LK Marasmis Kwasiorkor
LK Marasmis Kwasiorkor
“MARASMIK-KWASHIORKOR”
Oleh: Subhan, S.Kep Ns
Pendahuluan
Defisiensi gizi dapat terjadi pada anak yang kurang mendapatkan
masukan makanan dalam waktu lama. Istilah dan klasifikasi gangguan kekurangan
gizi amat bervariasi dan masih merupakan masalah yang pelik. Walaupun demikian,
secara klinis digunakan istilah malnutrisi energi dan protein (MEP) sebagai nama
umum. Penentuan jenis MEP yang tepat harus dilakukan dengan pengukuran
antropometri yang lengkap (tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas dan tebal
lipatan kulit), dibantu dengan pemeriksaan laboratorium (Ngastiyah, 1997).
Klasifikasi
Status sosial ekonomi rendah ----- + ----- Kurang pengetahuan ----- + ----- Sistem dukungan sosial tidak memadai
Pencernaan Pernapasan:
- Defisit cairan dan elektrolit. ← - gastroenteritis - brokhopneumonia → Ggn pola napas/bersihan jalan
napas
- malabsorbsi - tuberkulosis)
Tindakan invasif:
Risiko infeksi sekunder
- sonde/infus
Gambaran Klinik dan Diagnosis
Gambaran klinik antara Marasmus dan Kwashiorkor sebenarnya berbeda
walaupun dapat terjadi bersama-sama (Ngastiyah, 1997)
Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium, anemia selalu ditemukan terutama jenis
normositik normokrom karen
A adanya gangguan sistem eritropoesis akibat hipoplasia kronis sum-sum tulang di
samping karena asupan zat besi yang kurang dalam makanan, kerusakan hati dan
gangguan absorbsi. Selain itu dapat ditemukan kadar albumin serum yang menurun.
Pemeriksaan radiologis juga perlu dilakukan untuk menemukan adanya kelainan
pada paru.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin dapat ditemukan pada anak dengan
Marasmik-Kwashiorkor adalah:
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d asupan yang tidak adekuat,
anoreksia dan diare.
Kekurangan volume cairan b/d penurunan asupan peroral dan peningkatan
kehilangan akibat diare.
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d asupan kalori dan protein yang
tidak adekuat.
Risiko aspirasi b/d pemberian makanan/minuman personde dan peningkatan sekresi
trakheobronkhial.
Bersihan jalan napas tak efektif b/d peningkatan sekresi trakheobronkhial sekunder
terhadap infeksi saluran pernapasan
Rencana Keperawatan
1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d asupan yang tidak adekuat, anoreksia dan diare (Carpenito, 2000, hal. 645-655).
Klien akan menunjukkan pening- Jelaskan kepada keluarga tentang Meningkatkan pemahaman keluarga tentang penyebab dan
katan status gizi. penyebab malnutrisi, kebutuhan kebutuhan nutrisi untuk pemulihan klien sehingga dapat
nutrisi pemulihan, susunan menu dan meneruskan upaya terapi dietetik yang telah diberikan selama
Kriteria: pengolahan makanan sehat seimbang, hospitalisasi.
Keluarga klien dapat menjelaskan tunjukkan contoh jenis sumber
penyebab gangguan nutrisi yang makanan ekonomis sesuai status
dialami klien, kebutuhan nutrisi sosial ekonomi klien.
pemulihan, susunan menu dan
pengolahan makanan sehat seimbang. Tunjukkan cara pemberian makanan Meningkatkan partisipasi keluarga dalam pemenuhan kebutuhan
Dengan bantuan perawat, keluarga per sonde, beri kesempatan keluarga nutrisi klien, mempertegas peran keluarga dalam upaya pemulihan
klien dapat mendemonstrasikan untuk melakukannya sendiri. status nutrisi klien.
pemberian diet (per sonde/per oral)
sesuai program dietetik. Laksanakan pemberian roborans
sesuai program terapi. Roborans meningkatkan nafsu makan, proses absorbsi dan
memenuhi defisit yang menyertai keadaan malnutrisi.
Timbang berat badan, ukur lingkar
lengan atas dan tebal lipatan kulit Menilai perkembangan masalah klien.
setiap pagi.
2) Kekurangan volume cairan tubuh b/d penurunan asupan peroral dan peningkatan kehilangan akibat diare(Carpenito, 2000, hal. 411-419).
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Klien akan menunjukkan keadaan Lakukan/observasi pemberian cairan Upaya rehidrasi perlu dilakukan untuk mengatasi masalah
hidrasi yang adekuat. per infus/sonde/oral sesuai program kekurangan volume cairan.
rehidrasi.
Kriteria:
Asupan cairan adekuat sesuai Jelaskan kepada keluarga tentang Meningkatkan pemahaman keluarga tentang upaya rehidrasi dan
kebutuhan ditambah defisit yang upaya rehidrasi dan partisipasi yang peran keluarga dalam pelaksanaan terpi rehidrasi.
terjadi. diharapkan dari keluarga dalam
Tidak ada tanda/gejala dehidrasi pemeliharan patensi pemberian
(tanda-tanda vital dalam batas infus/selang sonde.
normal, frekuensi defekasi ≤ 1 x/24
jam dengan konsistensi padat/semi Kaji perkembangan keadaan Menilai perkembangan masalah klien.
padat). dehidarasi klien.
3) Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d asupan kalori dan protein yang tidak adekuat (Carpenito, 2000, hal. 448-460).
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Klien akan mencapai pertumbuhan Ajarkan kepada orang tua tentang Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang keterlambatan
dan perkembangan sesuai standar standar pertumbuhan fisik dan tugas- pertumbuhan dan perkembangan anak.
usia. tugas perkembangan sesuai usia
anak.
Kriteria:
Pertumbuhan fisik (ukuran Lakukan pemberian makanan/ Diet khusus untuk pemulihan malnutrisi diprogramkan secara
antropometrik) sesuai standar usia. minuman sesuai program terapi diet bertahap sesuai dengan kebutuhan anak dan kemampuan toleransi
Perkembangan motorik, bahasa/ pemulihan. sistem pencernaan.
kognitif dan personal/sosial sesuai
standar usia. Lakukan pengukuran antropo-metrik Menilai perkembangan masalah klien.
secara berkala.
4) Risiko aspirasi b/d pemberian makanan/minuman personde dan peningkatan sekresi trakheobronkhial (Carpenito, 2000, hal. 575-580).
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Klien tidak mengalami aspirasi. Periksa dan pastikan letak selang Merupakan tindakan preventif, meminimalkan risiko aspirasi.
sonde pada tempat yang semestinya
Kriteria: secara berkala.
Pemberian makan/minuman per
sonde dapat dilakukan tanpa Periksa residu lambung setiap kali Penting untuk menilai tingkat kemampuan absorbsi saluran cerna
mengalami aspirasi. sebelum pemberian makan- dan waktu pemberian makanan/minuman yang tepat.
Bunyi napas normal, ronchi tidak an/minuman.
ada.
Tinggikan posisi kepala klien selama Mencegah refluks yang dapat menimbulkan aspirasi.
dan sampai 1 jam setelah pemberian
makanan/minuman.
Ajarkan/demonstrasikan tatacara Melibatkan keluarga penting bagi tindak lanjut perawatan klien.
pelaksanaan pemberian makanan/
minuman per sonde, beri kesempatan
keluarga melakukan-nya setelah
memastikan keamanan
klien/kemampuan keluarga.
5) Bersihan jalan napas tak efektif b/d peningkatan sekresi trakheobronkhial sekunder terhadap infeksi saluran pernapasan (Carpenito, 2000, hal. 799-801).
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Klien akan menunjukkan jalan napas Lakukan fisioterapi dada dan suction Fisioterapi dada meningkatkan pelepasan sekret. Suction diperlukan
yang efektif. secara berkala. selama fase hipersekresi trakheobronkhial.
Kriteria: Lakukan pemberian obat Mukolitik memecahkan ikatan mukus; ekspektorans mengencerkan
Jalan napas bersih dari sekret, sesak mukolitik/ekspektorans sesuai m,ukus.
napas tidak ada, pernapasan cuping program terapi.
hidung tidak ada, bunyi napas bersih,
ronchi tidak ada. Observasi irama, kedalaman dan Menilai perkembangan maslah klien.
bunyi napas.
DAFTAR PUSTAKA