Anda di halaman 1dari 4

Ringkasan buku Cinta di Rumah Hasan Al-Banna

Penulis:Muhammad Lili Nur Aulia


Penerbit: Pustaka Da'watuna

Imam Hasan Al Banna dilahirkan dalam keluarga yang hidup dalam keadaan sederhana, dengan
mengamalkan islam di segenap sudut kehidupan mereka. Ayahnya adalah alumni Universitas Al-azhar
dan mendalami Hadist dan ilmu fikih.

Selain dikenal sebagai pembangun fondasi gerakan dakwah Al-ikhwan Al Muslimun, beliau juga
dikenal sebagai ayah yang luar biasa yang berhasil membangun keluarganya berdasarkan keimanan
kepada Allah dan Prinsip tarbiyah yang benar

Al Banna dikaruniai enam orang anak, terdiri dari

1. Wafa adalah anak perempuan paling besar, sekaligus dosen lulusan Fakultas Pendidikan Kewan
itaan juga isteri dari seorand da'i terkenal yaitu Said ramadhan
2. Ahmad Saiful Islam seorang advokat sekaligus sekjen aliansi advokat Mesir dan mantan anggot
a parlemen Mesir
3. Dr. Tsana dosen urusan pengaturan rumah tangga dan mengajar di sejumlah Universitas di Ara
b Saudi
4. Ir. Roja
5. Dr. Halh dosen kedokteran anak Universitas Al Azhar
6. Dr. Istisyad dosen ekonomi islam

Tahapan awal yang dilakukan Al Banna dalam membangun keluarganya dimulai sejak proses pemilihan
perempuan yang mendampinginya, suatu saat ketika ibu Al Banna berkunjung ke rumah keluarga As
Shauli yang seorang pedagang dan beliau mendengar alunan suara pembacaan Al-Quran yang baik dari
salah seorang anggota keluarga tersebut dan sekembali ke rumahnya diceritakanlah kejadian tersebut
pada Al Banna dan Al Banna pun terbetik hatinya bahwa wanita seperti inilah yang layak menjadi
pendamping hidupnya.

Menurut Tsana dikatakan bahwa neneknya simpatik pada ibunya karena melihat meskipun kondisi
keluarga ibunya sederhana tapi mereka mandiri, dermawan dan baik hati serta ibunya cukup pandai
tentang masalah Fikih.

Tsana mengatakan kepercayaan ibu kepada ayahnya sangat besar sekali, pada saat para akhwat datang
dan duduk bersama ayahnya mendiskusikan masalah dakwah tapi ibunya tidak merasakan kesempitan
dengan hal itui dan tidak bertanya apa yang dilakukan para akhwat itu sebagaimana dilakukan oleh
umumnya isteri.

PRAKTIK TARBIYAH HASAN AL BANNA PADA KELUARGANYA

1. MEMPRIORITASKAN MAKAN BERSAMA


Tsana Bercerita"Beliau sangat mengerti apa yang dikatakan Rasulullah:Sesungguhnya badanmu
mempunyai hak, keluargamu juga mempunyai hak.... Al Banna selalu berusaha makan bersama-sama
meskipun ketika ada tamu."
2. TAK ADA SUARA KERAS di RUMAH
Meskipun aktivitas beliau sangat luarbiasa sibuk tetapi menurut Tsana beliau tidak pernah berteriak atau
bersuara keras di rumah atau semacamnya sebagai akibat dari tekanan mental dan fisiknya setelah banyak
beraktifitas di luar rumah.

3. SELALU MENYEDIAKAN WAKTU UNTUK MENEMANI ANAK-ANAKNYA PADA SAAT


BERLIBUR
Dan jika harus pergi karena suatu urusan beliau menggantikan waktu yang ia khususkan untuk anaknya
dengan waktu yang lain.

4. MEMBUAT ARSIP TENTANG MASING-MASING ANAKNYA YANG RAPIH DALAM MAP


Arsip tersebut meliputi

a. Tanggal dan sejarah kelahiran


b. Nomor kelahiran
c. Schedule pemberian obat dan makanan
d. Surat keterangan dokter
e. Keterangan atau catatan tentang kondisi sakit secara detail
f. Ijazah anak-anaknya
g. Catatan seputar prestasi anak-anak di sekolah
h. dan hal2 kecil lainnya

5. MEMBAWAKAN BEKAL ANAK-ANAKNYA KE SEKOLAH


Hal ini membuat anak merasa mendapat perhatian khusus dari orang tua

6. MEMANTAU KEBUTUHAN RUNAH TANGGA SAMPAI HAL-HAL YANG PALING KECIL

7. CINTAILAH ANAK SEPENUHNYA TANPA HENTI DAN BERUBAH


Meskipun suatu saat anak-anak kita tidak menyenangkan tetaplah mencintainya. Al Banna sangat
memelihara perasaan anak-anaknya dengan begitu berhati-hati,beliau mempunyai kemampuan
menjadikan anak-anaknya menurut tanpa melakukan perintah.

8. ADA UANG JAJAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN


Maksud pembagian uang ini adalah untuk memberi kecukupan pada anak. Tidak seperti yang dilakukan
sebagian orang tua yang memberi uang kepada anaknya, tapi di waktu lain mereka memintanya lagi
dengan berbagai alasan.

9. MENGIRIMKAN MATA-MATA
Ketika suatu saat anak-anaknya diberi uang untuk di infakkan, Al Banna mengirimkan mata-mata
bagaimana uang itu diinfakan sehingga ia merasa tenang dengan penggunaan uang yang
dipercayakannya.

10. MELATIH KEMANDIRIAN, MEMENEJ KEHIDUPAN


Merancang bagaimana menciptakan kesuksesan agar anak-anaknya tidak terhempas oleh topan
kegagalan dan kesia-siaan setelah kepergian orang tuanya dengan melatih mereka kreatif sesuai hadist
Rasulullah"Sesungguhnya Allah mencintai mukmin yang kreatuf".

11. MENASIHATI TIDAK SECARA LANGSUNG


Saiful Islam (Anaknya) mengisahkan saat beliau kecil pernah membeli sejumlah buku cerita James dan
ada sejumlah cerita percintaan didalamnya yang membuat ia belum tidur sampai larut malam karena
serius membaca cerita tersebut dan hal ini diketahui oleh Al Banna, pada saat itu ia tidak melakukan
apapun tetapi keesokan harinya Al Banna mengajal saiful islam bicara "Aku akan memberimu sesuatu
yang lebih bagus dari itu" dan beliau memberikan beberapa buku cerita lain tentang kepeminpinan seperti
kisah Antarah Bin Syadad dan lainnya hingga Saiful Islam pun meninggalkan cerita James-nya.

12. MENYEMAI CINTA DENGAN CONTOH LANGSUNG


Menuntun tangan sanag anak untuk melakukan sesuatu sekaligus menjelaskan caranya, dengan kecintaan
dan kehati-hatian serta latihan untuk menerapkannya.
Suatu saat Tsana mewarnai kukunya karena melihat tetangganya melakukan hal itu dan Al Banna
berbicara padanya "Ada seorang shalih yang mengatakan bahwa Janganlah makan bersama orang yang
memanjangkan kukunya karena orang itu menyimpan kotoran" dan Tsana tidak diajak makan sampai ia
memotong kuku dan membersihkannya.

13. MENYAMPAIKAN TANPA MEMINTA


Suatu saat di bulan ramadhan menjelang mgrib Al Banna memanggil anak-anaknya untuk
mendengarkannya membaca Al-Quran dengan membuka masing2 mushaf tanpa meminta anak-anaknya
untuk membaca hanya menimak bacaannya saja dan ketika anak-nya besar mereka baru sadar bahwa
dulu ayahnya sedang mengajarkannya membaca Al-Quran

14. BERINTERAKSI SECARA WAJAR DENGAN LINGKUNGAN


Seperti Rasulullah yang membiarkan Hasan dan Husain bermain bersama rekan-rekannya, Al Banna pun
mengizinkan anak-anaknya untuk mengikuti wisata sekolah, berinteraksi dengan tetangga dan
lingkungan juga teman-temannya.

15. KETERLIBATAN YANG BIJAKSANA


Terlibat dalam penyelesaian masalah anak dengan bijaksana diperlihatkan Al Banna ketika Wafa
mengenakan jilbab dan bertentangan dengan aturan sekolah kemudian Al Banna datang ke sekolah untuk
meyakinkan pihak sekolah tentang kewajiban menutu aurat dan sekolah akhirnya merubah aturan
sekolahnya.

16. MENJADIKAN ANAK SEBAGAI SEKERTARIS PRIBADI


Al Banna melibatkan anak-anaknya dalam pekerjaan sehari-hari seperti contohnya membawa anak
perempuannya ke tempat-tempat diskusi dan menjadikannya sekertaris pribadi yang memperhatikan
kebutuhannya. Hal ini tentu merupakan pola mendidik dan mempersiapkan anak perempuan untuk bisa
menjalani kehidupannya sebagai perempuan

17. MEMPERHATIKAN PENDIDIKAN DARI SEGI WAWASAN ILMU ANAK-ANAKNYA


Hal di atas (17) tercermin dalam hal berikut:
a. Pemberian tempat perpustakaan khusus untuk semua anak yang berisi buku-buku yang
diinginkan mereka
b. Memberikan uang bulanan untuk membeli buku-buku yang diinginkan sendiri oleh anak-
anaknya sesuai kecenderungan mereka.

18. MENEMANI ANAK-ANAKNYA BERMAIN


Anak yang mendapat kesempatan bermain dan bercanda dengan orang tuanya akan hidup dalam suasana
yang menggembirakan jauh dari sifat kasar dan bisa tumbuh besar menjadi sikap yang baik.
Menurut anak-anaknya Al Banna seringkali mengajak anak-anaknya bermain, menjenguk neneknya dan
menemani mereka berlibur sehingga anak-anaknya bisa mengenang masa-masa kecil mereka yang
gembira bersama ayahnya.

19. JANGAN JADIKAN ANAK YATIM


Definisi yatim ada 2: yatim karena ayahnya meninggal dan yang kedua yatim karena anak kehilangan
sosok ayah secara makna yang dirasakan pada saat seorang ayah tetap berada diantara mereka tetapi
anak-anaknya tidak mendapat pendidikan langsung darinya dan tidak memperoleh hak pengarahan serta
kasih sayang yang semestinya dilakukan oleh seorang ayah
Imam Al Banna sangat memelihara jangan ada salah seorang anaknya yang mengalami kesedihan dan
jiwanya sakit sehingga hal ini meledakan kecintaan dan komitmen yang kuat kepada ayahnya.

20. MENYIKAPI KESALAHAN ANAK DENGAN DISKUSI


Hasan Al Banna selalu melakukan dialog dengan tenang untuk memperbaiki kekeliruan yang dilakukan
anak-anaknya. Dialog dengan suasana tenang, ungkapan yang dalam,mampu mengembangkan akal anak
dan memperluas pengetahuannya, Hal ini adalah salah seni berinteraksi dengan kesalahan anak. Dengan
cara ini anak disentuh melalui pembicaraan dan diskusi yang baik dari seorang ayah yang akan
mendorong untuk menyingkap lebih banyak hal yang senula ia tidak ketahui.
21. MEMULIAKAN TAMU ANAK
Suatu ketika Saiful Islam menerima sekelompok tamu yang ingin bertemu dengan ayahnya tetapi tidak
mempersilahkannya masuk dan membiarkan ayahnyalah yang membukakan pintu untuk mereka, tetapi
ayahnya tidak marah dan menghukumnya dan setelah kejadian itu Al Banna menawarkan kesepakatan
denagn Saiful Islam seperti ini" Ketika ada tamu untukmu maka ayahlah yang akan memuliakannya dan
jika ada tamu untuk ayah maka saifil islam lah yang akan menerima mereka, mempersilahkannya masuk
dan memperlakukannya sebagaimana tamu. Setelah itu tercapailah kesepakatan anatara mereka untuk
memperlakukan tamu dengan baik.

22. MEMBERIKAN HUKUMAN


Pemberian hukuman pada anak dilakukan ketika anak-anaknya melakukan kesalahan berat yang
sebelumnya sudah diperingatkan dan hukuman terberat yang diterima nak-anaknya adalah jeweran dan
setelah pemberian hukuman beberapa saat waktu berselang kemudian ia pun bersikap lemah lembut lagi.

23. MEMBERIKAN PELUKAN HANGAT MESKI ANAK-ANAKNYA SUDAH DEWASA


Sebuah pelukan bisa menghantarkan energi kuat dalam diri seseorang, bagi seorang anak pelukan orang
tua merupakan sumber kehangatan yang bisa menggugah perasaan anak yang paling dalam. Kehangatan
itu yang bisa memunculkan ketenangan, kepercayaan, juga hubungan batin yang kuat antara seorang
anak dengan orang tuanya.
Ketika Saiful Islam yang saat itu sudah SMA bertanya padanya"Apa yang akan kita lakukan menghadapi
Inggris bila mereka tidak juga mau meninggalkan Mesir" dan Al Banna menjawabnya" Kami akan
mengirimkanmu bersama pasukan untuk mengusir mereka dengan kekuatan" dan Al Banna pun
memeluk Saiful Islam dengan hangat sehingga Saiful Islam masih merasakan kehangatannya sampai
sekarang.

24. MENYADARKAN ANAK PEREMPUAN DENGAN PERAN KEPEREMPUANNYA


Tidak berlebihan jika ada ungkapan "Pasti ada perempuan di balik semua yang luar biasa"
Al Banna sangat memperhatikan pendidikan anak perempuannya yang disesuaikan dengan
keperempuannya agar mereka bisa menjalankan perannya untuk kebangkitan kaum perempuan. Wafa
anak terbesarnya adalah dosen lulusan Fakultas Pendidikan Kewanitaan, Tsana juga bertugas sebagai
dosen ilmu tata boga di Universaitas Keerajaan Arab Saudi.

25. Al Banna SANGAT BAIK PADA ISTERINNYA


Suatu saat beliau pulang agak malam dan mendapatkan isterinya sudah tertidur, beliau tidak
membangunkannya serta menyiapkan segala kekerluannya sendiri juga menyiapkan makanan untuki
menjamu para tamunya. Beliau tahu letak semua bumbu dan perabotan di dapur.

26. TANAMKAN SOLIDARITAS DENGAN KONDISI DUNIA ISLAM


Suatu ketika isteri dan saudaranya sedang memasak kue-kue dan roti untuk menyambut hari raya dan Al
Banna berkata "Ya Ummu Wafa, apakah engkau akan membuat roti sedangkan ada 12 kader Al ikhwan
yang gugur di Palestina?" hingga hal ini membuat isterinya tak pernah membuat roti lagi.

27. JADI TEMAN BELAJAR DAN DISKUSI BAGI ANAK-ANAK


Perhatian Al Banna terhadap pendidikan anak-anaknya sangat detail misalnya:
a. mempunyai komunikasi yang baik dengan guru sekolah dan menanyakan kondisi anak-anaknya
di sekolah dengan para guru.
b. Mengarahkan para guru sekolah untuk menguatkan anak-anaknya dalam beberapa sisi pelajaran
yang dianggap kurang
c. Selalu Bertanya tentang pelajaran sekolah pada anak-anaknya setiap malam
d. Mendatangkan seorang Ikhwan untuk memantau, membimbing dan menerangkan pelajaran
untuk anak-anaknya.

Alhamdulillah..semoga bermanfaat ya..

Anda mungkin juga menyukai