dirasakan atas
menunjukkan tanda-tanda marah, amuk, tindakan perilaku kekerasan dari anggota
gaduh, gelisah dan agresif. Keluarga keluarga yang mengalami gangguan jiwa,
memiliki tanggungjawab untuk merawat, keluarga juga merasa bingung dengan
namun dalam pelaksanan memyebabkan perilaku klien yang sering mengalami
beban bagi keluarga. stigma dari masyarakat sekitar.

Beban keluarga adalah tingkat Keluarga merasa terbebani dengan


pengalaman yang tidak menyenangkan financial dimana klien sering rawat ulang,
dalam keluarga sebagai efek dari kondisi peneliti juga menanyakan pada empat
anggota keluarganya. Kondisi ini dapat keluarga tentang beban keluarga yang
menyebabkan meningkatnya stres dirasakan adalah keluarga merasakan
emosional dan ekonomi dari keluarga sedih, malu, bosan dalam merawat anggota
adalah tingkat pengalaman distress keluarga perilaku kekerasan, dan merasa
keluarga sebagai efek dari kondisi anggota terbebani secara finansial hal ini
keluarganya (Fontaine, 2009). merupakan beban bagi keluarga yang
merawat.
Salah satu peran dan fungsi keluarga
adalah memberikan fungsi afektif untuk METODE PENELITIAN
pemenuhan kebutuhan psikososial anggota
keluarganya dalam memberikan kasih Desain yang digunakan pada
sayang (Friedman, 2010). Dukungan penelitian ini adalah desain penelitian
keluarga adalah sikap, tindakan dan deskriptif korelasional, dengan
penerimaan keluarga terhadap penderita menggunakan pendekatan cross sectional.
sakit. Fungsi dan peran keluarga adalah Penelitian ini menggunakan alat ukur
sebagai sistem pendukung dalam berupa kuesioner. Penelitian ini dilakukan
memberikan pertolongan dan bantuan bagi untuk mengetahui hubungan antara
anggotanya yang menderita perilaku dukungan keluarga meliputi dukungan
kekerasan dan anggota keluarga emosional, informasi, instrumen dan
memandang bahwa orang yang bersifat penilaian dan beban keluarga dalam
mendukung, selalu siap memberikan merawat anggota keluarga dengan riwayat
pertolongan dengan bantuan jika perilaku kekerasan di RS. Jiwa klender
diperlukan. Jakarta Timur. Tehnik pengambilan
sampel dengan menggunakan teknik
Hasil wawancara yang dilakukan purposive sampling.
peneliti tanggal 15 Maret 2012, di
poliklinik RS. Jiwa Islam Klender dengan Populasi pada penelitian ini
11 keluarga klien, dengan riwayat perilaku berjumlah 82 orang yang tercatat pada
kekerasan tentang dukungan keluarga periode November 2011 sampai dengan
terhadap anggota keluarga gangguan jiwa, Januari 2012 (data diambil tiga bulan
ditemukan bahwa tiga keluarga gangguan terakhir). Jumlah sampel penelitian adalah
jiwa mengatakan memberikan perhatian, sebanyak 50 orang keluarga klien perilaku
memberikan kasih sayang dalam kondisi kekerasan. Penelitian ini telah
apapun dan menganggap klien orang yang dilaksanakan di Poliklinink RS. Jiwa Islam
harus dibantu dan ditolong serta dirawat, Klender Jakarta Timur.
sedangkan empat keluarga mengatahkan
telah melakukan perawatan seperti
mengantarkan klien berobat ke RS. Jiwa,
mengawasi minum obat dan mengajak

Hubungan Dukungan Keluarga Dan Beban Keluarga Dalam Merawat Anggota Dengan 43
Riwayat Perilaku Kekerasan di RS. JIWA Islam Klender Jakarta Timur 2012
Nuraenah, Mustikasari, Yossie Susanti Eka Putri
HASIL PENELITIAN Tabel 5.
Analisis hubungan usia dengan dukungan
Tabel 1. keluarga di RS. Jiwa Islam Klender
Karakteristik responden berdasarkan Jakarta Timur tahun 2012(N=50)
usia di RS Jiwa Islam Klender Jakarta Variabel Variabel Mean p value
Timur Tahun 2012 (N=50). Usia Informasi 11,62 0,093

Minimum 95% Emosional 12,58 0,088


Variabel Mean Median SD
maksimum CI
Usia 42,420 42,0 9,585 25-56 38,48- Instrumental 9,44 0,198
43,92
Penilaian 10,46 0,367
Tabel 2
Karakteritik responden berdasarkan
Tabel 6.
jenis kelamin, tingkat pendidikan,
Analisis hubungan Jenis kelamin dengan
pekerjaan, penghasilan & hubungan
dukungan keluarga di RS.Jiwa Islam
dengan klien di RS. Jiwa Islam
Klender Jakarta Timur tahun 2012(N=50)
Klender Jakarta Timur Tahun 2012
Jenis Variabel Mean p
Variabel Frekuensi Persentase kelamin value
Jenis kelamin Laki-laki Informasi 0,600
12,06
Laki-laki 18 36,0 Perempu
11,38
Perempuan 32 64,0
Total 50 1100,0 Laki-laki Emosional 0,723
12,83
Perempuan
12,44
Pendidikan
Rendah 42 84,0 Laki-laki Instrumental 0,785
9,67
Tinggi 8 16,0 Perempuan
9,31

Total 50 1100,0 Laki-laki Penilaian 0,818


10,61
Perempuan
10,38
Pekerjaan
Tidak bekerja 32 64,0 Laki-laki Keluarga 0,684
45,17
Bekerja 18 36,0 Perempuan
43,50

Total 50 1100,0
Tabel 7.
Penghasilan Analisis hubungan Pendidikan dengan
<Rp 1.529.150 14 28,0 dukungan keluarga di RS.Jiwa Islam
>Rp 1.529.150 36 72,0 Klender Jakarta Timur tahun 2012(N=50)
Total 50 1100,0 Variabel p
Kelurga Mean
Pendidikan value
Hubungan dengan klien Rendah Emosional 10,88 0,007
Tinggi 15,50
a. Ayah 6 12,0%
b. Ibu 18 36,0%
c. Anak 4 8,0% Rendah Informasional 11,98 0,005
d. Suami 4 8,0% Tinggi 15,75
e. Isti 1 2,0%
f. Kakak 10 20,0% Rendah Instrumental 8,67 0,003
g. Adik 7 14,0% Tinggi 13,50
50 100.0 Rendah Penilaian 9,86 0,003
Tinggi 13,63

Rendah Keluarga 41,38 0,001


Tinggi 58,38

44 Jurnal Keperawatan Jiwa . Volume 2, No. 1, Mei 2014; 41-50


Tabel 8 maka semakin mampu menunjukkan
Analisis hubungan pekerjaan dengan kematangan jiwa, semakin bijaksana dalam
dukungan keluarga di RS. Jiwa mengambil keputusan, mampu berpikir
Islam Klender Jakarta Timur tahun rasional dan mampu mengendalikan emosi
2012(N=50) dan makin toleran terhadap orang lain.
Mayoritas berjenis kelamin
Pekerjaan Variabel Mean p
value perempuan 32 orang (64%), perempuan
Bekerja Emosional 0,036 sebagai ibu rumah tangga yang
11,11
Tidak bekerja
13.41
mempunyai waktu luang untuk mengantar
dan merawat anggota keluarga dengan
Bekerja Informasi 0,102 riwayat perilaku kekerasan. Penelitian
10,28
Tidak bekerja
12,38 Zulfitri (2006) menemukan dukungan
Bekerja Instrumental 0,105 keluarga mayoritas berjenis kelamin
8,11 perempuan sebesar 64,6%. Zulfitri
Tidakekerja
10,19
membahas bahwa perempuan dan laki-laki
Bekerja Penilaian 0,460 memiliki respon yang berbeda dalam
9,94
Tidak bekerja
10,75 menghadapi masalah, laki-laki cenderung
Bekerja Keluarga 38,44 0,112 tidak perduli, tidak memperhatikan
Tidak bekerja 46,72 kesehatannya sedangkan perempuan lebih
banyak ditemukan untuk memeriksakan
kesehatannya.
Tabel 5.11
Hubungan dukungan keluarga Mayoritas berpendidikan rendah 42
dan beban keluarga di Rumah sakit Jiwa orang (84%), Status tingkat pendidikan
Islam Klender Jakarta Timur Timur 2012 rendah kurang memiliki informasi yang
(N=50) cukup terkait dengan pengetahuan penyakit
dan perawatannya dalam memberikan
Variabel Variab r p value
el dukungan keluarga. Menurut Lueckenotte
(2000), bahwa tingkat pendidikan
Informasi Beban -0,342 0,015 seseorang dapat mempengaruhi
keluarga kemampuan untuk menyerap informasi,
Emosional -0,343 0,015 menyelesaikan masalah, dan berperilaku
Intrumental -0,367 0,009 baik. Pendidikan rendah berisiko
ketidakmampuan dalam merawat
Penilaian -0,322 0,023 kesehatannya (WHO, 2003).
Mayoritas pekerjaan, tidak bekerja
32 orang (64%), Secara umum pekerjaan
Diskusi ini akan berhubungan dalam memberikan
Hasil penelitian melaporkan dukungan keluarga, baik dukungan
responden sebagian besar berumur 42 emosional, dukungan informasi, dukungan
tahun, usia dewasa menengah, dimana instrumental dan dukungan penilaian
usia ini dianggap cukup matang dalam dalam merawat anggota keluarga dengan
pengalaman hidup dan kematangan riwayat perilaku kekerasan, keluarga yang
jiwanya untuk merawat anggota keluarga tidak bekerja tentunya mempunyai waktu
dengan riwayat perilaku kekerasan. luang yang cukup untuk merawat anggota
Menurut Notoatmodjo (2003) usia yang keluarga dengan riwayat perilaku
dianggap optimal dalam mengambil kekerasan dibandingkan dengan keluarga
keputusan adalah usia yang diatas umur 20 atau responden yang bekerja.
tahun.Siagian (1995) mengemukakan
bahwa semakin bertambah usia seseorang,

Hubungan Dukungan Keluarga Dan Beban Keluarga Dalam Merawat Anggota Dengan 45
Riwayat Perilaku Kekerasan di RS. JIWA Islam Klender Jakarta Timur 2012
Nuraenah, Mustikasari, Yossie Susanti Eka Putri
Mayoritas penghasilan lebih dari pendidikan tinggi dukungan informasi cara
atau sama dengan Rp 1.529.150,- sebanyak merawat anggota keluarga dengan riwayat
36 orang (72,0%). Faktor yang perilaku kekerasan.
mempengaruhi dukungan keluarga lainnya
adalah faktor ekonomi keluarga klien Hasil penelitian menunjukan ada
perilaku kekerasan. Faktor sosial ekonomi hubungan yang signifikan antara
disini meliputi tingkat pendapatan atau pekerjaan dengan dukungan emosiaonal (p
penghasilan keluarga klien, semakin tinggi < 0,05), Wardaningsih (2007) orang yang
tingkat ekonomi keluarga akan lebih tidak bekerja akan memberikan dukungan,
memberikan dukungan dan pengambilan dimana responden yang tidak bekerja
keputusan dalam merawat anggota klien tentunya mempunyai waktu luang yang
perilaku kekerasan. Keluarga dengan kelas cukup untuk merawat anggota keluarga
sosial ekonomi yang berlebih secara dengan riwayat perilaku kekerasan
finansial akan mempunyai tingkat dibandingkan dengan keluarga atau
dukungan keluarga yang memadai, responden yang bekerja, ada juga sebagian
Penghasilan keluarga merupakan salah satu responden yang bekerja memberikan
wujud dari dukungan intrumental yang dukungan terutama dukungan emosional
akan digunakan dalam mencari pelayanan seperti memberikan perhatian, kasih
kesehatan jiwa dalam merawat anggota sayang, motivasi dan memberikan rasa
keluarga dengan riwayat perilaku aman.
kekerasan (Friedman, 2010). Responden Hasil penelitian menunjukan ada
memiliki hubungan sebagian ibu 18 orang hubungan yang signifikan antara dukungan
(36%). peran sebagai ibu mempunyai Informasi dengan beban keluarga (p<0,05)
hubungan dukungan emosional dan Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
instrumental yang cukup erat dalam semakin bertambah dukungan informasi
keluarga, semakin berkurang beban keluarga.
Dukungan informasi yang diberikan oleh
Hasil penelitian menunjukan ada keluarga adalah memberikan saran,
hubungan yang signifikan antara informasi, masukan, nasehat atau arahan
pendidikan dengan dukungan Informasi, dan memberikan informasi-informasi
Emosional, Instrumental, Penilaian dan penting yang terkait dengan yang sangat
Keluarga (p<0,05). Menurut Lueckenotte dibutuhkan oleh anggota keluarga dengan
(2000), bahwa tingkat pendidikan riwayat perilaku kekerasan dalam upaya
seseorang dapat mempengaruhi meningkatkan kebutuhan dukungan
kemampuan untuk menyerap informasi, keluarga melalui status kesehatannya jiwa
menyelesaikan masalah, dan berperilaku (Friedman, 2010). Dukungan informasi
baik. Hasil penelitian Khairumahmi (2009) yang diberikan keluarga terhadap anggota
ada hubungan antara karakteristik jenis keluarga dengan riwayat perilaku
pendidikan dengan dukungan keluarga. kekerasan, merupakan salah satu bentuk
Semakin tinggi tingkat pendidikan fungsi perawatan kesehatan keluarga
responden, semakin tinggi responden dalam mempertahankan keadaan kesehatan
memberikan dukungan keluarga, Keliat anggota keluarga agar tetap memiliki
(2003) dalam penelitiaanya tentang produktivitas yang tinggi.
pemberdayaan klien dan keluarga dalam
klien skizofrenia dengan perilaku Hasil penelitian menunjukan ada
kekerasan di Rumah Sakit Jiwa Pusat hubungan yang signifikan antara dukungan
Bogor. menyimpulkan peran dan fungsi Intrumen dengan beban keluarga (p<0,05)
keluarga salah satunya adalah keluarga Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
memberikan perawatan kesehatan melalui semakin bertambah dukungan intrumen
pendidikan, keluarga yang mempunyai semakin berkurang beban keluarga.

46 Jurnal Keperawatan Jiwa . Volume 2, No. 1, Mei 2014; 41-50


Menurut (Friedman, 2010), dukungan Menurut (Friedman, 2010), dukungan
instrumental yang diberikan adalah emosional yang diberikan keluarga
bantuan penuh dari keluarga dalam bentuk bentuk dukungan atau bantuan yang dapat
memberikan bantuan tenaga, dana, maupun memberikan rasa aman, cinta kasih,
meluangkan waktu untuk mengontrol membangkitkan semangat, mengurangi
perilaku kekerasannya. Dukungan putus asa, rasa rendah diri, rasa
instrumental sangat berpengaruh dalam keterbatasan sebagai akibat dari
merespon beban keluarga terutama yang ketidakmampuan fisik atau kognitif,
bersifat beban obyektif, seperti beban penurunan kesehatan dan kelainan yang
finansial, pengobatan, bagaimana mencari dialaminya. Pada anggota keluarga dengan
pelayanan kesehatan jiwa dan cara riwayat perilaku kekerasan tentunya
merawat anggota keluarga dengan riwayat dukungan emosional sangat diperlukan dan
perilaku. akan menjadi faktor penting untuk upaya
perawatan dan pengobatan dalam
Hasil penelitian menunjukan ada mengontrol perilaku kekerasannya.
hubungan yang signifikan antara dukungan Dengan Keluarga memberikan dukungan
penilaian dengan beban keluarga (p<0,05) emosional dalam merawat anggota
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa keluarga yang secara langsung akan
semakin bertambah dukungan penilaian menurunkan beban keluarga yang bersifat
semakin berkurang beban keluarga. subyektif seperti kecemasan, rasa bersedih,
Menurut (Friedman, 2010), Bentuk frustasi, merasa bersalah, kesal dan bosan.
dukungan penilaian yang diberikan Hasil penelitian menunjukan ada
keluarga dalam memberikan kasih sayang, hubungan yang signifikan antara
umpan balik dan penghargaan kepada klien dukungan Informasi, Emosional,
dengan menunjukan respon positif, yaitu Intrumental dan Penilaian dengan beban
dorongan atau persetujuan terhadap keluarga (p<0,05) Dapat disimpulkan dari
gagasan, ide, atau perasaan seseorang. hasil uji statistik dukungan informasi,
Bentuk dukungan penilaian menunjukan emosional, instrumental, penilaian dan
bahwa keluarga bertindak sebagai pemberi dukungan keluarga terhadap beban
bimbingan dan menengahi pemecahan keluarga menunjukkan hubungan arah ke
masalah, sebagai sumber dan memotivasi kiri (negatif) pada tingkat hubungan
anggota keluarga diantaranya memberikan keeratan sedang dalam merawat anggota
support, penghargaan dan perhatian. dengan riwayat perilaku kekerasan, dengan
Menurut (Videbeck, 2008). upaya keluarga nilai dukungan informasi (r = -0,342),
untuk memberikan aktivitas kepada klien semakin meningkat dukungan informasi
dirumah, karena aktivitas secara langsung semakin menurun beban keluarga.
dapat meningkatkan pengeluaran energi Dukungan emosional dengan nilai (r = -
klien sehingga mampu mengalihkan 0,343) semakin meningkat dukungan
perilakunya, akhirnya beban keluarga yang emosional semakin menurun beban
merasa bersalah, malu, minder, dan keluarga. Dukungan instrumental dengan
khawatir dengan kondisi klien perilaku nilai (r = -0,367) semakin meningkat
kekerasan lambat laun akan berkurang dukungan instrumental semakin menurun
dengan meningkatkan dukungan penilaian beban keluarga, sedangkan dukungan
(Friedman, 2010). penilaian dengan nilai (r = 0,322) semakin
Hasil penelitian menunjukan ada meningkat dukungan penilaian semakin
hubungan yang signifikan antara dukungan menurun beban keluarga, Dapat
emosional dengan beban keluarga (p<0,05) disimpulkan setiap naik satu tingkat
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dukungan akan diikuti satu tingkat
semakin bertambah dukungan emosional penurunan tingkat beban keluarga.
semakin berkurang beban rawatkeluarga.

Hubungan Dukungan Keluarga Dan Beban Keluarga Dalam Merawat Anggota Dengan 47
Riwayat Perilaku Kekerasan di RS. JIWA Islam Klender Jakarta Timur 2012
Nuraenah, Mustikasari, Yossie Susanti Eka Putri
SIMPULAN klien dengan menyusun jadwal program
Karakteristik responden yang merawat penkes keluarga, minimalnya setiap
anggota keluarga dengan riwayat perilaku minggu sekali di ruang tunggu keluarga .
kekerasan sebagai besar adalah rata-rata
usia 42 tahun, sebagian besar berjenis DAFTAR PUSTAKA
kelamin perempuan, pendidikan sebagian Abdurachman, (2008) Hubungan
besar pendidikan rendah, mayoritas tidak pengetahuan keluarga tentang
bekerja dengan penghasilan sebagian besar perilaku kekerasan dengan kesiapan
≥ Rp. 1.529.000,- serta sebagian keluarga dalam merawat pasien di
mempunyai hubungan dengan klien Rumah sakit jiwa daerah Provinsi
adaalah ibu. Sumatra Utara, tidak dipublikasikan.

Hasil penelitian menunjukan ada Ambari, P.K.M. (2010). Hubungan antara


hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan
pendidikan dengan dukungan Informasi, keberfungsial social pada pasien
Emosional, Intrumental dan Penilaian Skizofrenia pasca perawatan di
(p<0,05) dalam merawat anggota dengan rumahsakait. Skripsi fakultas
riwayat perilaku kekerasan di RS. Jiwa psikologi Universitas Diponorogo,
Islam Klender Jakarta Timur. Semakin tidak dipublikasikan.
tinggi pendidikan semakin tinggi dukungan
keluarga yang diberikan dalam merawat Angiananda, F (2006). Pengkajian beban
anggota dengan riwayat perilaku kebutuhan dan sumber daya
kekerasan, sehingga semakin menurun keluarga dalam merawat penderita
beban keluarga yang dirasakan. skizofren: studi kasus. Jakarta:
Hasil penelitian menunjukan ada Universitas Indonesia. Tesis, Tidak
hubungan yang signifikan antara dipublikasikan.
dukungan Informasi, Emosional,
Intrumental dan Penilaian dengan beban Depkes RI. (2003). Buku Pedoman Umum:
keluarga (p<0,05) Dapat disimpulkan dari TPKJM (tim Pembina, pengarah,
hasil uji statistik dukungan informasi, dan pelaksana kesehatan jiwa
emosional, instrumental, penilaian dan masyarakat. Jakarta: Depkes RI.
dukungan keluarga terhadap beban
keluarga menunjukkan hubungan arah ke Dharma, (2011). Metode Penelitian
kiri (negatif) pada tingkat hubungan keperawatan. Jakarta:Tran Info
keeratan sedang dalam merawat anggota Media.
dengan riwayat perilaku kekerasan.
Fontaine, K. L. (2009). Mental health
SARAN nursing. New Jersey: Pearson
Perawat Jiwa yang berada RS. Jiwa Islam Education Inc.
Klender Jakarta Timur hendaknya bisa
meningkatkan pelayanan keperawatan Friedman, M.M, Bowden, O & Jones,M,
jiwa, terutama untuk intervensi keluarga (2010). n Keluarga: teori dan
klien, diharapkan mampu lebih praktek: alih bahasa,Achir Yani S,
meningkatkan dukungan keluarga. Dan Hamid…(et al): editor edisi bahasa
penyusunan standar asuhan keperawatan Indonesia, Estu Tiar, Ed.5,
jiwa pada keluarga dengan menggunakan Jakarta:EGC.
terapi generalis SP keluarga, yang akan
menurunkan beban keluarga klien. Dan Hamid, A. Y. (2008). suhan keperawatan
perlu diprogramkan jadwal penkes dalam kesehatan jiwa. Jakarta EGC
rangka memberikan dukungan keluarga

48 Jurnal Keperawatan Jiwa . Volume 2, No. 1, Mei 2014; 41-50


Hastono, S.P. (2007). Analisis data
kesehatan. Jakarta: Fakultas Mohr,W.K.(2006).Psychiatric-Mental
Kesehatan Masyarakat Universitas helth nursing (4th ed), Philadelphia:
Indonesia. Tidak dipublikasikan. J.B.Lippincott Company.

Hawari, D.(2007). Pendekatan Holistik Notoatmojo, S. (2010). Metodologi


pada Gangguan Jiwa Skizofreni. Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rika
Jakarta: FK-UI. Cipta.

Herlina, Lily. (2011). Dukungan Keluarga Nursalam. (2003). Konsep dan penerapan
(Emosional, Penghargaan, metodologi penelitian keperawatan.
Instrumental dan Informasi) Jakarta: CV. Sagong Seto.
Berhubungan dengan Perilaku
Lansia dalam Pengendalian Perry Potter (2009) FundamentalOf
Hipertensi, Tesis Jakarta, FIK. Tidak Nursing,Salemba Group
dipublikasikan.

Kaplan, M.D. & Sadock, M.D. (2010) Pusat Penelitian dan Perkembangan
Kaplan & Sadock’s Sinopsis Depkes RI (2007). Riset Kesehatan
Psikiatri y, 7th edition. Jakarta:Bina Dasar 2007. Jakarta.
Rupa Aksara.
Puspitasari, (2009). Peran dukungan
Keliat, B.A., (2002). Asuhan Keperawatn keluarga pada penanganan
klien dengan kemarahan, Jakarta: penderita skizofrenia. Skripsi
EGC. Universitas muhammadiyah
Surakarta, tidak dipublikasikan.
Keliat, B.A., (2002). Terapi Aktivitas
Kelompok, Jakarta: EGC. Sadock, B. J, & Sadock, V. A. (2000)
Kaplan & Sadock’s comprehension
Keliat, B.A., (2003). Pemberdayaa klien textbook of psychiatry, 7th edition.
dan keluarga dalam meraway klien Philadelphia, PA, Lippincott.
Skizfrenia dengan perilaku
kekerasan di Rumah Sakit Jiwa Sane Research. (2009). Stigma, The Media
Pusat Bogordengen, tidak and Mental Illnes. www.sane.org.
dipublikasikan.

Keliat, B.A., (2003). Peran serta keluarga Saundres, C. J. (2003). Families living
dalam perawatn klien gangguan with severe mental illness: a
jiwa, Jakarta: EGC. literature review. Issues in Mental
Health Nursing, 24, 175-198.
Maramis, W.B. (2009). Catatan Ilmu
Kedokteran Jiwa. Sinaga, B.R. (2007).
Surabaya.Airlangga University Skizofrenia&Diagnosis Banding.
Press. Balai penerbit, fakultas Kedokteran-
Universitas Indonesia, Jakarta.
Mishra, M., Trivedi, J.K., & Sinha, P.K.
(2005). Burden of care of key Smith, B. (2011). What causes
relatives of chronic depressives. schizophrenia?. Psych Central.
SAARC Psychiatric Foundation Diunduh dari
Souvenir, 56. http://pstchcentral.com/lib/2006/what

Hubungan Dukungan Keluarga Dan Beban Keluarga Dalam Merawat Anggota Dengan 49
Riwayat Perilaku Kekerasan di RS. JIWA Islam Klender Jakarta Timur 2012
Nuraenah, Mustikasari, Yossie Susanti Eka Putri
-causes-schizoprenia/. 22 maret, Suwardiman, (2011). Hubungan antara
2012. dukungan keluarga dengan beban
keluarga untuk mengikuti regimen
StuartG.W.and Laraia. (2009). Principles terapeutik pada keluarga klien
and Practise of Psyhiatric Nursing. halusinasi RSUD Serang. Tesis
StuartG.W.and Laraia. (2009). Jakarta, FIK. Tidak dipublikasikan.
Principles and Practise of Psyhiatric
Nursing. St.Louis: Mosby YearB. Videbeck, S.L.(2008). Buku Ajar
Keperawatan Jiwa. Jakarta:EGC.
Sugiyono, (2011). Metode Penelitian .
Kuantitatif Kualitatif danR&D, WHO. (2009). Improving Health System
Bandung: Alfabeta. and Service for Mental Health:
WHO Library Cataloguing-in-
Publication Data.

50 Jurnal Keperawatan Jiwa . Volume 2, No. 1, Mei 2014; 41-50

Anda mungkin juga menyukai