Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MANDIRI

VICTOR BILLY UNTU


100111188

UNIVERSITAS SAM RATULANGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
2010
Kasus Euthanasia berdasarkan KDB beneficence

Di suatu desa yang jauh dari kota, tinggal seorang anak muda bernama, Ateng yang sudah
beberapa bulan menderita gagal ginjal. Kesehariaannya hanya banyak ia lakukan dengan
beristirahat di rumah. Sudah dari beberapa bulan yang lalu ia merasa nyeri pinggang hebat,
kencing sakit, sering muntah, sesak nafas dan nafsu makan. Sekarang pun kondisinya
semakin memburuk dan tak jarang kencingnya semakin berkurang dan sering kali kencing
darah. Tapi, anehnya ia tidak mau di bawah di rumah sakit, karena alasannya tidak punya
uang untuk pembayaran rumah sakit. Dan memang pasien ini hanya ingin di tangani oleh
dokter spesialis. Suatu ketika ada penugasan seorang dokter spesialis penyakit dalam di
desa mereka. Setiba di desa dokter tersebut langsung mencari tempat tinggal sementara
untuk beristirahat. Tapi, tiba-tiba seorang warga datang meminta tolong kepada dokter itu,
agar mau menjenguk temannya, Ateng yang semakin memburuk kondisinya. Dokter pun
dengan segera bergegas menuju rumah Ateng dan kemudian memeriksanya. Tetapi, ketika
dalam proses pemeriksaan Ateng meminta agar segera mengakhiri hidupnya dangan baik /
tanpa penderitaan (Euthanasia) karena sang pasien merasa sudah tidak sanggup menjalani
hidupnya dengan rasa sakit. Dokter sangat memahami permintaan dan alasan dari sang
pasien. Namun, ia juga memahami kondisi sang pasien saat itu yang semakin memburuk,
sehingga dokter mengharuskan pasien untuk menjalani pengobatan & perawatan di rumah
sakit. Ateng segera dilarikan ke rumah sakit di kota yang jauh dari desa dan butuh waktu 4-5
jam agar bisa tiba disana, sehingga sebelumnya dokter sudah memasangkan infus kepada
sang pasien untuk mencegah terjadinya hal yang lebih buruk.
KDB berdasarkan kasus adalah benifecence, antara lain :
 Mengutamakan altruisme (menolong tanpa pamrih), rela berkorban untuk
kepentingan orang lain. Contohnya, dokter rela mengorbankan waktu istirahat untuk
menjenguk Ateng, sang pasien.
 Minimalisasi akibat buruk. Contohnya, dokter memasangkan infus kepada sang
pasien untuk mencegah terjadinya hal yang lebih buruk.
 Kewajiban menolong pasien gawat darurat. Contohnya, dokter bergegas menuju
rumah Ateng dan kemudian memeriksanya dalam kondisi yang semakin memburuk.
 Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan. Contohnya, dokter sangat
memahami permintaan dan alasan dari sang pasien untuk di Euthanasia.

Anda mungkin juga menyukai