Anda di halaman 1dari 75

PT.

MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare


(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

BAB IV
ANALISIS DATA

4.1 Analisis Sosial Ekonomi

4.1.1 Kondisi Sosial

1. Pendidikan
Pembangunan manusia yang berhasil biasanya dimulai dengan semakin meningkatnya
pendidikan di suatu daerah. Banyak diantara negara maju yang ada sekarang mengawali
kemajuannya melalui program pendidikan yang terencana dengan baik. Pendidikan bukan
hanya menjadi hal yang penting untuk diperhatikan juga menjadi cermin keberpihakan pada
rakyat kecil dan visi suatu pemerintahan. Jika dukungan besar terhadap pembangunan dunia
pendidikan semakin ditingkatkan ini artinya visi pemerintah untuk memajukan pembangunan
jadi semakin nyata mendukung pembangunan rakyat kecil.

Analisis data mengenai pendidikan menjadi menarik kita lakukan karena dengannya kita
dapat melihat fenomena pendidikan dari tahun ke tahun di Kabupaten Manokwari. Pada tahun
2007 terdapat bangunan sekolah 46 TK, 195 Sekolah Dasar, 32 SMP, 16 SMU dan 3 SMK.
Pada tahun 2008 terdapat bangunan sekolah 48 TK, 202 Sekolah Dasar, 41 SMP, 18 SMU
dan 5 SMK. Sedangkan pada tahun 2012 terdapat bangunan sekolah 197 PAUD, 59 TK, 216
Sekolah Dasar, 45 SMP, 21 SMU dan 6 SMK.

Sekolah-sekolah ini tersebar pada seluruh distrik di Kabupaten Manokwari. Hanya pada
tingkat sekolah dasar saja yang lengkap tersebar di seluruh distrik di Kabupaten Manokwari
bahkan pada tingkat SMU hanya terdapat 13 Distrik yang memiliki sekolah SMU dan SMK
dari 29 Distrik yang ada. Namun hal tersebut telah mengalami peningkatan bila dibandingkan
dengan tahun 2007 yang gedung SMU hanya tersebar di 8 Distrik.

Secara lebih mendalam kita dapat membandingkan jumlah murid, sekolah dan guru dalam
bentuk rasio sehingga dapat dibandingkan kepadatan antar distrik. Kita akan lihat dua rasio
yaitu rasio murid guru dan rasio murid sekolah.

Konsep Laporan Akhir IV - 1


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

Pada jenjang TK terdapat 59 sekolah, 74 guru dan 2.164 siswa TK diseluruh Kabupaten
Manokwari. Rasio secara kabupaten menunjukkan 1 : 37 untuk rasio murid sekolah. Ini
menunjukkan setiap 1 sekolah terdapat 37 siswa. Rasio tertinggi terdapat di Distrik Prafi
dengan besaran rasio 1 : 57 kemudian Distrik Manokwari Timur dengan rasio 1 : 47
kemudian di Distrik Manokwari Barat dengan rasio 1 : 43. Sedangkan rasio murid guru,
secara keseluruhan didapat 1 : 29, ini artinya 1 guru mempunyai beban 29 siswa. Rasio
tertinggi terdapat di Distrik Prafi dengan 1 : 76, Distrik Sidey dengan 1 : 60 dan Distrik Masni
dengan 1 : 48.

Pada tingkat sekolah dasar, di Kabupaten Manokwari terdapat 216 sekolah dasar, 32.234
murid dan 1.483 tenaga guru. Rasio yang cukup tinggi terlihat pada rasio murid sekolah
dengan nilai rasio sebesar 1 : 149. Rasio tertinggi terdapat pada Distrik Ransiki sebesar 1 :
205, sedangkan rasio paling rendah untuk rasio murid sekolah ada pada Distrik Hingk dengan
rasio sebesar 1 : 42. Sedangkan rasio murid guru sebesar 1 : 22, distrik yang paling besar
beban guru terdapat di Distrik Taige dengan rasio sebesar 1 : 47.

Untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SMP) di Kabupaten Manokwari terdapat 45


sekolah dengan jumlah murid sebanyak 9.857 siswa. Rasio murid sekolah untuk tingkat SMP
sebesar 1 : 219, Distrik yang memiliki rasio murid sekolah untuk tingkat SMP terbanyak
adalah Distrik Manokwari Selatan.

Rasio murid sekolah untuk tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SMA) di Kabupaten
Manokwari sebesar 1 : 259. Kondisi ini dimungkinkan karena jumlah siswa SMA sebesar
5.429 dengan jumlah gedung sekolah 21 sekolah. Namun demikian jumlah ini masih bisa
dikatakan ideal, sedangkan tenaga guru pada tingkat pendidikan ini berjumlah 428 dengan
demikian rerata setiap guru diberi beban 13 murid.

Konsep Laporan Akhir IV - 2


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

Tabel 4 – 1 : Jenis dan Jumlah Sekolah di Kabupaten Manokwari

No. Distrik PAUD TK SD SLTP SMU SMK

1. Ransiki 6 3 7 2 1 1
2. Momiwaren 3 3 8 2 2 -
3. Nenei 5 - 6 2 - -
4. Sururey 1 - 4 1 - -
5. Tahota 2 - 2 - - -
6. Didohu 2 - 8 1 - -
7. Dataran Isim 2 - 10 1 - -
8. Anggi 1 - 4 1 1 -
9. Taige 2 - 4 1 - -
10. Anggi Gida 4 - 3 1 - -
11. Membey 1 - 2 - - -
12. Oransbari 3 3 8 1 1 -
13. Warmere 18 4 7 2 1 -
14. Prafi 15 8 10 2 2 1
15. Menyambow 10 - 9 1 1 -
16. Hingk 9 - 9 1 - -
17. Catubouw - - 4 1 - 3
18. Manokwari Barat 44 21 32 10 8 -
19. Manokwari Timur 9 2 9 2 2 -
20. Manokwari Utara 5 1 8 1 - -
21. Manokwari Selatan 16 3 9 1 - -
22. Testega - - 2 1 - -
23. Tanah Rubuh 3 - 4 1 - -
24. Kebar 6 - 7 2 - -
25. Senopi - - 3 1 - -
26. Amberbaken - - 6 1 1 -
27. Mubrani 1 - 4 1 - -
28. Masni 19 9 18 3 1 -
29. Sidey 10 2 9 1 - 1
Jumlah 197 59 216 45 21 6
Sumber : Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2013

Konsep Laporan Akhir IV - 3


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

Tabel 4 – 2 : Rasio Sekolah, Guru dan Murid untuk Taman Kanak-Kanak


di Kabupaten Manokwari
Rasio Murid
Jumlah Jumlah Jumlah
No. Distrik Terhadap
Sekolah Murid Guru
Sekolah Guru
1. Ransiki 3 68 4 22,67 17,00
2. Momiwaren 3 61 4 20,33 15,25
3. Nenei - - - - -
4. Sururey - - - - -
5. Tahota - - - - -
6. Didohu - - - - -
7. Dataran Isim - - - - -
8. Anggi - - - - -
9. Taige - - - - -
10. Anggi Gida - - - - -
11. Membey - - - - -
12. Oransbari 3 89 2 29,67 44,50
13. Warmere 4 78 4 19,50 19,50
14. Prafi 8 458 6 57,25 76,33
15. Menyambow - - - - -
16. Hingk - - - - -
17. Catubouw - - - - -
18. Manokwari Barat 21 912 36 43,43 25,33
19. Manokwari Timur 2 93 7 46,50 13,29
20. Manokwari Utara 1 17 1 17,00 17,00
21. Manokwari Selatan 3 88 4 29,33 22,00
22. Testega - - - - -
23. Tanah Rubuh - - - - -
24. Kebar - - - - -
25. Senopi - - - - -
26. Amberbaken - - - - -
27. Mubrani - - - - -
28. Masni 9 240 5 26,67 48,00
29. Sidey 2 60 1 30,00 60,00
Jumlah 59 2.164 74 36,68 29,24
Sumber : Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2013

Konsep Laporan Akhir IV - 4


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

Tabel 4 – 3 : Rasio Sekolah, Guru dan Murid untuk Sekolah Dasar


di Kabupaten Manokwari

Rasio Murid
Jumlah Jumlah Jumlah
No. Distrik Terhadap
Sekolah Murid Guru
Sekolah Guru
1. Ransiki 7 1.437 41 205,29 35,05
2. Momiwaren 8 817 26 102,13 31,42
3. Nenei 6 336 16 56,00 21,00
4. Sururey 4 628 19 157,00 33,05
5. Tahota 2 173 6 86,50 28,83
6. Didohu 8 1.166 27 145,75 43,19
7. Dataran Isim 10 629 25 62,90 25,16
8. Anggi 4 696 21 174,00 33,14
9. Taige 4 797 17 199,25 46,88
10. Anggi Gida 3 170 8 56,67 21,25
11. Membey 2 148 5 74,00 29,60
12. Oransbari 8 1.023 73 127,88 14,01
13. Warmere 7 1.133 54 161,86 20,98
14. Prafi 10 2.148 106 214,80 20,26
15. Menyambow 9 1.218 46 135,33 26,48
16. Hingk 9 381 19 42,33 20,05
17. Catubouw 4 270 9 67,50 30,00
18. Manokwari Barat 32 10.807 482 337,72 22,42
19. Manokwari Timur 9 1.756 83 195,11 21,16
20. Manokwari Utara 8 621 37 77,63 16,78
21. Manokwari Selatan 9 1.389 85 154,33 16,34
22. Testega 2 228 8 114,00 28,50
23. Tanah Rubuh 4 352 10 88,00 35,20
24. Kebar 7 789 30 112,71 26,30
25. Senopi 3 268 17 89,33 15,76
26. Amberbaken 6 519 27 86,50 19,22
27. Mubrani 4 272 14 68,00 19,43
28. Masni 18 1.162 125 64,56 9,30
29. Sidey 9 901 47 100,11 19,17
Jumlah 216 32.234 1.483 149,23 21,74
Sumber : Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2013

Konsep Laporan Akhir IV - 5


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

Tabel 4 – 4 : Rasio Sekolah, Guru dan Murid untuk SLTP


di Kabupaten Manokwari

Rasio Murid
Jumlah Jumlah Jumlah
No. Distrik Terhadap
Sekolah Murid Guru
Sekolah Guru
1. Ransiki 2 459 18 229,50 25,50
2. Momiwaren 2 182 4 91,00 45,50
3. Nenei 2 195 6 97,50 32,50
4. Sururey 1 104 1 104,00 104,00
5. Tahota - - - - -
6. Didohu 1 97 2 97,00 48,50
7. Dataran Isim 1 140 1 140,00 140,00
8. Anggi 1 175 5 175,00 35,00
9. Taige 1 62 5 62,00 12,40
10. Anggi Gida 1 118 2 118,00 59,00
11. Membey - - - - -
12. Oransbari 1 252 13 252,00 19,38
13. Warmere 2 253 10 126,50 25,30
14. Prafi 2 756 43 378,00 17,58
15. Menyambow 1 190 6 190,00 31,67
16. Hingk 1 103 2 103,00 51,50
17. Catubouw 1 74 2 74,00 37,00
18. Manokwari Barat 10 3.863 150 386,30 25,75
19. Manokwari Timur 2 666 27 333,00 24,67
20. Manokwari Utara 1 85 4 85,00 21,25
21. Manokwari Selatan 1 668 13 668,00 51,38
22. Testega 1 20 3 20,00 6,67
23. Tanah Rubuh 1 89 4 89,00 22,25
24. Kebar 2 167 10 83,50 16,70
25. Senopi 1 47 1 47,00 47,00
26. Amberbaken 1 104 5 104,00 20,80
27. Mubrani 1 97 4 97,00 24,25
28. Masni 3 674 30 224,67 22,47
29. Sidey 1 217 12 217,00 18,08
Jumlah 45 9.857 383 219,04 25,74
Sumber : Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2013

Konsep Laporan Akhir IV - 6


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

Tabel 4 – 5 : Rasio Sekolah, Guru dan Murid untuk SMU


di Kabupaten Manokwari

Rasio Murid
Jumlah Jumlah Jumlah
No. Distrik Terhadap
Sekolah Murid Guru
Sekolah Guru
1. Ransiki 1 248 24 248,00 10,33
2. Momiwaren 2 160 21 80,00 7,62
3. Nenei - - - - -
4. Sururey - - - - -
5. Tahota - - - - -
6. Didohu - - - - -
7. Dataran Isim - - - - -
8. Anggi 1 139 15 139,00 9,27
9. Taige - - - - -
10. Anggi Gida - - - - -
11. Membey - - - - -
12. Oransbari 1 104 17 104,00 6,12
13. Warmere 1 134 23 134,00 5,83
14. Prafi 2 670 56 335,00 11,96
15. Menyambow 1 45 4 45,00 11,25
16. Hingk - - - - -
17. Catubouw - - - - -
18. Manokwari Barat 8 3.298 220 412,25 14,99
19. Manokwari Timur 2 294 33 147,00 8,91
20. Manokwari Utara - - - - -
21. Manokwari Selatan - - - - -
22. Testega - - - - -
23. Tanah Rubuh - - - - -
24. Kebar - - - - -
25. Senopi - - - - -
26. Amberbaken 1 108 7 108,00 15,43
27. Mubrani - - - - -
28. Masni 1 229 8 229,00 28,63
29. Sidey - - - - -
Jumlah 21 5.429 428 258,52 12,68
Sumber : Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2013

Konsep Laporan Akhir IV - 7


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

Tabel 4 – 6 : Rasio Sekolah, Guru dan Murid untuk SMK


di Kabupaten Manokwari
Rasio Murid
Jumlah Jumlah Jumlah
No. Distrik Terhadap
Sekolah Murid Guru
Sekolah Guru
1. Ransiki 1 135 3 135,00 45,00
2. Momiwaren - - - - -
3. Nenei - - - - -
4. Sururey - - - - -
5. Tahota - - - - -
6. Didohu - - - - -
7. Dataran Isim - - - - -
8. Anggi - - - - -
9. Taige - - - - -
10. Anggi Gida - - - - -
11. Membey - - - - -
12. Oransbari - - - - -
13. Warmere - - - - -
14. Prafi 1 397 7 397,00 56,71
15. Menyambow - - - - -
16. Hingk - - - - -
17. Catubouw 3 603 106 201,00 5,69
18. Manokwari Barat - - - - -
19. Manokwari Timur - - - - -
20. Manokwari Utara - - - - -
21. Manokwari Selatan - - - - -
22. Testega - - - - -
23. Tanah Rubuh - - - - -
24. Kebar - - - - -
25. Senopi - - - - -
26. Amberbaken - - - - -
27. Mubrani - - - - -
28. Masni - - - - -
29. Sidey 1 50 2 50,00 25,00
Jumlah 6 1.185 118 197,50 10,04
Sumber : Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2013

2. Kesehatan
Pelayanan kesehatan di Kabupaten Manokwari semakin meningkat, ini ditandai dengan
semakin banyaknya Puskesmas Pembantu yang pada tahun 2006 berjumlah 82 buah, pada
tahun 2008 menjadi 84 buah, sedangkan jumlah Puskesmas tidak mengalami perubahan dari
tahun sebelumnya yaitu berjumlah 16 buah.

Konsep Laporan Akhir IV - 8


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

Tidak hanya disitu saja, pemerintah Kabupaten Manokwari melakukan juga melakukan
peningkatan sarana kesehatan. Pada tahun 2006 mobil untuk Puskesmas Keliling sebanyak 16
unit dan sepeda motor sebanyak 89 unit, pada tahun 2007 jumlah mobil masih tetap berjumlah
16 unit sepeda motor bertambah menjadi 121 unit, sedangkan pada tahun 2008 jumlah mobil
untuk Puskesmas Keling bertambah menjadi 20 unit dan sepeda motor menjadi 145 unit.

Tabel 4 – 7 : Prasarana Kesehatan di Kabupaten Manokwari

Balai Pengobatan
Puskesmas
No. Distrik Puskesmas Polindes
Pembantu Pemerintah Swasta

1. Ransiki 1 4 5 - -
2. Momiwaren 1 2 3 - -
3. Nenei - - - - -
4. Sururey 1 4 5 - -
5. Tahota - - - - -
6. Didohu - - - - -
7. Dataran Isim 1 6 - - -
8. Anggi 1 5 4 - -
9. Taige - - - - -
10. Anggi Gida 1 4 3 - -
11. Membey - - - - -
12. Oransbari 1 6 2 - -
13. Warmere 1 6 6 - -
14. Prafi 1 7 6 - -
15. Menyambow 1 5 1 - -
16. Hingk 1 1 - - -
17. Catubouw - - - - -
18. Manokwari Barat 3 3 1 - 2
19. Manokwari Timur 1 5 4 - -
20. Manokwari Utara 1 4 7 - -
21. Manokwari Selatan 1 2 1 - -
22. Testega 1 1 - - -
23. Tanah Rubuh 1 - 2 - -
24. Kebar 1 3 1 - -
25. Senopi - - - - -
26. Amberbaken 1 4 1 - -
27. Mubrani - - - - -
28. Masni 2 11 8 - -
29. Sidey 1 6 5 - -
Jumlah 24 89 65 - 2
Sumber : Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2013

Konsep Laporan Akhir IV - 9


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

Tabel 4 – 8 : Jenis dan Jumlah Dokter di Kabupaten Manokwari

Dokter
No. Distrik
Ahli Umum Gigi Jumlah

1. Ransiki - 1 - 1
2. Momiwaren - - - -
3. Nenei - - - -
4. Sururey - - - -
5. Tahota - - - -
6. Didohu - - - -
7. Dataran Isim - - - -
8. Anggi - - - -
9. Taige - - - -
10. Anggi Gida - - - -
11. Membey - - - -
12. Oransbari - - - -
13. Warmere - - - -
14. Prafi - - - -
15. Menyambow - - - -
16. Hingk - - - -
17. Catubouw - - - -
18. Manokwari Barat 8 5 1 14
19. Manokwari Timur - - - -
20. Manokwari Utara - - - -
21. Manokwari Selatan - - - -
22. Testega - - - -
23. Tanah Rubuh - - - -
24. Kebar - 1 - 1
25. Senopi - - - -
26. Amberbaken - - - -
27. Mubrani - - - -
28. Masni - 1 - 1
29. Sidey - - - -
Jumlah 8 8 1 17
Sumber : Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2013

Konsep Laporan Akhir IV - 10


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

Tabel 4 – 9 : Jumlah Posyandu dan Puskesmas Keliling di Kabupaten Manokwari

Puskesmas Keliling
No. Distrik Posyandu Sepeda
Perahu Mobil Jumlah
Motor
1. Ransiki 18 - 3 13 16
2. Momiwaren 9 - 1 2 3
3. Nenei - - - 1 1
4. Sururey 12 - 1 4 5
5. Tahota - - - - -
6. Didohu 12 - - - -
7. Dataran Isim 11 - 1 2 3
8. Anggi 8 - - 5 5
9. Taige - - - - -
10. Anggi Gida - - - 2 2
11. Membey - - - - -
12. Oransbari 14 - 1 9 10
13. Warmere 14 - 1 - 1
14. Prafi 24 - 2 11 13
15. Menyambow 8 - 1 6 7
16. Hingk - - - 1 1
17. Catubouw - - - - -
18. Manokwari Barat 48 - 4 19 23
19. Manokwari Timur 14 1 1 4 6
20. Manokwari Utara 11 - 1 6 7
21. Manokwari Selatan 20 - 1 5 6
22. Testega - - - 2 2
23. Tanah Rubuh 14 - 1 2 3
24. Kebar 8 - 1 5 6
25. Senopi - - - - -
26. Amberbaken 5 2 1 2 5
27. Mubrani - - - - -
28. Masni 22 - 3 13 16
29. Sidey 11 - 1 10 11
Jumlah 283 3 25 124 152
Sumber : Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2013

3. Pengembangan Sosial Budaya


a. Perkembangan Sosial Budaya
Kota Manokwari merupakan salah satu daerah tujuan migrasi penduduk dari Pulau Jawa,
Pulau Bali, dan Pulau Sulawesi. Selain program transmigrasi, Kota Manokwari juga
menjadi tujuan migrasi penduduk sebagai kelompok atau individual dalam kepentingan
ekonomi, yaitu sebagai tempat bekerja. Oleh karena memiliki pengalaman dihuni oleh

Konsep Laporan Akhir IV - 11


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

berbagai suku bangsa dalam masa yang cukup panjang, maka terbentuknya toleransi sosial
yang tinggi menjadi salah satu potensi pembangunan Kota Manokwari.

b. Adat, Budaya dan Warisan Budaya


Berkaitan dengan sebaran yang sangat besar, maka adat, budaya, dan warisan budaya yang
dibahas lebih bersifat makro pada level Kabupaten Manokwari.

*. Bahasa
Di Kota Manokwari terdapat dua rumpun bahasa asli yang dipergunakan oleh suku-suku
yang berdiam di daerah pantai dan pegunungan. Rumpun pertama adalah rumpun bahasa
Austronesia, dan rumpun kedua adalah rumpun bahasa non Austronesia atau rumpun
bahasa Papua.

-. Rumpun Bahasa Austronesia


Umumnya digunakan oleh suku-suku yang berdiam di daerah pantai Utara dan di
pulau-pulau yang menyebar ke sebelah Timur dan Tenggara Pulau Papua.

-. Rumpun Bahasa non Austronesia


Terbagi menjadi beberapa sub-rumpun bahasa, yaitu :
a. Bahasa Sebyar dan Tarof, digunakan oleh suku yang mendiami daerah Amberbaken,
Kebar, Daerah Kepala Burung, Daerah Pantai Timur, daerah Oransbari, Ransiki dan
Warmare
b. Bahasa Meyakh, Moyle, Hattam, Manikion, dan Sough, digunakan oleh suku-suku
di Pegunungan Arfak
c. Bahasa Kebar dan Dekwambre yang digunakan oleh suku-suku di Amberbaken dan
Kebar

Berdasarkan sukunya, bahasa daerah Kabupaten Manokwari dikelompokkan menjadi 10


(sepuluh) kelompok, sebagai berikut :
-. Bahasa Wamosa
Digunakan oleh suku Wamesa yang mendiami daerah Teluk Wandamen, Windesi,
Wasior, daerah leher Kepala Burung.
-. Bahasa Mantion (Manikion, Sough, Sougb)
Digunakan oleh suku Manikion yang mendiami daerah Mumi dan Ransiki.
-. Bahasa yang digunakan Suku Besar Arfak, terdiri dari :
a. Bahasa Hattam (Atam, Moyle, Timan), digunakan oleh suku Hattam yang tinggal di
sebelah Barat Ransiki sampai Oransbari, menyebar ke sebagian Manokwari (Sowi,
Pasir Putih), dan Warmare

Konsep Laporan Akhir IV - 12


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

b. Bahasa Meyakh (Mear, Meyach, Mansidabor), digunakan oleh suku Meyakh yang
mendiami daerah pedalaman, pesisir pantai Barat dan Timur di sekitar Distrik
Manokwari dan Warmare
c. Bahasa Amberbaken (Kebar, Dekwambre, Ekware), digunakan oleh suku
Amberbaken di Amberbaken, dan Suku Anjal di lembah Kebar
d. Bahasa Borni (Mansim), digunakan oleh suku Mansim di daerah Pantai Timur dan
Kepala Burung
e. Kelompok Bahasa Kamberano (Wamajer, Kalitami, Berau, Arandai), digunakan
oleh suku yang berdiam di sebagian daerah Bintuni
f. Kelompok Bahasa Doreri, digunakan oleh suku Doreri yang berasal dari Biak dan
menyebar di Pulau Rumberpon, Ransiki, dan pesisir Perkotaan Manokwari

*. Kesenian
-. Seni Tari dan Lagu
Dalam kehidupan sosial masyarakat, tari dan lagu masih dominan diperagakan di
wilayah Manokwari. Kesenian tradisional ini diadakan untuk perayaan adat maupun
sebagai tari pergaulan atau tari persahabatan, penyambutan dan penerimaan seseorang
menjadi warga kehormatan di dalam suatu lingkungan masyarakat asli. Sekarang ini
untuk pelestarian kesenian diadakan lomba tari pergaulan yang menjadi salah satu
upaya menumbuhkan kembali tarian adat tersebut. Beberapa tarian pergaulan tersebut
yaitu yosim yang berasal dari Yapen Waropen, pancar yang berasal dari Biak dan
Balengan berasal dari Wamesa.

-. Seni Suara dan Musik


Pengembangan seni suara dan musik dilaksanakan dalam bentuk paduan suara, vokal
grup, baik melalui sekolah, gereja dan masyarakat ataupun instansi. Sebagai sarana
penyaluran dan pengembangan potensi, diadakan perlombaan berupa Pesparani
(gerejani), vokal grup (gereja, instansi dan umum).

-. Seni Rupa dan Seni Anyaman


Seni rupa dan seni anyaman merupakan budaya tradisional dalam bentuk ukiran
patung, anyaman tikar, keranjang, noken, gelang dan cincin. Usaha kerajinan seni
rupa/ukir dan anyaman ini merupakan seni dengan ciri khas yang dapat dijadikan
kenang-kenangan/souvenir bagi para wisatawan yang berlibur dan bagi orang-orang
yang datang ke Manokwari.

*. Peninggalan Sejarah
Beberapa objek peninggalan sejarah yang terdapat di Kota Manokwari merupakan objek
wisata yang dapat menjadi sumber bagi peningkatan pemasukan daerah. Beberapa objek
wisata peninggalan sejarah tersebut, yaitu :

Konsep Laporan Akhir IV - 13


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

-. Tugu masuknya injil di Irian Jaya yang berada di Pulau Mansinam yang menunjukkan
dua orang penginjil yang membawa agama Kristen pada tanggal 5 Februari 1885
-. Rumsran dan makam penginjil pertama di Irian Jaya yang berada di pusat kota/Kwawi
-. Benteng Inggris di Kwawi
-. Bekas-bekas peninggalan Perang Dunia II
-. Benda-benda keramik kuno
-. Rumah-rumah adat dimana saat ini mulai hilang

c. Adat Istiadat
Dengan masuknya pengaruh agama dan pemerintahan dalam kegiatan adat-istiadat, maka
kemurnian dari adat itu sendiri sudah mulai berubah mengikuti perkembangan yang ada.
Upacara adat masyarakat asli adalah :

*. Perkawinan
Menurut adat lama, jodoh ditentukan oleh orang tua dan keluarga. Menurut adat
seorang pemuda tidak boleh kawin dengan gadis sesama klan (fam) atau klan lain yang
masih ada hubungan dekat. Juga terhadap anak dari saudara perempuan ayah. Dalam
pelaksanaan perkawinan dilaksanakan peminangan yang disertai dengan pembayaran
mas kawin yang harus lunas sebelum dilakukan perkawinan, namun ada juga
kelonggaran untuk melunasinya sesudah perkawinan dengan persetujuan pihak
perempuan. Dalam peminangan, pihak laki-laki harus memberikan sesuatu berupa harta
sebagai tanda ikatan antara kedua belah pihak. Jika dalam masa pertunangan terjadi
pelanggaran oleh salah satu pihak, maka dengan sendirinya ikatan pertunangan batal
dan pihak yang melanggar diberi sanksi. Pembayaran mas kawin sampai sekarang
masih dipertahankan, namun bentuknya telah banyak berubah. Mas kawin yang asli
terdiri dari kain timor, babi, gelang, manik-manik, kain cita, piring besar atau barang-
barang berharga lainnya. Namun sekarang pembayaran mas kawin sudah dialihkan
dengan pemberian uang dan benda-benda keperluan rumah tangga.

*. Kelahiran
Menurut hukum adat yang ada di masyarakat, dalam suku Arfak seorang ibu yang akan
melahirkan dibuatkan sebuah pondok sebagai tempat melahirkan dan biasanya dalam
proses melahirkan dibantu oleh orangtua/ibu-ibu yang sudah berpengalaman.

*. Kematian
Dahulu untuk seseorang yang meninggal, mayatnya akan diletakkan di atas pohon atau
tempat-tempat tertentu yang dianggap sesuai dan dibiarkan membusuk hingga tinggal
kerangka yang kemudian dikembalikan. Sebagai tanda berkabung, anggota keluarga
tidak boleh keluar rumah disertai dengan pelaksanaan adat. Dengan masuknya agama

Konsep Laporan Akhir IV - 14


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

di daerah ini, adat-istiadat tersebut sudah tidak dipakai lagi, orang meninggal sudah
dimakamkan di tempat pemakaman umum.

d. Strategi Pengembangan Sosial Budaya


Kegiatan sosial budaya masyarakat pada dasarnya selalu mengalami perkembangan.
Dilihat dari peranan dan fungsi Kota Manokwari di masa yang akan datang sebagai sentra
perkembangan berbagai macam kegiatan (termasuk social budaya), maka sektor kegiatan
yang berkaitan dengan peranan tersebut perlu ditumbuhkembangkan.

Sikap, nilai-nilai, serta lembaga-lembaga sosial budaya yang selaras dengan tujuan
pengembangan dan pengendalian tata ruang Kota Manokwari perlu tetap dipertahankan
dan dikembangkan. Dalam pembangunan, partisipasi masyarakat dan sikap kekeluargaan
yang kuat diarahkan pada tujuan yang selaras dengan tujuan pembangunan, sekaligus
sebagai modal dasar diperlukan untuk menjadikan potensi yang ada menjadi berbagai basis
kegiatan dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan Kota Manokwari.

Strategi pengembangan yang lebih khusus dalam pengembangan social dan budaya Kota
Manokwari antara lain:
a. Meningkatkan kualitas/mutu pendidikan dasar dan menengah.
b. Menyiapkan sarana peribadatan.
c. Memberdayakan lembaga sosial kemasyarakatan, optimlasiasi dan pelestarian aset
bernilai sejarah dan pengembangan kesenian daerah.
d. Meningkatkan pembinaan sarana dan prasarana keolahragaan, seperti pembangunan
stadion olah raga di Kelurahan Anday (Blok D-3), taman olahraga masyarakat/wisata
olahraga di Kelurahan Amban (Blok B-1), Kelurahan Aipiri (Blok B-2), dan Kelurahan
Pasir Putih (Blok B-3).

4.1.2 Kondisi Ekonomi

1. Perindustrian
Salah satu indikator beranjaknya perekonomian kea rah yang lebih maju adalah semakin
kuatnya peran sektor tersier dan sekunder dengan meninggalkan peran sektor primer. Sektor
sekunder lebih utama dibangun dari sektor industri seperti yang terjadi di Manokwari. Meski
proporsinya masih teramat sedikit namun perannya semakin menunjukkan peningkatan dari
tahun ke tahun.

Pada tahun 2008 terdapat 16 unit usaha industri yang terbagi menjadi dua bagian, 1 industri di
bidang pangan dan 15 lainnya di bidang bahan bangunan dan umum. Jumlah volume produksi
industri dengan berbasis modal non PMA/PMDN hanya berjumlah 1.188.849 ton, nilai
produksi sejumlah Rp. 202.435.000,- dengan nilai bahan baku sebesar Rp. 77.185.000,-.

Konsep Laporan Akhir IV - 15


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

Industri kecil berupa industri pangan yang berada di Kabupaten Manokwari pada tahu 2008
berjumlah 123 unit usaha dengan menyerap 360 tenaga kerja dan investasi yang berperan
didalamnya sebesar Rp. 3,3 milyar. Investasi sebesar ini didominasi oleh industri minuman
ringan atau depot air sebesar Rp. 2,56 milyar yang di Manokwari terdapat 12 pengusaha yang
bergerak di bidang ini. Industri tahu tempe menjadi industry yang paling banyak menyerap
tenaga kerja yaitu sebesar 96 tenaga kerja dengan 43 pengusaha dan investasi sebesar Rp. 233
juta.

2. Perdagangan
Perkembangan pesat di Kota Manokwari, tidak dapat dilepaskan dari perkembangan sektor
perdagangan yang luar biasa. Banyaknya investor yang membangun sarana dan prasarana
perdagangan, semakin banyaknya penduduk dan perbaikan taraf perekonomian membuat
sektor perdagangan menjadi sektor yang menarik untuk dikembangkan bagi pelaku pasar di
Kota Manokwari ini.

Indikator sektor perdagangan ini sangat sulit untuk dikumpulkan begitu saja karena
melibatkan banyak pihak dan perubahan yang terjadi setiap harinya. Namun dengan
mengetahui pelaku pasar tersebut kita setidaknya dapat meraba-raba perkembangan
perdagangan di Manokwari. Pada tahun 2008 terdapat 27 Perseroan Terbatas (PT), 174 CV, 2
Koperasi dan 68 PO yang terdaftar pada Dinas Perindustrian dalam SIUP dan TDP.

Pada tahun 2008 menurut skala usaha, Manokwari memiliki 28 perusahaan dagang besar, 93
perusahaan dagang menengah dan 150 perusahaan dagang kecil. Jumlahlapangan sebenarnya
di lapangan lebih besar karena perdagangan kecil sangat sulit untuk didata dan kadang
tempatnya berpindah-pindah.

Konsep Laporan Akhir IV - 16


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

Tabel 4 – 10 : Jumlah Perusahaan Berdasarkan SIUP dan TDP


di Kabupaten Manokwari

Badan Hukum
No. Distrik
PT CV Koperasi FA PO

1. Ransiki - 6 - - -
2. Momiwaren - - - - -
3. Nenei - 1 - - -
4. Sururey - 2 - - -
5. Tahota - - - - -
6. Didohu - 3 - - -
7. Dataran Isim - 1 - - -
8. Anggi - - - - -
9. Taige - 1 - - -
10. Anggi Gida - - - - -
11. Membey - - - - -
12. Oransbari - 2 - - 1
13. Warmere - 7 - 1 1
14. Prafi - 3 - - 17
15. Menyambow - 5 - - -
16. Hingk - 3 - - -
17. Catubouw - - - - -
18. Manokwari Barat 64 314 12 3 129
19. Manokwari Timur 5 24 1 - 8
20. Manokwari Utara - 5 - - -
21. Manokwari Selatan - 14 - - -
22. Testega - 1 - - -
23. Tanah Rubuh - 1 - - -
24. Kebar - - - - -
25. Senopi - - - - -
26. Amberbaken - - - - -
27. Mubrani - 1 - - -
28. Masni - 10 - - 7
29. Sidey - 7 - - 1
Jumlah 69 411 13 4 164
Sumber : Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2013

Konsep Laporan Akhir IV - 17


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

Tabel 4 – 11 : Banyaknya Pedagang Menurut Jenis Perdagangan


di Kabupaten Manokwari

Perusahaan Perusahaan Perusahaan


Tahun Dagang Dagang Dagang Jumlah
Besar Menengah Kecil
2003 7 55 278 340
2004 15 48 186 249
2005 11 30 101 142
2006 14 43 86 143
2007 35 56 96 187
2008 28 93 150 271
2009 80 113 123 316
2010 64 130 259 453
2011 10 153 395 558
2012 15 256 390 661
Sumber : Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2013

3. Keuangan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) menjadi salah satu penilaian keberhasilan manajemen
pemerintahan daerah. Semakin besar PAD menandakan semakin besar keberhasilan
pemerintah daerah tersebut. Kabupaten Manokwari membukukan keberhasilannya dalam
pengumpulan PAD pada tahun 2008 sebesar Rp. 28,39 milyar. Penyumbang terbesar PAD
Manokwari pada tahun 2008 berasal dari pendapatan PAD lain-lain yaitu sebesar Rp. 14,51
milyar atau setara dengan 51,14 % dari total PAD seluruhnya.

Dari arah belanja daerah Kabupaten Manokwari pada tahun 2008 mengeluarkan belanjan
daerah sebesar Rp. 786,76 milyar. Sebesar Rp. 236,22 milyar untuk belanja tidak langsung
dan Rp. 532,54 milyar untuk belanjan langsung. Namun secara keseluruhan penyumbang
terbanyak bagi pengeluaran Kabupaten Manokwari adalah belanja modal sebesar Rp. 274,8
milyar atau sebesar 34,98 %.

Konsep Laporan Akhir IV - 18


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

Tabel 4 – 12 : Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku


Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Manokwari

Tahun
No Lapangan Usaha
2011 2012
1 Pertanian 861.601,21 913.527,18
2 Pertambangan dan Penggalian 70.859,62 97.462,22
3 Industri 99.723,72 107.619,51
4 Listrik dan Air Bersih 28.337,07 30.898,03
5 Bangunan 706.034,68 878.544,65
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 528.029,37 607.361,68
7 Pengangkutan dan Komunikasi 310.023,50 345.060,46
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa 184.562,35 221.261,11
9 Jasa-Jasa 548.477,10 581.581,34
Jumlah 3.337.648,62 3.783.316,18
Sumber : Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2013

Tabel 4 – 13 : Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan


Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Manokwari

Tahun
No Lapangan Usaha
2011 2012
1 Pertanian 397.114,00 414.444,42
2 Pertambangan dan Penggalian 23.417,70 28.178,67
3 Industri 43.811,99 45.198,52
4 Listrik dan Air Bersih 9.032,53 9.462,67
5 Bangunan 234.776,66 271.006,84
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 158.011,12 175.929,00
7 Pengangkutan dan Komunikasi 131.136,33 142.211,82
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa 61.208,58 66.598,08
9 Jasa-Jasa 259.455,78 272.687,28
Jumlah 1.317.964,69 1.425.717,30
Sumber : Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2013

4. Pengembangan Perekonomian
Potensi Ekonomi wilayah yang dimiliki Kabupaten Manokwari adalah :
a. Kota Manokwari yang menjadi pusat kegiatan perdagangan dan jasa
b. Bandara Udara Rendani yang menjadi pusat kegiatan transportasi udara, menjadi salah
satu push faktor perkembangan ekonomi di Kabupaten Manokwari
c. Pelabuhan Manokwari menjadi pusat kegiatan transportasi Laut, menjadi salah satu push
faktor perkembangan ekonomi di Kabupaten Manokwari
d. Potensi pertanian tanaman pangan (padi, jagung, ubi), Holtikultura dan perkebunan
(Kelapa Sawit, Kakao, Kopi dll) yang banyak dikembangkan di Distrik Masni dan Distrik

Konsep Laporan Akhir IV - 19


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

Prafi yang merupakan wilayah transmigrasi serta beberapa Distrik lainnya. Disamping itu
terdapat pula perkebunan besar (negara/swasta) yaitu PTP Nusantara II Kebun Prafi
dengan komoditas kelapa sawit dan PT. Coklat Ransiki dengan komoditas kakao
e. Potensi Perikanan Laut yang terdapat di beberapa Distrik yang berada di wilayah pesisir
dan perikanan darat yang banyak dikembangkan di Distrik Masni
f. Potensi peternakan Babi, Kambing, Sapi serta ternak unggas

1. Perdagangan
Kegiatan perdagangan yang dikembangkan di kota Manokwari adalah khusus perdagangan
skala besar/grosir dan perdagangan eceran dengan jenis komoditi primer hingga tersier
Skala pelayanan kegiatan perdagangan tersebut terdiri dari pusat perdagangan skala
regional, kota dan lokal (Kabupaten. Kota, BWK dan sejenisnya ke unit yang lebih kecil).
a. Pusat perdagangan skala besar/grosir yaitu pusat perdagangan untuk memenuhi
kebutuhan primer (semacam pasar induk atau pasar pusat), diarahkan pada lokasi-lokasi
kegiatan yang mempunyai hubungan cukup kuat, seperti jalan dan terminal regional,
pelabuhan, pergudangan dan jasa ekonomi. Dalam hal ini pasar pusat diarahkan di
Kelurahan Wosi (Blok C-3). Sedangkan Pasar Sanggeng (Blok A-3) diarahkan bagi
kegiatan pertokoan dan jasa komersial.
b. Perdagangan eceran skala regional dan kota; seperti pertokoan supermarket, pada
dasarnya bertujuan untuk melayani kebutuhan sekunder dan tersier yang bukan
merupakan kebutuhan sehari. Perdagangan untuk barang-barang sekunder dan tersier
ini merangkap untuk melayani kebutuhan kota Untuk mempermudah memenuhi
kebutuhan wilayah pelayanannya, maka kawasan ini dihubungkan dengan (minimum)
jalan arteri sekunder, lebih baik lagi jika berdekatan dengan jalan utama. Oleh sebab itu
kawasan perdagangan yang ada tetap dipertahankan di pusat kota yaitu di Sanggeng
dan diarahkan di Manokwari Timur (Blok A-2) yaitu di Jalan Merdeka, dan Jalan
Sudirman.
c. Kegiatan perdagangan eceran tingkat BWK (di luar BWK-A/Pusat Kota) dan unit
pelayanan yang lebih kecil merupakan jenis kegiatan yang umumnya melayani
kebutuhan BWK hingga lingkungan. Perbedaan pengembangan kawasan perdagangan
eceran untuk tiap pusat pelayanan (yang berbeda jenjangnya) terletak pada tingkat
perlengkapan dan jenis barang yang diperdagangkan.

2. Jasa Pelayanan
Kegiatan jasa pelayanan pada umumnya berupa perkantoran swasta atau jasa pelayanan
masyarakat yang bersifat komersial lainnya seperti jasa perbankan, asuransi, jasa
reparasi/bengkel, jasa angkutan dan bentuk jasa-jasa lainnya seperti pompa bensin, tukang
menjahit, studio foto, tukang cukur dan jasa-jasa lainnya. Selanjutnya, pengembangan
kegiatan jasa dipisahkan sesuai dengan sifat-sifatnya yaitu:

Konsep Laporan Akhir IV - 20


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

a. Jasa yang dalam proses pelayanannya tidak mengeluarkan pencemaran, seperti


perbankan, biro perjalanan, asuransi, jasa konsultan, kantor ekspedisi hiburan/rekreasi
tertutup (bioskop, bola sodok, dan sebagainya), penjahit, reparasi barang-barang
elektronik, salon dan sebagainya diletakkan berdekatan dengan kegiatan-kegiatan
lainnya menunjang seperti pelayanan sosial, perkantoran pemerintah, dan lain-lain.
Kegiatan di atas umumnya membutuhkan aksesibilitas tinggi. Dalam hal ini kegiatan
yang mempunyai skala pelayanan regional/kota (perkantoran, bank, asuransi, biro
perjalanan, dan sebagainya) diarahkan di pusat kota (Blok A-1, Blok A-2, dan Blok A-
3) yaitu di Jl. Yos Sudarso, JI. Jend. Sudirman, dan Jl. Soedjarwo Condronegoro,
sedang untuk skala BWK dan lebih kecil skalanya (penjahit. reparasi elektronik, dan
sebagainya) diarahkan ke pusat BWK C (Blok C-3).
b. Jasa yang dalam proses pelayanannya mengeluarkan pencemaran (pencemaran air,
tanah dan udara) seperti jasa reparasi kendaraan besar, karoseri, bengkel besi dan las,
jasa produksi makanan (perusahaan pembuat mie, tahu dan tempe) diarahkan diluar
BWK A dan C yang dekat dengan akses jalan. Kegiatan jasa seperti ini diarahkan untuk
menempati kawasan yang kegiatan di sekitarnya tidak terlalu menghiraukan/terganggu
unsur-unsur pencemarannya. Kegiatan jasa yang mempunyai skala pelayanan kota atau
regional (agen/reparasi kendaraan besar, karoseri dan sebagainya), dikembangkan di
sekitar jalan kolektor primer.
c. Jasa pelayanan yang tidak polutif dan membutuhkan ketenangan seperti jasa
penginapan atau losmen dan sejenisnya, dikembangkan di kawasan dengan kegiatan
yang relatif tenang, nyaman dan mempunyai aksesibilitas tinggi. Kegiatan jasa tersebut
diarahkan di kawasan pusat kota dan sekitar pelabuhan dengan intensitas pemanfaatan
ruang sedang.

3. Struktur Perekonomian Kabupaten Manokwari


Struktur perekonomian menjadi penting dibahas karena dengan diketahuinya struktur
perekonomian suatu daerah maka kita akan dapat mengetahui sektor-sektor yang
mendominasi perekonomian di suatu daerah. Sektor-sektor dominan tersebut dijadikan
sebagai leading sector yang pengaruhnya sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi di suatu
daerah, sehingga sedikit saja perubahan yang terjadi pada leading sector tersebut akan
berdampak pada perekonomian secara keseluruhan.

Pengembangan dan intensitas pembangunan sector ekonomi pada sector-sektor dominan


tersebut harus dilakukan secara intensif. Sector-sektor perekonomian yang paling dominan
di Kota Manokwari adalah sector jasa-jasa, bangunan, serta perdagangan, hotel dan
restoran perlu dikembangkan di Blok A-1, Blok A-2, Blok A-3, dan Blok C-3.
Pengembangan sector transportasi juga perlu dikembangkan terutama di daerah-daerah
penyokong perkembangan transportasi perkotaan, yaitu di Blok B-3, Blok C-2, Blok D-2,
dan Blok D-3.

Konsep Laporan Akhir IV - 21


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

4. Strategi Pengembangan Kawasan Perdagangan dan Perekonomian


Strategi pengembangan kawasan perdagangan / perekonomian sebagai berikut :
a. Rencana pengembangan kawasan perdagangan/perekonomian dan ikutannya, seperti
kantor perusahaan, rumah kantor (rukan) dan rumah toko (ruko) dikembangkan di Jalan
Percetakan (BWK A), Selain itu juga dikembangkan pusat perdagangan dan industri
jasa tingkat regional yaitu pembangunan Pasar Pusat dan Terminal Regional yang
bertaraf Provinsi di Wosi (BWK C) dan Terminal antar wilayah di Maripi (BWK D).
b. Pengembangan kegiatan usaha yang ada di Kota Manokwari diarahkan untuk membuka
lapangan kerja baru, sebagai usaha untuk memanfaatkan potensi yang ada, antara lain
bidang perdagangan, bidang jasa, dan bangunan untuk menarik investasi dari luar, baik
dari Kabupaten Manokwari maupun daerah lainnya. Peranan yang penting dari arus
lalu lintas di Kota Manokwari nantinya perlu dimanfaatkan untuk menunjang dan
memacu pertumbuhan Kota Manokwari sehingga dapat memanfaatkan kelancaran arus
lalu lintas barang, jasa dan manusia serta mampu mengimbangi pertumbuhan pelayanan
ekonomi bagi daerah sekitarnya.
c. Menyiapkan prasarana dan sarana untuk mendukung pembangunan kawasan
perdagangan termasuk fasilitas penunjang seperti; jaringan jalan, listrik, telepon,
jaringan air bersih, pengolahan sampah dan lain-lain.
d. Mengembangkan dan memberdayakan ekonomi kerakyatan dan pengurangan
kemiskinan dengan pengembangan industri berbasis pada masyarakat.
e. Mengembangkan perekonomian daerah (local economic development) melalui
perusahaan daerah dan perbankan.
f. Tata ruang disempurnakan agar berbagai kegiatan dan dinamika masyarakat dapat
berjalan serasi dan tidak saling mengganggu. Persyaratan Tata Ruang Kota Manokwari
juga diarahkan agar kebutuhan dan peruntukan ruang dapat diselaraskan dengan potensi
yang ada, serta sarana-prasarana penunjang kegiatan yang diperlukan sejalan dengan
perkembangan Kota Manokwari di masa yang akan datang.
g. Melihat ruang yang ada, pada bagian utara dan selatan (dekat Bandar Udara Rendani)
perlu dikembangkan kegiatan yang dapat menjadi bangkitan ekonomi yang diharapkan
mampu menarik tenaga kerja dari luar daerah. Pengembangan kegiatan ekonomi pada
bagian utara dan selatan kota diharapkan pula akan menciptakan keseimbangan struktur
ruang antara pusat kota dan daerah sekitarnya.

4.2 Analisis Hidrologi

4.2.1 Umum

Dalam perhitungan hidrologi ini dibutuhkan data-data hidrologi dan klimatologi yang memenuhi
syarat. Dari data tersebut dapat dianalisis tipe iklim, tipe curah hujan dan beberapa parameter
hidrologi lainnya. Keadaan iklim di suatu daerah dipengaruhi oleh letak secara regional dan

Konsep Laporan Akhir IV - 22


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

kondisi geografis daerah tersebut. Faktor penting dari regional ini meliputi letak lintang, yang
mana faktor ini akan berpengaruh terhadap sistem perpindahan angin. Sedangkan kondisi geografi
daerah setempat terutama menyangkut keadaan topografi dan jarak terhadap lautan.

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini data-data hidrologi yang harus dikumpulkan oleh konsultan
adalah :
1. Peta penyebaran stasiun curah hujan di lokasi pekerjaan
2. Peta penyebaran stasiun klimatologi di lokasi pekerjaan
3. Peta penyebaran stasiun AWLR di lokasi pekerjaan
4. Data curah hujan harian
5. Data klimatologi
6. Data pencatatan AWLR

Analisis hidrologi mempunyai maksud dan tujuan untuk mengetahui kondisi hidrologi secara
umum pada suatu wilayah dan menghitung potensi air yang ada pada daerah tertentu, untuk bisa
dimanfaatkan, dikembangkan serta mengendalikan potensi air untuk kepentingan masyarakat di
sekitar daerah tersebut. Analisis hidrologi ini sangat penting artinya dalam tahap detail desain
khususnya untuk bangunan-bangunan pengairan. Dalam pekerjaan ini bangunan-bangunan
pengairan yang akan dilakukan detail desain adalah tanggul sungai, dinding penahan tebing sungai
dan bangunan pengendali banjir.

Ketelitian analisis dan perhitungan, maupun dalam pengumpulan dan pemilihan data yang relevan
sangat menentukan hasil dan kualitas perencanaan detail bangunan-bangunan pengairan. Demikian
pula ketersediaan data pencatatan historis dalam kurun waktu tertentu akan mempengaruhi akurasi
hasil analisis hidrologi yang diharapkan, mengingat dalam analisis tersebut sifatnya hanya
peramalan terhadap kondisi alam. Dengan demikian pokok bahasan pertama yang perlu dikaji
dalam analisis hidrologi adalah ketersediaan data hidrologi dan klimatologi pada daerah rencana
proyek. Selanjutnya adalah pemahaman mengenai keadaan hidrologi di daerah-daerah yang
berdekatan, serta pemilihan metode-metode perkiraan hidrologi yang tepat untuk memperkirakan
parameter hidrologi yang diperlukan sangat berpengaruh terhadap hasil dan kualitas perhitungan
hidrologi.

Diantara parameter-parameter hidrologi yang diperlukan dalam pekerjaan SID Pembangunan


Pengendali Banjir Sungai Warmare Kabupaten Manokwari berupa desain tanggul sungai, dinding
penahan (revetment) sungai dan bangunan pengendali banjir meliputi :
*. Kondisi iklim
*. Curah hujan rencana (design rainfall)
*. Debit banjir rencana (design flood)

Konsep Laporan Akhir IV - 23


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

4.2.2 Analisis Data Curah Hujan

a. Pengisian Data Curah Hujan yang Kosong


Apabila dalam pencatatan data hujan terdapat data yang hilang, maka pengisian data hujan
yang hilang dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

*. Metode Rasio Normal (Normal Ratio Method)


Bisa digunakan bila variasi ruang hujan tidak terlalu besar.

Px = 1/n [ (Nx .PA/NA + (Nx .PB/NB ) + .... + (Nx .PN/NN) ]


dimana :
Px = Hujan pada stasiun X yang diperkirakan
Nx = Hujan normal tahunan di stasiun X
NA = Hujan normal tahunan di stasiun A
PA = Hujan di stasiun A yang diketahui
N = Jumlah stasiun referensi

*. Reciprocal Method
Metode ini memanfaatkan jarak antara stasiun sebagai faktor koreksi.

PA PB PC
 
d XA 2 d XB 2 d XC 2
Px 
1 1 1
 
d XA  2
d XB  2
d XC 2

dimana :
PA,PB,PC = Data hujan dari stasiun tercatat A, B, C
dXA = Jarak antara stasiun X dan stasiun acuan A
dXB = Jarak antara stasiun X dan stasiun acuan B
dXC = Jarak antara stasiun X dan stasiun acuan C

b. Uji Konsistensi Data Curah Hujan


Sebelum data curah hujan dipakai, maka terlebih dahulu harus diuji konsistensi untuk
mengetahui apakah data curah hujan konsisten atau tidak. Uji konsistensi data hujan
digunakan untuk memperbaiki kesalahan pengamatan yang terjadi akibat perubahan posisi
atau cara pemasangan yang tidak baik dari alat ukur hujan.

Uji konsistensi data hujan yang digunakan adalah uji lengkung masa ganda yaitu
membandingkan akumulasi data curah hujan tahunan stasiun yang bersangkutan dengan
akumulasi data curah hujan rerata sekelompok stasiun dalam periode yang sama.

Konsep Laporan Akhir IV - 24


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

Ch tahunan kum. Stasiun yang diuji


Yz

Y
Yo


Xo

Tg  = Y/X = Yz/Xo

Ch tahunan kum. Rata-rata dari stasiun dasar X

Gambar 4 – 1 : Grafik Lengkung Massa Ganda

Dari gambar diatas maka uji konsistensi data hujan adalah dengan persamaan berikut :

tan  o
HZ 
tan 
dimana :
Hz = Faktor koreksi
o = Sudut yang dibentuk oleh garis data hujan absis.
 = Sudut yang dibentuk oleh garis data hujan yang membelok dengan garis sejajar
absis. Absis merupakan jumlah rerata stasiun yang ada.

c. Curah Hujan Rerata Daerah


Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air dan
rancangan pengendalian banjir adalah curah hujan rerata daerah (area rainfall)¸ bukan curah
hujan pada suatu titik (point rainfall). Besarnya curah hujan rerata daerah dinyatakan dalam
mm. Hujan rerata daerah dapat ditentukan dengan beberapa metode¸ diantaranya rerata
Aljabar (arithmetic mean)¸ poligon Thiessen dan metode Isohiyet.

Hujan rerata daerah dihitung dengan Metode rerata aljabar :

d 1  d 2  d 3  ...  d n
d
n

dimana :

Konsep Laporan Akhir IV - 25


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

d = Tinggi curah hujan rata-rata


d1, d2, dn = Tinggi curah hujan pada stasiun 1, 2, 3, .., n.
n = Banyaknya pos penakar

Data curah hujan harian yang digunakan adalah berasal dari data stasiun hujan yang
berpengaruh terhadap masing-masing lokasi pekerjaan. Stasiun pencatat curah hujan yang
dipergunakan untuk analisis hidrologi pada pekerjaan ini adalah Stasiun Meteorologi
Manokwari, hal ini dilakukan karena sebaran stasiun pencatatn data curah hujan yang ada di
Propinsi Papua Barat, khususnya di lokasi pekerjaan yang masih jarang. Data curah hujan
maksimum tahunan untuk Stasiun Meteorologi Manokwari seperti disajikan pada tabel
berikut.

Tabel 4 – 14 : Curah Hujan Maksimum Tahunan


Stasiun Meteorologi Manokwari
Tahun Curah Hujan (mm)
1996 261.0
1997 267.0
1998 231.0
1999 259.0
2000 245.0
2001 260.0
2002 155.0
2003 174.0
2004 152.0
2005 128.0
2006 101.0
2007 167.0
2008 82,6
2009 137,0
2010 92,4
2011 123,1
2012 244,0
2013 164,4
Sumber : Hasil Perhitungan

4.2.3 Analisis Curah Hujan Rancangan

a. Pemilihan Distribusi Frekuensi


Curah hujan rancangan adalah hujan terbesar tahunan dengan peluang tertentu yang mungkin
terjadi di suatu daerah¸ atau hujan dengan suatu kemungkinan periode ulang tertentu.

Untuk memperkirakan besarnya curah hujan rancangan dengan kala ulang tertentu, terlebih
dahulu data-data hujan disesuaikan dengan sebaran distribusi. Persamaan-persamaan yang
dipakai dalam penentuan distribusi frekuensi tersebut adalah :

Konsep Laporan Akhir IV - 26


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

2
 _

X  X : Standar deviasi
Sd   
n 1
Sd
Cv  _ : Koefisien keragaman
X
3
 
 n
n  X  X
i 1   : Koefisien kepencengan
Cs 
n  1  n  2  Sd 3
4
 
 n
n    Xi  X  2

i 1   : Koefisien kurtosis
Ck 
n  1  n  2  n  3  Sd 4

Syarat pemilihan distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4 – 15 : Syarat Pemilihan Distribusi


Distribusi Syarat Keterangan

Normal Cs  0 Jika analisis ekstrim tidak ada


yang memenuhi syarat tersebut
Log Normal Cs/Cv  3
maka digunakan sebaran Log
Gumbell Type I Cs  1.1396 Pearson Type III
Ck  5.4002
Sumber : CD. Soemarto, Hidrologi Teknik, 1987

b. Distribusi Log Pearson Type III


Metode untuk menghitung curah hujan rancangan yang umum dipergunakan di Indonesia
adalah Metode Log Pearson Type III.

Adapun langkah-langkah analisis frekuensi dengan metode Log Pearson Type III adalah
sebagai berikut :
1. Urutkan data dari kecil ke besar dan ubah data (X1, X2, …., Xn) dalam bentuk logaritma
(log X1, log X2, …., log Xn).
2. Hitung nilai rerata, dengan persamaan :

 1 i=n
log X =   (log Xi)
n i=1

3. Hitung standart deviasi, dengan persamaan :

Konsep Laporan Akhir IV - 27


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

i=n 
 (log Xi - log X)2
i=1
S12 = 
n-1

4. Hitung koefisien kepencengan, dengan persamaan :

i=n 
 (log Xi - log X)3
n
i=1
Cs = 
(n - 1) (n - 2) (S1)3

5. Hitung logaritma X dengan persamaan :



Log X = log X + G . S1

6. Hitung anti log X

X = anti log X

dimana :
log X = Logaritma debit atau curah hujan.

log X = Logaritma rerata dari debit atau curah hujan
log X1 = Logaritma debit atau curah hujan tahun ke 1
G = Konstanta Log Pearson Type III, berdasarkan koefisien kepencengan (Cs)
S1 = Simpangan baku
Cs = Koefisien kepencengan
n = Jumlah data

c. Pengeplotan Data
Berbagai jenis distribusi apabila digambarkan pada kertas skala normal memberikan garis
lengkung yang sulit digunakan untuk ekstrapolasi. Oleh karena itu pemplotan data dilakukan
pada kertas probabilitas. Posisi pemplotan mengikuti cara yang dikembangkan oleh Weibull
dan Gumbel.

PXi  X  
m
n 1
dimana :
P (Xi  X) = Probabilitas data (%)
m = Nomor urut dari data yang sudah diurutkan
n = Jumlah data

Konsep Laporan Akhir IV - 28


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

Hasil perhitungan curah hujan rancangan untuk Stasiun Meteorologi Manokwari dengan metode
Log Pearson Type III seperti disajikan pada tabel berikut.

Tabel 4 – 16 : Curah Hujan Rancangan


Stasiun Meteorologi Manokwari
No. Kala Ulang Curah Hujan Rancangan (mm)
1. 2 172,44
2. 5 234,27
3. 10 271,56
4. 25 315,08
5. 50 345,20
6. 100 386,52
Sumber : Hasil Perhitungan

4.2.4 Uji Kesesuaian Distribusi

Pemeriksaan uji kesesuaian distribusi ini dimaksudkan untuk :


*. Apakah data curah hujan harian maksimum tersebut benar-benar sesuai dengan distribusi
teoritis yang dipakai, yaitu Log Pearson Type III.
*. Apakah hipotesa tersebut dapat digunakan atau tidak.

a. Uji Smirnov Kolmogorof


Uji kesesuaian Smirnov-Kolmogorov ini digunakan untuk menguji simpangan secara
mendatar. Uji ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Data curah hujan harian dan 3 harian diurutkan dari kecil ke besar
2. Menghitung besarnya harga probabilitas dengan persamaan Weibull, berikut :

m
P =  x 100 %
N+1

dimana :
P = Probabilitas (%)
m = Nomor urut data
N = Jumlah data (n = 18)
3. Dari grafik pengeplotan data curah hujan di kertas probabilitas didapat perbedaan yang
maksimum antara distribusi teoritis dan empiris, yang disebut dengan hit. Kemudian
dibandingkan dengan cr yang didapat dari tabel untuk suatu derajat tertentu (). Untuk
bangunan-bangunan pengairan harga  diambil sebesar 5 %.
4. Bila harga hit. < cr, maka dapat disimpulkan bahwa penyimpangan yang terjadi masih
dalam batas-batas yang dijinkan.

Konsep Laporan Akhir IV - 29


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

Tabel 4 – 17 : Nilai Kritis (cr) untuk Uji Smirnov-Kolmogorov



n
0.20 0.10 0.05 0.01
5 0.45 0.51 0.56 0.67
10 0.32 0.37 0.41 0.49
15 0.27 0.30 0.34 0.40
20 0.23 0.26 0.29 0.36
25 0.21 0.24 0.27 0.32
30 0.19 0.22 0.24 0.29
35 0.18 0.20 0.23 0.27
40 0.17 0.19 0.21 0.25
45 0.16 0.18 0.20 0.24
50 0.15 0.17 0.19 0.23
n > 50 1.07 / n 1.22 / n 1.36 / n 1.63 / n
Sumber : M.M.A.Shahin, Statistical Analysis in Hydrology,volume 2, 1976, hal 280

b. Uji Chi-Kuadrat (X2-Test)


Uji kesesuaian Chi-Kuadrat merupakan suatu ukuran mengenai perbedaan yang terdapat
antara frekuensi yang diamati dan yang diharapkan. Uji ini digunakan untuk menguji
simpangan secara tegak lurus, yang ditentukan dengan rumus :

(Ef - Of)2
X2hit = 
Of

dimana :
X2hit = Harga uji statistik
Ef = Frekuensi yang diharapkan
Of = Frekuensi pengamatan

Adapun langkah-langkah pengujian chi-kuadrat adalah sebagai berikut :


1. Memplot data hujan dengan persamaan Weibull.
2. Tarik garis dengan bantuan titik data hujan yang mempunyai periode ulang tertentu.
3. Harga X2cr dicari dari tabel, dengan menentukan taraf signifikan () dan derajat
kebebasannya (DK), sedangkan derajat kebebasan dapat dihitung dengan persamaan :

DK = n - (m + 1)

dimana :
DK = Harga derajat bebas
n = Jumlah data (n = 18)
m = Jumlah parameter untuk X2hit (m = 2)
4. Bila harga X2hit < X2cr maka dapat disimpulkan bahwa penyimpangan yang terjadi masih
dalam batas-batas yang diijinkan.

Konsep Laporan Akhir IV - 30


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

Tabel 4 – 18 : Harga (X2cr) untuk Uji Chi-Kuadrat


Probabilitas dari x2
DK
0.950 0.800 0.500 0.200 0.050 0.001
1 0.00393 0.0642 0.455 1.642 3.841 10.827
2 0.103 0.446 1.386 3.219 5.991 13.815
3 0.352 1.005 2.366 4.642 7.815 16.268
4 0.711 1.649 3.357 5.989 9.488 18.465
5 1.145 2.343 4.351 7.289 11.070 20.517
6 1.635 3.070 5.348 8.558 12.592 22.457
7 2.167 3.822 6.346 9.803 14.067 24.322
8 2.733 4.594 7.344 11.030 15.507 26.125
9 3.325 5.380 8.343 12.242 16.919 27.877
10 3.940 6.179 9.342 13.442 18.307 29.588
11 4.575 6.989 10.341 14.631 19.975 31.264
12 5.226 7.807 11.340 15.812 21.026 32.909
13 5.892 8.634 12.340 16.985 22.362 34.528
14 6.571 9.467 13.339 18.151 23.685 36.123
15 7.296 10.307 14.339 19.311 24.996 37.697
16 7.962 11.152 15.338 20.465 26.296 39.252
17 8.672 12.002 16.338 21.615 27.587 40.790
18 9.390 12.857 17.338 22.760 28.869 42.312
19 10.117 13.716 18.338 23.900 30.144 43.820
20 10.851 14.578 19.337 25.038 31.410 45.315
21 11.501 15.445 20.337 26.171 32.671 46.797
22 12.338 16.314 21.337 27.301 33.924 48.268
23 13.091 17.187 22.337 28.429 35.175 49.728
24 13.848 18.062 23.337 29.553 36.415 51.179
25 14.611 18.940 24.337 30.675 37.652 52.620
26 15.379 19.820 25.336 31.795 38.885 54.052
27 16.151 20.703 26.336 32.912 40.113 55.476
28 16.928 21.588 27.336 34.027 41.337 56.893
29 17.708 22.475 28.336 35.139 42.557 58.302
30 18.493 23.364 29.336 36.250 43.773 59.703
Sumber : M.M.A.Shahin, Statistical Analysis in Hydrology,volume 2, 1976, hal 283

Hasil rekapitulasi perhitungan uji kesesuaian distribusi untuk metode Log Pearson Type III untuk
Stasiun Meteorologi Manokwari adalah:
*. Uji Smirnov-Kolmogorov (hit. = 0,1412) < (cr = 0,340)
*. Uji Chi-Kuadrat (X2hit = 5,429) < (X2cr = 14,339)

Dari hasil perhitungan uji tersebut dapat ditarik kesimpulan, bahwa metode Log Pearson Type III
sesuai untuk distribusi curah hujan pada Stasiun Meteorologi Manokwari, sehingga analisis
hipotesa dapat diterima.

4.2.5 Debit Banjir Rencana

Debit banjir rencana adalah debit maksimum di sungai atau saluran alamiah dengan periode ulang
yang sudah ditentukan yang dapat dialirkan tanpa membahayakan bangunan pengairan dan
stabilitas bangunan-bangunannya. Perhitungan debit banjir rencana pada pekerjaan ini
dipergunakan untuk perencanaan bangunan pengendalian banjir dan akan digunakan data curah
hujan harian maksimum.

Konsep Laporan Akhir IV - 31


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

Peta DAS sangat dibutuhkan dalam perhitungan hidrologi, khususnya untuk perhitungan banjir
rencana (design flood). Sedangkan tata guna lahan dipergunakan untuk mengetahui karakteristik
dan pembagian wilayah penggunaan DAS yang berpengaruh terhadap koefisien pengaliran (C).
Koefisien pengaliran seperti yang disajikan pada tabel berikut, didasarkan pada suatu
pertimbangan bahwa koefisien pengaliran sangat bergantung pada faktor-faktor fisik.

Tabel 4 – 19 : Koefisien Pengaliran


Kondisi DAS Koefisien Pengaliran (C)
Pegunungan curam 0.75 – 0.90
Pegunungan Tersier 0.70 – 0.80
Tanah bergelombang dan hutan 0.50 – 0.75
Dataran pertanian 0.45 – 0.60
Persawahan yang diairi 0.70 – 0.80
Sungai di pegunungan 0.75 – 0.85
Sungai di dataran 0.45 – 0.75
Sungai yang sebagian alirannya berada di 0.50 – 0.75
dataran rendah
Sumber : Bendungan Tipe Urugan, Suyono Sosrodarsono, 1977

1. Sebaran Hujan Jam-Jaman


a. Distribusi Curah Hujan Jam-Jaman
Perhitungan distribusi / sebaran hujan jam-jaman digunakan metode dari Mononobe dengan
persamaan berikut :

2
R  t 3
rt  24   
T T

dimana :
rt = Intensitas hujan rata-rata dalam t jam (mm/jam)
R24 = Curah hujan efektif dalam 1 (satu) hari
t = Waktu konsentrasi (jam)
T = Waktu mulai hujan (jam)

Rerata lama hujan di Indonesia 6 jam / hari, maka diperoleh ;


T = 1 jam r1 = 0.550 R24
T = 2 jam r2 = 0.347 R24
T = 3 jam r3 = 0.265 R24
T = 4 jam r4 = 0.218 R24
T = 5 jam r5 = 0.188 R24
T = 6 jam r6 = 0.167 R24

Konsep Laporan Akhir IV - 32


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

Rasio hujan jam-jaman dihitung dengan persamaan :


RT = t x Rt – (t – 1) x R(t – 1)

Dengan persamaan diatas diperoleh rasio hujan jam-jaman sebagai berikut :

Tabel 4 – 20 : Distribusi Ratio Hujan Jam-Jaman


T (Waktu) Ratio
(jam) (%)
1 0.550
2 0.143
3 0.100
4 0.080
5 0.067
6 0.059
Sumber : Hasil Perhitungan

b. Analisis Curah Hujan Netto Jam-Jaman


Hujan netto merupakan bagian dari hujan total yang menghasilkan limpasan langsung (direct
run off). Limpasan langsung ini terdiri atas limpasan permukaan (surface run off) dan air yang
masuk ke dalam lapisan tipis di bawah permukaan tanah dengan permeabilitas rendah, yang
keluar lagi di tempat yang lebih rendah dan berubah menjadi limpasan permukaan.

Dengan menganggap bahwa proses perubahan hujan menjadi limpasan langsung mengikuti
proses linier dan tidak berubah oleh waktu, maka hujan netto (Rn) dinyatakan sebagai berikut.

Rn = Rt x C
dimana :
Rt = Curah hujan rancangan dengan kala ulang tertentu (mm)
C = Koefisien pengaliran

2. Perhitungan Debit Banjir Rencana


Perhitungan debit banjir rencana untuk sungai Warmare di Kabupaten Manokwari dilakukan
dengan menggunakan data curah hujan. Sebelum sampai pada perhitungan debit puncak banjir,
perlu dipersiapkan sejumlah parameter dan informasi. Adapun tahap yang harus dilakukan dalam
analisis data adalah sebagai berikut :
*. Ukur panjang daerah overland (L), yaitu panjang aliran terpanjang dari titik terjauh ke lokasi
bangunan intake (m)
*. Ukur S/I, yaitu kemiringan rerata dari daerah tangkapan terhadap lokasi bangunan intake
(m/m)
*. Hitung A, yaitu luas daerah tangkapan aliran (ha atau km2)

Konsep Laporan Akhir IV - 33


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

*. Tentukan jenis penutup lahan untuk koefisien kekasaran Manning

Pada dasarnya metode Haspers, Weduwen dan Melchior merupakan metode empiris yang
dikembangkan untuk keadaan di Indonesia dan di dasarkan pada konsep metode Rational untuk
menentukan hubungan antara hujan dan banjir sungai. Ketiga metode empiris di atas mempunyai
persamaan umum sebagai berikut :
Q = C..R.A

a. Metode Haspers
Bentuk persamaan dasar analisis debit banjir rencana (design flood) metode Haspers adalah
sebagai berikut :
Q = αβq A

1  0.012  A 0.7
α =
1  0.075  A 0.7

1 
t  3.7  10 0.4.t

A 0.75 
β
= 1+

t 2  15 12 
r
q =  t dalam jam
3.6  t
t = 0.1  L 0.8  I 0.3
RT
rT =  untuk t ≤ 2 jam
t  1 - 0.0008(260 - R)(2 - t) 2

rT =
t  RT   untuk 2 jam < t ≤ 19 jam
t  1
rT = 0.707 RT (t + 1)0.5  untuk 19 jam < t ≤ 30 hari
dimana :
α : koefisien limpasan
β : koefisien reduksi
q : hujan maksimum ( m3/km2/det )
A : luas daerah pengaliran (km2)
Q : debit maksimum ( m3/ det )
L : panjang sungai ( km )
I : gradien sungai
t : durasi ( jam )
T : periode ulang
rT : intensitas curah hujan selama time of concentration
RT : curah hujan 24 jam dengan periode ulang T ( mm )

Konsep Laporan Akhir IV - 34


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

b. Metode Rational Mononobe


Bentuk persamaan dasar analisis debit banjir rencana (design flood) metode Rational adalah
sebagai berikut :
0.6

V = 72  H 
 
 L 
2/3
R  24 
r = x  
24 t 
L
t =
V
f
Q = r 
3.6

dimana :

Q : debit banjir rencana periode ulang T ( tahun )


t : waktu konsetrasi ( jam )
R : curah hujan harian maksimum ( mm )
r : intensitas hujan selama waktu konsentrasi ( mm / hari )
V : kecepatan perambatan banjir ( mm/hari )
 : koefisien limpasan air hujan
L : Panjang sungai ( km )
H : beda tinggi antara titik terjauh dan mulut catchment ( km )

c. Metode Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu


Nakayasu dari Jepang, telah membuat rumus hidrograf satuan sintetik dari hasil
penyelidikannya. Rumus tersebut adalah sebagai berikut:
C  A  R0
Qp = 3,6  0,3Tp  T
0,3  
dimana :
Qp : debit puncak banjir (m3/det)
R0 : hujan satuan (mm)
Tp : tenggang waktu (time lag) dari permulaan hujan sampai puncak banjir (jam)
Tp : tg + 0,8 tr
Tg : waktu konsentrasi (jam), tenggang waktu dari titik berat hujan sampai titik berat
hidrograf (time lag)
dalam hal ini, jika:
L < 15 km tg = 0,21 . L0,7
L > 15 km tg = 0,4 + 0,058 . L

Konsep Laporan Akhir IV - 35


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

tr : tenggang waktu hidrograf (time base of hidrograf)


: 0,5 sampai 1 tg
T0,3 = .tg
0,47  A  L 
0,25
 =
tg

untuk :
1. Daerah pengaliran biasa  = 2
2. Bagian naik hidrograf yang lambat dan bagian menurun yang cepat  =1,5
3. Bagian naik hidrograf yang cepat dan bagian menurun yang lambat  = 3

Bagian lengkung naik (rising limb) hidrograf satuan memiliki rumus :

2.4
 t 
Qa = Qp   
T 
 p 
dimana :
Qa = limpasan sebelum mencapai debit puncak (m3/det)
t = waktu (jam)

Bagian lengkung turun (decreasing limb) hidrograf satuan


t  Tp
T0,3
Qd1 = Qp  0,3
t Tp 0,5T0,3
1,5T0,3
Qd2 = Qp  0,3
t  Tp1,5T0,3
2T0,3
Qd3 = Qp  0,3

tr

0,8 tr tg

Q
lengkung naik lengkung turun

Qp

0,3 Qp
0,32 Qp

Tp T0,3 1,5 T 0,3

Gambar 4 – 2 : Lengkung Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu

Konsep Laporan Akhir IV - 36


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

Data-data yang digunakan dalam analisa debit puncak banjir tersebut disamping data hujan
atau debit juga menggunakan data lainnya seperti data kondisi fisik sungai, kondisi lahan DAS
serta jenis tanah dominan.

Daerah aliran sungai (DAS) Warmare mempunyai karakteristik sebagai berikut :


*. Luas Daerah Tangkapan Hujan (A) : 41,09 km2
*. Panjang Sungai Utama (L) : 14,18 km
*. Elevasi Tertinggi Sunga Utama (H1) : + 400 m
*. Elevasi Terendah Sungai Utama (H2) : + 76 m

Hasil perhitungan debit banjir rencana pada rencana lokasi bangunan pengendalian banjir Sungai
Warmare Kabupaten Manokwari untuk berbagai kala ulang tertentu dengan menggunakan metode
Haspers, Rational dan Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu seperti disajikan pada tabel berikut.

Tabel 4 – 21 : Debit Banjir Rencana (m3/dt) Sungai Warmare


Kala Ulang Debit Banjir (m3/dt)
No.
(tahun) Nakayasu Haspers Rasional
1. 2 90,44 164,29 266,78
2. 5 122,86 223,19 362,42
3. 10 142,42 258,72 420,12
4. 25 165,24 300,18 487,44
5. 50 181,04 328,87 534,04
6. 100 202,71 368,24 597,97
Sumber : Hasil Perhitungan

3. Pemilihan Metode Debit Banjir


Ada berbagai cara dalam pemilihan metode perhitungan debit banjir, antara lain adalah dengan
perbandingan daerah-daerah lain yang berdekatan dengan sungai tersebut dan dengan metode
kapasitas saluran. Kapasitas alur sungai merupakan kemampuan palung sungai yang ada untuk
menampung debit dominan dimana elevasi muka airnya tidak melampaui tebing sungai. Pada
umumnya debit dominan ini dianggap sama dengan debit banjir rencana dengan periode ulang 2
tahun (Q2 tahun).

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini pemilihan metode banjir didasarkan dari kapasitas alur sungai
yang terukur pada sungai Warmare di Kabupaten Manokwari, dengan mengambil beberapa titik
tinjau. Tujuan perhitungan debit dominan pada studi ini untuk memilih debit banjir rencana dari
hasil perhitungan ketiga metode tersebut diatas.

Besarnya debit dominan tersebut dihitung dengan memakai persamaan Manning sebagai berikut :

Konsep Laporan Akhir IV - 37


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

Q = (1/n) . A . R2/3 . i1/2


dimana :
Q = Debit aliran sungai (m3/dt).
n = Koefisien kekasaran Manning.
A = Luas penampang basah sungai (m2)
R = Jari-jari hidrolis sungai (m)
i = Kemiringan dasar sungai.

Dari beberapa perhitungan debit dominan untuk beberapa potongan melintang sungai Warmare di
Kabupaten Manokwari, dengan menggunakan persamaan diatas Q2 sebesar 94,875 m3/dt. Hasil
perhitungan tersebut mendekati dengan perhitungan debit banjir rencana menggunakan metode
Hidrograf Nakayasu. Sehingga untuk selanjutnya, perencanaan bangunan pengendalian banjir
Sungai Warmare di Kabupaten Manokwari didasarkan pada perhitungan debit banjir dengan
metode Hidrograf Nakayasu.

4.3 Analisis Hidrolika Sungai

Pada kondisi sebenarnya, penampang sungai tidak prismatis dan bahkan sangat beragam
bentuknya. Analisis profil muka air dengan pendekatan aliran tidak tunak adalah karena salah satu
hal yang mempengaruhi muka air adalah besaran aliran yang tidak konstan dalam dimensi waktu.
Perhitungan profil muka air dengan kondisi tidak tunak menggunakan bantuan paket program HEC
RAS (Hydraulic Engineering Center – River Analysis System dari US Army Corps of Engineers).

2
V1
a1
2g Hf = Sf

2
V
Y1 a2 2
2g

Z1
Y2
So. X Z2
X

Gambar 4 – 3 : Ilustrasi Perhitungan Muka Air Sungai

Penyusunan model hidrolis sungai Warmare di Kabupaten Manokwari yang direncanakan


bangunan pengendalian banjir, dilakukan dengan menggunakan data hasil pengukuran sungai yang
dilaksanakan oleh Konsultan. Model hidrolis yang disiapkan untuk analisis profil muka air

Konsep Laporan Akhir IV - 38


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

dilakukan dengan dua kondisi, yaitu kondisi yang ada (existing) dan kondisi dengan adanya
perlakuan terhadap sungai, misalnya tanggul banjir.

1. Pendekatan Analisis Model Numerik


Kapasitas sungai akan didekati dengan perhitungan hidrolik sungai terhadap banjir rencana.
Perhitungan hidrolik penampang sungai akan menggunakan bantuan paket program HEC
RAS. Secara ringkas program HEC RAS diuraikan seperti berikut ini :
a. Model matematik HEC RAS ini secara umum dapat digunakan untuk menangani aplikasi
yang sangat luas seperti halnya penjalaran gelombang pasang surut di muara sungai,
gelombang banjir di sungai, operasi sistem irigasi, drainasi dan sebagainya.
b. HEC RAS ini dapat menghasilkan keluaran yang langsung dapat digunakan untuk proses
lebih lanjut, misalnya desain struktur bangunan air.
c. Didalam sistem HEC RAS, suatu model dari prototipe dapat disusun dari suatu rangkaian
elemen tipe dari elemen yang tersedia adalah penampang saluran terbuka (sungai maupun
saluran) dan bangunan pengatur.
d. Bagan jaringan saluran yang menunjukan orientasi dan hubungan antara ruas-ruas dan
simpul dapat divisualisasikan oleh program bila diperlukan. Hal ini untuk memudahkan
pemeriksaan bila terjadi kesalahan dalam pemasukan data.
e. Bentuk penampang saluran yang sederhana dapat dilukiskan hanya dengan beberapa data.
Sedangkan untuk penampang yang rumit seperti pada sungai alam, maka lebar aliran (flow
width) dan lebar tampungan (storage width), faktor tahanan dan radius hidrolik dapat
diberikan sebagai fungsi dari elevasi air.
f. Dalam program HEC RAS dimungkinkan untuk menggunakan salah satu dari rumus
gesekan air, yaitu rumus Manning atau rumus Chezy.
g. Di dalam HEC RAS ada beberapa jenis bangunan air yang dapat dimodelkan sebagai
overflow dan underflow. Transisi dari berbagai situasi seperti overflow dan underflow,
aliran sub kritis dan super kritis dari berbagai arah akan diperhitungkan secara otomatis
oleh program HEC RAS.

Program HEC RAS sudah dikompilasi dalam program Windows, sehingga operasional input
data (geometri jaringan dan batasan model) dan tampilan hasil yang aplikatif untuk pekerjaan
selanjutnya. Secara ringkas lingkup model matematik HEC RAS adalah :
a. Skematisasi sistem jaringan yang ada
b. Pemilihan boundary condition dan initial condition
c. Running desain model dengan berbagai alternatif
d. Evaluasi hasil running
e. Rekomendasi sistem tata air berdasarkan pemilihan dari alternatif desain model

Konsep Laporan Akhir IV - 39


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

2. Prinsip Dasar Model Numerik Hec-Ras


Untuk menganalisis profil permukaan air sungai digunakan modul dari program HEC RAS
yaitu hidrodinamik. Model hidrodinamik dapat menyelesaikan persamaan energi dan
persamaan momentum aliran air.

a. Rumus Energi
Tinggi profil muka air diperhitungkan dari satu penampang melintang ke penampang
melintang berikutnya diselesaikan dengan rumus energi dengan prosedur mengulang yang
disebut metode tahan standar.

Rumus energi sebagai berikut


2 2
α .V α .V
Y2  Z 2  2 2  Y1  Z 1  1 1  h e
2g 2g

dimana :
Y1, Y2 : Kedalaman air di penampang melintang
Z1, Z2 : Elevasi dasar sungai
V1, V2 : Kecepatan rerata
g : Percepatan gravitasi
he : Energi head loss

Gambar 4 – 4 : Diagram Rumus Energi

Kehilangan energi di antara dua penampang melintang dapat dirumuskan sebagai berikut:

dimana :
He : Energi head loss

Konsep Laporan Akhir IV - 40


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

L : Panjang jangkauan debit


S f
: Selisih kemiringan penampang sungai yang mewakili
C : Koefisien kehilangan karena ekspansi dan kontraksi

b. Persamaan Momentum
Aplikasi hukum kedua Newton untuk pergerakan air diantara 2 penampang melintang
dapat menggunakan rumus perubahan momentum dalam satuan waktu, dapat ditulis:

dimana :
Pi : Tekanan hidrostatik di lokasi 1 dan 2
Wx : Gaya karena berat air di arah x
Fx : Gaya gesek eksternal dari 2 ke 1
Q : Debit
 : Berat jenis air
Vx : Perubahan kecepatan dari 2 ke 1

Gambar 4 – 5 : Diagram Prinsip Momentum

Tekanan Hidrostatik
Tekanan hidrostatik di lokasi 2 dan 1 dapat ditulis dengan rumus:

dimana :
 : Berat kesatuan air
Ai : Penampang basah lokasi 1 dan 2

Konsep Laporan Akhir IV - 41


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

Yi : Kedalaman dari permukaan air ke titik berat luas penampang melintang di lokasi
1 dan 2

Gaya Berat Air

dimana :
L : Jarak antara penampang melintang
So : Kemiringan saluran , berdasarkan elevasi dasar rata-rata
zi : Elevasi rerata dilokasi 1 dan 2

Gaya Gesek Luar

dimana:
 : Shear stress
P : Keliling basah rerata antara section 1 dan 2
R : Jari-jari hidrolis rerata
Sf : Kemiringan garis energi

Massa Percepatan Waktu

dimana :  = Koefisien momentum

Konsep Laporan Akhir IV - 42


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

Subtitusi Rumus Momentum

3. Keterbatasan Model Numerik HEC RAS


Keterbatasan piranti lunak yang dipergunakan ini adalah:
1. Tidak dapat mensimulasikan transport sedimen.
2. Pembentukan dasar sungai (bed form) menggelombang atau meriak tidak ditirukan secara
cermat oleh model, sehingga efek perubahan kekasaran sebagai fungsi debit tidak dapat
disimulasikan dengan teliti.

Kondisi dan fenomena lokal yang tidak dapat disimulasi dan diselesaikan dengan model
numerik dapat diselidiki dan disimulasikan dengan pengujian model fisik.

4. Skematisasi Sungai
Langkah jarak diambil dengan mempertimbangkan data penampang melintang yang tersedia
berdasarkan hasil pengukuran topografi dari sungai dan anak sungainya. Pada umumnya
langkah jarak diambil antara 50 m sampai 200 m.

Kondisi batas yang diperlukan untuk melakukan pemodelan numerik ini dikategorikan dalam
dua macam :
a. Kondisi batas luar yang dapat dibagi dalam beberapa kemungkinan berikut :
*. Hubungan antara debit - waktu pada bagian batas udik
*. Hubungan antara ketinggian muka air - waktu atau ketinggian muka air - debit
(lengkung debit) yang digabungkan dengan hubungan antara debit - waktu pada
bagian batas udik
*. Hubungan antara ketinggian muka air - waktu atau ketinggian muka air - debit
(lengkung debit) pada bagian batas hilir
b. Kondisi batas dalam. Dapat dinyatakan dalam bentuk keberadaan bangunan air, jembatan,
percabangan atau penggabungan sungai.

Lebih jauh, semua struktur hidraulik yang ditemukan di lapangan yang dapat mempengaruhi
perubahan morfologi sungai seperti bendung, jembatan, waduk dan pertemuan sungai juga
ditambahkan ke dalam model dan dianggap sebagai batas internal.

Konsep Laporan Akhir IV - 43


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

5. Skenario Pemodelan Numerik


Skenario pemodelan disusun guna memantapkan desain penanggulangan yang diusulkan.
Hasil pemodelan numerik bertujuan untuk memprediksi dampak negatif yang mungkin timbul
akibat penanggulangan yang akan diterapkan. Selain itu, juga hasil pemodelan matematik ini
dapat digunakan untuk menentukan muka air rencana yang didesain pada penanggulangan
masalah banjir.

Input data yang digunakan sebagai kondisi batas udik adalah hasil perhitungan debit banjir
rencana. Analisis profil muka air sungai ditinjau terhadap debit rencana 10 tahun dan 25 tahun.
Batas hulu yang digunakan adalah debit banjir di bagian hulu. Semakin ke hilir debit air akan
semakin besar dengan bertambahnya inflow dari beberapa anak sungai, maka dilakukan
analisis profil muka air juga.

a. Skenario 0 (kondisi alami)


Skenario ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui kapasitas pengaliran Sungai
mempelajari pola banjir yang terjadi dan mengidentifikasi daerah rawan banjir pada
berbagai variasi debit aliran. Pada pemodelan ini dasar sungai dianggap tetap (fixed bed).

b. Skenario 1 (prediksi perubahan akibat penanggulangan masalah)


Skenario 1 disimulasikan dengan melakukan perubahan-perubahan yang dilakukan pada
sungai sesuai dengan desain penanggulangan yang diusulkan. Tujuan simulasi ini adalah
mengetahui efektivitas penempatan bangunan dasar yang diusulkan untuk dibangun di
beberapa tempat di sepanjang sungai. Permasalahan yang terjadi pada sungai lebih banyak
pada pengamanan tebing di sepanjang sungai.

4.3.1 Penetapan Debit Banjir Rancangan

Dalam perhitungan analisis profil muka air sungai dilakukan running program dengan
menggunakan debit banjir rancangan periode ulang 10 dan 25 tahunan, yang masing-masing
mempunyai nilai sebagai berikut :
*. Q10th : 142,42 m3/dt
*. Q25th : 165,24 m3/dt

Dari hasil running program tersebut selanjutnya dipilih debit banjir rencana yang tinggi muka
airnya mendekati dengan tinggi muka air banjir yang sering terjadi di lapangan.

Konsep Laporan Akhir IV - 44


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

4.3.2 Kemiringan Dasar Sungai

Berdasarkan data primer yang diperoleh dari hasil pengukuran topografi sepanjang alur Sungai
Warmare di Kabupaten Manokwari, maka dapat dilakukan analisis kemiringan sungai eksisting.
Dalam hal ini analisis kemiringan dasar sungai disesuaikan dengan kondisi morfologi sungainya.

4.3.3 Analisis Tinggi Muka Air Banjir Rencana

Analisis muka air rancangan ini pada dasarnya adalah untuk mengecek apakah penampang sungai
yang ada masih dapat menampung debit banjir rencana atau tidak.

Data yang diperlukan untuk analisis adalah sebagai berikut :


*. Penampang melintang sungai
*. Jarak antara dua penampang melintang sungai
*. Debit banjir rencana
*. Daerah hitungan
*. Hal-hal yang perlu diidentifikasi adalah ruas sungai, percabangan sungai, bangunan
persungaian (seperti jembatan dengan pilarnya, bangunan pengendali sedimen, sudetan,
bendung, dan lain-lain)

Perhitungan dimulai dari hilir ke hulu untuk aliran subkritis dan dari hulu ke hilir untuk aliran
superkritis dengan menetapkan suatu titik tertentu sebagai titik awalnya. Titik awal perhitungan
dalam pekerjaan ini diambil berdasarkan data pengamatan hidrometri sungai.

Model komputasi dengan menggunakan program bantu HEC-RAS ini menghasilkan informasi
berupa kecepatan aliran dan kedalaman untuk tiap-tiap lokasi pada alur sungai atau dataran banjir.
Dari hasil komputasi ini, daerah atau zone kritis untuk banjir rencana dengan kala ulang tertentu
sesuai pedoman pengendalian banjir yang berlaku. Pengaruh peninggian tanggul ataupun
pengerukan juga dapat dievaluasi dengan model ini. Program HEC-RAS adalah suatu perangkat
lunak yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan dalam suatu jaringan yang saling
mempengaruhi.

Secara umum, tanggul banjir direncanakan mengikuti alur sungai yang ada. Terkecuali pada
bagian-bagian alur sungai yang bermeander, maka tanggul banjir dibuat lurus (tidak selalu
mengikuti alur sungai supaya alignment tanggul menjadi lebih pendek). Dilakukan analisis
pemodelan simulasi hidraulik berdasarkan besarnya debit banjir rencana Q10 dan elevasi muka air
sungai tertinggi.

Konsep Laporan Akhir IV - 45


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

4.3.4 Hasil Analisis

Simulasi yang dilakukan


a. Kondisi Eksisting
Berdasarkan informasi banjir yang terjadi di lokasi genangan maka debit banjir yang terjadi
adalah Q10th = 142,42 m3/detik.

b. Kondisi Alur Sungai Eksisting dan Penanggulan


Pada kondisi ini (kondisi alur sungai eksisting dan penanggulan), secara umum tanggul banjir
direncanakan mengikuti alur sungai yang ada. Terkecuali pada bagian-bagian alur sungai yang
bermeander, maka tanggul banjir dibuat lurus (tidak selalu mengikuti alur sungai supaya
aligment tanggul menjadi lebih pendek). Dilakukan analisis permodelan simulasi hidrolik
berdasarkan besarnya debit rencana Q10th dan Q25th.

Berdasarkan dari hasil perhitungan ini, bangunan pengendalian banjir yang dibutuhkan pada
sungai Warmare di Kabupaten Manokwari adalah pembuatan tanggul yang dikombinasikan
dengan bangunan perkuatan lereng (revetment) bronjong, disamping itu untuk menanggulangi
besarnya produksi sedimen yang ada di sungai Warmare direncanakan dengan membuat bangunan
pengendali sedimen (sabo dam).

Konsep Laporan Akhir IV - 46


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

warmare P lan: Plan 01 18/06/2014


warmare A
180 Legend

Crit PF 1
160
EG PF 1
Elevation (m) 140 WS PF 1

Ground
120

100

80

60

40
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000
Main Channel Distance (m)

warmare P lan: Plan 01 18/06/2014


warmare C
130 Legend

120 Crit PF 1

110 EG PF 1
WS PF 1
100
Elevation (m)

Ground
90

80

70

60

50

40
0 1000 2000 3000 4000 5000
Main Channel Distance (m)

warmare P lan: Plan 01 18/06/2014


warmare B
50 Legend

EG PF 1
45
WS PF 1
Crit PF 1
40
Elevation (m)

Ground

35

30

25

20
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000
Main Channel Distance (m)

Gambar 4 – 6 : Potongan Memanjang Profil Muka Air Eksisting


Sungai Warmare untuk Q10th : 142,42 m3/dt

Konsep Laporan Akhir IV - 47


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

warmare P lan: Plan 01 18/06/2014


warmare A
180 Legend

Crit PF 1
160
EG PF 1
140 WS PF 1
Elevation (m)

Ground
120

100

80

60

40
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000
Main Channel Distance (m)

warmare P lan: Plan 01 18/06/2014


warmare C
130 Legend

120 Crit PF 1

110 EG PF 1
WS PF 1
100
Elevation (m)

Ground
90

80

70

60

50

40
0 1000 2000 3000 4000 5000
Main Channel Distance (m)

warmare P lan: Plan 01 18/06/2014


warmare B
50 Legend

EG PF 1
45
WS PF 1
Crit PF 1
40
Elevation (m)

Ground

35

30

25

20
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000
Main Channel Distance (m)

Gambar 4 – 7 : Potongan Memanjang Profil Muka Air Eksisting


Sungai Warmare untuk Q25th : 165,24 m3/dt

Konsep Laporan Akhir IV - 48


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

warmare P lan: Plan 01 18/06/2014

.03
51.5 Legend
51.0
EG PF 1
50.5 WS PF 1
Elevation (m)

50.0 Crit PF 1

49.5 Ground
Bank Sta
49.0

48.5

48.0
0 10 20 30 40 50 60 70
Station (m)

Patok C.5

warmare P lan: Plan 01 18/06/2014

.03
82.0 Legend
81.5
EG PF 1
81.0 WS PF 1
Elevation (m)

80.5 Crit PF 1

80.0 Ground
Bank Sta
79.5

79.0

78.5
0 20 40 60 80 100
Station (m)

Patok A.50

warmare P lan: Plan 01 18/06/2014


69
.03
32.5 Legend

32.0 EG PF 1
WS PF 1
Elevation (m)

31.5
Ground
31.0
Bank Sta
30.5

30.0

29.5
0 20 40 60 80 100
Station (m)

Patok B.69

Gambar 4 – 8 : Potongan Melintang Profil Muka Air Eksisting


Sungai Warmare untuk Q10th : 142,42 m3/dt di Patok C.5, A.50 dan B.69

Konsep Laporan Akhir IV - 49


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

warmare P lan: Plan 01 18/06/2014

.03
51.5 Legend
51.0
EG PF 1
50.5 WS PF 1
Elevation (m)

50.0 Ground

49.5 Bank Sta

49.0

48.5

48.0
0 10 20 30 40 50 60 70
Station (m)

Patok C.5

warmare P lan: Plan 01 18/06/2014

.03
82.0 Legend
81.5
EG PF 1
81.0 WS PF 1
Elevation (m)

80.5 Crit PF 1

80.0 Ground
Bank Sta
79.5

79.0

78.5
0 20 40 60 80 100
Station (m)

Patok A.50

warmare P lan: Plan 01 18/06/2014


69
.03
32.5 Legend

32.0 EG PF 1
WS PF 1
Elevation (m)

31.5
Ground
31.0
Bank Sta
30.5

30.0

29.5
0 20 40 60 80 100
Station (m)

Patok B.69

Gambar 4 – 9 : Potongan Melintang Profil Muka Air Eksisting


Sungai Warmare untuk Q25th : 165,24 m3/dt di Patok C.5, A.50 dan B.69

Konsep Laporan Akhir IV - 50


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

Tabel 4 – 22 : Perhitungan Profil Muka Air Sungai Warmare Eksisting untuk Q10th : 142,42 m3/dt
1/2

Elevasi Elevasi Elevasi Kemiringan Kecepatan Luas Lebar Atas


River Q Total Bilangan
Dasar Muka Air Garis Garis Energi Aliran Penampang Permukaan
Station (m3 /dt) 2
Froude
Sungai (m) (m) Energi (m) (m/m) (m/dt) Aliran (m ) Air (m)

A111 99.40 164.88 166.84 167.60 0.008602 3.85 25.84 17.34 1.01
A105 99.40 152.39 154.22 154.90 0.009088 3.65 27.22 20.41 1.01
A100 99.40 145.47 147.25 147.88 0.009154 3.49 28.45 23.37 1.01
A95 99.40 136.35 137.89 138.44 0.009289 3.28 30.32 28.29 1.01
A90 99.40 129.77 131.75 132.44 0.008780 3.68 27.02 19.99 1.01
A85 99.40 120.70 122.34 122.96 0.009007 3.47 28.61 23.68 1.01
A82 99.40 117.39 119.00 119.58 0.009136 3.35 29.64 26.36 1.01
A80 99.40 114.02 115.80 116.31 0.009305 3.15 31.59 32.00 1.01
A75 99.40 104.61 106.09 106.62 0.009446 3.21 30.93 30.27 1.01
A70 99.40 98.55 100.05 100.40 0.010760 2.62 38.00 56.92 1.02
A65 99.40 93.28 94.31 94.67 0.010485 2.65 37.52 53.80 1.01
A60 99.40 88.10 89.49 89.87 0.010579 2.73 36.45 50.06 1.02
A55 99.40 82.62 83.83 84.20 0.010034 2.71 36.69 49.34 1.00
A50 99.40 78.87 79.93 80.33 0.010021 2.79 35.64 45.93 1.01
A45 99.40 75.31 76.59 77.02 0.009851 2.91 34.12 40.45 1.01
A40 99.40 70.76 72.23 72.65 0.009730 2.86 34.79 42.31 1.01
A35 99.40 67.11 68.42 68.85 0.009693 2.93 33.96 39.82 1.01
A32 99.40 64.32 65.61 66.06 0.009632 3.00 33.17 37.02 1.01
A29 99.40 62.62 64.04 64.45 0.009863 2.83 35.11 43.34 1.00
A23 99.40 58.63 60.22 60.56 0.005196 2.61 38.12 32.77 0.77
A20 99.40 57.60 59.04 59.52 0.009610 3.07 32.35 34.53 1.01
A17 99.40 55.84 57.05 57.48 0.010016 2.91 34.10 41.20 1.02
A13 99.40 53.81 55.00 55.42 0.009986 2.85 34.93 43.31 1.01
A9 99.40 50.59 52.13 52.66 0.009162 3.23 30.77 29.58 1.01
A5 99.40 48.45 49.69 50.20 0.009167 3.17 31.31 30.87 1.01
A2 99.40 47.76 49.44 49.53 0.001642 1.33 74.72 74.97 0.43
C114 42.60 119.04 120.43 120.98 0.009695 3.30 12.91 11.81 1.01
C110 42.60 114.26 115.60 116.13 0.009798 3.24 13.13 12.43 1.01
C106 42.60 108.89 109.97 110.41 0.009988 2.94 14.48 16.62 1.01
C104 42.60 105.49 106.93 107.38 0.009787 2.95 14.43 16.61 1.01
C101 42.60 101.40 102.54 102.94 0.010275 2.83 15.07 18.82 1.01
C98 42.60 98.52 99.80 99.99 0.003492 1.93 22.09 21.89 0.61
C94 42.60 94.53 97.99 98.81 0.012847 4.02 10.60 6.46 1.00
C91 42.60 90.90 92.11 92.56 0.009994 2.96 14.40 16.46 1.01
C89 42.60 87.93 89.20 89.60 0.010430 2.80 15.21 19.55 1.01
C85 42.60 84.49 85.47 85.86 0.010447 2.75 15.49 20.48 1.01
C79 42.60 80.52 81.74 82.21 0.010125 3.05 13.95 14.93 1.01
C76 42.60 78.36 79.39 79.75 0.010577 2.66 15.99 22.57 1.01
C74 42.60 76.63 78.09 78.59 0.010099 3.13 13.60 13.86 1.01
C72 42.60 74.69 75.75 76.12 0.010331 2.70 15.77 21.26 1.00
C70 42.60 73.81 74.90 75.27 0.009951 2.70 15.80 20.71 0.99
C67 42.60 72.48 73.74 74.22 0.009838 3.07 13.88 14.71 1.01
C63 42.60 70.66 71.97 72.43 0.009860 3.00 14.18 15.64 1.01
C60 42.60 68.53 69.69 69.95 0.006167 2.29 18.63 21.45 0.78
C58 42.60 67.36 69.74 69.79 0.000407 0.98 43.51 22.21 0.22
C55 42.60 67.37 69.09 69.64 0.009594 3.29 12.94 11.87 1.01
C53 42.60 64.65 66.13 66.39 0.005288 2.26 18.87 19.60 0.73
C49 42.60 64.11 65.28 65.72 0.010062 2.93 14.55 16.98 1.01
C46 42.60 62.26 63.69 63.95 0.005371 2.28 18.70 19.51 0.74
C43 42.60 61.33 62.57 63.00 0.010269 2.90 14.71 17.47 1.01
Sumber : Hasil Perhitungan

Konsep Laporan Akhir IV - 51


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

2/2

Elevasi Elevasi Elevasi Kemiringan Kecepatan Luas Lebar Atas


River Q Total Bilangan
3 Dasar Muka Air Garis Garis Energi Aliran Penampang Permukaan
Station (m /dt) Froude
Sungai (m) (m) Energi (m) (m/m) (m/dt) Aliran (m2 ) Air (m)

C39 42.60 59.68 60.52 60.90 0.010348 2.74 15.57 20.67 1.01
C37 42.60 58.00 59.08 59.31 0.004647 2.10 20.29 21.88 0.70
C35 42.60 57.28 58.79 58.96 0.002762 1.82 23.43 20.89 0.55
C32 42.60 56.73 57.91 58.26 0.010417 2.61 16.30 22.82 0.99
C29 42.60 55.53 56.58 56.94 0.009209 2.66 16.00 20.21 0.96
C26 42.60 54.85 56.21 56.40 0.003390 1.94 21.94 20.75 0.60
C24 42.60 54.19 56.02 56.13 0.001269 1.47 28.90 19.34 0.38
C22 42.60 54.13 55.46 55.83 0.010401 2.68 15.88 21.84 1.00
C19 42.60 53.00 54.68 54.79 0.001523 1.46 29.14 23.29 0.42
C16 42.60 52.71 54.06 54.52 0.009294 3.00 14.21 14.39 0.96
C13 42.60 51.73 53.56 53.71 0.004384 1.70 25.11 35.89 0.65
C10 42.60 50.86 52.50 52.92 0.010787 2.86 14.88 18.46 1.02
C5 42.60 48.13 49.65 49.89 0.012720 2.20 19.32 41.99 1.04
C3 42.60 47.62 49.50 49.60 0.001086 1.39 30.59 19.98 0.36
C1 42.60 47.40 49.53 49.54 0.000142 0.43 99.18 83.08 0.13
A2 142.00 47.76 49.14 49.50 0.009103 2.66 53.42 68.73 0.96
A0 142.00 47.08 48.71 48.93 0.003503 2.07 68.61 62.70 0.63
B3 142.00 46.15 47.92 48.12 0.004585 1.98 71.64 86.32 0.69
B7 142.00 44.91 46.38 46.80 0.009866 2.87 49.54 61.23 1.02
B10 142.00 43.64 45.65 45.81 0.002901 1.73 81.88 85.38 0.57
B13 142.00 43.00 44.65 45.05 0.009922 2.78 51.06 66.13 1.01
B19 142.00 39.78 41.65 41.74 0.001742 1.34 106.24 111.49 0.44
B24 142.00 37.89 40.35 40.86 0.009435 3.14 45.20 45.63 1.01
B29 142.00 37.10 38.92 39.20 0.003455 2.34 60.66 45.53 0.65
B34 142.00 35.37 37.94 38.22 0.004777 2.32 61.12 58.77 0.73
B39 142.00 34.25 37.09 37.39 0.002404 2.45 57.92 29.75 0.56
B44 142.00 33.70 35.91 36.35 0.009559 2.93 48.48 55.77 1.00
B49 142.00 32.96 34.94 35.09 0.002190 1.72 82.74 69.47 0.50
B54 142.00 32.06 34.14 34.41 0.002666 2.32 61.09 37.40 0.58
B59 142.00 31.39 33.48 33.66 0.003153 1.85 76.88 76.94 0.59
B64 142.00 30.59 32.62 32.85 0.002704 2.16 65.66 45.88 0.58
B69 142.00 29.59 32.22 32.32 0.001516 1.39 102.41 91.32 0.42
B74 142.00 29.47 31.88 31.94 0.001041 1.13 125.12 113.72 0.35
B79 142.00 29.35 30.85 31.32 0.009548 3.04 46.78 51.24 1.01
B84 142.00 28.14 30.11 30.27 0.001715 1.77 80.01 53.43 0.46
B89 142.00 27.11 29.84 29.90 0.001097 1.12 126.85 122.77 0.35
B94 142.00 26.72 29.62 29.67 0.000690 0.99 143.96 117.95 0.28
B99 142.00 26.58 29.44 29.50 0.000663 1.12 126.97 82.74 0.29
B104 142.00 26.35 29.31 29.38 0.000811 1.16 122.86 88.88 0.31
B109 142.00 26.55 28.83 29.03 0.002637 1.97 71.93 55.94 0.56
B112 142.00 26.21 28.67 28.75 0.001087 1.28 110.65 85.07 0.36
B115 142.00 26.01 28.00 28.36 0.009537 2.67 53.13 70.30 0.98
B119 142.00 24.84 27.18 27.35 0.002395 1.82 78.20 64.32 0.53
B123 142.00 24.63 26.76 26.91 0.001498 1.73 81.97 49.59 0.43
B127 142.00 24.20 26.19 26.43 0.002893 2.17 65.45 46.63 0.58
B131 142.00 23.69 25.39 25.63 0.003283 2.18 65.09 50.84 0.62
B133 142.00 22.86 24.96 25.20 0.003392 2.20 64.51 51.18 0.63
Sumber : Hasil Perhitungan

Konsep Laporan Akhir IV - 52


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

Tabel 4 – 23 : Perhitungan Profil Muka Air Sungai Warmare Eksisting untuk Q25th : 165,24 m3/dt
1/2

Elevasi Elevasi Elevasi Kemiringan Kecepatan Luas Lebar Atas


River Q Total Bilangan
Dasar Muka Air Garis Garis Energi Aliran Penampang Permukaan
Station (m3 /dt) Froude
Sungai (m) (m) Energi (m) (m/m) (m/dt) Aliran (m2 ) Air (m)

A111 113.40 164.88 167.05 167.80 0.008471 3.83 29.60 19.78 1.00
A105 113.40 152.39 154.34 155.08 0.008905 3.81 29.79 20.56 1.01
A100 113.40 145.47 147.37 148.04 0.008945 3.64 31.14 23.52 1.01
A95 113.40 136.35 137.99 138.59 0.009069 3.42 33.15 28.37 1.01
A90 113.40 129.77 131.88 132.62 0.008609 3.81 29.74 20.46 1.01
A85 113.40 120.70 122.46 123.13 0.008813 3.62 31.30 23.82 1.01
A82 113.40 117.39 119.11 119.73 0.008941 3.50 32.42 26.55 1.01
A80 113.40 114.02 115.89 116.44 0.009213 3.29 34.48 32.37 1.02
A75 113.40 104.61 106.19 106.76 0.009119 3.34 33.93 30.38 1.01
A70 113.40 98.55 100.11 100.49 0.010483 2.73 41.49 57.01 1.02
A65 113.40 93.28 94.38 94.76 0.010180 2.76 41.02 53.90 1.01
A60 113.40 88.10 89.56 89.97 0.010240 2.84 39.90 50.17 1.02
A55 113.40 82.62 83.89 84.30 0.009811 2.83 40.04 49.47 1.00
A50 113.40 78.87 80.00 80.44 0.009744 2.91 38.98 46.11 1.01
A45 113.40 75.31 76.67 77.14 0.009576 3.04 37.33 40.66 1.01
A40 113.40 70.76 72.31 72.76 0.009517 2.98 38.07 42.73 1.01
A35 113.40 67.11 68.50 68.97 0.009420 3.05 37.18 40.06 1.01
A32 113.40 64.32 65.69 66.19 0.009395 3.13 36.26 37.17 1.01
A29 113.40 62.62 64.11 64.56 0.009803 2.97 38.14 43.50 1.01
A23 113.40 58.63 60.39 60.72 0.005475 2.53 44.88 42.11 0.78
A20 113.40 57.60 59.13 59.65 0.009306 3.20 35.46 34.70 1.01
A17 113.40 55.84 57.26 57.59 0.010500 2.55 44.52 68.48 1.01
A13 113.40 53.81 55.08 55.53 0.009699 2.97 38.21 43.47 1.01
A9 113.40 50.59 52.24 52.81 0.008890 3.34 33.98 30.36 1.01
A5 113.40 48.45 49.79 50.34 0.008937 3.31 34.30 31.17 1.01
A2 113.40 47.76 49.54 49.64 0.001604 1.38 82.38 77.09 0.43
C114 48.60 119.04 120.53 121.13 0.009519 3.42 14.19 12.06 1.01
C110 48.60 114.26 115.70 116.28 0.009617 3.37 14.41 12.64 1.01
C106 48.60 108.89 110.06 110.53 0.009787 3.06 15.86 16.80 1.01
C104 48.60 105.49 107.02 107.50 0.009589 3.06 15.88 17.00 1.01
C101 48.60 101.40 102.61 103.05 0.010014 2.94 16.50 18.94 1.01
C98 48.60 98.52 99.93 100.12 0.003089 1.95 24.96 22.13 0.59
C94 48.60 94.53 98.17 99.04 0.012558 4.12 11.79 6.82 1.00
C91 48.60 90.90 92.19 92.68 0.009756 3.08 15.80 16.65 1.01
C89 48.60 87.93 89.28 89.71 0.009955 2.90 16.76 19.69 1.00
C85 48.60 84.49 85.55 85.96 0.010195 2.87 16.95 20.59 1.01
C79 48.60 80.52 81.83 82.34 0.009920 3.18 15.26 15.03 1.01
C76 48.60 78.36 79.46 79.85 0.010315 2.77 17.55 22.91 1.01
C74 48.60 76.63 78.18 78.72 0.009892 3.26 14.91 14.03 1.01
C72 48.60 74.69 75.82 76.22 0.010095 2.82 17.24 21.35 1.00
C70 48.60 73.81 74.98 75.38 0.009621 2.80 17.33 20.80 0.98
C67 48.60 72.48 73.83 74.35 0.009628 3.19 15.21 14.86 1.01
C63 48.60 70.66 72.06 72.56 0.009663 3.13 15.55 15.86 1.01
C60 48.60 68.53 69.85 70.10 0.004545 2.19 22.23 21.57 0.69
C58 48.60 67.36 69.89 69.95 0.000422 1.04 46.82 22.35 0.23
C55 48.60 67.37 69.20 69.79 0.009402 3.41 14.26 12.17 1.01
C53 48.60 64.65 66.21 66.50 0.005254 2.37 20.53 19.67 0.74
C49 48.60 64.11 65.36 65.83 0.009839 3.05 15.92 17.09 1.01
C46 48.60 62.26 63.77 64.06 0.005375 2.39 20.30 19.60 0.75
C43 48.60 61.33 62.66 63.11 0.010086 2.97 16.38 18.52 1.01
Sumber : Hasil Perhitungan

Konsep Laporan Akhir IV - 53


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

2/2

Elevasi Elevasi Elevasi Kemiringan Kecepatan Luas Lebar Atas


River Q Total Bilangan
Dasar Muka Air Garis Garis Energi Aliran Penampang Permukaan
Station (m3 /dt) Froude
Sungai (m) (m) Energi (m) (m/m) (m/dt) Aliran (m2 ) Air (m)

C39 48.60 59.68 60.59 61.01 0.010021 2.85 17.07 20.77 1.00
C37 48.60 58.00 59.17 59.41 0.004500 2.18 22.25 22.00 0.69
C35 48.60 57.28 58.88 59.07 0.002810 1.92 25.32 21.00 0.56
C32 48.60 56.73 57.97 58.36 0.010503 2.76 17.64 22.90 1.00
C29 48.60 55.53 56.65 57.04 0.008880 2.76 17.58 20.37 0.95
C26 48.60 54.85 56.31 56.52 0.003283 2.02 24.08 20.86 0.60
C24 48.60 54.19 56.12 56.25 0.001369 1.58 30.72 19.49 0.40
C22 48.60 54.13 55.55 55.93 0.010383 2.70 18.02 24.59 1.01
C19 48.60 53.00 54.81 54.92 0.001456 1.51 32.12 23.43 0.41
C16 48.60 52.71 54.12 54.65 0.010000 3.22 15.10 14.47 1.01
C13 48.60 51.73 53.65 53.80 0.004215 1.70 28.61 39.62 0.64
C10 48.60 50.86 52.58 53.03 0.010647 3.00 16.22 18.54 1.02
C5 48.60 48.13 49.79 49.97 0.007265 1.88 25.85 46.94 0.81
C3 48.60 47.62 49.60 49.71 0.001345 1.48 32.74 22.95 0.40
C1 48.60 47.40 49.64 49.65 0.000147 0.45 108.19 86.92 0.13
A2 162.00 47.76 49.25 49.61 0.007983 2.66 60.95 71.00 0.92
A0 162.00 47.08 48.81 49.05 0.003713 2.15 75.46 68.11 0.65
B3 162.00 46.15 48.01 48.22 0.004559 2.05 78.85 89.59 0.70
B7 162.00 44.91 46.46 46.91 0.009551 2.98 54.36 61.81 1.01
B10 162.00 43.64 45.80 45.94 0.003134 1.67 97.18 114.16 0.58
B13 162.00 43.00 44.74 45.15 0.009844 2.82 57.35 72.15 1.01
B19 162.00 39.78 41.75 41.85 0.001661 1.38 117.06 112.42 0.43
B24 162.00 37.89 40.46 40.99 0.009144 3.22 50.28 47.72 1.00
B29 162.00 37.10 39.03 39.34 0.003850 2.47 65.52 49.15 0.68
B34 162.00 35.37 38.09 38.37 0.003980 2.31 70.04 58.93 0.68
B39 162.00 34.25 37.21 37.56 0.002590 2.63 61.69 30.16 0.59
B44 162.00 33.70 35.99 36.47 0.009406 3.07 52.83 55.97 1.01
B49 162.00 32.96 35.07 35.23 0.002017 1.76 91.92 69.54 0.49
B54 162.00 32.06 34.23 34.55 0.002882 2.50 64.76 37.56 0.61
B59 162.00 31.39 33.61 33.78 0.002940 1.87 86.73 80.93 0.58
B64 162.00 30.59 32.71 32.98 0.002898 2.32 69.75 46.06 0.60
B69 162.00 29.59 32.31 32.42 0.001513 1.46 110.98 91.32 0.42
B74 162.00 29.47 31.98 32.05 0.001000 1.18 137.18 113.72 0.34
B79 162.00 29.35 30.95 31.45 0.009012 3.14 51.66 51.55 1.00
B84 162.00 28.14 30.20 30.38 0.001838 1.91 84.95 53.57 0.48
B89 162.00 27.11 29.95 30.01 0.001019 1.15 140.45 122.77 0.34
B94 162.00 26.72 29.75 29.80 0.000650 1.02 158.73 117.95 0.28
B99 162.00 26.58 29.56 29.63 0.000704 1.18 137.21 86.23 0.30
B104 162.00 26.35 29.43 29.50 0.000807 1.22 133.31 88.88 0.32
B109 162.00 26.55 28.92 29.15 0.002739 2.10 77.07 55.94 0.57
B112 162.00 26.21 28.76 28.86 0.001124 1.37 118.64 85.07 0.37
B115 162.00 26.01 28.08 28.47 0.008744 2.74 59.08 70.30 0.95
B119 162.00 24.84 27.31 27.49 0.002339 1.86 87.30 68.19 0.52
B123 162.00 24.63 26.89 27.06 0.001525 1.83 88.43 49.69 0.44
B127 162.00 24.20 26.30 26.57 0.002948 2.30 70.58 46.70 0.60
B131 162.00 23.69 25.49 25.76 0.003293 2.30 70.51 50.91 0.62
B133 162.00 22.86 25.06 25.34 0.003391 2.32 69.93 51.22 0.63
Sumber : Hasil Perhitungan

Konsep Laporan Akhir IV - 54


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

warmare P lan: Plan 01 20/06/2014


warmare A
180 Legend

EG PF 1
160
WS PF 1
140 Crit PF 1
Elevation (m)

Ground
120
Right Levee

100

80

60

40
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000
Main Channel Distance (m)

warmare P lan: Plan 01 20/06/2014


warmare C
130 Legend

120 EG PF 1

110 WS PF 1
Crit PF 1
100
Elevation (m)

Ground
90 Left Levee

80

70

60

50

40
0 1000 2000 3000 4000 5000
Main Channel Distance (m)

warmare P lan: Plan 01 20/06/2014


warmare B
55 Legend

EG PF 1
50
WS PF 1
45 Crit PF 1
Elevation (m)

Ground
40
Left Levee
Right Levee
35

30

25

20
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000
Main Channel Distance (m)

Gambar 4 – 10 : Potongan Memanjang Profil Muka Air Setelah Penanggulangan


Sungai Warmare untuk Q25th : 165,24 m3/dt

Konsep Laporan Akhir IV - 55


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

warmare P lan: Plan 01 20/06/2014

.03
58.0 Legend

57.5 EG PF 1
WS PF 1
Elevation (m)

57.0 Crit PF 1

Ground
56.5
Levee
56.0 Bank Sta

55.5
0 20 40 60 80 100 120
Station (m)

Patok A.17

warmare P lan: Plan 01 20/06/2014

.03
50.5 Legend

50.0 EG PF 1
WS PF 1
Elevation (m)

49.5
Crit PF 1
49.0
Ground
48.5 Levee
Bank Sta
48.0

47.5
0 20 40 60 80 100
Station (m)

Patok A.2

warmare P lan: Plan 01 20/06/2014


3
.03
49.0 Legend

48.5 EG PF 1
WS PF 1
Elevation (m)

48.0
Crit PF 1
47.5
Ground
47.0 Levee
Bank Sta
46.5

46.0
0 20 40 60 80 100
Station (m)

Patok B.3

Gambar 4 – 11 : Potongan Melintang Profil Muka Air Setelah Penanggulangan


Sungai Warmare untuk Q25th : 165,24 m3/dt di Patok A.17, A.2 dan B.3

Konsep Laporan Akhir IV - 56


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

Tabel 4 – 24 : Perhitungan Profil Muka Air Sungai Warmare Setelah Penanggulangan


untuk Q25th : 165,24 m3/dt

Elevasi Elevasi Elevasi Kemiringan Kecepatan Luas Lebar Atas


River Q Total Bilangan
Dasar Muka Air Garis Garis Energi Aliran Penampang Permukaan
Station (m3/dt) Froude
Sungai (m) (m) Energi (m) (m/m) (m/dt) Aliran (m2) Air (m)

A111 113.40 164.88 167.03 167.78 0.008398 3.84 29.54 19.60 1.00
A105 113.40 152.39 154.45 155.18 0.009030 3.81 29.79 20.61 1.01
A100 113.40 145.47 147.19 147.81 0.008728 3.50 32.40 26.45 1.01
A95 113.40 136.35 137.97 138.57 0.009066 3.42 33.13 28.35 1.01
A90 113.40 129.77 131.98 132.69 0.008720 3.74 30.35 21.76 1.01
A85 113.40 120.70 122.44 123.06 0.008609 3.51 32.33 26.25 1.01
A82 113.40 117.39 119.24 119.86 0.008918 3.49 32.46 26.73 1.01
A80 113.40 114.02 116.03 116.60 0.008973 3.32 34.12 31.13 1.01
A75 113.40 104.61 106.23 106.80 0.009175 3.35 33.90 30.40 1.01
A70 113.40 98.55 100.07 100.45 0.010518 2.74 41.45 56.93 1.02
A65 113.40 93.28 94.41 94.80 0.010217 2.76 41.01 54.00 1.01
A60 113.40 88.10 89.42 89.78 0.010496 2.63 43.16 63.34 1.02
A55 113.40 82.62 83.95 84.36 0.010047 2.85 39.80 49.56 1.01
A50 113.40 78.87 80.01 80.44 0.009751 2.91 38.98 46.12 1.01
A45 113.40 75.31 76.69 77.16 0.009579 3.04 37.32 40.66 1.01
A40 113.40 70.76 72.33 72.79 0.009658 2.98 38.02 43.16 1.01
A35 113.40 67.11 68.50 68.94 0.009523 2.96 38.32 43.86 1.01
A32 113.40 64.32 65.68 66.09 0.009989 2.82 40.16 50.91 1.01
A29 113.40 62.62 64.11 64.56 0.009831 2.97 38.12 43.65 1.02
A23 113.40 58.63 60.80 61.21 0.009755 2.86 39.61 48.35 1.01
A20 113.40 57.60 58.75 59.25 0.008925 3.12 36.35 36.59 1.00
A17 113.40 55.84 56.79 57.20 0.009377 2.85 39.77 47.61 1.00
A13 113.40 53.81 54.72 55.17 0.009346 2.96 38.33 42.83 1.00
A9 113.40 50.59 51.82 52.39 0.008725 3.36 33.78 29.41 1.00
A5 113.40 48.45 49.61 50.16 0.008891 3.30 34.37 31.05 1.00
A2 113.40 47.76 49.30 49.42 0.001472 1.50 75.84 59.35 0.42
C114 48.60 119.04 120.57 121.17 0.009535 3.42 14.20 12.08 1.01
C110 48.60 114.26 115.74 116.32 0.009615 3.37 14.44 12.68 1.01
C106 48.60 108.89 110.26 110.74 0.009704 3.09 15.72 16.44 1.01
C104 48.60 105.49 106.95 107.41 0.009699 3.02 16.08 17.71 1.01
C101 48.60 101.40 102.64 103.09 0.010150 2.95 16.46 18.97 1.01
C98 48.60 98.52 99.85 100.12 0.005268 2.29 21.20 21.95 0.74
C94 48.60 94.53 97.49 98.52 0.014833 4.50 10.80 5.30 1.01
C91 48.60 90.90 92.20 92.68 0.009684 3.07 15.84 16.70 1.01
C89 48.60 87.93 89.40 89.84 0.010375 2.92 16.62 19.70 1.02
C85 48.60 84.49 85.56 85.98 0.010227 2.87 16.96 20.65 1.01
C79 48.60 80.52 81.88 82.39 0.010027 3.18 15.28 15.09 1.01
C76 48.60 78.36 79.65 80.04 0.010656 2.78 17.51 23.04 1.02
C74 48.60 76.63 78.16 78.69 0.009622 3.21 15.13 14.55 1.01
C72 48.60 74.69 75.85 76.24 0.009574 2.77 17.54 21.39 0.98
C70 48.60 73.81 75.04 75.45 0.010145 2.84 17.10 20.86 1.00
C67 48.60 72.48 73.86 74.38 0.009825 3.19 15.21 14.91 1.01
C63 48.60 70.66 71.98 72.48 0.009570 3.11 15.63 16.16 1.01
C60 48.60 68.53 69.86 70.10 0.004550 2.19 22.23 21.59 0.69
C58 48.60 67.36 69.90 69.95 0.000402 1.02 47.55 22.39 0.22
C55 48.60 67.37 69.24 69.80 0.009222 3.32 14.64 13.17 1.00
C53 48.60 64.65 66.21 66.51 0.005598 2.41 20.13 19.55 0.76
C49 48.60 64.11 65.34 65.82 0.009836 3.06 15.89 16.98 1.01
C46 48.60 62.26 63.81 64.13 0.006425 2.52 19.27 19.63 0.81
C43 48.60 61.33 62.65 63.08 0.010203 2.92 16.64 19.38 1.01
Sumber : Hasil Perhitungan

Konsep Laporan Akhir IV - 57


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

2/2

Elevasi Elevasi Elevasi Kemiringan Kecepatan Luas Lebar Atas


River Q Total Bilangan
Dasar Muka Air Garis Garis Energi Aliran Penampang Permukaan
Station (m3 /dt) 2
Froude
Sungai (m) (m) Energi (m) (m/m) (m/dt) Aliran (m ) Air (m)

C39 48.60 59.68 60.61 61.03 0.010116 2.86 17.01 20.73 1.01
C37 48.60 58.00 59.08 59.39 0.006536 2.44 19.88 22.09 0.82
C35 48.60 57.28 58.67 58.90 0.003916 2.14 22.71 20.74 0.65
C32 48.60 56.73 57.80 58.10 0.008619 2.40 20.22 28.96 0.92
C29 48.60 55.53 56.75 57.07 0.006617 2.53 19.25 20.44 0.83
C26 48.60 54.85 56.27 56.53 0.004793 2.26 21.46 20.83 0.71
C24 48.60 54.19 55.60 55.89 0.005693 2.41 20.21 21.15 0.79
C22 48.60 54.13 55.05 55.29 0.005957 2.17 22.44 28.06 0.77
C19 48.60 53.00 54.63 54.81 0.002753 1.84 26.34 23.17 0.55
C16 48.60 52.71 53.99 54.43 0.009607 2.93 16.57 18.98 1.00
C13 48.60 51.73 52.73 52.98 0.004709 2.24 21.72 21.75 0.71
C10 48.60 50.86 51.78 52.20 0.009920 2.87 16.96 20.45 1.00
C5 48.60 48.13 49.47 49.90 0.009479 2.91 16.73 19.43 1.00
C3 48.60 47.62 49.38 49.48 0.001174 1.39 34.96 25.38 0.38
C1 48.60 47.40 49.42 49.43 0.000116 0.45 107.22 71.83 0.12
A2 162.00 47.76 48.90 49.38 0.009017 3.06 52.96 55.53 1.00
A0 162.00 47.08 48.24 48.35 0.000866 1.46 111.01 59.51 0.34
B3 162.00 46.15 47.58 47.96 0.005865 2.72 59.54 53.83 0.83
B7 162.00 44.91 46.03 46.51 0.008974 3.08 52.67 54.59 1.00
B10 162.00 43.64 45.25 45.47 0.002296 2.06 78.54 52.23 0.54
B13 162.00 43.00 44.28 44.84 0.008609 3.32 48.82 43.43 1.00
B19 162.00 39.78 41.98 42.01 0.000164 0.67 240.25 119.84 0.15
B24 162.00 37.89 40.15 40.58 0.005602 2.92 55.55 43.60 0.82
B29 162.00 37.10 39.03 39.32 0.004445 2.37 68.39 61.81 0.72
B34 162.00 35.37 38.41 38.67 0.001731 2.23 72.60 33.23 0.48
B39 162.00 34.25 37.86 38.17 0.002262 2.47 65.51 30.23 0.54
B44 162.00 33.70 36.56 37.17 0.008881 3.46 46.77 38.50 1.00
B49 162.00 32.96 35.10 35.35 0.002860 2.20 73.77 52.91 0.59
B54 162.00 32.06 34.28 34.59 0.002636 2.43 66.72 37.77 0.58
B59 162.00 31.39 33.86 33.98 0.001844 1.55 104.68 91.19 0.46
B64 162.00 30.59 32.43 32.99 0.009124 3.30 49.11 45.48 1.01
B69 162.00 29.59 32.19 32.23 0.000227 0.83 195.38 91.32 0.18
B74 162.00 29.47 32.04 32.11 0.000915 1.15 140.94 113.72 0.33
B79 162.00 29.35 31.26 31.61 0.006039 2.62 61.74 59.54 0.82
B84 162.00 28.14 30.19 30.44 0.002974 2.20 73.54 53.57 0.60
B89 162.00 27.11 29.83 29.91 0.001337 1.25 129.22 122.77 0.39
B94 162.00 26.72 29.49 29.58 0.001243 1.29 125.14 106.08 0.38
B99 162.00 26.58 29.42 29.45 0.000225 0.78 206.71 102.99 0.18
B104 162.00 26.35 29.27 29.37 0.001311 1.41 115.08 88.88 0.39
B109 162.00 26.55 28.90 29.04 0.001244 1.66 97.56 55.94 0.40
B112 162.00 26.21 28.76 28.85 0.001148 1.37 117.89 85.07 0.37
B115 162.00 26.01 28.13 28.47 0.007286 2.59 62.44 70.30 0.88
B119 162.00 24.84 27.60 27.74 0.001611 1.66 97.47 68.19 0.44
B123 162.00 24.63 27.17 27.35 0.001734 1.92 84.24 48.91 0.47
B127 162.00 24.20 26.43 26.77 0.003583 2.60 62.40 39.50 0.66
B131 162.00 23.69 25.81 26.01 0.002226 1.99 81.45 55.12 0.52
B133 162.00 22.86 25.40 25.66 0.003391 2.26 71.54 55.09 0.63
Sumber : Hasil Perhitungan

Konsep Laporan Akhir IV - 58


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

4.4 Kajian UKL dan UPL

Guna menunjang kegiatan pembangunan pengendali banjir, agar tidak menimbulkan dampak
negatif, maka dibuat arahan mengenai upaya pengelolaan lingkungan, pemantauan lingkungan dan
prediksi yang ditimbulkan sesuai dari hasil studi yang dilakukan dengan berbagai keterbatasan
dana, waktu maupun teknologi.

Pedoman pengelolaan dan pemantauan lingkungan ini sangat diperlukan oleh pemrakarsa dan
instansi terkait yang akan berperan serta secara langsung dalam kegiatan tersebut baik yang
bersifat kontrol maupun pelaksanaan pembangunan sehingga kegiatan pembangunan tersebut
berwawasan lingkungan.

4.4.1 Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)

1. Tujuan Pengelolaan Lingkungan


Tujuan dari kegiatan pengelolaan lingkungan sebagai berikut :
*. Untuk menghindari atau mencegah dampak negatif yang timbul terhadap komponen
lingkungan melalui alternatif, tata letak dan kegiatan rancang bangun proyek.
*. Untuk menanggulangi, menekan sekecil mungkin atau pengendalian dampak negatif yang
timbul disaat pra konstruksi, konstruksi maupun pasca konstruksi.
*. Untuk meningkatkan dampak positif sehingga dampak tersebut dapat memberikan manfaat
yang lebih besar bagi pemrakarsa maupun pihak lain terutama masyarakat yang turut
menikmati dampak positif tersebut.

2. Kegunaan Pengelolaan Lingkungan


Untuk menyajikan pedoman yang memuat pokok-pokok arahan, prinsip untuk mencegah atau
menanggulangi serta negatif yang timbul akibat dari kegiatan prinsip atau persyaratan
mengendalikan dampak pembangunan pengendali banjir.

3. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting


a. Fisika Kimia
1. Penurunan Kualitas Udara
Dampak penurunan kualitas udara yang dianggap penting adalah kadar debu akibat
kegiatan mobilisasi alat berat dan bahan, kebersihan dan pengupasan tanah dasar,
pekerjaan galian dan timbunan tanah. Sumber dampak pencemaran kualitas udara
(peningkatan kadar debu) adalah dari badan jalan yang dilalui kendaraan ke lokasi proyek
dan lokasi pembangunan konstruksi.
2. Pencemaran Kualitas Air
Pencemaran pada kualitas air berupa keruhan yang terjadi disepanjang sungai akibat dari
kegiatan pembersihan lahan, pekerjaan konstruksi baik pekerjaan tanah maupun pekerjaan

Konsep Laporan Akhir IV - 59


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

pasangan. Selain penurunan kualitas air, akibat dari dampak ini dapat pula menimbulkan
dampak lanjutan berupa timbulnya penyakit kulit dimana pada hilir sungai banyak
dipergunakan sebagai tempat mandi dan cuci penduduk setempat.Selain itu orde lain yang
dapat ditimbulkannya adalah keresahan masyarakat di sekitar pembangunan pengendali
banjir.

b. Biologi
1. Flora
Dampak yang terjadi pada flora yaitu karena adanya penebangan dilokasi proyek pada saat
tahap konstruksi. Dalam hal ini pembangunan hanya akan terjadi areal rencana trase
tanggul dan bangunan penahan sedimen karena flora diareal ini relatif jarang dan ukuran
kecil, maka dampak yang terjadi tidak begitu penting.
2. Fauna
Dampak yang terjadi yaitu akan berpindahnya fauna yang hidup disekitar proyek ke
daerah lain, ini hanya akan berlangsung pada saat pembangunan pengendali banjir
berlangsung dan pada akhirnya fauna akan kembali ke habitat semula setelah
pembangunan pengendali banjir.

c. Sosial Ekonomi dan Budaya


1. Tenaga Kerja
Perubahan komponen lingkungan sosial berupa peningkatan kesempatan kerja adalah
merupakan dampak positif. Namun demikian, jika tidak diarahkan dengan pengelolaan
yang berorientasi pada kepentingan masyarakat sekitar lokasi proyek, maka tidak tertutup
kemungkinan akan timbul dampak negatif lain seperti kecemburuan sosial dan keresahan
masyarakat. Dampak peningkatan kesempatan kerja akan muncul mulai pada tahap pra
konstruksi sampai dengan tahap pasca konstruksi dari proyek pembangunan pengendali
banjir.
2. Dampak Kepadatan Penduduk
Peningkatan kepadatan penduduk dapat terjadi pada tahap konstruksi maupun pasca
konstruksi yaitu pada kegiatan pembangunan pengendali banjir dan mobilisasi tenaga
kerja.
3. Kecelakaan Lalu Lintas
Akibat pembatasan tonase kendaraan pada saat mobilisasi material dan peralatan maka
akan menjadikan frekuensi kendaraan semakin meningkat, sehingga sangat berpengaruh
pada peningkatan kepadatan lalu lintas dijalan yang akan dilalui kendaraan proyek menuju
ke lokasi proyek. Dengan adanya peningkatan lalu lintas akan mengakibatkan
meningkatnya pula kadar debu di desa-desa yang dilalui kendaraan material. Dampak tak
langsung yang mungkin timbul adalah meningkatnya angka kecelakaan.

Konsep Laporan Akhir IV - 60


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

4. Keresahan Masyarakat Akibat Terganggunya Tempat Ibadah


Tempat ibadah yang terletak dilokasi secara langsung akan terkena dampak dari kegiatan
proyek terhadap keberadaan tembat ibadah tersebut. Maka hal tersebut akan langsung pula
mempengaruhi kegiatan keagamaan yang akan dilaksanakan di tempat tersebut. Kegiatan
proyek yang dimungkinkan akan mempengaruhi kegiatan keagamaan yaitu pada tahap
konstruksi.
5. Tingkat Pendapatan Penduduk
Peningkatan pendapatan masyarakat merupakan dampak langsung dari adanya
peningkatan kesempatan kerja yang terjadi pada tahap pra konstruksi sampai dengan tahap
konstruksi.

4. Tolak Ukur Dampak


Dalam mengevaluasi atau memprediksi besaran dampak yang akan terjadi didasarkan pada
tolak ukur dampak. Hal tersebut yang akan dipakai sebagai parameter dalam upaya
pengelolaan lingkungan selanjutnya.

Adapun tolak ukur yang dipergunakan sebagai berikut :


1. Komponen Fisika Kima
a. Penurunan Kualitas Udara
*. Tingkat kadar debu
*. Frekuensi keluhan masyarakat
b. Penurunan Kualitas Air
*. Kekeruhan / sedimentasi yang terlarut
*. Tingkat keresahan masyarakat
*. Kecenderungan timbulnya penyakit kulit
2. Komponen Biologi
a. Penebangan pohon-pohon
b. Berpindahnya fauna ke daerah lain
3. Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya
a. Erosi Lahan / Penurunan Manfaat Proyek
*. Tingkat kemakmuran
*. Pendapatan perkapita
b. Peningkatan Kesempatan Kerja
*. Jumlah tenaga lokal yang terserap
*. Jumlah usaha pendukung disekitar lokasi proyek
c. Peningkatan Kepadatan Penduduk
*. Jumlah penduduk tenaga kerja pendatang
d. Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas / Kepadatan Lalu Lintas
*. Keluhan masyarakat
*. Angka kecelakaan dan penyebabnya

Konsep Laporan Akhir IV - 61


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

e. Penurunan Estetika
*. Kebersihan di sekitar lokasi
f. Keresahan Masyarakat Akibat Terganggunya Tempat Ibadah
*. Tingkat keresahan masyarakat

5. Pengelolaan Lingkungan
1. Fisika Kimia
a. Penurunan Kualitas Udara
Untuk menangani dampak penting berupa penurunan kualitas udara dapat digunakan
pendekatan teknis antara lain pendekatan institusi. Pendekatan teknis yaitu berupa
pembatasan frekuensi pengangkutan agar tidak terjadi beriringan kendaraan, pembatasan
kecepatan kendaraan sedemikian hingga tidak menyebabkan naiknya kadar debu. Selain
hal tersebut, juga dilakukan penyiraman di daerah yang berpenduduk padat dengan kondisi
jalan yang masih terbuat dari tanah.

Pendekatan institusi yaitu berupa pengawasan pelaksanaan teknis antara lain pembuatan
laporan hasil pengolaan lingkungan secara berkala (setiap bulan). Dalam pelaksanaan
pengelolaan lingkungan tersebut, keseluruhan biaya yang diperlukan adalah menjadi
tanggung jawab pemrakarsa. Periode pengelolaan adalah selama tahap konstruksi
khususnya pada saat pelaksanaan mobilisasi peralatan dan material.

b. Penurunan Kualitas Air


Pendekatan teknis yang digunakan adalah dimaksudkan untuk membatasi atau mengurangi
sedimentasi yang akan tercampur dengan air sungai. Dalam upaya membatasi sedimen
tersebut dengan cara pembuatan kisdam-kisdam pengaman disetiap lokasi proyek yang
dikerjakan dan selalu melakukan pembersihan setiap kali pekerjaan selesai dikerjakan.

Upaya pengelolaan ini akan menjadi tanggung jawab pemrakarsa dan hasilnya akan
dilaporkan secara berkala ke Instansi Daerah yang menangani bagian Lingkungan di
Distrik Warmare, dalam hal ini adalah Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Manokwari.

2. Biologi
Pendekatan teknis yang digunakan adalah dimaksudkan untuk membatasi penebangan yang
terjadi, dengan cara menyeleksi pohon-pohon yang akan ditebang. Apabila diperlukan
diadakan reboisasi pada tembat-tempat yang telah dilakukan penebangan.

3. Sosial Ekonomi dan Budaya


a. Peningakatn Kesempatan Kerja

Konsep Laporan Akhir IV - 62


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

Untuk dapat menghasilkan dampak positif berupa peningkatan kesempatan bekerja dengan
tidak menyebabkan munculnya dampak negatif seperti kecemburuan sosial maka dampak
ini perlu dikelola dengan pendekatan sosial ekonomi dan institusional.

Upaya pengelolaan berupa pemberian prioritas bagi tenaga kerja lokal yang sesuai dengan
kualitas dan kualifikasi yang dibutuhkan. Jika tenaga lokal tersebut tidak mencukupi dari
segi jumlah maupun kualifikasinya maka dicarikan alternatif tenaga dari luar daerah.
Selain itu untuk menghindari terjadinya konflik sosial terutama untuk adat dan budaya
terhadap tenaga dari luar daerah, maka pemrakarsa harus memberikan penyuluhan terlebih
dahulu sebelum pelaksanaan pekerjaan. Dalam pengelolaan ini akan diawasi instansi
terkait yaitu Depnaker dan Aparat Desa sekitar lokasi proyek.

b. Peningkatan Kepadatan Penduduk


Peningkatan kepadatan penduduk terbagi dua bagian yaitu kepadatan penduduk selama
tahap konstruksi dan tahap pemeliharaan. Pada tahap konstruksi mempunyai sifat
sementara yaitu pada saat pelaksanaan konstruksi tersebut dan setelah pelaksanaan
konstruksi selesai, maka tenaga kerja dari luar daerah akan kembali ke tempat asalnya.

Upaya pengelolaan dilakukan dengan pendekatan teknis, sosial dan institusional. Upaya
tersebut meliputi fasilitas tempat tinggal untuk tenaga kerja pendatang selama konstruksi.
Hal tersebut dimaksudkan untuk menghindari konflik sosial yang terjadi dengan penduduk
setempat. Pelaksanaan pengelolaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemrakarsa
dan diawasi oleh Depnaker setempat.

c. Kecelakaan Lalu Lintas


Untuk menghindari terjadinya kecelakaan lalu lintas akibat mobilisasi material dan
peralatan selama tahap konstruksi dilakukan upaya pengelolaan lingkungan. Pendekatan
teknis berupa pengaturan mobilisasi kendaraan proyek dengan memperhatikan kecepatan
maksimum kendaraan, mengingat jalan yang akan dilalui akan masuk pada kawasan
pemukiman. Pelaksanaan pengaturan lalu lintas menjadi tanggung jawab pemrakarsa dan
bekerja sama dengan Kepolisian. Periode pengelolaan lingkungan dilaksanakan setiap ada
kegiatan mobilisasi material dan peralatan.

d. Penurunan Estetika Lingkungan


Pendekatan teknis yang akan dilakukan untuk menghindari penurunan estetika lingkungan
dengan jalan membuat tempat sampah disekitar lokasi proyek terutama yang berhubungan
dengan tempat tinggal tenaga kerja pendatang.

Konsep Laporan Akhir IV - 63


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

Selain itu juga melakukan pembersihan setiap kali suatu pekerjaan konstruksi selesai atau
menjaga kebersihan di lokasi proyek. Secara periodik atau setiap hari dikumpulkan
kemudian dibuang pada tempat yang telah ditentukan.

Selain itu, pihak pemrakarsa yang akan diwakili pelaksana proyek harus menyusun atau
melakukan pemeliharaan berkala meliputi pembersihan saluran untuk menjamin
kelancaran aliran disekitar lokasi proyek.

Untuk melaksanakan pengelolaan tersebut menjadi tanggung jawab pemrakarsa didalam


pelaksanaannya yang akan diawasi oleh aparat setempat dan Dinas Kebersihan di daerah
lokasi proyek.

e. Keresahan Masyarakat Akibat Terganggunya Tempat Ibadah


Pendekatan Teknis yang dilakukan pemrakarsa akan membatasi kegiatan proyek, jika ada
upacara adat yang berlokasi dekat dengan lokasi proyek dan juga membatasi mobilisasi
material jika ada kegiatan keagamaan yang tengah berlangsung.

Pembatasan sosial perlu dilakukan berupa bantuan rehabilitasi tempat ibadah jika ada yang
terkena proyek. Dalam pelaksanaan pengelolaan ini pemrakarsa akan diawasi oleh
lembaga agama masyarakat dan aparat desa setempat.

6. Institusi Pengelolaan Lingkungan


Pelaksanaan pengelolaan lingkungan akan dapat berhasil jika dilaksanakan secara terpadu antara
pihak-pihak yang terkait, berkepentingan dan berkaitan dengan pengelolaan lingkungan.

Institusional pengelolaan lingkungan akan meliputi :


a. Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
Merupakan pihak yang bertanggung jawab dalam pengelolaan lingkungan dan sebagai
penyandang dana kegiatan pengelolaan lingkungan. Dalam hal ini adalah Satuan Kerja Balai
Wilayah Sungai Papua Barat.
b. Pengawasan Pengelolaan Lingkungan
Merupakan pihak atau instansi yang akan berperan sebagai pengawas bagi terlaksananya
upaya pengelolaan lingkungan. Dalam hal ini adalah Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai
Papua Barat.
c. Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan
Merupakan pihak atau instansi yang menerima laporan hasil pengelolaan lingkungan secara
berkala yaitu Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Manokwari.

Konsep Laporan Akhir IV - 64


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

4.4.2 Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)

1. Tujuan Pemantauan Lingkungan


*. Untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi dari rencana pengelolaan lingkungan yang
dilakukan oleh pemrakarsa proyek pembangunan pengendali banjir dan selanjutnya
memberikan alternatif perbaikan kearah upaya pengelolaan yang lebih tepat dan memadai.
*. Untuk memberikan informasi kepada instansi / lembaga terkait yang akan bekerja sama
dan berperan aktif dalam pelaksanaan pemantauan.

2. Kegunaan Pemantauan Lingkungan


Kegunaan pemantauan lingkungan ini adalah sebagai pedoman dan arahan bagi pemantauan
dampak akibat keberadaan dan kegiatan operasional kegiatan pembangunan pengendali banjir.
Sebagai pedoman bagi pemrakarsa dan instansi / lembaga terkait, agar dapat melaksanakan
pemantauan secara terpadu. Dengan demikian pembangunan yang berwawasan lingkungan
yang dilaksanakan dapat terwujud sesuai dengan yang diharapkan oleh pemerintah dan
masyarakat.

Ruang lingkup rencana pemantauan lingkungan pembangunan prasarana penyediaan air baku
dan jaringan air baku meliputi :
*. Jenis dampak penting yang dipantau
*. Sumber dampak
*. Tolok ukur pemantauan
*. Rencana pemantauan lingkungan (metode, lokasi pemantauan dan periode)
*. Institusi pemantauan lingkungan

3. Dampak Penting yang Dipantau


Agar pelaksanaan pemantauan lingkungan dapat lebih terarah dan mencapai sasaran
pembangunan yang berwawasan lingkungan, maka dampak penting yang akan dipantau
meliputi :
*. Fisika Kimia
*. Biologi
*. Sosial Ekonomi dan Budaya

4. Pelaksanaan Pemantauan Lingkungan


Uraian mengenai rencana pemantauan lingkungan akan meliputi sumber dampak, parameter
lingkungan yang dipantau, tujuan rencana pemantauan lingkungan, cara pemantauan, lokasi
pemantauan dan jangka waktu atau frekuensi pemantauan.

Adapun uraian masing-masing dampak sebagai berikut :


1. Fisika Kimia

Konsep Laporan Akhir IV - 65


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

a. Kualitas Udara
Dampak pencemaran kualitas udara yang paling berpotensi adalah peningkatan
kebisingan dan debu. Pencemaran kualitas udara yang paling berpotensi adalah
peningkatan kebisingan dan debu. Pencemaran kualitas udara terutama disebabkan
oleh aktifitas selama masa konstruksi dan operasional. Kegiatan-kegiatan yang
menyebabkan pencemaran udara antara lain mobilisasi tenaga kerja dan material serta
alat, pembersihan lahan, pekerjaan tanah dan pekerjaan pasangan.

Tolok ukur yang digunakan dalam pemantauan komponen lingkungan ini adalah :
*. Tingkat kebisingan
*. Meningkatnya kadar debu
*. Keresahan masyarakat

Pemantauan lingkungan dilaksanakan dengan analisis lapangan. Lokasi pemantauan


meliputi pemukiman penduduk yang berdekatan dengan proyek. Pemantauan dampak
dilaksanakan secara periodik oleh pemrakarsa dan hasilnya dilaporkan ke Pemerintah
Daerah Kabupaten Manokwari (Dinas Kesehatan).

b. Kualitas Air
Penurunan air dapat berakibat pada pencemaran air sungai dan saluran yang biasanya
untuk MCK bagi masyarakat setempat, akibat pencemaran dapat menyebabkan
sumber penyakit , khususnya penyakit kulit. Sumber dampak berasal dari kegiatan
pekerjaan tanah dan pasangan sepanjang badan sungai dan saluran.

Tolok ukur yang digunakan adalah tingkat keresahan masyarakat. Pengambilan


sampel air dilakukan secara periodik oleh pemrakarsa dibantu kontraktor. Dengan
pemantauan secara periodik maka dapat diketahui seberapa jauh pengaruh proyek
terhadap kualitas air, sehingga apabila kualitas air akan mencapai ambang batas dapat
secepat mungkin dilakukan antisipasinya.

2. Biologi
a. Flora
Dampak yang mungkin ditimbulkan akibat adanya proyek yaitu penebangan pohon-
pohon yang terkena proyek, sehingga untuk memperkecil dampak ini dilakukan
penebangan pohon secara terseleksi.Tolok ukur dan dampak ini yaitu estetika dan
keteduhan daerah. Pemantauan yang dilakukan secara periodik pada saat konstruksi
dapat mencegah penebangan secara liar.

Konsep Laporan Akhir IV - 66


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

b. Fauna
Dampak yang mungkin timbul karena adanya proyek yaitu berpindahnya fauna darat
dan air ke daerah lain.

3. Sosial Ekonomi dan Budaya


a. Tenaga Kerja
Dampak peningkatan kesempatan kerja merupakan dampak positif, namun demikian
jika tidak dilakukan pemantauan dengan benar maka tidak tertutup kemungkinan akan
muncul dampak negatif berupa kecemburuan sosial dan peningkatan tindak kriminal.
Untuk itu pemantauan dilaksanakan oleh pemrakarsa, Depnaker dan Aparat Desa
setempat. Tolok ukur dari dampak ini yaitu tenaga kerja lokal yang terserap dan
jumlah usaha sampingan yang muncul akibat kegiatan proyek.

b. Peningkatan Kepadatan Penduduk


Peningkatan kepadatan penduduk dapat terjadi pada saat konstruksi yang bersifat
sementara. Karena setelah proyek selesai pekerja akan berpindah ketempat lain,
namun demikian agar dapat diantisipasi permasalahan-permasalahan sosial yang
timbul akibat interaksi penduduk setempat dengan pekerja pendatang maka perlu
dilakukan pemantauan akan hal tersebut. Pemantauan dilaksanakan oleh pemrakarsa
dan Aparat Desa setempat. Tolok ukur dari dampak ini yaitu jumlah pekerja
pendatang.

c. Kecelakaan Lalu Lintas


Akibat kegiatan mobilisasi tenaga, material dan alat selama konstruksi dapat
menyebabkan terjadinya kemacetan dan kemungkinan kecelakaan lalu lintas. Untuk
itu, selain dilakukan pengelolaan berupa pembatasan kecepatan maka perlu dilakukan
pemantauan secara periodik agar pemantauan dapat lebih efektif.

Tolak ukur dari dampak yaitu kepadatan lalu lintas, angka kecelakaan dan keluhan
masyarakat pemakai jalan. Pemantauan dilaksanakan oleh pemrakarsa dibantu oleh
kontraktor dan aparat desa setempat. Lokasi pemantauan meliputi sepanjang jalan
masuk ke lokasi proyek selama masa konstruksi.

4.4.3 Dampak yang Diprediksi Akan Timbul

1. Identifikasi Dampak
Identifikasi dampak sehubungan dengan rencana pembangunan pengendali banjir dilakukan
dengan mengacu pada Keputusan Menteri Negara dan Lingkungan Hidup / Kepala Badan
Pengendali Dampak Lingkungan Nomor : Kep.11/MENLH/2006 tentang Upaya Pengelolaan
Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan.

Konsep Laporan Akhir IV - 67


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

2. Prediksi Dampak
Prediksi dampak dilakukan dengan cara membandingkan kualitas lingkungan sebelum ada
proyek (Rona Lingkungan Awal) dengan prakiraan setelah ada proyek. Prediksi dampak sesuai
dengan tahapan pelaksanaannya adalah sebagai berikut.

Tahap Pra Konstruksi

Pembebasan Lahan
Kegiatan ini terdiri dari inventarisasi luas pemilikan dan pembayaran ganti rugi. Pembebasan
lahan seyogyanya dilakukan 1 (satu) tahun sebelum pelaksanaan konstruksi fisik. Pembebasan
lahan yang akan dilakukan dimaksudkan untuk penyediaan lahan dalam rangka pembangunan
pengendali banjir.

Menurut hasil wawancara dengan responden, perangkat desa dan tokoh masyarakat,
menyatakan pembebasan tanah penduduk dengan ganti rugi yang layak tidak merupakan suatu
masalah, karena mereka mau menyadari akan pentingnya proyek pembangunan prasarana
pengendali banjir ini untuk kepentingan umum dan untuk meningkatkan pendapatan
masyarakat itu sendiri, karena mayoritas dari masyarakat setempat pekerjaannya adalah bertani
dan berkebun.

Sikap dan persepsi masyarakat terhadap sesuatu sangat ditentukan oleh pengetahuan dan
pemahamannya terhadap objek sikap itu sendiri. Selain itu, latar belakang budaya dan kondisi
lingkungan (baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial) suatu masyarakat juga turut
menentukan sikap dan persepsinya terhadap sesuatu. Sikap dan persepsi masyarakat terhadap
lingkungan hidup dan rencana pembangunan pengendali banjir secara keseluruhan
menunjukkan sikap yang positif dan menyadari pentingannya bangunan pengendali banjir bagi
kehidupan mereka. Secara terinci gambaran sikap dan persepsi responden ini dapat dilihat
pada tabel berikut.

Konsep Laporan Akhir IV - 68


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

Tabel 4 – 25 : Sikap dan Persepsi Responden Terhadap Lingkungan Hidup


Jumlah Responden (orang)
No. Item Sikap dan Persepsi
STS TS N S SS
1. Lingkungan hidup adalah sesuatu yang berkaitan dengan
keseimbangan, kesehatan dan keindahan lingkungan - - - 60 -
yang harus dilestarikan
2. Semua orang harus berpartisipasi dalam melestarikan
- - - 60 -
lingkungan hidup
3. Keinginan berpartisipasi dalam melestarikan lingkungan
hidup dapat diwujudkan melalui : mengganti lingkungan
- - - 60 -
yang rusak, memelihara dan mentaati peraturan,
menambah yang kurang serasi
4. Sangat bermanfaat untuk menambah keamanan dari
bahaya banjir bagi kehidupan masyarakat di dalam DAS - - - 60 -
tersebut
5. Dari manfaat yang diperoleh maka peran serta semua
pihak dalam pembangunan pengendali banjir sangat - - - 60 -
berarti
Keterangan :
STS : Sangat tidak setuju
TS : Tidak setuju
N : Netral (tidak ada respon)
S : Setuju
SS : Sangat setuju

Tahap Konstruksi

1. Mobilisasi dan Demobilisasi Material dan Tenaga Kerja

a. Fisika Kimia
Pada kegiatan mobilisasi dan demobilisasi material dan tenaga kerja, akan menimbulkan
gangguan / dampak berupa penurunan kualitas udara (kadar debu dan gas CO2 asap
kendaraan serta kebisingan)

Dampak ini akan mengganggu penduduk disekitar jalan yang akan dilalui oleh kendaraan
proyek. Paling tidak penduduk disekitar jalan utama menuju lokasi pekerjaan. Selain itu
penduduk disepanjang / sekitar jalan desa diareal pembangunan pengendali banjir juga
akan terganggu.

Pada kegiatan ini penduduk disekitar pembangunan pengendali banjir juga akan terkena
dampak. Debu yang jumlahnya banyak serta berterbangan akan mengganggu penduduk

Konsep Laporan Akhir IV - 69


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

dan pekerja proyek itu sendiri apabila tidak mengindahkan syarat-syarat pencegahan
penyakit.

b. Sosial Ekonomi dan Budaya


Adanya transportasi alat dan material yang bersifat terus menerus, menimbulkan debu
yang berterbangan dan asap kendaraan akan memberikan rasa sesak napas pada
masyarakat. Gejala yang ringan dapat berupa berkurangnya kenyamanan hidup (amenity)
disekitar jalan yang dilalui kendaraan proyek dan bila semakin berat akan menimbulkan
penyakit infeksi saluran pernapasan bagian atas seperti pharyngitis kronis dan bronchitis.

Aspek lingkungan lain yag terkena dampak adalah rusaknya fasilitas jalan dan jembatan
serta terganggunya lalu lintas disepanjang jalan menuju lokasi proyek.

2. Rekrutmen Tenaga Kerja

Dampak langsung maupun tidak langsung rekrutmen tenaga kerja adalah pada aspek sosial
ekonomi dan budaya, meliputi :

a. Penyerapan Tenaga Kerja


Pelaksanaan pembangunan prasarana penyediaan air baku dan jaringan air baku akan
berdampak positif terhadap kesempatan kerja terutama bagi penduduk lokal. Penduduk
usia produktif disekitar lokasi (usia 16 tahun sampai dengan 50 tahun). Pekerjaan
sampingan para petani adalah peternak sapi atau kerbau, buruh tani yang berarti
ketrampilan penduduk disekitar lokasi pembangunan pengendali banjir masih rendah dan
lapangan pekerjaan yang cocok di proyek adalah buruh kasar.

b. Persepsi
Penarikan tenaga kerja berdasarkan “ajakan teman” sering kali menimbulkan persepsi
yang berbeda antar perangkat desa, tokoh masyarakat, pelaksana proyek dan masyarakat.
Dampak yang muncul antara lain adanya kecemburuan sosial dari masyarakat yang tidak
dapat ikut bekerja di proyek.

c. Sektor Informal
Jalan yang akan dilewati kendaraan proyek juga jarang dijumpai warung makan dan kios
kaki lima. Dimungkinkan jika pelaksanaan pembangunan pengendali banjir terealisasi
akan muncul warung baru dan pedagang kaki lima yang akan melayani kebutuhan para
pekerja. Pada masa konstruksi, diharapkan sektor informal ini akan bertambah dibeberapa
lokasi sekitar proyek.

Konsep Laporan Akhir IV - 70


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

d. Ekonomi Pedesaan
Kehadiran sebuah proyek di pedesaan akan menyebabkan tingkat pendapatan penduduk
setempat meningkat. Kepadatan penduduk ini akan dapat meningkatkan pendapatan
penduduk lokal. Kenaikan jumlah penduduk dan pendapatan akan meningkatkan aktifitas
ekonomi pedesaan.

Buah-buahan dan hasil kebun yang semula hanya dijual mentah nantinya bisa diolah
sendiri oleh penduduk menjadi makanan dan minuman untuk para pekerja proyek. Ibu-ibu
rumah tangga di desa sekitar lokasi pembangunan pengendali banjir yang semula hanya
bekerja di dapur dan di kebun, akan dapat bekerja / membantu para pedagang untuk
menyajikan makanan dan minumam.

e. Interaksi Sosial
Kehadiran pendatang di lokasi proyek pembangunan pengendali banjir akan berpengaruh
terhadap perilaku masyarakat desa sekitar proyek, ditambah lagi jika sebagian dari
pendatang yang bertempat tinggal / menginap di desa tersebut.

Ekonomi uang akan mulai dirasakan di pedesaan, hal ini di khawatirkan akan menggeser
nilai kegotong-royongan masyarakat setempat yang selama ini masih dijunjung tinggi,
terutama untuk generasi mudanya. Disamping berdampak negatif ternyata kehadiran
proyek juga berdampak positip yang berupa alih ketrampilan khususnya dibidang
bangunan.

3. Pembukaan dan Pembersihan Lahan

a. Fisika Kimia
1. Erosi
Kegiatan proyek berupa pembukaan dan pembersihan lahan secara langsung akan
menimbulkan dampak terhadap tanah berupa meningkatnya proses erosi di lahan.

2. Kualitas Udara
Terjadi peningkatan kadar debu dan kebisingan disepanjang jalan yang dilalui
kendaraan proyek. Munculnya pencemaran udara hanya menimpa pekerja proyek dan
masyarakat disekitar jalan yang dilewati kendaraan.

b. Biologi
Dampak negatif terhadap biota darat yang timbul, berupa penurunan parameter
kelimpahan dan keragaman flora darat disekitar lokasi proyek. Penurunan kelimpahan dan
keragaman flora tersebut diperkirakan sangat kecil karena hanya beberapa individu dan
jenis flora tertentu yang hidup dilokasi tersebut.

Konsep Laporan Akhir IV - 71


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

Berdasarkan dari hasil pengamatan data primer yang dikumpulkan dari daerah yang akan
terkena dampak pembangunan terdapat jenis tumbuhan yang dilindungi oleh undang-
undang.

4. Pembuatan / Operasi Base Camp dan Bengkel

Pada kegiatan pembuatan / operasi base camp diperkirakan terjadi dampak pada kualitas udara,
kebisingan dan kualitas air. Dampak yang terjadi diperkirakan tidak melebihi pada aktifitas
perubahan dan pembersihan lahan disekitar lokasi.

5. Pekerjaan Tanah di Badan Sungai

Dampak yang timbul akibat kegiatan ini yaitu kekeruhan dibadan sungai dan saluran.

Tahap Pasca Konstruksi

1. Pengoperasian

a. Produktifitas
Pengaruh pembangunan pengendali banjir diharapkan menguntungkan bagi masyarakat
terutama kesehatan dan kesejahteraan ekonomi. Dengan terjaganya kesehatan, sehingga
aktifitas masyarakat tidak terganggu melaksanakan pekerjaan dan profesinya setiap hari.

b. Morfologi Sungai
Terjadi dampak negatif pada sungai bagian hilir dari bangunan pengendali banjir dan
penahan sedimen karena berkurangnya volume air yang mengalir kebagian hilir yang
berfungsi untuk menjaga kelestarian dan kelangsungan dari fungsi sungai itu sendiri.

2. Kegiatan Pengelolaan DAS yang Sesuai

a. Fisika Kimia
Terjadinya penurunan laju sedimentasi yang terjadi dibagian hilir sungai dari lokasi
bangunan pengendali banjir dan penahan sedimen, sehingga berakibat terjadinya
penurunan dasar sungai. Selain itu juga terjadinya kemungkinan intrusi air laut karena
berkurangnya volume air tawar yang ada.

b. Biologi
Terjadinya penurunan kualitas biota air tawar baik keragaman jenis maupun kerapatannya
namun demikian tidak akan mempengaruhi ekosistem, ini sifatnya sesaat.

Konsep Laporan Akhir IV - 72


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

Tabel 4 – 26 : Sumber, Jenis dan Besaran Dampak Pembangunan


Pengendali Banjir

Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Keterangan

TAHAP PRA KONSTRUKSI


Tender SID Pembangunan Terbentuknya persepsi Ada ketidak puasan konsultan Konsultan lokal belum mampu
Pengendali Banjir konsultan lokal lokal karena tidak mampu bersaing di tingkat nasional.
bersaing dengan konsultan
nasional.

Perencanaan Konstruksi Meningkatnya pendapatan Sejumlah tenaga terdidik dan


(SID) tenaga terdidik dan tenaga terampil (nasional dan lokal)
terampil mendapat pekerjaan dan
peningkatan pendapatan.

TAHAP KONSTRUKSI
Tender Pembangunan Terbentuknya persepsi di Ada ketidak puasan kontraktor Kontraktor lokal (Kabupaten
kalangan kontraktor Kabupaten Manokwari karena Manokwari) belum mampu
tidak mampu bersaing. bersaing di tingkat Provinsi.
Mobilisasi Peralatan dan Debu dan bising Peningkatan kebisingan dan Terutama masyarakat didekat
Material debu diareal kegiatan dan lokasi bangunan.
pemukiman.
Kualitas jalan menurun di jalan- Kerusakan badan jalan diareal Terutama jalan kampung masuk
jalan yang digunakan kegiatan. ke lokasi bangunan.
Mobilisasi Tenaga Kerja Peningkatan penghasilan tenaga Jumlah pekerja konstruksi yang
Lokal terdidik dan terampil mendapat upah dan
perlindungan sesuai ketentuan.
Pembangunan Sistem Terbangunnya sistem Terpenuhinya kebutuhan
Pengendali Banjir pengendali banjir sungai masyarakat akan bangunan
Warmare di Distrik Warmare di pengendali banjir.
Kabupaten Manokwari

TAHAP PASCA KONSTRUKSI / OPERASI DAN PEMELIHARAAN (O&P)


Penetapan Struktur Kejelasan tugas, tanggung Tenaga kerja baru yakni anggota
Organisasi Operasi dan jawab pelaksana teknis dan organisasi pengelola dapat
Pemeliharaan (O&P) rekrutmen baru tenaga kerja dikontrak untuk masa tertentu.
teknis dengan sistem kontrak

Pengadaan Peralatan Operasi Tersedianya fasilitas operasi dan Dibelinya sejumlah peralatan
dan Pemeliharaan (O&P) pemeliharaan (O&P) pertukangan.

Pembuatan Jalan Akses Kemudahan petugas untuk Pengangkutan tenaga manusia


Operasi dan Pemeliharaan melakukan operasi dan dan peralatan diperlukan.
(O&P) pemeliharaan (O&P)

Konsep Laporan Akhir IV - 73


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

Tabel 4 – 27 : Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Dampak Lingkungan


Pembangunan Pengendali Banjir

Sumber Dampak Jenis Dampak Upaya Pengelolaan Upaya Pemantauan

TAHAP PRA KONSTRUKSI


Tender SID Pembangunan Terbentuknya persepsi Mengikut sertakan konsultan Ada tidaknya peluang bagi
Pengendali Banjir konsultan lokal lokal atau tenaga ahli lokal yang konsultan lokal atau tenaga ahli
pernah terlibat dalam kegiatan lokal untuk terlibat dalam
proyek ini agar hasil studi kegiatan ini.
optimal.

Perencanaan Konstruksi Meningkatnya pendapatan Sejumlah tenaga terdidik dan Tingkat upah yang berlaku
(SID) tenaga terdidik dan tenaga terampil nasional dan lokal yang sesuai ketentuan dan peraturan
terampil diserap oleh kegiatan SID. yang ada.

TAHAP KONSTRUKSI
Tender Pembangunan Terbentuknya persepsi di Mengikut sertakan kontraktor Ada / tidaknya sosialisasi jadwal
kalangan kontraktor Kabupaten lokal Kabupaten Manokwari dan kelengkapan proses tender
Manokwari dalam proses tender yang sehat bagi kontraktor Kabupaten
dan kompetitif. Manokwari.

Mobilisasi Peralatan dan Debu dan bising Mobilisasi peralatan dan Waktu kerja pembangunan pada
Material pembangunan dekat permukiman jam kerja agar tidak mengganggu
dilakukan pada jam kerja saja, penduduk.
dan perlu disosialisasikan agar
Melakukan pengukuran tingkat
mendapat dukungan dari
kebisingan dan debu agar tidak
masyarakat.
lebih dari nilai ambang batas.
Kualitas jalan menurun di jalan- Pengangkutan batu kali, pasir Berat truk pengangkut tidak
jalan yang digunakan dan kerikil dilakukan dengan truk boleh melebihi daya dukung
bermuatan sebanding dengan jalan yang dilewati.
kammpuan badan jalan yang
akan dilewati.

Mobilisasi Tenaga Kerja Peningkatan penghasilan tenaga Tenaga kerja yang diterima Tenaga kerja lokal harus 90%,
Lokal terdidik dan terampil harus lebih banyak tenaga lokal, dengan ketentuan upah sesuai
kecuali untuk pekerjaan spesifik ketentuan yang berlaku.
seperti penyambungan pipa dan
pemasangan perlengkapan pipa.

Pembangunan Pengendali Terbangunnya sistem Pembangunan yang sesuai Lancar tidaknya pembangunan.
Banjir pengendali banjir jadwal pelaksanaan dan sesuai
spesifikasi.

Potensi konflik Mediasi dengan masyarakat Masyarakat tidak / sudah merasa


dioptimalkan. puas dengan kesepakatan.
Debu dan bising Pekerjaan pada jam kerja. Pengukuran kebisingan dan
debu.

Konsep Laporan Akhir IV - 74


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC SID Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Warmare
(Civil/Water Resources Engineering- Regional Planning & Management – Human Resources
Development) Kabupaten Manokwari

Sumber Dampak Jenis Dampak Upaya Pengelolaan Upaya Pemantauan

TAHAP PASCA KONSTRUKSI / OPERASI DAN PEMELIHARAAN (O&P)


Penetapan Struktur Jelasnya petugas dan Keputusan resmi pemerintah Adanya SK dan terpenuhinya
Organisasi Operasi dan pembagian tugas bersama masyarakat desa kelengkapan struktur pelaksana
Pemeliharaan (O&P) tentang pelaksanaan operasi dan operasi dan pemeliharaan (O&P).
pemeliharaan (O&P).

Rekrutmen Pelaksana Tenaga kerja adalah penduduk Jumlah tenaga kerja asal desa
desa yang bersangkutan. yang bersangkutan.
Pengadaan Peralatan Operasi Tersedianya fasilitas operasi dan Pembelian peralatan dilakukan Jumlah peralatan sesuai daftar
dan Pemeliharaan (O&P) pemeliharaan (O&P) secara transparan dan sesuai kebutuhan.
spesifikasi yang diperlukan.

Pembuatan Jalan Akses Kemudahan petugas untuk Pembuatan jalan akses dilakukan Ada / tidaknya penduduk yang
Operasi dan Pemeliharaan melakukan operasi dan cukup dengan memperbaiki jalan menentang pembuatan jalan
(O&P) pemeliharaan (O&P) kebun. akses.

Konsep Laporan Akhir IV - 75

Anda mungkin juga menyukai