Anda di halaman 1dari 11

GERAKAN SAYANG IBU (GSI)

SOP NO.DOKUMEN
NO.REVISI
TGL.TERBIT
HALAMAN
KABUPATEN MUSI H.M DARUSMANSYAH
RAWAS 19681201 198903 1007
1.PENGERTIAN Gerakan sayang Ibu (GSI) adalah gerakan bersama
antara pemerintah dan masyarakat yang
mengembangkan kualitas perempuan utamanya
melalui percepatan penurunan angka kematian ibu
yang dilaksanakan bersama-sama oleh pemerintah
dan masyarakat dalam rangka meningkatkan sumber
daya manusia dengan meningkatkan pengetahuan,
kesadaran, dan kepedulian dalam upaya integrative
dan sinergis

2.TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk


menggerakkan masyarakat agar aktif terlibat dalam
kegiatan seperti membuat tabulin, pemetaan bumil
dan donor darah , ambulan desa serta Program
suami SIAGA

3.KEBIJAKAN Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor


A/I/SK/2016/005 tentang jenis-jenis Pelayanan

4.REFERENSI

5.PROSEDUR .
LANGKAH-LANGKAH PERSIAPAN :
1. Pelaksana menentukan sasaran kegiatan
pembinaan kesehatan kerja di tempat kerja

2. Pelaksana membuat rencana kegiatan sesuai


dengan kebutuhan dan harapan masyarakat

3. Pelaksana menyampaikan rencana kegiatan


kepada Penanggung jawab upaya
kesehatanmasyarakat

4. Penanggung jawab upaya kesehatan masyarakat


memberi arahan kepada pelaksana

5. Penanggung jawab upaya kesehatan masyarakat


menyampaikan pemberitahuan kepada sasaran
dan lintas sektor terkait

6. Penanggung jawab melakukan konfirmasi atas


kepastian jadwal dan tempat kegiatan
PELAKSANAAN
7. Pelaksana mensosialisasikan Gerakan Sayang Ibu
kepada lintas program yang ada diPuskesmas.

8. Pelaksana bersama Kepala Puskesmas dan


petugas lainnya mensosialisasikan Gerakan
sayang ibu kepada lintas sektoral.

9. Pelaksana bersama lintas sektor membentuk


Satgas ( Satuan Tugas) GSI di Tingkat Kecamatan
dan selanjutnya memberikan arahan kepada
lurah/Kepala Desa untuk membentuk Satgas di
Tingkat Kelurahan/Desa

10. Pelaksana bersama Satgas GSI membuat rencana


kerja kecamatan Sayang Ibu

11. Melaksanakan pembinaan ke Satgas GSI Tingkat


Kelurahan /Desa

12. Pelaksana dengan Satgas GSI Kecamatan


mengadakan pelatihan kader penghubung

13. Pelaksana dan Satgas GSI kecamatan melakukan


kegiatan-kegiatan GSI

14. Pelaksana dan Satgas GSI melaksanakan rapat


koordinasi kecamatan dan kelurahan secara
berkala

6.DIAGRAM ALIR

7.UNIT TERKAIT 1. Kepala Puskesmas


2. Dokter di unit pelayanan perseorangan
3. Pelaksana kegiatan Gizi
4. Pelaksana kegiatan KIA
5. Pelaksana kegiatan kesehatan lingkungan
PERENCANAAN KEBUTUHAN OBAT DAN
PENGELOLAAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI
SOP NO.DOKUMEN
NO.REVISI
TGL.TERBIT
HALAMAN
KABUPATEN MUSI H.M DARUSMANSYAH
RAWAS 19681201 198903 1007
1.PENGERTIAN Proses kegiatan seleksi obat dan bahan medis habis
pakai untuk menentukan jenis dan jumlah obat
dalam rangka pemenuhan kebutuhan puskesmas.

2.TUJUAN  Perkiraan jenis dan jumlah obat dan bahan


medis habis pakai yang mendekati
kebutuhan
 Meningkatkan penggunaan obat secara
rasional
 Meningkatkan efisiensi penggunaan obat
3.KEBIJAKAN
4.REFERENSI  PERATURANMENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014
TENTANG STANDAR PELAYANAN
KEFARMASIAN DI PUSKESMAS
 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 51
TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN
KEFARMASIAN
 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR
128/MENKES/SK/II/2006 TENTANG
KEBIJAKAN OBAT NASIONAL
5.PROSEDUR  Seleksi obat dan bahan medis habis pakai
LANGKAH-LANGKAH dengan mempertimbangkan pola
penyakit,pola konsumsi obat periode
sebelumnya,data mutasi obat dan rencana
pengmbangan berdasarkan DOEN dan
FORNAS
 Proses seleksi melibatkan tenaga kesehatan
yang ada di puskesmas seperti
DOKTER,DOKTER GIGI, BIDAN, PERAWAT
serta pengelola program yang berkaitan
dengan pengobatan
 Petugas obat mengajukan rencana
pengadaan/permintaan obat/alat kesehatan
habis pakai setiap 3 bulan sekali ke
GUDANG FARMASI KABUPATEN (GFK)
melalui persetujuan KUPT PUSKESMAS DAN
KEPALA DINAS KESEHATAN

6.DIAGRAM ALIR
7.UNIT TERKAIT Apotik
Rawat inap
Pustu
Polindes

PENERIMAAN OBAT DAN BAHAN MEDIS HABIS


PAKAI DARI GUDANG FARMASI KABUPATEN

SOP NO.DOKUMEN
NO.REVISI
TGL.TERBIT
HALAMAN
KABUPATEN MUSI H.M DARUSMANSYAH
RAWAS 19681201 198903 1007
1.PENGERTIAN Suatu kegiatan dalam menerima obat dan bahan
medis habis pakai dari instalasi farmasi kabupaten
sesuai dengan permintaan yang diajukan.
2.TUJUAN Agar obat yang diterima sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan permintaan yang diajukan puskesmas
3.KEBIJAKAN
4.REFERENSI  PERATURANMENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014
TENTANG STANDAR PELAYANAN
KEFARMASIAN DI PUSKESMAS
 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 51
TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN
KEFARMASIAN
 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 72
TAHUN 1998 TENTANG PENGAMANAN
SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN
 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR
128/MENKES/SK/II/2006 TENTANG
KEBIJAKAN OBAT NASIONAL
5.PROSEDUR  Semua petugas yang terelibat dalam
LANGKAH-LANGKAH kegiatan pengelolaan bertanggung jawab
atas ketertiban penyimpanan,pemindahan
pemeliharaan dan penggunaan obat dan
bahan medis habis pakai berikut
kelengkapan catatan yang menyertai
 Melakukan pengecekan terhadap obat dan
bahan medis habis pakai yang di
serahkan,mencakup jumlah
kemasan/peti,jenis dan jumlah obat,bentuk
obat sesuai dengan isi dokumen (LPLPO),di
tandatangani oleh petugas penerima,dan di
ketahui oleh kepala puskesmas,bila tidak
memenuhi syarat maka petugas penerima
dapat mengajukan keberatan
 Masa kadaluarsa minimal obat yang di
terima di sesuiakan dengan periode
pengelolaan di puskesmas di tambah satu
bulan
6.DIAGRAM ALIR
7.UNIT TERKAIT Apotik
Rawat inap
Pustu
Polindes

PENYIMPANAN OBAT DAN BAHAN MEDIS HABIS


PAKAI DARI GUDANG FARMASI KABUPATEN DI
GUDANG OBAT PUSKESMAS

SOP NO.DOKUMEN
NO.REVISI
TGL.TERBIT
HALAMAN
KABUPATEN MUSI H.M DARUSMANSYAH
RAWAS 19681201 198903 1007
1.PENGERTIAN Kegiatan pengaturan terhadap obat yang diterima
agar aman (tidak hilang),terhindar dari kerusakan
fisik maupun kimia dan mutunya tetap
terjamin,sesuai dengan persyaratan yang di tetapkan
2.TUJUAN Agar mutu obat yang trersedia di puskesmas dapat
di pertahankan sesuai dengan persyaratan yang di
tetapkan
3.KEBIJAKAN
4.REFERENSI  PERATURANMENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014
TENTANG STANDAR PELAYANAN
KEFARMASIAN DI PUSKESMAS
 UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009
TENTANG NARKOTIKA
 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 51
TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN
KEFARMASIAN
 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR
128/MENKES/SK/II/2006 TENTANG
KEBIJAKAN OBAT NASIONAL
5.PROSEDUR Penyimpanan obat dan bahan medis habis pakai
LANGKAH-LANGKAH mempertimbangkan hal-hal berikut
 Bentuk dan jenis sediaan
 stabilitas (suhu,cahaya,kelembaban)
 mudah atau tidaknya meledak/terbakar dan
 narkotika dan psikotropika di simpan dalam
lemari khusus
6.DIAGRAM ALIR
7.UNIT TERKAIT Apotik
Rawat inap
Pustu
Polindes

PENDISTRIBUSIAN OBAT DAN BAHAN MEDIS HABIS


PAKAI KE SUB UNIT PUSKESMAS

SOP NO.DOKUMEN
NO.REVISI
TGL.TERBIT
HALAMAN
KABUPATEN MUSI H.M DARUSMANSYAH
RAWAS 19681201 198903 1007
1.PENGERTIAN Suatu kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat
dan bahan medis habis pakai secara merata dan
teratur untuk memenuhi kebutuhan sub unit
puskesmas dan jaringannya

2.TUJUAN Untuk memenuhi kebutuhan obat sub unit


pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja
puskesmas dengan jenis,mutu,jumlah dan waktu
yang tepat

3.KEBIJAKAN
4.REFERENSI  PERATURANMENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014
TENTANG STANDAR PELAYANAN
KEFARMASIAN DI PUSKESMAS
 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 51
TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN
KEFARMASIAN
 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR
128/MENKES/SK/II/2006 TENTANG
KEBIJAKAN OBAT NASIONAL
5.PROSEDUR  Pendistribusian obat ke jaringan puskesmas
LANGKAH-LANGKAH pustu,polindes,poskeslur,apotik dan rawat
inap dilakukan dengan cara penyerahan
obat sesuai kebutuhan (FLOOR STOCK)
 Pendistribusian ke sub unit (RUANG RAWAT
INAP,IGD DAN LAIN-LAIN) dilakukan dengan
cara pemberian obat sesuai resep yang
diterima
6.DIAGRAM ALIR
7.UNIT TERKAIT Apotik
Rawat inap
Pustu
Polindes

PENGENDALIAN OBAT DAN BAHAN MEDIS HABIS


PAKAI DI GUDANG OBAT PUSKESMAS

SOP NO.DOKUMEN
NO.REVISI
TGL.TERBIT
HALAMAN
KABUPATEN MUSI H.M DARUSMANSYAH
RAWAS 19681201 198903 1007
1.PENGERTIAN Suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya
sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan
program yang telah di tetapkan sehingga tidak
terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan obat
di unit pelayanan dasar
2.TUJUAN Agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan obat
di unit pelayanan dasar
3.KEBIJAKAN
4.REFERENSI  PERATURANMENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014
TENTANG STANDAR PELAYANAN
KEFARMASIAN DI PUSKESMAS
 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 51
TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN
KEFARMASIAN
 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR
128/MENKES/SK/II/2006 TENTANG
KEBIJAKAN OBAT NASIONAL
5.PROSEDUR Pengendalian obat terdiri atas.
LANGKAH-LANGKAH  Pengendalian persediaan
 Pengendalian penggunaan dan
 penanganan obat hilang,rusak, dan
kadaluarsa dengan membuat berita acara
sebagai bukti
6.DIAGRAM ALIR
7.UNIT TERKAIT Apotik
Rawat inap
Pustu
Polindes

PENCATATAN, PELAPORAN, DAN PENGARSIPAN


OBAT DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI DI GUDANG
OBAT PUSKESMAS
SOP NO.DOKUMEN
NO.REVISI
TGL.TERBIT
HALAMAN
KABUPATEN MUSI H.M DARUSMANSYAH
RAWAS 19681201 198903 1007
1.PENGERTIAN Rangkaian kegiatan dalam rangka penatalaksanaan
obat dan bahan medis habis pakai secara tertib,baik
obat dan bahan medis habis pakai yang di terima,din
simpan,di distribusikan dan di gunakan di puskesmas
atau unit pelayanan lainnya
2.TUJUAN  Bukti bahwa pengelolaan obat dan bahan
medis habis pakai telah dilakukan
 Sumber pengaturan dan pengendalian data
untuk melakukan
 Sumber data untuk pembuatan laporan

3.KEBIJAKAN
4.REFERENSI  PERATURANMENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014
TENTANG STANDAR PELAYANAN
KEFARMASIAN DI PUSKESMAS
 UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009
TENTANG NARKOTIKA
 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 51
TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN
KEFARMASIAN
 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR
128/MENKES/SK/II/2006 TENTANG
KEBIJAKAN OBAT NASIONAL

5.PROSEDUR  Petugas mencatat perjenis obat dalam kartu


LANGKAH-LANGKAH stok
 Petugas mencatat obat yang didistribusikan
ke unit pelayanan ke dalam buku register
obat harian
 Petugas membuat LPLPO setiap bulan
berdasarkan laporan pemakaian sub unit
puskesmas
 Mengarsipkan semua laporan yang ada
 Menyimpan obat sesuai dengan bentuk
sediaan,abjad,FIFO,FEFO,dan
memperhatikan kadaluarsa bila ada
6.DIAGRAM ALIR
7.UNIT TERKAIT Apotik
Rawat inap
Pustu
Polindes

PEMANTAUAN DAN EVALUASI PENGELOLAAN


OBAT DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI DI GUDANG
OBAT PUSKESMAS
SOP NO.DOKUMEN .
NO.REVISI .
TGL.TERBIT .
HALAMAN .
KABUPATEN MUSI H.M DARUSMANSYAH
RAWAS 19681201 198903 1007
1.PENGERTIAN Aktifitas yang di tujukan untuk memberikan
informasi tentang sebab dan akibat dari suatu
kebijakan yang di perlukan agar kesalahan awal
dapat segera di ketahui dan dapat dilakukan
tindakan perbaikan,sehingga mengurangi resiko
2.TUJUAN  Mengendalikan dan menghindari terjadinya
kesalahan dalam pengelolaan obat dan
bahan medis habis pakai sehingga dapat
menjaga kualitas maupun pemerataan
pelayanan
 Memperbaiki secara terus menerus
pengelolaan obat dan bahan medis habis
pakai
 Memberikan penilaian terhadap capaian
kinerja pengelolaan
3.KEBIJAKAN
4.REFERENSI  PERATURANMENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014
TENTANG STANDAR PELAYANAN
KEFARMASIAN DI PUSKESMAS
 UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009
TENTANG NARKOTIKA
 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 51
TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN
KEFARMASIAN
 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR
128/MENKES/SK/II/2006 TENTANG
KEBIJAKAN OBAT NASIONAL
5.PROSEDUR  Mengidentifikasi masalah spesifik dalam
LANGKAH-LANGKAH pengelolaan obat
 Menentukan prioritas masalah yang akan
diatasi
 Menentukan indikator dan sumber datanya
 Mengidentifikasi sasaran spesifik target
intervensi
6.DIAGRAM ALIR
7.UNIT TERKAIT Apotik
Rawat inap
Pustu
Polindes

PERENCANAAN DAN PERMINTAAN/USULAN


KEBUTUHAN OBAT

SOP NO.DOKUMEN .
NO.REVISI .
TGL.TERBIT .
HALAMAN .
KABUPATEN MUSI H.M DARUSMANSYAH
RAWAS 19681201 198903 1007
1.PENGERTIAN Proses kegiatan seleksi obat dan bahan medis habis
pakai untuk menentukan jenis dan jumlah obat
dalam rangka pemenuhan kebutuhan puskesmas
2.TUJUAN Sebagai pedoman kerja bagi petugas dalam
merencanakan kebutuhan obat puskesmas
3.KEBIJAKAN
4.REFERENSI  PERATURANMENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014
TENTANG STANDAR PELAYANAN
KEFARMASIAN DI PUSKESMAS
 UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009
TENTANG NARKOTIKA
 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 51
TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN
KEFARMASIAN
 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR
128/MENKES/SK/II/2006 TENTANG
KEBIJAKAN OBAT NASIONAL
5.PROSEDUR  Petugas mengumpulkan dan mempelajari
LANGKAH-LANGKAH penggunaan obat/alat kesehatan habis pakai
dan pola pengaturan penggunaan obat di
puskesmas dan unit pelayanan kesehatan
 Petugas obat mengajukan rencana
pengadaan/permintaan obat/alat kesehatan
habis pakai setiap tiga bulan sekali ke
gudang farmasi kabupaten (GFK) melalui
persetujuan KUPT puskesmas dan Kepala
dinas kesehatan
 Petugas menerima obat dan alat kesehatan
habis pakai dan melakukan pengecekan
kesesuaian permintaan serta jumlah item
dan kadaluarsa obat
 Petugas melakukan pencatatan penerimaan
obat kebuku register/penerimaan
6.DIAGRAM ALIR
7.UNIT TERKAIT Apotik
Rawat inap
Pustu
Polindes

Anda mungkin juga menyukai