Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN STUDI BANDING DAN KAJIAN LITELATUR PERANCANGAN

APARTEMEN

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH AT430


PERANCANGAN ARSITEKTUR 3

DISUSUN OLEH
AZIS DENA PERMANA
NIM 1401888

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................ i
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH .......................................................................................... 1
1.3 TUJUAN ................................................................................................................... 2
BAB 2 STUDI BANDING ................................................................................................. 3
BAB 3 STUDI LITELATUR.............................................................................................. 8
3.1 Pengertian Apartement.............................................................................................. 8
3.2 Klasifikasi Apartement ............................................................................................. 9
3.2.1 Klasifikasi berdasarkan Unit Hunian ................................................................. 9
3.2.2 Klasifikasi berdasarkan Sirkulasi ....................................................................... 9
3.2.3 Klasifikasi berdasarkan kepemilikannya.......................................................... 11
3.2.4 Klasifikasi berdasarkan Ketinggian ................................................................. 11
3.2.5 Klasifikasi berdasarkan Jumlah Lantai Unit .................................................... 11
3.2.8 Klasifikasi berdasarkan Bentuk Denah ............................................................ 12
3.2.8 Klasifikasi berdasarkan Gubahan Masa ........................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 1
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Di zaman yang terus berkembang ini, kebutuhan akan rumah tinggal terus
meningkat terutama di daerah perkotaan yang menjadi pusat kegiatan ekonomi di
Indonesia. Kebutuhan akan rumah tinggal ini sangat penting, selain sebagai tempat
tinggal juga sebagai sarana pembinaan keluarga,dan bermasyarakat. Masalah yang terjadi
di kota – kota besar tersebut diantaranya adalah meningkatnya jumlah penduduk yang
secara tak langsung mengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan rumah tinggal namun
semakin sedikitnya jumlah lahan yang tersedia sehingga mengakibatkan harga tanah yang
tersedia tersebut menjadi tinggi harganya selain itu tidak memungkinkan juga untuk
membangun rumah tinggal dalam lahan yang semakin sedikit itu. Jadi dari permasalahan
tersebut bagaimana kita mengeolah lahan yang semakin terbatas tersebut untuk
memenuhi kebutuhan akan rumah tinggal yang makin meningkat.

Perumahan dengan sistem vertikal adalah solusi dari permasalahan tersebut.


Perumahan dengan sistem vertikal ini adalah perumahan yang terdiri dari lebih dari satu
lantai dengan kepemilikan bersama namun terpisah dengan unit-unit yang dimiliki oleh
individu dengan memperhatikan faktor sosial dan budaya. Dengan sistem perumahan
vertikal ini diharapkan dapat mengefisiensikan lahan yang terbatas tersebut untuk
memenuhi kebutuhan rumah tinggal yang makin meningkat.

Dalam hal ini perancang melihat sebuah potensi untuk menciptakan perumahan
vertikal berupa untuk menciptakan sebuah keuntungan profit dari pembangunan
perumahan vertikal ini. Dengan menargetkan kebutuhan dari kalangan menengah keatas
yang membutuhkan rumah tinggal yang dekat dengan pusat kota, perancang melihat hal
tersebut sebagai sebuah potensi untuk merancang Apartemen yang dimana dapat
menyelesaikan masalah mengenai kebutuhan akan rumah tinggal dan mendapatkan profit
dari pembangunan tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH


 Apa itu perumahan vertikal (vertical housing)?
 Apa itu apartemen?
 Apa saja standar – standar dari pembangunan apartemen?
 Bagaimana Kondisi dari Apartemen yang sudah di bangun sekarang?

1
1.3 TUJUAN

 Mengetahui apa saja klasifikasi dari vertikal housing

 Mengetahui pengertian dan definisi dari apartemen

 Mempelajari apa saja standar yang berlaku untuk pembangunan apartemen

mulai dari peraturan pemerintah yang berlaku hingga persyaratan apa saja

yang harus dipenuhi agar menciptakan apartemen yang baik

 Mempelajari kelebihan dan kekurangan dari beberapa apartemen yang

telah terbangun. Agar dapat mengadaptasi kelebihan dari bangunan

apartemen tersebut dan memperbaiki kekurangan dari apartemen tersebut

sehingga muncul desain apartemen yang lebih baik

2
BAB 2 STUDI BANDING
NO STUDI GALERI CIUMBULEUIT APARTEMENT PARAHYANGAN RESIDENCE
1. Developer PT. Hegar Amanah Jaya Bersama Agung Podomoro Grup
2. Unit 600 Unit 552 Unit
3. Jumlah Lantai 26 Lantai 25 Lantai
4. Fasilitas Umum

Swiming Pool Food Court

Restoran Karaoke

Fitness Centre
Swiming Pool

3
Mail Service

Children Playground

Parkir Basement
Sport Area

Sky Garden

Amphiteater
ATM
Jogging Track
Rooftop Garden
Parking Lot
Lobby Rooftop Pool

4
Internet Service & Television Network
Ruang Bersama
24 Jam Security

Daftar Fasilitas yang bisa diakses dengan lift

5. Utilitas -

Sistem Pemipaan

Pengolahan Sampah

5
6. Keamanan Penggunaan CCTV dan Key Card Sistem

Key Security Sistem


Pengunaan CCTV

7. Massa Bangunan

Masa Bangunan Berbentuk T


Masa Bangunan Berbentuk U

Siteplan
Layout Bangunan

6
8. Keadaan Penghuni Didominasi oleh Lajang dan Mahasiswa Didominasi oleh Lajang dan Mahasiswa
9. Kepemilikan Milik dan Sewa Milik dan Sewa
10. Mekanikal dan Elektrikal

Ruang Listrik & Meteran listrik tiap unit


Ruangan Elektrikal

11. Sistem Kebakaran

Sistem Pengaman Kebakaran

Sistem Pengaman Kebakaran

7
BAB 3 STUDI LITELATUR

3.1 Pengertian Apartement


Menurut kamus besar bahasa indonesia apartemen adalah

1. Tempat tinggal (terdiri atas kamar duduk, kamar tidur, kamanr mandi, dapur dsb)
yang berada pada satu lantai bangunan bertingkat
2. Bangunan Bertingkat yang terbagi dalam beberapa tempat tinggal

Menurut Oxford English Diconary definisi Apartemen adalah beberapa ruangan yang
merupakan tempat nggal, atau berbentuk flat.

Menurut buku Site Planning (1984 : 252), apartemen didefinisikan sebagai “....several
dwelling units share a common (usually an indoor) access and are enclosed by a common
structural envelope...”, yang berar beberapa unit hunian yang saling berbagi akses yang
sama dan dilingkupi oleh struktur kulit bangunan yang sama.

Menurut sumber buku Joseph De Chiara & John Hancock Callender Time Server
Standart Mc Grow Hill, 1968, For Building Type NY, apartemen adalah sebuah unit
tempat nggal yang terdiri dari Kamar Tidur, Kamar Mandi, Ruang Tamu, Dapur, Ruang
Santai yang berada pada satu lantai bangunan verkal yang terbagi dalam beberapa unit
tempat nggal. Apartemen harus memberikan keindahan, kenyamanan, keamanan dan
privasi bagi keluarga yang nggal di dalamnya.

Sedangkan dalam Undang - Undang Rumah Susun, Pasal 1 menyebutkan bahwa yang
diarkan dengan apartemen adalah bangunan gedung berngkat yang dibangun dalam suatu
lingkungan dan terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam
arah horizontal maupun verkal yang merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat
dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk hunian yang dilengkapi dengan
bagian-bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama.

Dapat disimpulkan bahwa apartemen adalah bangunan berngkat yang berfungsi sebagai
hunian yang terdiri dari beberapa unit yang distrukturkan secara fungsional dalam arah
horizontal maupun verkal yang terdiri dari kamar dur, kamar mandi, ruang tamu, dapur,
ruang santai, dll yang memberikan kenyamanan, keindahan, keamanan dan privasi bagi
keluarga atau individu yang nggal didalamnya.

8
3.2 Klasifikasi Apartement

3.2.1 Klasifikasi berdasarkan Unit Hunian


1. Studio Unit apartmen yang hanya memiliki satu ruang. Ruang ini sifatnya
mulfungsi sebagai ruang duduk, kamar tidur dan dapur yang semula terbuka tanpa
parsi. Satu-satunya ruang yang terpisah biasanya hanya kamar mandi. Apartemen
pe studio relaf kecil. Tipe ini sesuai dihuni oleh satu orang atau pasangan tanpa
anak. Luas minimal 20-35 m2.

2. Apartemen Keluarga Pembagian ruang apartemen ini mirip rumah biasa.


Memiliki kamar tidur terpisah serta ruang duduk, ruang makan, dapur yang bias
terbuka dalam satu ruang atau terpisah. Luas apartemen ini sangat beragam
tergantung ruang yang dimiliki serta jumlah kamarnya. Luas minimal untuk satu
kamar tidur adalah 25 m2, 2 kamar tidur 30 m2, 3 kamar tidur 85 m2, dan 4 kamar
tidur 140 m2.

3. Loft adalah bangunan bekas gudang atau pabrik yang kemudian dialih fungsikan
sebagai apartemen. Caranya adalah dengan menyekat-nyekat bangunan besar ini
menjadi beberapa hunian. Keunikan apartemen adalah biasanya memiliki ruang
yang nggi, mezzanine atau dua lantai dalam satu unit. Bentuk bangunannya pun
cenderung berpenampilan industrial. Tetapi, beberapa pengembang kini
menggunakan istilah loft untuk apartemen dengan mezzanine atau dua lantai tetapi
dalam bangunan yang baru. Sesungguhnya hal ini salah kaprah karena kekhasan
loft justru pada konsep bangunan bekas pabrik dan gudangnya.

4. Penthouse Unit hunian ini berada dilantai paling atas sebuah bangunan
apartemen. Luasnya lebih besar daripada unit-unit di bawahnya. Bahkan, kadang-
kadang satu lantai hanya ada satu atau dua unit saja. Selain lebih mewah,
penthouse juga sangat privat karena memiliki lifty khusus untuk penghuninya.
Luas minimumnya adalah 300m2

3.2.2 Klasifikasi berdasarkan Sirkulasi


Secara Horizontal terbagi menjadi Single Loaded Corridor Apartement dimana tiap
unit memiliki sebuah koridor di bagian depannya, yang kedua adalah Double
Loaded Corridor Apartement dimana koridor dikelilingi oleh unit di bagian sisi kiri
dan kanannya.

9
Secara Vertical terbagi menjadi Walkup Apartement, dan Elevator Apartement.
Walkup Apartement adalah Apartemen dengan sirkulasi vertikal utamanya adalah
tangga, sehingga unitnya di tempatkan dekat dengan tangga. Biasanya tinggi
bangunannya tidak lebih dari 4 lantai. Sedangkan Elevator Apartement adalah
Apartemen dengan sirkulasi verikal utamanya adalah lift. Sehingga pada
apartement ini terdapat lobby/ruang tunggu lift di setiap lantainya. Biasnaya tinggi
bangunannya lebih dari 6 lantai.

Apartemen Walkup dan Apartement Elevator

10
3.2.3 Klasifikasi berdasarkan kepemilikannya
Berdasarkan kepemilikannya Apartemen Terbagi menjadi Apartemen sewa dimana
Bersifat sementara, membayar biaya pengelolaan maupun layanan apartemen. Dan
Apartemen Milik Bersifat menetap, pengelolaan dilakukan pemilik tapi tetap
membayar pelayanan apartemen yang mereka gunakan.

Apartemen Milik juga terbagi menjadi Apartemen Milik Bersama dimana Setiap
penghuni yang ada dalam apartemen ini memiliki saham dalam apartemen tersebut.
Dan Apartemen Milik Perseorangan dimana Setiap penghuni menjadi pemilik
sendiri dari unitnya, dan memiliki kepemilikan yang sama dengan penghuni
lainnya.

3.2.4 Klasifikasi berdasarkan Ketinggian


Berdasarkan ketinggian apartemen terbagi menjadi

1. Garden Apartemen (Kurang dari 3 lantai dengan porsi taman yang lebih besar)
2. Low Rise Apartement (Kurang dari 6 lantai)
3. High Rise Apartement (Lebih dari 6 lantai)

Klasifikasi Apartemen berdasarkan Ketinggiannya

3.2.5 Klasifikasi berdasarkan Jumlah Lantai Unit


Menurut jumlah lantainya, apartemen diklasifikasikan menjadi apartemen simplex
( satu unit terdiri dari satu lantai), apartemen duplex (satu unit terdiri dari dua
lantai), apartemen triplex (satu unit terdiri dari 3 lantai).

11
3.2.8 Klasifikasi berdasarkan Bentuk Denah
1. Tower Plan Terdapat core di tengah dengan unitunit mengelilingi core
tersebut, layout denah bangunan pikal kecuali denah lantai paling atas.

2. Ekspanded Tower Plan sama dengna tower plan namun dapat diperpanjang
pada sisi tertentuuntuk menambah jumlah unit hunian.

12
3. Cross Plan Memiliki empat sayap yang sama dan core service di bagian
tengah. Biasa terdiri dari delapan unit seap lantai dengan penempatan dua unit
setiap sayap.

4. Circular Plan sama dengan bentuk tower plan namun teridi dari satu koridor
pusat yang melingkar atau mengelilingi core. Jumlah unit tergantung panjang
diameter bangunan.

5. Spiral Plan Memiliki bentuk melingkar seper circular plan namun


menggunakan delapan proyeksi radial dari beton pra tekan dantanpa kolom.

6. Free Form Plan Memiliki bentuk memanjang atau linear dengan koridor
dibagian tengah.

13
1. Terrace Plan Menggunakan sistem satu koridor dengan lantai di atas lebih
mundur daripada lantai di bawahnya sehingga menciptakan teras pada ap lantai
bangunan.

3.2.8 Klasifikasi berdasarkan Gubahan Masa


Ada 3 macam pe apartemen berdasarkan bentuk massa bangunannya,
yaitu(Apartments:Their Design and Development, 1967 : 46) :

 Apartemen berbentuk Slab Pada apartemen berbentuk slab, antara nggi


bangunan dan lebar/panjang bangunan hamper sebanding, sehingga
bangunan berbentuk seper kotak yang pipih. Biasanya memiliki koridor
yang memanjang dengan unit-unit hunian berada di salah satu atau kedua
sisi koridor.
 Apartemen berbentuk Tower Pada apartemen berbentuk tower,
lebar/panjang bangunan lebih kecil dibandingkan dengan ngginya sehingga
bentuk bangunan seper ang. Biasanya kenggian bangunannya diatas 20
lantai. Sistem sirkulasinya menggunakan system core karena menggunakan
li.

Ada berbagai variasi bentuk tower antara lain:

 Single tower Apartemen dengan hanya satu massa bangunan. Core


umumnya terletak di tengah. Ruang koridor dapat diminimalkan. Unit-unit
hunian akan terletak dekat dengan tangga dan lift. Berdasarkan bentuk
massa, apartemen dengan satu tower dapat dibedakan menjadi tower plan,
expanded tower plan, circular plan, cross plan, dan five wing plan.
 Multi tower Apartemen yang memiliki lebih dari satu massa bangunan.
Antara massa bangunan dapat dihubungkan oleh suatu massa penghubung
ataupun hanya berupa pedestrian penghubung saja. Bila massa bangunan
dihubungkan oleh suatu massa penghubung, umumnya massa penghubung
terletak di tengah dengan massa lain mengelilinginya. Lift dan tangga

14
diletakkan pada massa penghubung tersebut. Sementara untuk massa yang
hanya dihubungkan oleh pedestrian, tiap massa akan memiliki lift dan
tangga masing-masing.
 Apartemen dengan bentuk Varian (campuran antara Slab dan Tower)

15
DAFTAR PUSTAKA

Neufert, E. (2002). Data Arsitek . Jakarta: Erlangga .

Yoshita, L. (2014). Strategi Perancangan Perumahan. Bandung: UPI Press.

Anda mungkin juga menyukai