Bab 4 Analisis Data
Bab 4 Analisis Data
BAB IV
ANALISIS DATA
1. Pendidikan
Pembangunan manusia yang berhasil biasanya dimulai dengan semakin meningkatnya
pendidikan di suatu daerah. Banyak diantara negara maju yang ada sekarang mengawali
kemajuannya melalui program pendidikan yang terencana dengan baik. Pendidikan bukan
hanya menjadi hal yang penting untuk diperhatikan juga menjadi cermin keberpihakan pada
rakyat kecil dan visi suatu pemerintahan. Jika dukungan besar terhadap pembangunan dunia
pendidikan semakin ditingkatkan ini artinya visi pemerintah untuk memajukan pembangunan
jadi semakin nyata mendukung pembangunan rakyat kecil.
Analisis data mengenai pendidikan menjadi menarik kita lakukan karena dengannya kita
dapat melihat fenomena pendidikan dari tahun ke tahun di Kabupaten Manokwari. Pada tahun
2007 terdapat bangunan sekolah 46 TK, 195 Sekolah Dasar, 32 SMP, 16 SMU dan 3 SMK.
Pada tahun 2008 terdapat bangunan sekolah 48 TK, 202 Sekolah Dasar, 41 SMP, 18 SMU
dan 5 SMK. Sedangkan pada tahun 2012 terdapat bangunan sekolah 197 PAUD, 59 TK, 216
Sekolah Dasar, 45 SMP, 21 SMU dan 6 SMK.
Sekolah-sekolah ini tersebar pada seluruh distrik di Kabupaten Manokwari. Hanya pada
tingkat sekolah dasar saja yang lengkap tersebar di seluruh distrik di Kabupaten Manokwari
bahkan pada tingkat SMU hanya terdapat 13 Distrik yang memiliki sekolah SMU dan SMK
dari 29 Distrik yang ada. Namun hal tersebut telah mengalami peningkatan bila dibandingkan
dengan tahun 2007 yang gedung SMU hanya tersebar di 8 Distrik.
Secara lebih mendalam kita dapat membandingkan jumlah murid, sekolah dan guru dalam
bentuk rasio sehingga dapat dibandingkan kepadatan antar distrik. Kita akan lihat dua rasio
yaitu rasio murid guru dan rasio murid sekolah.
Pada jenjang TK terdapat 59 sekolah, 74 guru dan 2.164 siswa TK diseluruh Kabupaten
Manokwari. Rasio secara kabupaten menunjukkan 1 : 37 untuk rasio murid sekolah. Ini
menunjukkan setiap 1 sekolah terdapat 37 siswa. Rasio tertinggi terdapat di Distrik Prafi
dengan besaran rasio 1 : 57 kemudian Distrik Manokwari Timur dengan rasio 1 : 47
kemudian di Distrik Manokwari Barat dengan rasio 1 : 43. Sedangkan rasio murid guru,
secara keseluruhan didapat 1 : 29, ini artinya 1 guru mempunyai beban 29 siswa. Rasio
tertinggi terdapat di Distrik Prafi dengan 1 : 76, Distrik Sidey dengan 1 : 60 dan Distrik Masni
dengan 1 : 48.
Pada tingkat sekolah dasar, di Kabupaten Manokwari terdapat 216 sekolah dasar, 32.234
murid dan 1.483 tenaga guru. Rasio yang cukup tinggi terlihat pada rasio murid sekolah
dengan nilai rasio sebesar 1 : 149. Rasio tertinggi terdapat pada Distrik Ransiki sebesar 1 :
205, sedangkan rasio paling rendah untuk rasio murid sekolah ada pada Distrik Hingk dengan
rasio sebesar 1 : 42. Sedangkan rasio murid guru sebesar 1 : 22, distrik yang paling besar
beban guru terdapat di Distrik Taige dengan rasio sebesar 1 : 47.
Rasio murid sekolah untuk tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SMA) di Kabupaten
Manokwari sebesar 1 : 259. Kondisi ini dimungkinkan karena jumlah siswa SMA sebesar
5.429 dengan jumlah gedung sekolah 21 sekolah. Namun demikian jumlah ini masih bisa
dikatakan ideal, sedangkan tenaga guru pada tingkat pendidikan ini berjumlah 428 dengan
demikian rerata setiap guru diberi beban 13 murid.
1. Ransiki 6 3 7 2 1 1
2. Momiwaren 3 3 8 2 2 -
3. Nenei 5 - 6 2 - -
4. Sururey 1 - 4 1 - -
5. Tahota 2 - 2 - - -
6. Didohu 2 - 8 1 - -
7. Dataran Isim 2 - 10 1 - -
8. Anggi 1 - 4 1 1 -
9. Taige 2 - 4 1 - -
10. Anggi Gida 4 - 3 1 - -
11. Membey 1 - 2 - - -
12. Oransbari 3 3 8 1 1 -
13. Warmere 18 4 7 2 1 -
14. Prafi 15 8 10 2 2 1
15. Menyambow 10 - 9 1 1 -
16. Hingk 9 - 9 1 - -
17. Catubouw - - 4 1 - 3
18. Manokwari Barat 44 21 32 10 8 -
19. Manokwari Timur 9 2 9 2 2 -
20. Manokwari Utara 5 1 8 1 - -
21. Manokwari Selatan 16 3 9 1 - -
22. Testega - - 2 1 - -
23. Tanah Rubuh 3 - 4 1 - -
24. Kebar 6 - 7 2 - -
25. Senopi - - 3 1 - -
26. Amberbaken - - 6 1 1 -
27. Mubrani 1 - 4 1 - -
28. Masni 19 9 18 3 1 -
29. Sidey 10 2 9 1 - 1
Jumlah 197 59 216 45 21 6
Sumber : Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2013
Rasio Murid
Jumlah Jumlah Jumlah
No. Distrik Terhadap
Sekolah Murid Guru
Sekolah Guru
1. Ransiki 7 1.437 41 205,29 35,05
2. Momiwaren 8 817 26 102,13 31,42
3. Nenei 6 336 16 56,00 21,00
4. Sururey 4 628 19 157,00 33,05
5. Tahota 2 173 6 86,50 28,83
6. Didohu 8 1.166 27 145,75 43,19
7. Dataran Isim 10 629 25 62,90 25,16
8. Anggi 4 696 21 174,00 33,14
9. Taige 4 797 17 199,25 46,88
10. Anggi Gida 3 170 8 56,67 21,25
11. Membey 2 148 5 74,00 29,60
12. Oransbari 8 1.023 73 127,88 14,01
13. Warmere 7 1.133 54 161,86 20,98
14. Prafi 10 2.148 106 214,80 20,26
15. Menyambow 9 1.218 46 135,33 26,48
16. Hingk 9 381 19 42,33 20,05
17. Catubouw 4 270 9 67,50 30,00
18. Manokwari Barat 32 10.807 482 337,72 22,42
19. Manokwari Timur 9 1.756 83 195,11 21,16
20. Manokwari Utara 8 621 37 77,63 16,78
21. Manokwari Selatan 9 1.389 85 154,33 16,34
22. Testega 2 228 8 114,00 28,50
23. Tanah Rubuh 4 352 10 88,00 35,20
24. Kebar 7 789 30 112,71 26,30
25. Senopi 3 268 17 89,33 15,76
26. Amberbaken 6 519 27 86,50 19,22
27. Mubrani 4 272 14 68,00 19,43
28. Masni 18 1.162 125 64,56 9,30
29. Sidey 9 901 47 100,11 19,17
Jumlah 216 32.234 1.483 149,23 21,74
Sumber : Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2013
Rasio Murid
Jumlah Jumlah Jumlah
No. Distrik Terhadap
Sekolah Murid Guru
Sekolah Guru
1. Ransiki 2 459 18 229,50 25,50
2. Momiwaren 2 182 4 91,00 45,50
3. Nenei 2 195 6 97,50 32,50
4. Sururey 1 104 1 104,00 104,00
5. Tahota - - - - -
6. Didohu 1 97 2 97,00 48,50
7. Dataran Isim 1 140 1 140,00 140,00
8. Anggi 1 175 5 175,00 35,00
9. Taige 1 62 5 62,00 12,40
10. Anggi Gida 1 118 2 118,00 59,00
11. Membey - - - - -
12. Oransbari 1 252 13 252,00 19,38
13. Warmere 2 253 10 126,50 25,30
14. Prafi 2 756 43 378,00 17,58
15. Menyambow 1 190 6 190,00 31,67
16. Hingk 1 103 2 103,00 51,50
17. Catubouw 1 74 2 74,00 37,00
18. Manokwari Barat 10 3.863 150 386,30 25,75
19. Manokwari Timur 2 666 27 333,00 24,67
20. Manokwari Utara 1 85 4 85,00 21,25
21. Manokwari Selatan 1 668 13 668,00 51,38
22. Testega 1 20 3 20,00 6,67
23. Tanah Rubuh 1 89 4 89,00 22,25
24. Kebar 2 167 10 83,50 16,70
25. Senopi 1 47 1 47,00 47,00
26. Amberbaken 1 104 5 104,00 20,80
27. Mubrani 1 97 4 97,00 24,25
28. Masni 3 674 30 224,67 22,47
29. Sidey 1 217 12 217,00 18,08
Jumlah 45 9.857 383 219,04 25,74
Sumber : Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2013
Rasio Murid
Jumlah Jumlah Jumlah
No. Distrik Terhadap
Sekolah Murid Guru
Sekolah Guru
1. Ransiki 1 248 24 248,00 10,33
2. Momiwaren 2 160 21 80,00 7,62
3. Nenei - - - - -
4. Sururey - - - - -
5. Tahota - - - - -
6. Didohu - - - - -
7. Dataran Isim - - - - -
8. Anggi 1 139 15 139,00 9,27
9. Taige - - - - -
10. Anggi Gida - - - - -
11. Membey - - - - -
12. Oransbari 1 104 17 104,00 6,12
13. Warmere 1 134 23 134,00 5,83
14. Prafi 2 670 56 335,00 11,96
15. Menyambow 1 45 4 45,00 11,25
16. Hingk - - - - -
17. Catubouw - - - - -
18. Manokwari Barat 8 3.298 220 412,25 14,99
19. Manokwari Timur 2 294 33 147,00 8,91
20. Manokwari Utara - - - - -
21. Manokwari Selatan - - - - -
22. Testega - - - - -
23. Tanah Rubuh - - - - -
24. Kebar - - - - -
25. Senopi - - - - -
26. Amberbaken 1 108 7 108,00 15,43
27. Mubrani - - - - -
28. Masni 1 229 8 229,00 28,63
29. Sidey - - - - -
Jumlah 21 5.429 428 258,52 12,68
Sumber : Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2013
2. Kesehatan
Pelayanan kesehatan di Kabupaten Manokwari semakin meningkat, ini ditandai dengan
semakin banyaknya Puskesmas Pembantu yang pada tahun 2006 berjumlah 82 buah, pada
tahun 2008 menjadi 84 buah, sedangkan jumlah Puskesmas tidak mengalami perubahan dari
tahun sebelumnya yaitu berjumlah 16 buah.
Tidak hanya disitu saja, pemerintah Kabupaten Manokwari melakukan juga melakukan
peningkatan sarana kesehatan. Pada tahun 2006 mobil untuk Puskesmas Keliling sebanyak 16
unit dan sepeda motor sebanyak 89 unit, pada tahun 2007 jumlah mobil masih tetap berjumlah
16 unit sepeda motor bertambah menjadi 121 unit, sedangkan pada tahun 2008 jumlah mobil
untuk Puskesmas Keling bertambah menjadi 20 unit dan sepeda motor menjadi 145 unit.
Balai Pengobatan
Puskesmas
No. Distrik Puskesmas Polindes
Pembantu Pemerintah Swasta
1. Ransiki 1 4 5 - -
2. Momiwaren 1 2 3 - -
3. Nenei - - - - -
4. Sururey 1 4 5 - -
5. Tahota - - - - -
6. Didohu - - - - -
7. Dataran Isim 1 6 - - -
8. Anggi 1 5 4 - -
9. Taige - - - - -
10. Anggi Gida 1 4 3 - -
11. Membey - - - - -
12. Oransbari 1 6 2 - -
13. Warmere 1 6 6 - -
14. Prafi 1 7 6 - -
15. Menyambow 1 5 1 - -
16. Hingk 1 1 - - -
17. Catubouw - - - - -
18. Manokwari Barat 3 3 1 - 2
19. Manokwari Timur 1 5 4 - -
20. Manokwari Utara 1 4 7 - -
21. Manokwari Selatan 1 2 1 - -
22. Testega 1 1 - - -
23. Tanah Rubuh 1 - 2 - -
24. Kebar 1 3 1 - -
25. Senopi - - - - -
26. Amberbaken 1 4 1 - -
27. Mubrani - - - - -
28. Masni 2 11 8 - -
29. Sidey 1 6 5 - -
Jumlah 24 89 65 - 2
Sumber : Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2013
Dokter
No. Distrik
Ahli Umum Gigi Jumlah
1. Ransiki - 1 - 1
2. Momiwaren - - - -
3. Nenei - - - -
4. Sururey - - - -
5. Tahota - - - -
6. Didohu - - - -
7. Dataran Isim - - - -
8. Anggi - - - -
9. Taige - - - -
10. Anggi Gida - - - -
11. Membey - - - -
12. Oransbari - - - -
13. Warmere - - - -
14. Prafi - - - -
15. Menyambow - - - -
16. Hingk - - - -
17. Catubouw - - - -
18. Manokwari Barat 8 5 1 14
19. Manokwari Timur - - - -
20. Manokwari Utara - - - -
21. Manokwari Selatan - - - -
22. Testega - - - -
23. Tanah Rubuh - - - -
24. Kebar - 1 - 1
25. Senopi - - - -
26. Amberbaken - - - -
27. Mubrani - - - -
28. Masni - 1 - 1
29. Sidey - - - -
Jumlah 8 8 1 17
Sumber : Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2013
Puskesmas Keliling
No. Distrik Posyandu Sepeda
Perahu Mobil Jumlah
Motor
1. Ransiki 18 - 3 13 16
2. Momiwaren 9 - 1 2 3
3. Nenei - - - 1 1
4. Sururey 12 - 1 4 5
5. Tahota - - - - -
6. Didohu 12 - - - -
7. Dataran Isim 11 - 1 2 3
8. Anggi 8 - - 5 5
9. Taige - - - - -
10. Anggi Gida - - - 2 2
11. Membey - - - - -
12. Oransbari 14 - 1 9 10
13. Warmere 14 - 1 - 1
14. Prafi 24 - 2 11 13
15. Menyambow 8 - 1 6 7
16. Hingk - - - 1 1
17. Catubouw - - - - -
18. Manokwari Barat 48 - 4 19 23
19. Manokwari Timur 14 1 1 4 6
20. Manokwari Utara 11 - 1 6 7
21. Manokwari Selatan 20 - 1 5 6
22. Testega - - - 2 2
23. Tanah Rubuh 14 - 1 2 3
24. Kebar 8 - 1 5 6
25. Senopi - - - - -
26. Amberbaken 5 2 1 2 5
27. Mubrani - - - - -
28. Masni 22 - 3 13 16
29. Sidey 11 - 1 10 11
Jumlah 283 3 25 124 152
Sumber : Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2013
berbagai suku bangsa dalam masa yang cukup panjang, maka terbentuknya toleransi sosial
yang tinggi menjadi salah satu potensi pembangunan Kota Manokwari.
*. Bahasa
Di Kota Manokwari terdapat dua rumpun bahasa asli yang dipergunakan oleh suku-suku
yang berdiam di daerah pantai dan pegunungan. Rumpun pertama adalah rumpun bahasa
Austronesia, dan rumpun kedua adalah rumpun bahasa non Austronesia atau rumpun
bahasa Papua.
b. Bahasa Meyakh (Mear, Meyach, Mansidabor), digunakan oleh suku Meyakh yang
mendiami daerah pedalaman, pesisir pantai Barat dan Timur di sekitar Distrik
Manokwari dan Warmare
c. Bahasa Amberbaken (Kebar, Dekwambre, Ekware), digunakan oleh suku
Amberbaken di Amberbaken, dan Suku Anjal di lembah Kebar
d. Bahasa Borni (Mansim), digunakan oleh suku Mansim di daerah Pantai Timur dan
Kepala Burung
e. Kelompok Bahasa Kamberano (Wamajer, Kalitami, Berau, Arandai), digunakan
oleh suku yang berdiam di sebagian daerah Bintuni
f. Kelompok Bahasa Doreri, digunakan oleh suku Doreri yang berasal dari Biak dan
menyebar di Pulau Rumberpon, Ransiki, dan pesisir Perkotaan Manokwari
*. Kesenian
-. Seni Tari dan Lagu
Dalam kehidupan sosial masyarakat, tari dan lagu masih dominan diperagakan di
wilayah Manokwari. Kesenian tradisional ini diadakan untuk perayaan adat maupun
sebagai tari pergaulan atau tari persahabatan, penyambutan dan penerimaan seseorang
menjadi warga kehormatan di dalam suatu lingkungan masyarakat asli. Sekarang ini
untuk pelestarian kesenian diadakan lomba tari pergaulan yang menjadi salah satu
upaya menumbuhkan kembali tarian adat tersebut. Beberapa tarian pergaulan tersebut
yaitu yosim yang berasal dari Yapen Waropen, pancar yang berasal dari Biak dan
Balengan berasal dari Wamesa.
*. Peninggalan Sejarah
Beberapa objek peninggalan sejarah yang terdapat di Kota Manokwari merupakan objek
wisata yang dapat menjadi sumber bagi peningkatan pemasukan daerah. Beberapa objek
wisata peninggalan sejarah tersebut, yaitu :
-. Tugu masuknya injil di Irian Jaya yang berada di Pulau Mansinam yang menunjukkan
dua orang penginjil yang membawa agama Kristen pada tanggal 5 Februari 1885
-. Rumsran dan makam penginjil pertama di Irian Jaya yang berada di pusat kota/Kwawi
-. Benteng Inggris di Kwawi
-. Bekas-bekas peninggalan Perang Dunia II
-. Benda-benda keramik kuno
-. Rumah-rumah adat dimana saat ini mulai hilang
c. Adat Istiadat
Dengan masuknya pengaruh agama dan pemerintahan dalam kegiatan adat-istiadat, maka
kemurnian dari adat itu sendiri sudah mulai berubah mengikuti perkembangan yang ada.
Upacara adat masyarakat asli adalah :
*. Perkawinan
Menurut adat lama, jodoh ditentukan oleh orang tua dan keluarga. Menurut adat
seorang pemuda tidak boleh kawin dengan gadis sesama klan (fam) atau klan lain yang
masih ada hubungan dekat. Juga terhadap anak dari saudara perempuan ayah. Dalam
pelaksanaan perkawinan dilaksanakan peminangan yang disertai dengan pembayaran
mas kawin yang harus lunas sebelum dilakukan perkawinan, namun ada juga
kelonggaran untuk melunasinya sesudah perkawinan dengan persetujuan pihak
perempuan. Dalam peminangan, pihak laki-laki harus memberikan sesuatu berupa harta
sebagai tanda ikatan antara kedua belah pihak. Jika dalam masa pertunangan terjadi
pelanggaran oleh salah satu pihak, maka dengan sendirinya ikatan pertunangan batal
dan pihak yang melanggar diberi sanksi. Pembayaran mas kawin sampai sekarang
masih dipertahankan, namun bentuknya telah banyak berubah. Mas kawin yang asli
terdiri dari kain timor, babi, gelang, manik-manik, kain cita, piring besar atau barang-
barang berharga lainnya. Namun sekarang pembayaran mas kawin sudah dialihkan
dengan pemberian uang dan benda-benda keperluan rumah tangga.
*. Kelahiran
Menurut hukum adat yang ada di masyarakat, dalam suku Arfak seorang ibu yang akan
melahirkan dibuatkan sebuah pondok sebagai tempat melahirkan dan biasanya dalam
proses melahirkan dibantu oleh orangtua/ibu-ibu yang sudah berpengalaman.
*. Kematian
Dahulu untuk seseorang yang meninggal, mayatnya akan diletakkan di atas pohon atau
tempat-tempat tertentu yang dianggap sesuai dan dibiarkan membusuk hingga tinggal
kerangka yang kemudian dikembalikan. Sebagai tanda berkabung, anggota keluarga
tidak boleh keluar rumah disertai dengan pelaksanaan adat. Dengan masuknya agama
di daerah ini, adat-istiadat tersebut sudah tidak dipakai lagi, orang meninggal sudah
dimakamkan di tempat pemakaman umum.
Sikap, nilai-nilai, serta lembaga-lembaga sosial budaya yang selaras dengan tujuan
pengembangan dan pengendalian tata ruang Kota Manokwari perlu tetap dipertahankan
dan dikembangkan. Dalam pembangunan, partisipasi masyarakat dan sikap kekeluargaan
yang kuat diarahkan pada tujuan yang selaras dengan tujuan pembangunan, sekaligus
sebagai modal dasar diperlukan untuk menjadikan potensi yang ada menjadi berbagai basis
kegiatan dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan Kota Manokwari.
Strategi pengembangan yang lebih khusus dalam pengembangan social dan budaya Kota
Manokwari antara lain:
a. Meningkatkan kualitas/mutu pendidikan dasar dan menengah.
b. Menyiapkan sarana peribadatan.
c. Memberdayakan lembaga sosial kemasyarakatan, optimlasiasi dan pelestarian aset
bernilai sejarah dan pengembangan kesenian daerah.
d. Meningkatkan pembinaan sarana dan prasarana keolahragaan, seperti pembangunan
stadion olah raga di Kelurahan Anday (Blok D-3), taman olahraga masyarakat/wisata
olahraga di Kelurahan Amban (Blok B-1), Kelurahan Aipiri (Blok B-2), dan Kelurahan
Pasir Putih (Blok B-3).
1. Perindustrian
Salah satu indikator beranjaknya perekonomian kea rah yang lebih maju adalah semakin
kuatnya peran sektor tersier dan sekunder dengan meninggalkan peran sektor primer. Sektor
sekunder lebih utama dibangun dari sektor industri seperti yang terjadi di Manokwari. Meski
proporsinya masih teramat sedikit namun perannya semakin menunjukkan peningkatan dari
tahun ke tahun.
Pada tahun 2008 terdapat 16 unit usaha industri yang terbagi menjadi dua bagian, 1 industri di
bidang pangan dan 15 lainnya di bidang bahan bangunan dan umum. Jumlah volume produksi
industri dengan berbasis modal non PMA/PMDN hanya berjumlah 1.188.849 ton, nilai
produksi sejumlah Rp. 202.435.000,- dengan nilai bahan baku sebesar Rp. 77.185.000,-.
Industri kecil berupa industri pangan yang berada di Kabupaten Manokwari pada tahu 2008
berjumlah 123 unit usaha dengan menyerap 360 tenaga kerja dan investasi yang berperan
didalamnya sebesar Rp. 3,3 milyar. Investasi sebesar ini didominasi oleh industri minuman
ringan atau depot air sebesar Rp. 2,56 milyar yang di Manokwari terdapat 12 pengusaha yang
bergerak di bidang ini. Industri tahu tempe menjadi industry yang paling banyak menyerap
tenaga kerja yaitu sebesar 96 tenaga kerja dengan 43 pengusaha dan investasi sebesar Rp. 233
juta.
2. Perdagangan
Perkembangan pesat di Kota Manokwari, tidak dapat dilepaskan dari perkembangan sektor
perdagangan yang luar biasa. Banyaknya investor yang membangun sarana dan prasarana
perdagangan, semakin banyaknya penduduk dan perbaikan taraf perekonomian membuat
sektor perdagangan menjadi sektor yang menarik untuk dikembangkan bagi pelaku pasar di
Kota Manokwari ini.
Indikator sektor perdagangan ini sangat sulit untuk dikumpulkan begitu saja karena
melibatkan banyak pihak dan perubahan yang terjadi setiap harinya. Namun dengan
mengetahui pelaku pasar tersebut kita setidaknya dapat meraba-raba perkembangan
perdagangan di Manokwari. Pada tahun 2008 terdapat 27 Perseroan Terbatas (PT), 174 CV, 2
Koperasi dan 68 PO yang terdaftar pada Dinas Perindustrian dalam SIUP dan TDP.
Pada tahun 2008 menurut skala usaha, Manokwari memiliki 28 perusahaan dagang besar, 93
perusahaan dagang menengah dan 150 perusahaan dagang kecil. Jumlahlapangan sebenarnya
di lapangan lebih besar karena perdagangan kecil sangat sulit untuk didata dan kadang
tempatnya berpindah-pindah.
Badan Hukum
No. Distrik
PT CV Koperasi FA PO
1. Ransiki - 6 - - -
2. Momiwaren - - - - -
3. Nenei - 1 - - -
4. Sururey - 2 - - -
5. Tahota - - - - -
6. Didohu - 3 - - -
7. Dataran Isim - 1 - - -
8. Anggi - - - - -
9. Taige - 1 - - -
10. Anggi Gida - - - - -
11. Membey - - - - -
12. Oransbari - 2 - - 1
13. Warmere - 7 - 1 1
14. Prafi - 3 - - 17
15. Menyambow - 5 - - -
16. Hingk - 3 - - -
17. Catubouw - - - - -
18. Manokwari Barat 64 314 12 3 129
19. Manokwari Timur 5 24 1 - 8
20. Manokwari Utara - 5 - - -
21. Manokwari Selatan - 14 - - -
22. Testega - 1 - - -
23. Tanah Rubuh - 1 - - -
24. Kebar - - - - -
25. Senopi - - - - -
26. Amberbaken - - - - -
27. Mubrani - 1 - - -
28. Masni - 10 - - 7
29. Sidey - 7 - - 1
Jumlah 69 411 13 4 164
Sumber : Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2013
3. Keuangan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) menjadi salah satu penilaian keberhasilan manajemen
pemerintahan daerah. Semakin besar PAD menandakan semakin besar keberhasilan
pemerintah daerah tersebut. Kabupaten Manokwari membukukan keberhasilannya dalam
pengumpulan PAD pada tahun 2008 sebesar Rp. 28,39 milyar. Penyumbang terbesar PAD
Manokwari pada tahun 2008 berasal dari pendapatan PAD lain-lain yaitu sebesar Rp. 14,51
milyar atau setara dengan 51,14 % dari total PAD seluruhnya.
Dari arah belanja daerah Kabupaten Manokwari pada tahun 2008 mengeluarkan belanjan
daerah sebesar Rp. 786,76 milyar. Sebesar Rp. 236,22 milyar untuk belanja tidak langsung
dan Rp. 532,54 milyar untuk belanjan langsung. Namun secara keseluruhan penyumbang
terbanyak bagi pengeluaran Kabupaten Manokwari adalah belanja modal sebesar Rp. 274,8
milyar atau sebesar 34,98 %.
Tahun
No Lapangan Usaha
2011 2012
1 Pertanian 861.601,21 913.527,18
2 Pertambangan dan Penggalian 70.859,62 97.462,22
3 Industri 99.723,72 107.619,51
4 Listrik dan Air Bersih 28.337,07 30.898,03
5 Bangunan 706.034,68 878.544,65
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 528.029,37 607.361,68
7 Pengangkutan dan Komunikasi 310.023,50 345.060,46
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa 184.562,35 221.261,11
9 Jasa-Jasa 548.477,10 581.581,34
Jumlah 3.337.648,62 3.783.316,18
Sumber : Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2013
Tahun
No Lapangan Usaha
2011 2012
1 Pertanian 397.114,00 414.444,42
2 Pertambangan dan Penggalian 23.417,70 28.178,67
3 Industri 43.811,99 45.198,52
4 Listrik dan Air Bersih 9.032,53 9.462,67
5 Bangunan 234.776,66 271.006,84
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 158.011,12 175.929,00
7 Pengangkutan dan Komunikasi 131.136,33 142.211,82
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa 61.208,58 66.598,08
9 Jasa-Jasa 259.455,78 272.687,28
Jumlah 1.317.964,69 1.425.717,30
Sumber : Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2013
4. Pengembangan Perekonomian
Potensi Ekonomi wilayah yang dimiliki Kabupaten Manokwari adalah :
a. Kota Manokwari yang menjadi pusat kegiatan perdagangan dan jasa
b. Bandara Udara Rendani yang menjadi pusat kegiatan transportasi udara, menjadi salah
satu push faktor perkembangan ekonomi di Kabupaten Manokwari
c. Pelabuhan Manokwari menjadi pusat kegiatan transportasi Laut, menjadi salah satu push
faktor perkembangan ekonomi di Kabupaten Manokwari
d. Potensi pertanian tanaman pangan (padi, jagung, ubi), Holtikultura dan perkebunan
(Kelapa Sawit, Kakao, Kopi dll) yang banyak dikembangkan di Distrik Masni dan Distrik
Prafi yang merupakan wilayah transmigrasi serta beberapa Distrik lainnya. Disamping itu
terdapat pula perkebunan besar (negara/swasta) yaitu PTP Nusantara II Kebun Prafi
dengan komoditas kelapa sawit dan PT. Coklat Ransiki dengan komoditas kakao
e. Potensi Perikanan Laut yang terdapat di beberapa Distrik yang berada di wilayah pesisir
dan perikanan darat yang banyak dikembangkan di Distrik Masni
f. Potensi peternakan Babi, Kambing, Sapi serta ternak unggas
1. Perdagangan
Kegiatan perdagangan yang dikembangkan di kota Manokwari adalah khusus perdagangan
skala besar/grosir dan perdagangan eceran dengan jenis komoditi primer hingga tersier
Skala pelayanan kegiatan perdagangan tersebut terdiri dari pusat perdagangan skala
regional, kota dan lokal (Kabupaten. Kota, BWK dan sejenisnya ke unit yang lebih kecil).
a. Pusat perdagangan skala besar/grosir yaitu pusat perdagangan untuk memenuhi
kebutuhan primer (semacam pasar induk atau pasar pusat), diarahkan pada lokasi-lokasi
kegiatan yang mempunyai hubungan cukup kuat, seperti jalan dan terminal regional,
pelabuhan, pergudangan dan jasa ekonomi. Dalam hal ini pasar pusat diarahkan di
Kelurahan Wosi (Blok C-3). Sedangkan Pasar Sanggeng (Blok A-3) diarahkan bagi
kegiatan pertokoan dan jasa komersial.
b. Perdagangan eceran skala regional dan kota; seperti pertokoan supermarket, pada
dasarnya bertujuan untuk melayani kebutuhan sekunder dan tersier yang bukan
merupakan kebutuhan sehari. Perdagangan untuk barang-barang sekunder dan tersier
ini merangkap untuk melayani kebutuhan kota Untuk mempermudah memenuhi
kebutuhan wilayah pelayanannya, maka kawasan ini dihubungkan dengan (minimum)
jalan arteri sekunder, lebih baik lagi jika berdekatan dengan jalan utama. Oleh sebab itu
kawasan perdagangan yang ada tetap dipertahankan di pusat kota yaitu di Sanggeng
dan diarahkan di Manokwari Timur (Blok A-2) yaitu di Jalan Merdeka, dan Jalan
Sudirman.
c. Kegiatan perdagangan eceran tingkat BWK (di luar BWK-A/Pusat Kota) dan unit
pelayanan yang lebih kecil merupakan jenis kegiatan yang umumnya melayani
kebutuhan BWK hingga lingkungan. Perbedaan pengembangan kawasan perdagangan
eceran untuk tiap pusat pelayanan (yang berbeda jenjangnya) terletak pada tingkat
perlengkapan dan jenis barang yang diperdagangkan.
2. Jasa Pelayanan
Kegiatan jasa pelayanan pada umumnya berupa perkantoran swasta atau jasa pelayanan
masyarakat yang bersifat komersial lainnya seperti jasa perbankan, asuransi, jasa
reparasi/bengkel, jasa angkutan dan bentuk jasa-jasa lainnya seperti pompa bensin, tukang
menjahit, studio foto, tukang cukur dan jasa-jasa lainnya. Selanjutnya, pengembangan
kegiatan jasa dipisahkan sesuai dengan sifat-sifatnya yaitu:
4.2.1 Umum
Dalam perhitungan hidrologi ini dibutuhkan data-data hidrologi dan klimatologi yang memenuhi
syarat. Dari data tersebut dapat dianalisis tipe iklim, tipe curah hujan dan beberapa parameter
hidrologi lainnya. Keadaan iklim di suatu daerah dipengaruhi oleh letak secara regional dan
kondisi geografis daerah tersebut. Faktor penting dari regional ini meliputi letak lintang, yang
mana faktor ini akan berpengaruh terhadap sistem perpindahan angin. Sedangkan kondisi geografi
daerah setempat terutama menyangkut keadaan topografi dan jarak terhadap lautan.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini data-data hidrologi yang harus dikumpulkan oleh konsultan
adalah :
1. Peta penyebaran stasiun curah hujan di lokasi pekerjaan
2. Peta penyebaran stasiun klimatologi di lokasi pekerjaan
3. Peta penyebaran stasiun AWLR di lokasi pekerjaan
4. Data curah hujan harian
5. Data klimatologi
6. Data pencatatan AWLR
Analisis hidrologi mempunyai maksud dan tujuan untuk mengetahui kondisi hidrologi secara
umum pada suatu wilayah dan menghitung potensi air yang ada pada daerah tertentu, untuk bisa
dimanfaatkan, dikembangkan serta mengendalikan potensi air untuk kepentingan masyarakat di
sekitar daerah tersebut. Analisis hidrologi ini sangat penting artinya dalam tahap detail desain
khususnya untuk bangunan-bangunan pengairan. Dalam pekerjaan ini bangunan-bangunan
pengairan yang akan dilakukan detail desain adalah tanggul sungai, dinding penahan tebing sungai
dan bangunan pengendali banjir.
Ketelitian analisis dan perhitungan, maupun dalam pengumpulan dan pemilihan data yang relevan
sangat menentukan hasil dan kualitas perencanaan detail bangunan-bangunan pengairan. Demikian
pula ketersediaan data pencatatan historis dalam kurun waktu tertentu akan mempengaruhi akurasi
hasil analisis hidrologi yang diharapkan, mengingat dalam analisis tersebut sifatnya hanya
peramalan terhadap kondisi alam. Dengan demikian pokok bahasan pertama yang perlu dikaji
dalam analisis hidrologi adalah ketersediaan data hidrologi dan klimatologi pada daerah rencana
proyek. Selanjutnya adalah pemahaman mengenai keadaan hidrologi di daerah-daerah yang
berdekatan, serta pemilihan metode-metode perkiraan hidrologi yang tepat untuk memperkirakan
parameter hidrologi yang diperlukan sangat berpengaruh terhadap hasil dan kualitas perhitungan
hidrologi.
*. Reciprocal Method
Metode ini memanfaatkan jarak antara stasiun sebagai faktor koreksi.
PA PB PC
d XA 2 d XB 2 d XC 2
Px
1 1 1
d XA 2
d XB 2
d XC 2
dimana :
PA,PB,PC = Data hujan dari stasiun tercatat A, B, C
dXA = Jarak antara stasiun X dan stasiun acuan A
dXB = Jarak antara stasiun X dan stasiun acuan B
dXC = Jarak antara stasiun X dan stasiun acuan C
Uji konsistensi data hujan yang digunakan adalah uji lengkung masa ganda yaitu
membandingkan akumulasi data curah hujan tahunan stasiun yang bersangkutan dengan
akumulasi data curah hujan rerata sekelompok stasiun dalam periode yang sama.
Y
Yo
Xo
Tg = Y/X = Yz/Xo
Dari gambar diatas maka uji konsistensi data hujan adalah dengan persamaan berikut :
tan o
HZ
tan
dimana :
Hz = Faktor koreksi
o = Sudut yang dibentuk oleh garis data hujan absis.
= Sudut yang dibentuk oleh garis data hujan yang membelok dengan garis sejajar
absis. Absis merupakan jumlah rerata stasiun yang ada.
d 1 d 2 d 3 ... d n
d
n
dimana :
Data curah hujan harian yang digunakan adalah berasal dari data stasiun hujan yang
berpengaruh terhadap masing-masing lokasi pekerjaan. Stasiun pencatat curah hujan yang
dipergunakan untuk analisis hidrologi pada pekerjaan ini adalah Stasiun Meteorologi
Manokwari, hal ini dilakukan karena sebaran stasiun pencatatn data curah hujan yang ada di
Propinsi Papua Barat, khususnya di lokasi pekerjaan yang masih jarang. Data curah hujan
maksimum tahunan untuk Stasiun Meteorologi Manokwari seperti disajikan pada tabel
berikut.
Untuk memperkirakan besarnya curah hujan rancangan dengan kala ulang tertentu, terlebih
dahulu data-data hujan disesuaikan dengan sebaran distribusi. Persamaan-persamaan yang
dipakai dalam penentuan distribusi frekuensi tersebut adalah :
2
_
X X : Standar deviasi
Sd
n 1
Sd
Cv _ : Koefisien keragaman
X
3
n
n X X
i 1 : Koefisien kepencengan
Cs
n 1 n 2 Sd 3
4
n
n Xi X 2
i 1 : Koefisien kurtosis
Ck
n 1 n 2 n 3 Sd 4
Syarat pemilihan distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Adapun langkah-langkah analisis frekuensi dengan metode Log Pearson Type III adalah
sebagai berikut :
1. Urutkan data dari kecil ke besar dan ubah data (X1, X2, …., Xn) dalam bentuk logaritma
(log X1, log X2, …., log Xn).
2. Hitung nilai rerata, dengan persamaan :
1 i=n
log X = (log Xi)
n i=1
i=n
(log Xi - log X)2
i=1
S12 =
n-1
i=n
(log Xi - log X)3
n
i=1
Cs =
(n - 1) (n - 2) (S1)3
X = anti log X
dimana :
log X = Logaritma debit atau curah hujan.
log X = Logaritma rerata dari debit atau curah hujan
log X1 = Logaritma debit atau curah hujan tahun ke 1
G = Konstanta Log Pearson Type III, berdasarkan koefisien kepencengan (Cs)
S1 = Simpangan baku
Cs = Koefisien kepencengan
n = Jumlah data
c. Pengeplotan Data
Berbagai jenis distribusi apabila digambarkan pada kertas skala normal memberikan garis
lengkung yang sulit digunakan untuk ekstrapolasi. Oleh karena itu pemplotan data dilakukan
pada kertas probabilitas. Posisi pemplotan mengikuti cara yang dikembangkan oleh Weibull
dan Gumbel.
PXi X
m
n 1
dimana :
P (Xi X) = Probabilitas data (%)
m = Nomor urut dari data yang sudah diurutkan
n = Jumlah data
Hasil perhitungan curah hujan rancangan untuk Stasiun Meteorologi Manokwari dengan metode
Log Pearson Type III seperti disajikan pada tabel berikut.
m
P = x 100 %
N+1
dimana :
P = Probabilitas (%)
m = Nomor urut data
N = Jumlah data (n = 18)
3. Dari grafik pengeplotan data curah hujan di kertas probabilitas didapat perbedaan yang
maksimum antara distribusi teoritis dan empiris, yang disebut dengan hit. Kemudian
dibandingkan dengan cr yang didapat dari tabel untuk suatu derajat tertentu (). Untuk
bangunan-bangunan pengairan harga diambil sebesar 5 %.
4. Bila harga hit. < cr, maka dapat disimpulkan bahwa penyimpangan yang terjadi masih
dalam batas-batas yang dijinkan.
(Ef - Of)2
X2hit =
Of
dimana :
X2hit = Harga uji statistik
Ef = Frekuensi yang diharapkan
Of = Frekuensi pengamatan
DK = n - (m + 1)
dimana :
DK = Harga derajat bebas
n = Jumlah data (n = 18)
m = Jumlah parameter untuk X2hit (m = 2)
4. Bila harga X2hit < X2cr maka dapat disimpulkan bahwa penyimpangan yang terjadi masih
dalam batas-batas yang diijinkan.
Hasil rekapitulasi perhitungan uji kesesuaian distribusi untuk metode Log Pearson Type III untuk
Stasiun Meteorologi Manokwari adalah:
*. Uji Smirnov-Kolmogorov (hit. = 0,1412) < (cr = 0,340)
*. Uji Chi-Kuadrat (X2hit = 5,429) < (X2cr = 14,339)
Dari hasil perhitungan uji tersebut dapat ditarik kesimpulan, bahwa metode Log Pearson Type III
sesuai untuk distribusi curah hujan pada Stasiun Meteorologi Manokwari, sehingga analisis
hipotesa dapat diterima.
Debit banjir rencana adalah debit maksimum di sungai atau saluran alamiah dengan periode ulang
yang sudah ditentukan yang dapat dialirkan tanpa membahayakan bangunan pengairan dan
stabilitas bangunan-bangunannya. Perhitungan debit banjir rencana pada pekerjaan ini
dipergunakan untuk perencanaan bangunan pengendalian banjir dan akan digunakan data curah
hujan harian maksimum.
Peta DAS sangat dibutuhkan dalam perhitungan hidrologi, khususnya untuk perhitungan banjir
rencana (design flood). Sedangkan tata guna lahan dipergunakan untuk mengetahui karakteristik
dan pembagian wilayah penggunaan DAS yang berpengaruh terhadap koefisien pengaliran (C).
Koefisien pengaliran seperti yang disajikan pada tabel berikut, didasarkan pada suatu
pertimbangan bahwa koefisien pengaliran sangat bergantung pada faktor-faktor fisik.
2
R t 3
rt 24
T T
dimana :
rt = Intensitas hujan rata-rata dalam t jam (mm/jam)
R24 = Curah hujan efektif dalam 1 (satu) hari
t = Waktu konsentrasi (jam)
T = Waktu mulai hujan (jam)
Dengan menganggap bahwa proses perubahan hujan menjadi limpasan langsung mengikuti
proses linier dan tidak berubah oleh waktu, maka hujan netto (Rn) dinyatakan sebagai berikut.
Rn = Rt x C
dimana :
Rt = Curah hujan rancangan dengan kala ulang tertentu (mm)
C = Koefisien pengaliran
Pada dasarnya metode Haspers, Weduwen dan Melchior merupakan metode empiris yang
dikembangkan untuk keadaan di Indonesia dan di dasarkan pada konsep metode Rational untuk
menentukan hubungan antara hujan dan banjir sungai. Ketiga metode empiris di atas mempunyai
persamaan umum sebagai berikut :
Q = C..R.A
a. Metode Haspers
Bentuk persamaan dasar analisis debit banjir rencana (design flood) metode Haspers adalah
sebagai berikut :
Q = αβq A
1 0.012 A 0.7
α =
1 0.075 A 0.7
1
t 3.7 10 0.4.t
A 0.75
β
= 1+
t 2 15 12
r
q = t dalam jam
3.6 t
t = 0.1 L 0.8 I 0.3
RT
rT = untuk t ≤ 2 jam
t 1 - 0.0008(260 - R)(2 - t) 2
rT =
t RT untuk 2 jam < t ≤ 19 jam
t 1
rT = 0.707 RT (t + 1)0.5 untuk 19 jam < t ≤ 30 hari
dimana :
α : koefisien limpasan
β : koefisien reduksi
q : hujan maksimum ( m3/km2/det )
A : luas daerah pengaliran (km2)
Q : debit maksimum ( m3/ det )
L : panjang sungai ( km )
I : gradien sungai
t : durasi ( jam )
T : periode ulang
rT : intensitas curah hujan selama time of concentration
RT : curah hujan 24 jam dengan periode ulang T ( mm )
V = 72 H
L
2/3
R 24
r = x
24 t
L
t =
V
f
Q = r
3.6
dimana :
untuk :
1. Daerah pengaliran biasa = 2
2. Bagian naik hidrograf yang lambat dan bagian menurun yang cepat =1,5
3. Bagian naik hidrograf yang cepat dan bagian menurun yang lambat = 3
2.4
t
Qa = Qp
T
p
dimana :
Qa = limpasan sebelum mencapai debit puncak (m3/det)
t = waktu (jam)
tr
0,8 tr tg
Q
lengkung naik lengkung turun
Qp
0,3 Qp
0,32 Qp
Data-data yang digunakan dalam analisa debit puncak banjir tersebut disamping data hujan
atau debit juga menggunakan data lainnya seperti data kondisi fisik sungai, kondisi lahan DAS
serta jenis tanah dominan.
Hasil perhitungan debit banjir rencana pada rencana lokasi bangunan pengendalian banjir Sungai
Warmare Kabupaten Manokwari untuk berbagai kala ulang tertentu dengan menggunakan metode
Haspers, Rational dan Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu seperti disajikan pada tabel berikut.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini pemilihan metode banjir didasarkan dari kapasitas alur sungai
yang terukur pada sungai Warmare di Kabupaten Manokwari, dengan mengambil beberapa titik
tinjau. Tujuan perhitungan debit dominan pada studi ini untuk memilih debit banjir rencana dari
hasil perhitungan ketiga metode tersebut diatas.
Besarnya debit dominan tersebut dihitung dengan memakai persamaan Manning sebagai berikut :
Dari beberapa perhitungan debit dominan untuk beberapa potongan melintang sungai Warmare di
Kabupaten Manokwari, dengan menggunakan persamaan diatas Q2 sebesar 94,875 m3/dt. Hasil
perhitungan tersebut mendekati dengan perhitungan debit banjir rencana menggunakan metode
Hidrograf Nakayasu. Sehingga untuk selanjutnya, perencanaan bangunan pengendalian banjir
Sungai Warmare di Kabupaten Manokwari didasarkan pada perhitungan debit banjir dengan
metode Hidrograf Nakayasu.
Pada kondisi sebenarnya, penampang sungai tidak prismatis dan bahkan sangat beragam
bentuknya. Analisis profil muka air dengan pendekatan aliran tidak tunak adalah karena salah satu
hal yang mempengaruhi muka air adalah besaran aliran yang tidak konstan dalam dimensi waktu.
Perhitungan profil muka air dengan kondisi tidak tunak menggunakan bantuan paket program HEC
RAS (Hydraulic Engineering Center – River Analysis System dari US Army Corps of Engineers).
2
V1
a1
2g Hf = Sf
2
V
Y1 a2 2
2g
Z1
Y2
So. X Z2
X
dilakukan dengan dua kondisi, yaitu kondisi yang ada (existing) dan kondisi dengan adanya
perlakuan terhadap sungai, misalnya tanggul banjir.
Program HEC RAS sudah dikompilasi dalam program Windows, sehingga operasional input
data (geometri jaringan dan batasan model) dan tampilan hasil yang aplikatif untuk pekerjaan
selanjutnya. Secara ringkas lingkup model matematik HEC RAS adalah :
a. Skematisasi sistem jaringan yang ada
b. Pemilihan boundary condition dan initial condition
c. Running desain model dengan berbagai alternatif
d. Evaluasi hasil running
e. Rekomendasi sistem tata air berdasarkan pemilihan dari alternatif desain model
a. Rumus Energi
Tinggi profil muka air diperhitungkan dari satu penampang melintang ke penampang
melintang berikutnya diselesaikan dengan rumus energi dengan prosedur mengulang yang
disebut metode tahan standar.
dimana :
Y1, Y2 : Kedalaman air di penampang melintang
Z1, Z2 : Elevasi dasar sungai
V1, V2 : Kecepatan rerata
g : Percepatan gravitasi
he : Energi head loss
Kehilangan energi di antara dua penampang melintang dapat dirumuskan sebagai berikut:
dimana :
He : Energi head loss
b. Persamaan Momentum
Aplikasi hukum kedua Newton untuk pergerakan air diantara 2 penampang melintang
dapat menggunakan rumus perubahan momentum dalam satuan waktu, dapat ditulis:
dimana :
Pi : Tekanan hidrostatik di lokasi 1 dan 2
Wx : Gaya karena berat air di arah x
Fx : Gaya gesek eksternal dari 2 ke 1
Q : Debit
: Berat jenis air
Vx : Perubahan kecepatan dari 2 ke 1
Tekanan Hidrostatik
Tekanan hidrostatik di lokasi 2 dan 1 dapat ditulis dengan rumus:
dimana :
: Berat kesatuan air
Ai : Penampang basah lokasi 1 dan 2
Yi : Kedalaman dari permukaan air ke titik berat luas penampang melintang di lokasi
1 dan 2
dimana :
L : Jarak antara penampang melintang
So : Kemiringan saluran , berdasarkan elevasi dasar rata-rata
zi : Elevasi rerata dilokasi 1 dan 2
dimana:
: Shear stress
P : Keliling basah rerata antara section 1 dan 2
R : Jari-jari hidrolis rerata
Sf : Kemiringan garis energi
Kondisi dan fenomena lokal yang tidak dapat disimulasi dan diselesaikan dengan model
numerik dapat diselidiki dan disimulasikan dengan pengujian model fisik.
4. Skematisasi Sungai
Langkah jarak diambil dengan mempertimbangkan data penampang melintang yang tersedia
berdasarkan hasil pengukuran topografi dari sungai dan anak sungainya. Pada umumnya
langkah jarak diambil antara 50 m sampai 200 m.
Kondisi batas yang diperlukan untuk melakukan pemodelan numerik ini dikategorikan dalam
dua macam :
a. Kondisi batas luar yang dapat dibagi dalam beberapa kemungkinan berikut :
*. Hubungan antara debit - waktu pada bagian batas udik
*. Hubungan antara ketinggian muka air - waktu atau ketinggian muka air - debit
(lengkung debit) yang digabungkan dengan hubungan antara debit - waktu pada
bagian batas udik
*. Hubungan antara ketinggian muka air - waktu atau ketinggian muka air - debit
(lengkung debit) pada bagian batas hilir
b. Kondisi batas dalam. Dapat dinyatakan dalam bentuk keberadaan bangunan air, jembatan,
percabangan atau penggabungan sungai.
Lebih jauh, semua struktur hidraulik yang ditemukan di lapangan yang dapat mempengaruhi
perubahan morfologi sungai seperti bendung, jembatan, waduk dan pertemuan sungai juga
ditambahkan ke dalam model dan dianggap sebagai batas internal.
Input data yang digunakan sebagai kondisi batas udik adalah hasil perhitungan debit banjir
rencana. Analisis profil muka air sungai ditinjau terhadap debit rencana 10 tahun dan 25 tahun.
Batas hulu yang digunakan adalah debit banjir di bagian hulu. Semakin ke hilir debit air akan
semakin besar dengan bertambahnya inflow dari beberapa anak sungai, maka dilakukan
analisis profil muka air juga.
Dalam perhitungan analisis profil muka air sungai dilakukan running program dengan
menggunakan debit banjir rancangan periode ulang 10 dan 25 tahunan, yang masing-masing
mempunyai nilai sebagai berikut :
*. Q10th : 142,42 m3/dt
*. Q25th : 165,24 m3/dt
Dari hasil running program tersebut selanjutnya dipilih debit banjir rencana yang tinggi muka
airnya mendekati dengan tinggi muka air banjir yang sering terjadi di lapangan.
Berdasarkan data primer yang diperoleh dari hasil pengukuran topografi sepanjang alur Sungai
Warmare di Kabupaten Manokwari, maka dapat dilakukan analisis kemiringan sungai eksisting.
Dalam hal ini analisis kemiringan dasar sungai disesuaikan dengan kondisi morfologi sungainya.
Analisis muka air rancangan ini pada dasarnya adalah untuk mengecek apakah penampang sungai
yang ada masih dapat menampung debit banjir rencana atau tidak.
Perhitungan dimulai dari hilir ke hulu untuk aliran subkritis dan dari hulu ke hilir untuk aliran
superkritis dengan menetapkan suatu titik tertentu sebagai titik awalnya. Titik awal perhitungan
dalam pekerjaan ini diambil berdasarkan data pengamatan hidrometri sungai.
Model komputasi dengan menggunakan program bantu HEC-RAS ini menghasilkan informasi
berupa kecepatan aliran dan kedalaman untuk tiap-tiap lokasi pada alur sungai atau dataran banjir.
Dari hasil komputasi ini, daerah atau zone kritis untuk banjir rencana dengan kala ulang tertentu
sesuai pedoman pengendalian banjir yang berlaku. Pengaruh peninggian tanggul ataupun
pengerukan juga dapat dievaluasi dengan model ini. Program HEC-RAS adalah suatu perangkat
lunak yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan dalam suatu jaringan yang saling
mempengaruhi.
Secara umum, tanggul banjir direncanakan mengikuti alur sungai yang ada. Terkecuali pada
bagian-bagian alur sungai yang bermeander, maka tanggul banjir dibuat lurus (tidak selalu
mengikuti alur sungai supaya alignment tanggul menjadi lebih pendek). Dilakukan analisis
pemodelan simulasi hidraulik berdasarkan besarnya debit banjir rencana Q10 dan elevasi muka air
sungai tertinggi.
Berdasarkan dari hasil perhitungan ini, bangunan pengendalian banjir yang dibutuhkan pada
sungai Warmare di Kabupaten Manokwari adalah pembuatan tanggul yang dikombinasikan
dengan bangunan perkuatan lereng (revetment) bronjong, disamping itu untuk menanggulangi
besarnya produksi sedimen yang ada di sungai Warmare direncanakan dengan membuat bangunan
pengendali sedimen (sabo dam).
Crit PF 1
160
EG PF 1
Elevation (m) 140 WS PF 1
Ground
120
100
80
60
40
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000
Main Channel Distance (m)
120 Crit PF 1
110 EG PF 1
WS PF 1
100
Elevation (m)
Ground
90
80
70
60
50
40
0 1000 2000 3000 4000 5000
Main Channel Distance (m)
EG PF 1
45
WS PF 1
Crit PF 1
40
Elevation (m)
Ground
35
30
25
20
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000
Main Channel Distance (m)
Crit PF 1
160
EG PF 1
140 WS PF 1
Elevation (m)
Ground
120
100
80
60
40
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000
Main Channel Distance (m)
120 Crit PF 1
110 EG PF 1
WS PF 1
100
Elevation (m)
Ground
90
80
70
60
50
40
0 1000 2000 3000 4000 5000
Main Channel Distance (m)
EG PF 1
45
WS PF 1
Crit PF 1
40
Elevation (m)
Ground
35
30
25
20
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000
Main Channel Distance (m)
.03
51.5 Legend
51.0
EG PF 1
50.5 WS PF 1
Elevation (m)
50.0 Crit PF 1
49.5 Ground
Bank Sta
49.0
48.5
48.0
0 10 20 30 40 50 60 70
Station (m)
Patok C.5
.03
82.0 Legend
81.5
EG PF 1
81.0 WS PF 1
Elevation (m)
80.5 Crit PF 1
80.0 Ground
Bank Sta
79.5
79.0
78.5
0 20 40 60 80 100
Station (m)
Patok A.50
32.0 EG PF 1
WS PF 1
Elevation (m)
31.5
Ground
31.0
Bank Sta
30.5
30.0
29.5
0 20 40 60 80 100
Station (m)
Patok B.69
.03
51.5 Legend
51.0
EG PF 1
50.5 WS PF 1
Elevation (m)
50.0 Ground
49.0
48.5
48.0
0 10 20 30 40 50 60 70
Station (m)
Patok C.5
.03
82.0 Legend
81.5
EG PF 1
81.0 WS PF 1
Elevation (m)
80.5 Crit PF 1
80.0 Ground
Bank Sta
79.5
79.0
78.5
0 20 40 60 80 100
Station (m)
Patok A.50
32.0 EG PF 1
WS PF 1
Elevation (m)
31.5
Ground
31.0
Bank Sta
30.5
30.0
29.5
0 20 40 60 80 100
Station (m)
Patok B.69
Tabel 4 – 22 : Perhitungan Profil Muka Air Sungai Warmare Eksisting untuk Q10th : 142,42 m3/dt
1/2
A111 99.40 164.88 166.84 167.60 0.008602 3.85 25.84 17.34 1.01
A105 99.40 152.39 154.22 154.90 0.009088 3.65 27.22 20.41 1.01
A100 99.40 145.47 147.25 147.88 0.009154 3.49 28.45 23.37 1.01
A95 99.40 136.35 137.89 138.44 0.009289 3.28 30.32 28.29 1.01
A90 99.40 129.77 131.75 132.44 0.008780 3.68 27.02 19.99 1.01
A85 99.40 120.70 122.34 122.96 0.009007 3.47 28.61 23.68 1.01
A82 99.40 117.39 119.00 119.58 0.009136 3.35 29.64 26.36 1.01
A80 99.40 114.02 115.80 116.31 0.009305 3.15 31.59 32.00 1.01
A75 99.40 104.61 106.09 106.62 0.009446 3.21 30.93 30.27 1.01
A70 99.40 98.55 100.05 100.40 0.010760 2.62 38.00 56.92 1.02
A65 99.40 93.28 94.31 94.67 0.010485 2.65 37.52 53.80 1.01
A60 99.40 88.10 89.49 89.87 0.010579 2.73 36.45 50.06 1.02
A55 99.40 82.62 83.83 84.20 0.010034 2.71 36.69 49.34 1.00
A50 99.40 78.87 79.93 80.33 0.010021 2.79 35.64 45.93 1.01
A45 99.40 75.31 76.59 77.02 0.009851 2.91 34.12 40.45 1.01
A40 99.40 70.76 72.23 72.65 0.009730 2.86 34.79 42.31 1.01
A35 99.40 67.11 68.42 68.85 0.009693 2.93 33.96 39.82 1.01
A32 99.40 64.32 65.61 66.06 0.009632 3.00 33.17 37.02 1.01
A29 99.40 62.62 64.04 64.45 0.009863 2.83 35.11 43.34 1.00
A23 99.40 58.63 60.22 60.56 0.005196 2.61 38.12 32.77 0.77
A20 99.40 57.60 59.04 59.52 0.009610 3.07 32.35 34.53 1.01
A17 99.40 55.84 57.05 57.48 0.010016 2.91 34.10 41.20 1.02
A13 99.40 53.81 55.00 55.42 0.009986 2.85 34.93 43.31 1.01
A9 99.40 50.59 52.13 52.66 0.009162 3.23 30.77 29.58 1.01
A5 99.40 48.45 49.69 50.20 0.009167 3.17 31.31 30.87 1.01
A2 99.40 47.76 49.44 49.53 0.001642 1.33 74.72 74.97 0.43
C114 42.60 119.04 120.43 120.98 0.009695 3.30 12.91 11.81 1.01
C110 42.60 114.26 115.60 116.13 0.009798 3.24 13.13 12.43 1.01
C106 42.60 108.89 109.97 110.41 0.009988 2.94 14.48 16.62 1.01
C104 42.60 105.49 106.93 107.38 0.009787 2.95 14.43 16.61 1.01
C101 42.60 101.40 102.54 102.94 0.010275 2.83 15.07 18.82 1.01
C98 42.60 98.52 99.80 99.99 0.003492 1.93 22.09 21.89 0.61
C94 42.60 94.53 97.99 98.81 0.012847 4.02 10.60 6.46 1.00
C91 42.60 90.90 92.11 92.56 0.009994 2.96 14.40 16.46 1.01
C89 42.60 87.93 89.20 89.60 0.010430 2.80 15.21 19.55 1.01
C85 42.60 84.49 85.47 85.86 0.010447 2.75 15.49 20.48 1.01
C79 42.60 80.52 81.74 82.21 0.010125 3.05 13.95 14.93 1.01
C76 42.60 78.36 79.39 79.75 0.010577 2.66 15.99 22.57 1.01
C74 42.60 76.63 78.09 78.59 0.010099 3.13 13.60 13.86 1.01
C72 42.60 74.69 75.75 76.12 0.010331 2.70 15.77 21.26 1.00
C70 42.60 73.81 74.90 75.27 0.009951 2.70 15.80 20.71 0.99
C67 42.60 72.48 73.74 74.22 0.009838 3.07 13.88 14.71 1.01
C63 42.60 70.66 71.97 72.43 0.009860 3.00 14.18 15.64 1.01
C60 42.60 68.53 69.69 69.95 0.006167 2.29 18.63 21.45 0.78
C58 42.60 67.36 69.74 69.79 0.000407 0.98 43.51 22.21 0.22
C55 42.60 67.37 69.09 69.64 0.009594 3.29 12.94 11.87 1.01
C53 42.60 64.65 66.13 66.39 0.005288 2.26 18.87 19.60 0.73
C49 42.60 64.11 65.28 65.72 0.010062 2.93 14.55 16.98 1.01
C46 42.60 62.26 63.69 63.95 0.005371 2.28 18.70 19.51 0.74
C43 42.60 61.33 62.57 63.00 0.010269 2.90 14.71 17.47 1.01
Sumber : Hasil Perhitungan
2/2
C39 42.60 59.68 60.52 60.90 0.010348 2.74 15.57 20.67 1.01
C37 42.60 58.00 59.08 59.31 0.004647 2.10 20.29 21.88 0.70
C35 42.60 57.28 58.79 58.96 0.002762 1.82 23.43 20.89 0.55
C32 42.60 56.73 57.91 58.26 0.010417 2.61 16.30 22.82 0.99
C29 42.60 55.53 56.58 56.94 0.009209 2.66 16.00 20.21 0.96
C26 42.60 54.85 56.21 56.40 0.003390 1.94 21.94 20.75 0.60
C24 42.60 54.19 56.02 56.13 0.001269 1.47 28.90 19.34 0.38
C22 42.60 54.13 55.46 55.83 0.010401 2.68 15.88 21.84 1.00
C19 42.60 53.00 54.68 54.79 0.001523 1.46 29.14 23.29 0.42
C16 42.60 52.71 54.06 54.52 0.009294 3.00 14.21 14.39 0.96
C13 42.60 51.73 53.56 53.71 0.004384 1.70 25.11 35.89 0.65
C10 42.60 50.86 52.50 52.92 0.010787 2.86 14.88 18.46 1.02
C5 42.60 48.13 49.65 49.89 0.012720 2.20 19.32 41.99 1.04
C3 42.60 47.62 49.50 49.60 0.001086 1.39 30.59 19.98 0.36
C1 42.60 47.40 49.53 49.54 0.000142 0.43 99.18 83.08 0.13
A2 142.00 47.76 49.14 49.50 0.009103 2.66 53.42 68.73 0.96
A0 142.00 47.08 48.71 48.93 0.003503 2.07 68.61 62.70 0.63
B3 142.00 46.15 47.92 48.12 0.004585 1.98 71.64 86.32 0.69
B7 142.00 44.91 46.38 46.80 0.009866 2.87 49.54 61.23 1.02
B10 142.00 43.64 45.65 45.81 0.002901 1.73 81.88 85.38 0.57
B13 142.00 43.00 44.65 45.05 0.009922 2.78 51.06 66.13 1.01
B19 142.00 39.78 41.65 41.74 0.001742 1.34 106.24 111.49 0.44
B24 142.00 37.89 40.35 40.86 0.009435 3.14 45.20 45.63 1.01
B29 142.00 37.10 38.92 39.20 0.003455 2.34 60.66 45.53 0.65
B34 142.00 35.37 37.94 38.22 0.004777 2.32 61.12 58.77 0.73
B39 142.00 34.25 37.09 37.39 0.002404 2.45 57.92 29.75 0.56
B44 142.00 33.70 35.91 36.35 0.009559 2.93 48.48 55.77 1.00
B49 142.00 32.96 34.94 35.09 0.002190 1.72 82.74 69.47 0.50
B54 142.00 32.06 34.14 34.41 0.002666 2.32 61.09 37.40 0.58
B59 142.00 31.39 33.48 33.66 0.003153 1.85 76.88 76.94 0.59
B64 142.00 30.59 32.62 32.85 0.002704 2.16 65.66 45.88 0.58
B69 142.00 29.59 32.22 32.32 0.001516 1.39 102.41 91.32 0.42
B74 142.00 29.47 31.88 31.94 0.001041 1.13 125.12 113.72 0.35
B79 142.00 29.35 30.85 31.32 0.009548 3.04 46.78 51.24 1.01
B84 142.00 28.14 30.11 30.27 0.001715 1.77 80.01 53.43 0.46
B89 142.00 27.11 29.84 29.90 0.001097 1.12 126.85 122.77 0.35
B94 142.00 26.72 29.62 29.67 0.000690 0.99 143.96 117.95 0.28
B99 142.00 26.58 29.44 29.50 0.000663 1.12 126.97 82.74 0.29
B104 142.00 26.35 29.31 29.38 0.000811 1.16 122.86 88.88 0.31
B109 142.00 26.55 28.83 29.03 0.002637 1.97 71.93 55.94 0.56
B112 142.00 26.21 28.67 28.75 0.001087 1.28 110.65 85.07 0.36
B115 142.00 26.01 28.00 28.36 0.009537 2.67 53.13 70.30 0.98
B119 142.00 24.84 27.18 27.35 0.002395 1.82 78.20 64.32 0.53
B123 142.00 24.63 26.76 26.91 0.001498 1.73 81.97 49.59 0.43
B127 142.00 24.20 26.19 26.43 0.002893 2.17 65.45 46.63 0.58
B131 142.00 23.69 25.39 25.63 0.003283 2.18 65.09 50.84 0.62
B133 142.00 22.86 24.96 25.20 0.003392 2.20 64.51 51.18 0.63
Sumber : Hasil Perhitungan
Tabel 4 – 23 : Perhitungan Profil Muka Air Sungai Warmare Eksisting untuk Q25th : 165,24 m3/dt
1/2
A111 113.40 164.88 167.05 167.80 0.008471 3.83 29.60 19.78 1.00
A105 113.40 152.39 154.34 155.08 0.008905 3.81 29.79 20.56 1.01
A100 113.40 145.47 147.37 148.04 0.008945 3.64 31.14 23.52 1.01
A95 113.40 136.35 137.99 138.59 0.009069 3.42 33.15 28.37 1.01
A90 113.40 129.77 131.88 132.62 0.008609 3.81 29.74 20.46 1.01
A85 113.40 120.70 122.46 123.13 0.008813 3.62 31.30 23.82 1.01
A82 113.40 117.39 119.11 119.73 0.008941 3.50 32.42 26.55 1.01
A80 113.40 114.02 115.89 116.44 0.009213 3.29 34.48 32.37 1.02
A75 113.40 104.61 106.19 106.76 0.009119 3.34 33.93 30.38 1.01
A70 113.40 98.55 100.11 100.49 0.010483 2.73 41.49 57.01 1.02
A65 113.40 93.28 94.38 94.76 0.010180 2.76 41.02 53.90 1.01
A60 113.40 88.10 89.56 89.97 0.010240 2.84 39.90 50.17 1.02
A55 113.40 82.62 83.89 84.30 0.009811 2.83 40.04 49.47 1.00
A50 113.40 78.87 80.00 80.44 0.009744 2.91 38.98 46.11 1.01
A45 113.40 75.31 76.67 77.14 0.009576 3.04 37.33 40.66 1.01
A40 113.40 70.76 72.31 72.76 0.009517 2.98 38.07 42.73 1.01
A35 113.40 67.11 68.50 68.97 0.009420 3.05 37.18 40.06 1.01
A32 113.40 64.32 65.69 66.19 0.009395 3.13 36.26 37.17 1.01
A29 113.40 62.62 64.11 64.56 0.009803 2.97 38.14 43.50 1.01
A23 113.40 58.63 60.39 60.72 0.005475 2.53 44.88 42.11 0.78
A20 113.40 57.60 59.13 59.65 0.009306 3.20 35.46 34.70 1.01
A17 113.40 55.84 57.26 57.59 0.010500 2.55 44.52 68.48 1.01
A13 113.40 53.81 55.08 55.53 0.009699 2.97 38.21 43.47 1.01
A9 113.40 50.59 52.24 52.81 0.008890 3.34 33.98 30.36 1.01
A5 113.40 48.45 49.79 50.34 0.008937 3.31 34.30 31.17 1.01
A2 113.40 47.76 49.54 49.64 0.001604 1.38 82.38 77.09 0.43
C114 48.60 119.04 120.53 121.13 0.009519 3.42 14.19 12.06 1.01
C110 48.60 114.26 115.70 116.28 0.009617 3.37 14.41 12.64 1.01
C106 48.60 108.89 110.06 110.53 0.009787 3.06 15.86 16.80 1.01
C104 48.60 105.49 107.02 107.50 0.009589 3.06 15.88 17.00 1.01
C101 48.60 101.40 102.61 103.05 0.010014 2.94 16.50 18.94 1.01
C98 48.60 98.52 99.93 100.12 0.003089 1.95 24.96 22.13 0.59
C94 48.60 94.53 98.17 99.04 0.012558 4.12 11.79 6.82 1.00
C91 48.60 90.90 92.19 92.68 0.009756 3.08 15.80 16.65 1.01
C89 48.60 87.93 89.28 89.71 0.009955 2.90 16.76 19.69 1.00
C85 48.60 84.49 85.55 85.96 0.010195 2.87 16.95 20.59 1.01
C79 48.60 80.52 81.83 82.34 0.009920 3.18 15.26 15.03 1.01
C76 48.60 78.36 79.46 79.85 0.010315 2.77 17.55 22.91 1.01
C74 48.60 76.63 78.18 78.72 0.009892 3.26 14.91 14.03 1.01
C72 48.60 74.69 75.82 76.22 0.010095 2.82 17.24 21.35 1.00
C70 48.60 73.81 74.98 75.38 0.009621 2.80 17.33 20.80 0.98
C67 48.60 72.48 73.83 74.35 0.009628 3.19 15.21 14.86 1.01
C63 48.60 70.66 72.06 72.56 0.009663 3.13 15.55 15.86 1.01
C60 48.60 68.53 69.85 70.10 0.004545 2.19 22.23 21.57 0.69
C58 48.60 67.36 69.89 69.95 0.000422 1.04 46.82 22.35 0.23
C55 48.60 67.37 69.20 69.79 0.009402 3.41 14.26 12.17 1.01
C53 48.60 64.65 66.21 66.50 0.005254 2.37 20.53 19.67 0.74
C49 48.60 64.11 65.36 65.83 0.009839 3.05 15.92 17.09 1.01
C46 48.60 62.26 63.77 64.06 0.005375 2.39 20.30 19.60 0.75
C43 48.60 61.33 62.66 63.11 0.010086 2.97 16.38 18.52 1.01
Sumber : Hasil Perhitungan
2/2
C39 48.60 59.68 60.59 61.01 0.010021 2.85 17.07 20.77 1.00
C37 48.60 58.00 59.17 59.41 0.004500 2.18 22.25 22.00 0.69
C35 48.60 57.28 58.88 59.07 0.002810 1.92 25.32 21.00 0.56
C32 48.60 56.73 57.97 58.36 0.010503 2.76 17.64 22.90 1.00
C29 48.60 55.53 56.65 57.04 0.008880 2.76 17.58 20.37 0.95
C26 48.60 54.85 56.31 56.52 0.003283 2.02 24.08 20.86 0.60
C24 48.60 54.19 56.12 56.25 0.001369 1.58 30.72 19.49 0.40
C22 48.60 54.13 55.55 55.93 0.010383 2.70 18.02 24.59 1.01
C19 48.60 53.00 54.81 54.92 0.001456 1.51 32.12 23.43 0.41
C16 48.60 52.71 54.12 54.65 0.010000 3.22 15.10 14.47 1.01
C13 48.60 51.73 53.65 53.80 0.004215 1.70 28.61 39.62 0.64
C10 48.60 50.86 52.58 53.03 0.010647 3.00 16.22 18.54 1.02
C5 48.60 48.13 49.79 49.97 0.007265 1.88 25.85 46.94 0.81
C3 48.60 47.62 49.60 49.71 0.001345 1.48 32.74 22.95 0.40
C1 48.60 47.40 49.64 49.65 0.000147 0.45 108.19 86.92 0.13
A2 162.00 47.76 49.25 49.61 0.007983 2.66 60.95 71.00 0.92
A0 162.00 47.08 48.81 49.05 0.003713 2.15 75.46 68.11 0.65
B3 162.00 46.15 48.01 48.22 0.004559 2.05 78.85 89.59 0.70
B7 162.00 44.91 46.46 46.91 0.009551 2.98 54.36 61.81 1.01
B10 162.00 43.64 45.80 45.94 0.003134 1.67 97.18 114.16 0.58
B13 162.00 43.00 44.74 45.15 0.009844 2.82 57.35 72.15 1.01
B19 162.00 39.78 41.75 41.85 0.001661 1.38 117.06 112.42 0.43
B24 162.00 37.89 40.46 40.99 0.009144 3.22 50.28 47.72 1.00
B29 162.00 37.10 39.03 39.34 0.003850 2.47 65.52 49.15 0.68
B34 162.00 35.37 38.09 38.37 0.003980 2.31 70.04 58.93 0.68
B39 162.00 34.25 37.21 37.56 0.002590 2.63 61.69 30.16 0.59
B44 162.00 33.70 35.99 36.47 0.009406 3.07 52.83 55.97 1.01
B49 162.00 32.96 35.07 35.23 0.002017 1.76 91.92 69.54 0.49
B54 162.00 32.06 34.23 34.55 0.002882 2.50 64.76 37.56 0.61
B59 162.00 31.39 33.61 33.78 0.002940 1.87 86.73 80.93 0.58
B64 162.00 30.59 32.71 32.98 0.002898 2.32 69.75 46.06 0.60
B69 162.00 29.59 32.31 32.42 0.001513 1.46 110.98 91.32 0.42
B74 162.00 29.47 31.98 32.05 0.001000 1.18 137.18 113.72 0.34
B79 162.00 29.35 30.95 31.45 0.009012 3.14 51.66 51.55 1.00
B84 162.00 28.14 30.20 30.38 0.001838 1.91 84.95 53.57 0.48
B89 162.00 27.11 29.95 30.01 0.001019 1.15 140.45 122.77 0.34
B94 162.00 26.72 29.75 29.80 0.000650 1.02 158.73 117.95 0.28
B99 162.00 26.58 29.56 29.63 0.000704 1.18 137.21 86.23 0.30
B104 162.00 26.35 29.43 29.50 0.000807 1.22 133.31 88.88 0.32
B109 162.00 26.55 28.92 29.15 0.002739 2.10 77.07 55.94 0.57
B112 162.00 26.21 28.76 28.86 0.001124 1.37 118.64 85.07 0.37
B115 162.00 26.01 28.08 28.47 0.008744 2.74 59.08 70.30 0.95
B119 162.00 24.84 27.31 27.49 0.002339 1.86 87.30 68.19 0.52
B123 162.00 24.63 26.89 27.06 0.001525 1.83 88.43 49.69 0.44
B127 162.00 24.20 26.30 26.57 0.002948 2.30 70.58 46.70 0.60
B131 162.00 23.69 25.49 25.76 0.003293 2.30 70.51 50.91 0.62
B133 162.00 22.86 25.06 25.34 0.003391 2.32 69.93 51.22 0.63
Sumber : Hasil Perhitungan
EG PF 1
160
WS PF 1
140 Crit PF 1
Elevation (m)
Ground
120
Right Levee
100
80
60
40
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000
Main Channel Distance (m)
120 EG PF 1
110 WS PF 1
Crit PF 1
100
Elevation (m)
Ground
90 Left Levee
80
70
60
50
40
0 1000 2000 3000 4000 5000
Main Channel Distance (m)
EG PF 1
50
WS PF 1
45 Crit PF 1
Elevation (m)
Ground
40
Left Levee
Right Levee
35
30
25
20
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000
Main Channel Distance (m)
.03
58.0 Legend
57.5 EG PF 1
WS PF 1
Elevation (m)
57.0 Crit PF 1
Ground
56.5
Levee
56.0 Bank Sta
55.5
0 20 40 60 80 100 120
Station (m)
Patok A.17
.03
50.5 Legend
50.0 EG PF 1
WS PF 1
Elevation (m)
49.5
Crit PF 1
49.0
Ground
48.5 Levee
Bank Sta
48.0
47.5
0 20 40 60 80 100
Station (m)
Patok A.2
48.5 EG PF 1
WS PF 1
Elevation (m)
48.0
Crit PF 1
47.5
Ground
47.0 Levee
Bank Sta
46.5
46.0
0 20 40 60 80 100
Station (m)
Patok B.3
A111 113.40 164.88 167.03 167.78 0.008398 3.84 29.54 19.60 1.00
A105 113.40 152.39 154.45 155.18 0.009030 3.81 29.79 20.61 1.01
A100 113.40 145.47 147.19 147.81 0.008728 3.50 32.40 26.45 1.01
A95 113.40 136.35 137.97 138.57 0.009066 3.42 33.13 28.35 1.01
A90 113.40 129.77 131.98 132.69 0.008720 3.74 30.35 21.76 1.01
A85 113.40 120.70 122.44 123.06 0.008609 3.51 32.33 26.25 1.01
A82 113.40 117.39 119.24 119.86 0.008918 3.49 32.46 26.73 1.01
A80 113.40 114.02 116.03 116.60 0.008973 3.32 34.12 31.13 1.01
A75 113.40 104.61 106.23 106.80 0.009175 3.35 33.90 30.40 1.01
A70 113.40 98.55 100.07 100.45 0.010518 2.74 41.45 56.93 1.02
A65 113.40 93.28 94.41 94.80 0.010217 2.76 41.01 54.00 1.01
A60 113.40 88.10 89.42 89.78 0.010496 2.63 43.16 63.34 1.02
A55 113.40 82.62 83.95 84.36 0.010047 2.85 39.80 49.56 1.01
A50 113.40 78.87 80.01 80.44 0.009751 2.91 38.98 46.12 1.01
A45 113.40 75.31 76.69 77.16 0.009579 3.04 37.32 40.66 1.01
A40 113.40 70.76 72.33 72.79 0.009658 2.98 38.02 43.16 1.01
A35 113.40 67.11 68.50 68.94 0.009523 2.96 38.32 43.86 1.01
A32 113.40 64.32 65.68 66.09 0.009989 2.82 40.16 50.91 1.01
A29 113.40 62.62 64.11 64.56 0.009831 2.97 38.12 43.65 1.02
A23 113.40 58.63 60.80 61.21 0.009755 2.86 39.61 48.35 1.01
A20 113.40 57.60 58.75 59.25 0.008925 3.12 36.35 36.59 1.00
A17 113.40 55.84 56.79 57.20 0.009377 2.85 39.77 47.61 1.00
A13 113.40 53.81 54.72 55.17 0.009346 2.96 38.33 42.83 1.00
A9 113.40 50.59 51.82 52.39 0.008725 3.36 33.78 29.41 1.00
A5 113.40 48.45 49.61 50.16 0.008891 3.30 34.37 31.05 1.00
A2 113.40 47.76 49.30 49.42 0.001472 1.50 75.84 59.35 0.42
C114 48.60 119.04 120.57 121.17 0.009535 3.42 14.20 12.08 1.01
C110 48.60 114.26 115.74 116.32 0.009615 3.37 14.44 12.68 1.01
C106 48.60 108.89 110.26 110.74 0.009704 3.09 15.72 16.44 1.01
C104 48.60 105.49 106.95 107.41 0.009699 3.02 16.08 17.71 1.01
C101 48.60 101.40 102.64 103.09 0.010150 2.95 16.46 18.97 1.01
C98 48.60 98.52 99.85 100.12 0.005268 2.29 21.20 21.95 0.74
C94 48.60 94.53 97.49 98.52 0.014833 4.50 10.80 5.30 1.01
C91 48.60 90.90 92.20 92.68 0.009684 3.07 15.84 16.70 1.01
C89 48.60 87.93 89.40 89.84 0.010375 2.92 16.62 19.70 1.02
C85 48.60 84.49 85.56 85.98 0.010227 2.87 16.96 20.65 1.01
C79 48.60 80.52 81.88 82.39 0.010027 3.18 15.28 15.09 1.01
C76 48.60 78.36 79.65 80.04 0.010656 2.78 17.51 23.04 1.02
C74 48.60 76.63 78.16 78.69 0.009622 3.21 15.13 14.55 1.01
C72 48.60 74.69 75.85 76.24 0.009574 2.77 17.54 21.39 0.98
C70 48.60 73.81 75.04 75.45 0.010145 2.84 17.10 20.86 1.00
C67 48.60 72.48 73.86 74.38 0.009825 3.19 15.21 14.91 1.01
C63 48.60 70.66 71.98 72.48 0.009570 3.11 15.63 16.16 1.01
C60 48.60 68.53 69.86 70.10 0.004550 2.19 22.23 21.59 0.69
C58 48.60 67.36 69.90 69.95 0.000402 1.02 47.55 22.39 0.22
C55 48.60 67.37 69.24 69.80 0.009222 3.32 14.64 13.17 1.00
C53 48.60 64.65 66.21 66.51 0.005598 2.41 20.13 19.55 0.76
C49 48.60 64.11 65.34 65.82 0.009836 3.06 15.89 16.98 1.01
C46 48.60 62.26 63.81 64.13 0.006425 2.52 19.27 19.63 0.81
C43 48.60 61.33 62.65 63.08 0.010203 2.92 16.64 19.38 1.01
Sumber : Hasil Perhitungan
2/2
C39 48.60 59.68 60.61 61.03 0.010116 2.86 17.01 20.73 1.01
C37 48.60 58.00 59.08 59.39 0.006536 2.44 19.88 22.09 0.82
C35 48.60 57.28 58.67 58.90 0.003916 2.14 22.71 20.74 0.65
C32 48.60 56.73 57.80 58.10 0.008619 2.40 20.22 28.96 0.92
C29 48.60 55.53 56.75 57.07 0.006617 2.53 19.25 20.44 0.83
C26 48.60 54.85 56.27 56.53 0.004793 2.26 21.46 20.83 0.71
C24 48.60 54.19 55.60 55.89 0.005693 2.41 20.21 21.15 0.79
C22 48.60 54.13 55.05 55.29 0.005957 2.17 22.44 28.06 0.77
C19 48.60 53.00 54.63 54.81 0.002753 1.84 26.34 23.17 0.55
C16 48.60 52.71 53.99 54.43 0.009607 2.93 16.57 18.98 1.00
C13 48.60 51.73 52.73 52.98 0.004709 2.24 21.72 21.75 0.71
C10 48.60 50.86 51.78 52.20 0.009920 2.87 16.96 20.45 1.00
C5 48.60 48.13 49.47 49.90 0.009479 2.91 16.73 19.43 1.00
C3 48.60 47.62 49.38 49.48 0.001174 1.39 34.96 25.38 0.38
C1 48.60 47.40 49.42 49.43 0.000116 0.45 107.22 71.83 0.12
A2 162.00 47.76 48.90 49.38 0.009017 3.06 52.96 55.53 1.00
A0 162.00 47.08 48.24 48.35 0.000866 1.46 111.01 59.51 0.34
B3 162.00 46.15 47.58 47.96 0.005865 2.72 59.54 53.83 0.83
B7 162.00 44.91 46.03 46.51 0.008974 3.08 52.67 54.59 1.00
B10 162.00 43.64 45.25 45.47 0.002296 2.06 78.54 52.23 0.54
B13 162.00 43.00 44.28 44.84 0.008609 3.32 48.82 43.43 1.00
B19 162.00 39.78 41.98 42.01 0.000164 0.67 240.25 119.84 0.15
B24 162.00 37.89 40.15 40.58 0.005602 2.92 55.55 43.60 0.82
B29 162.00 37.10 39.03 39.32 0.004445 2.37 68.39 61.81 0.72
B34 162.00 35.37 38.41 38.67 0.001731 2.23 72.60 33.23 0.48
B39 162.00 34.25 37.86 38.17 0.002262 2.47 65.51 30.23 0.54
B44 162.00 33.70 36.56 37.17 0.008881 3.46 46.77 38.50 1.00
B49 162.00 32.96 35.10 35.35 0.002860 2.20 73.77 52.91 0.59
B54 162.00 32.06 34.28 34.59 0.002636 2.43 66.72 37.77 0.58
B59 162.00 31.39 33.86 33.98 0.001844 1.55 104.68 91.19 0.46
B64 162.00 30.59 32.43 32.99 0.009124 3.30 49.11 45.48 1.01
B69 162.00 29.59 32.19 32.23 0.000227 0.83 195.38 91.32 0.18
B74 162.00 29.47 32.04 32.11 0.000915 1.15 140.94 113.72 0.33
B79 162.00 29.35 31.26 31.61 0.006039 2.62 61.74 59.54 0.82
B84 162.00 28.14 30.19 30.44 0.002974 2.20 73.54 53.57 0.60
B89 162.00 27.11 29.83 29.91 0.001337 1.25 129.22 122.77 0.39
B94 162.00 26.72 29.49 29.58 0.001243 1.29 125.14 106.08 0.38
B99 162.00 26.58 29.42 29.45 0.000225 0.78 206.71 102.99 0.18
B104 162.00 26.35 29.27 29.37 0.001311 1.41 115.08 88.88 0.39
B109 162.00 26.55 28.90 29.04 0.001244 1.66 97.56 55.94 0.40
B112 162.00 26.21 28.76 28.85 0.001148 1.37 117.89 85.07 0.37
B115 162.00 26.01 28.13 28.47 0.007286 2.59 62.44 70.30 0.88
B119 162.00 24.84 27.60 27.74 0.001611 1.66 97.47 68.19 0.44
B123 162.00 24.63 27.17 27.35 0.001734 1.92 84.24 48.91 0.47
B127 162.00 24.20 26.43 26.77 0.003583 2.60 62.40 39.50 0.66
B131 162.00 23.69 25.81 26.01 0.002226 1.99 81.45 55.12 0.52
B133 162.00 22.86 25.40 25.66 0.003391 2.26 71.54 55.09 0.63
Sumber : Hasil Perhitungan
Guna menunjang kegiatan pembangunan pengendali banjir, agar tidak menimbulkan dampak
negatif, maka dibuat arahan mengenai upaya pengelolaan lingkungan, pemantauan lingkungan dan
prediksi yang ditimbulkan sesuai dari hasil studi yang dilakukan dengan berbagai keterbatasan
dana, waktu maupun teknologi.
Pedoman pengelolaan dan pemantauan lingkungan ini sangat diperlukan oleh pemrakarsa dan
instansi terkait yang akan berperan serta secara langsung dalam kegiatan tersebut baik yang
bersifat kontrol maupun pelaksanaan pembangunan sehingga kegiatan pembangunan tersebut
berwawasan lingkungan.
pasangan. Selain penurunan kualitas air, akibat dari dampak ini dapat pula menimbulkan
dampak lanjutan berupa timbulnya penyakit kulit dimana pada hilir sungai banyak
dipergunakan sebagai tempat mandi dan cuci penduduk setempat.Selain itu orde lain yang
dapat ditimbulkannya adalah keresahan masyarakat di sekitar pembangunan pengendali
banjir.
b. Biologi
1. Flora
Dampak yang terjadi pada flora yaitu karena adanya penebangan dilokasi proyek pada saat
tahap konstruksi. Dalam hal ini pembangunan hanya akan terjadi areal rencana trase
tanggul dan bangunan penahan sedimen karena flora diareal ini relatif jarang dan ukuran
kecil, maka dampak yang terjadi tidak begitu penting.
2. Fauna
Dampak yang terjadi yaitu akan berpindahnya fauna yang hidup disekitar proyek ke
daerah lain, ini hanya akan berlangsung pada saat pembangunan pengendali banjir
berlangsung dan pada akhirnya fauna akan kembali ke habitat semula setelah
pembangunan pengendali banjir.
e. Penurunan Estetika
*. Kebersihan di sekitar lokasi
f. Keresahan Masyarakat Akibat Terganggunya Tempat Ibadah
*. Tingkat keresahan masyarakat
5. Pengelolaan Lingkungan
1. Fisika Kimia
a. Penurunan Kualitas Udara
Untuk menangani dampak penting berupa penurunan kualitas udara dapat digunakan
pendekatan teknis antara lain pendekatan institusi. Pendekatan teknis yaitu berupa
pembatasan frekuensi pengangkutan agar tidak terjadi beriringan kendaraan, pembatasan
kecepatan kendaraan sedemikian hingga tidak menyebabkan naiknya kadar debu. Selain
hal tersebut, juga dilakukan penyiraman di daerah yang berpenduduk padat dengan kondisi
jalan yang masih terbuat dari tanah.
Pendekatan institusi yaitu berupa pengawasan pelaksanaan teknis antara lain pembuatan
laporan hasil pengolaan lingkungan secara berkala (setiap bulan). Dalam pelaksanaan
pengelolaan lingkungan tersebut, keseluruhan biaya yang diperlukan adalah menjadi
tanggung jawab pemrakarsa. Periode pengelolaan adalah selama tahap konstruksi
khususnya pada saat pelaksanaan mobilisasi peralatan dan material.
Upaya pengelolaan ini akan menjadi tanggung jawab pemrakarsa dan hasilnya akan
dilaporkan secara berkala ke Instansi Daerah yang menangani bagian Lingkungan di
Distrik Warmare, dalam hal ini adalah Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Manokwari.
2. Biologi
Pendekatan teknis yang digunakan adalah dimaksudkan untuk membatasi penebangan yang
terjadi, dengan cara menyeleksi pohon-pohon yang akan ditebang. Apabila diperlukan
diadakan reboisasi pada tembat-tempat yang telah dilakukan penebangan.
Untuk dapat menghasilkan dampak positif berupa peningkatan kesempatan bekerja dengan
tidak menyebabkan munculnya dampak negatif seperti kecemburuan sosial maka dampak
ini perlu dikelola dengan pendekatan sosial ekonomi dan institusional.
Upaya pengelolaan berupa pemberian prioritas bagi tenaga kerja lokal yang sesuai dengan
kualitas dan kualifikasi yang dibutuhkan. Jika tenaga lokal tersebut tidak mencukupi dari
segi jumlah maupun kualifikasinya maka dicarikan alternatif tenaga dari luar daerah.
Selain itu untuk menghindari terjadinya konflik sosial terutama untuk adat dan budaya
terhadap tenaga dari luar daerah, maka pemrakarsa harus memberikan penyuluhan terlebih
dahulu sebelum pelaksanaan pekerjaan. Dalam pengelolaan ini akan diawasi instansi
terkait yaitu Depnaker dan Aparat Desa sekitar lokasi proyek.
Upaya pengelolaan dilakukan dengan pendekatan teknis, sosial dan institusional. Upaya
tersebut meliputi fasilitas tempat tinggal untuk tenaga kerja pendatang selama konstruksi.
Hal tersebut dimaksudkan untuk menghindari konflik sosial yang terjadi dengan penduduk
setempat. Pelaksanaan pengelolaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemrakarsa
dan diawasi oleh Depnaker setempat.
Selain itu juga melakukan pembersihan setiap kali suatu pekerjaan konstruksi selesai atau
menjaga kebersihan di lokasi proyek. Secara periodik atau setiap hari dikumpulkan
kemudian dibuang pada tempat yang telah ditentukan.
Selain itu, pihak pemrakarsa yang akan diwakili pelaksana proyek harus menyusun atau
melakukan pemeliharaan berkala meliputi pembersihan saluran untuk menjamin
kelancaran aliran disekitar lokasi proyek.
Pembatasan sosial perlu dilakukan berupa bantuan rehabilitasi tempat ibadah jika ada yang
terkena proyek. Dalam pelaksanaan pengelolaan ini pemrakarsa akan diawasi oleh
lembaga agama masyarakat dan aparat desa setempat.
Ruang lingkup rencana pemantauan lingkungan pembangunan prasarana penyediaan air baku
dan jaringan air baku meliputi :
*. Jenis dampak penting yang dipantau
*. Sumber dampak
*. Tolok ukur pemantauan
*. Rencana pemantauan lingkungan (metode, lokasi pemantauan dan periode)
*. Institusi pemantauan lingkungan
a. Kualitas Udara
Dampak pencemaran kualitas udara yang paling berpotensi adalah peningkatan
kebisingan dan debu. Pencemaran kualitas udara yang paling berpotensi adalah
peningkatan kebisingan dan debu. Pencemaran kualitas udara terutama disebabkan
oleh aktifitas selama masa konstruksi dan operasional. Kegiatan-kegiatan yang
menyebabkan pencemaran udara antara lain mobilisasi tenaga kerja dan material serta
alat, pembersihan lahan, pekerjaan tanah dan pekerjaan pasangan.
Tolok ukur yang digunakan dalam pemantauan komponen lingkungan ini adalah :
*. Tingkat kebisingan
*. Meningkatnya kadar debu
*. Keresahan masyarakat
b. Kualitas Air
Penurunan air dapat berakibat pada pencemaran air sungai dan saluran yang biasanya
untuk MCK bagi masyarakat setempat, akibat pencemaran dapat menyebabkan
sumber penyakit , khususnya penyakit kulit. Sumber dampak berasal dari kegiatan
pekerjaan tanah dan pasangan sepanjang badan sungai dan saluran.
2. Biologi
a. Flora
Dampak yang mungkin ditimbulkan akibat adanya proyek yaitu penebangan pohon-
pohon yang terkena proyek, sehingga untuk memperkecil dampak ini dilakukan
penebangan pohon secara terseleksi.Tolok ukur dan dampak ini yaitu estetika dan
keteduhan daerah. Pemantauan yang dilakukan secara periodik pada saat konstruksi
dapat mencegah penebangan secara liar.
b. Fauna
Dampak yang mungkin timbul karena adanya proyek yaitu berpindahnya fauna darat
dan air ke daerah lain.
Tolak ukur dari dampak yaitu kepadatan lalu lintas, angka kecelakaan dan keluhan
masyarakat pemakai jalan. Pemantauan dilaksanakan oleh pemrakarsa dibantu oleh
kontraktor dan aparat desa setempat. Lokasi pemantauan meliputi sepanjang jalan
masuk ke lokasi proyek selama masa konstruksi.
1. Identifikasi Dampak
Identifikasi dampak sehubungan dengan rencana pembangunan pengendali banjir dilakukan
dengan mengacu pada Keputusan Menteri Negara dan Lingkungan Hidup / Kepala Badan
Pengendali Dampak Lingkungan Nomor : Kep.11/MENLH/2006 tentang Upaya Pengelolaan
Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan.
2. Prediksi Dampak
Prediksi dampak dilakukan dengan cara membandingkan kualitas lingkungan sebelum ada
proyek (Rona Lingkungan Awal) dengan prakiraan setelah ada proyek. Prediksi dampak sesuai
dengan tahapan pelaksanaannya adalah sebagai berikut.
Pembebasan Lahan
Kegiatan ini terdiri dari inventarisasi luas pemilikan dan pembayaran ganti rugi. Pembebasan
lahan seyogyanya dilakukan 1 (satu) tahun sebelum pelaksanaan konstruksi fisik. Pembebasan
lahan yang akan dilakukan dimaksudkan untuk penyediaan lahan dalam rangka pembangunan
pengendali banjir.
Menurut hasil wawancara dengan responden, perangkat desa dan tokoh masyarakat,
menyatakan pembebasan tanah penduduk dengan ganti rugi yang layak tidak merupakan suatu
masalah, karena mereka mau menyadari akan pentingnya proyek pembangunan prasarana
pengendali banjir ini untuk kepentingan umum dan untuk meningkatkan pendapatan
masyarakat itu sendiri, karena mayoritas dari masyarakat setempat pekerjaannya adalah bertani
dan berkebun.
Sikap dan persepsi masyarakat terhadap sesuatu sangat ditentukan oleh pengetahuan dan
pemahamannya terhadap objek sikap itu sendiri. Selain itu, latar belakang budaya dan kondisi
lingkungan (baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial) suatu masyarakat juga turut
menentukan sikap dan persepsinya terhadap sesuatu. Sikap dan persepsi masyarakat terhadap
lingkungan hidup dan rencana pembangunan pengendali banjir secara keseluruhan
menunjukkan sikap yang positif dan menyadari pentingannya bangunan pengendali banjir bagi
kehidupan mereka. Secara terinci gambaran sikap dan persepsi responden ini dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tahap Konstruksi
a. Fisika Kimia
Pada kegiatan mobilisasi dan demobilisasi material dan tenaga kerja, akan menimbulkan
gangguan / dampak berupa penurunan kualitas udara (kadar debu dan gas CO2 asap
kendaraan serta kebisingan)
Dampak ini akan mengganggu penduduk disekitar jalan yang akan dilalui oleh kendaraan
proyek. Paling tidak penduduk disekitar jalan utama menuju lokasi pekerjaan. Selain itu
penduduk disepanjang / sekitar jalan desa diareal pembangunan pengendali banjir juga
akan terganggu.
Pada kegiatan ini penduduk disekitar pembangunan pengendali banjir juga akan terkena
dampak. Debu yang jumlahnya banyak serta berterbangan akan mengganggu penduduk
dan pekerja proyek itu sendiri apabila tidak mengindahkan syarat-syarat pencegahan
penyakit.
Aspek lingkungan lain yag terkena dampak adalah rusaknya fasilitas jalan dan jembatan
serta terganggunya lalu lintas disepanjang jalan menuju lokasi proyek.
Dampak langsung maupun tidak langsung rekrutmen tenaga kerja adalah pada aspek sosial
ekonomi dan budaya, meliputi :
b. Persepsi
Penarikan tenaga kerja berdasarkan “ajakan teman” sering kali menimbulkan persepsi
yang berbeda antar perangkat desa, tokoh masyarakat, pelaksana proyek dan masyarakat.
Dampak yang muncul antara lain adanya kecemburuan sosial dari masyarakat yang tidak
dapat ikut bekerja di proyek.
c. Sektor Informal
Jalan yang akan dilewati kendaraan proyek juga jarang dijumpai warung makan dan kios
kaki lima. Dimungkinkan jika pelaksanaan pembangunan pengendali banjir terealisasi
akan muncul warung baru dan pedagang kaki lima yang akan melayani kebutuhan para
pekerja. Pada masa konstruksi, diharapkan sektor informal ini akan bertambah dibeberapa
lokasi sekitar proyek.
d. Ekonomi Pedesaan
Kehadiran sebuah proyek di pedesaan akan menyebabkan tingkat pendapatan penduduk
setempat meningkat. Kepadatan penduduk ini akan dapat meningkatkan pendapatan
penduduk lokal. Kenaikan jumlah penduduk dan pendapatan akan meningkatkan aktifitas
ekonomi pedesaan.
Buah-buahan dan hasil kebun yang semula hanya dijual mentah nantinya bisa diolah
sendiri oleh penduduk menjadi makanan dan minuman untuk para pekerja proyek. Ibu-ibu
rumah tangga di desa sekitar lokasi pembangunan pengendali banjir yang semula hanya
bekerja di dapur dan di kebun, akan dapat bekerja / membantu para pedagang untuk
menyajikan makanan dan minumam.
e. Interaksi Sosial
Kehadiran pendatang di lokasi proyek pembangunan pengendali banjir akan berpengaruh
terhadap perilaku masyarakat desa sekitar proyek, ditambah lagi jika sebagian dari
pendatang yang bertempat tinggal / menginap di desa tersebut.
Ekonomi uang akan mulai dirasakan di pedesaan, hal ini di khawatirkan akan menggeser
nilai kegotong-royongan masyarakat setempat yang selama ini masih dijunjung tinggi,
terutama untuk generasi mudanya. Disamping berdampak negatif ternyata kehadiran
proyek juga berdampak positip yang berupa alih ketrampilan khususnya dibidang
bangunan.
a. Fisika Kimia
1. Erosi
Kegiatan proyek berupa pembukaan dan pembersihan lahan secara langsung akan
menimbulkan dampak terhadap tanah berupa meningkatnya proses erosi di lahan.
2. Kualitas Udara
Terjadi peningkatan kadar debu dan kebisingan disepanjang jalan yang dilalui
kendaraan proyek. Munculnya pencemaran udara hanya menimpa pekerja proyek dan
masyarakat disekitar jalan yang dilewati kendaraan.
b. Biologi
Dampak negatif terhadap biota darat yang timbul, berupa penurunan parameter
kelimpahan dan keragaman flora darat disekitar lokasi proyek. Penurunan kelimpahan dan
keragaman flora tersebut diperkirakan sangat kecil karena hanya beberapa individu dan
jenis flora tertentu yang hidup dilokasi tersebut.
Berdasarkan dari hasil pengamatan data primer yang dikumpulkan dari daerah yang akan
terkena dampak pembangunan terdapat jenis tumbuhan yang dilindungi oleh undang-
undang.
Pada kegiatan pembuatan / operasi base camp diperkirakan terjadi dampak pada kualitas udara,
kebisingan dan kualitas air. Dampak yang terjadi diperkirakan tidak melebihi pada aktifitas
perubahan dan pembersihan lahan disekitar lokasi.
Dampak yang timbul akibat kegiatan ini yaitu kekeruhan dibadan sungai dan saluran.
1. Pengoperasian
a. Produktifitas
Pengaruh pembangunan pengendali banjir diharapkan menguntungkan bagi masyarakat
terutama kesehatan dan kesejahteraan ekonomi. Dengan terjaganya kesehatan, sehingga
aktifitas masyarakat tidak terganggu melaksanakan pekerjaan dan profesinya setiap hari.
b. Morfologi Sungai
Terjadi dampak negatif pada sungai bagian hilir dari bangunan pengendali banjir dan
penahan sedimen karena berkurangnya volume air yang mengalir kebagian hilir yang
berfungsi untuk menjaga kelestarian dan kelangsungan dari fungsi sungai itu sendiri.
a. Fisika Kimia
Terjadinya penurunan laju sedimentasi yang terjadi dibagian hilir sungai dari lokasi
bangunan pengendali banjir dan penahan sedimen, sehingga berakibat terjadinya
penurunan dasar sungai. Selain itu juga terjadinya kemungkinan intrusi air laut karena
berkurangnya volume air tawar yang ada.
b. Biologi
Terjadinya penurunan kualitas biota air tawar baik keragaman jenis maupun kerapatannya
namun demikian tidak akan mempengaruhi ekosistem, ini sifatnya sesaat.
TAHAP KONSTRUKSI
Tender Pembangunan Terbentuknya persepsi di Ada ketidak puasan kontraktor Kontraktor lokal (Kabupaten
kalangan kontraktor Kabupaten Manokwari karena Manokwari) belum mampu
tidak mampu bersaing. bersaing di tingkat Provinsi.
Mobilisasi Peralatan dan Debu dan bising Peningkatan kebisingan dan Terutama masyarakat didekat
Material debu diareal kegiatan dan lokasi bangunan.
pemukiman.
Kualitas jalan menurun di jalan- Kerusakan badan jalan diareal Terutama jalan kampung masuk
jalan yang digunakan kegiatan. ke lokasi bangunan.
Mobilisasi Tenaga Kerja Peningkatan penghasilan tenaga Jumlah pekerja konstruksi yang
Lokal terdidik dan terampil mendapat upah dan
perlindungan sesuai ketentuan.
Pembangunan Sistem Terbangunnya sistem Terpenuhinya kebutuhan
Pengendali Banjir pengendali banjir sungai masyarakat akan bangunan
Warmare di Distrik Warmare di pengendali banjir.
Kabupaten Manokwari
Pengadaan Peralatan Operasi Tersedianya fasilitas operasi dan Dibelinya sejumlah peralatan
dan Pemeliharaan (O&P) pemeliharaan (O&P) pertukangan.
Perencanaan Konstruksi Meningkatnya pendapatan Sejumlah tenaga terdidik dan Tingkat upah yang berlaku
(SID) tenaga terdidik dan tenaga terampil nasional dan lokal yang sesuai ketentuan dan peraturan
terampil diserap oleh kegiatan SID. yang ada.
TAHAP KONSTRUKSI
Tender Pembangunan Terbentuknya persepsi di Mengikut sertakan kontraktor Ada / tidaknya sosialisasi jadwal
kalangan kontraktor Kabupaten lokal Kabupaten Manokwari dan kelengkapan proses tender
Manokwari dalam proses tender yang sehat bagi kontraktor Kabupaten
dan kompetitif. Manokwari.
Mobilisasi Peralatan dan Debu dan bising Mobilisasi peralatan dan Waktu kerja pembangunan pada
Material pembangunan dekat permukiman jam kerja agar tidak mengganggu
dilakukan pada jam kerja saja, penduduk.
dan perlu disosialisasikan agar
Melakukan pengukuran tingkat
mendapat dukungan dari
kebisingan dan debu agar tidak
masyarakat.
lebih dari nilai ambang batas.
Kualitas jalan menurun di jalan- Pengangkutan batu kali, pasir Berat truk pengangkut tidak
jalan yang digunakan dan kerikil dilakukan dengan truk boleh melebihi daya dukung
bermuatan sebanding dengan jalan yang dilewati.
kammpuan badan jalan yang
akan dilewati.
Mobilisasi Tenaga Kerja Peningkatan penghasilan tenaga Tenaga kerja yang diterima Tenaga kerja lokal harus 90%,
Lokal terdidik dan terampil harus lebih banyak tenaga lokal, dengan ketentuan upah sesuai
kecuali untuk pekerjaan spesifik ketentuan yang berlaku.
seperti penyambungan pipa dan
pemasangan perlengkapan pipa.
Pembangunan Pengendali Terbangunnya sistem Pembangunan yang sesuai Lancar tidaknya pembangunan.
Banjir pengendali banjir jadwal pelaksanaan dan sesuai
spesifikasi.
Rekrutmen Pelaksana Tenaga kerja adalah penduduk Jumlah tenaga kerja asal desa
desa yang bersangkutan. yang bersangkutan.
Pengadaan Peralatan Operasi Tersedianya fasilitas operasi dan Pembelian peralatan dilakukan Jumlah peralatan sesuai daftar
dan Pemeliharaan (O&P) pemeliharaan (O&P) secara transparan dan sesuai kebutuhan.
spesifikasi yang diperlukan.
Pembuatan Jalan Akses Kemudahan petugas untuk Pembuatan jalan akses dilakukan Ada / tidaknya penduduk yang
Operasi dan Pemeliharaan melakukan operasi dan cukup dengan memperbaiki jalan menentang pembuatan jalan
(O&P) pemeliharaan (O&P) kebun. akses.