Laporan Pendahuluan Kejang Demam
Laporan Pendahuluan Kejang Demam
A. PENGERTIAN
Kejang Demam Kompleks adalah kejang demam dengan salah satu ciri berikut
ini:
2. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial
Kejang lama adalah kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit atau kejang
berulang lebihdari 2 kali dan di antara bangkitan kejang anak tidak sadar. Kejang lama
terjadi pada 8% kejangd emam. Kejang fokal adalah kejang parsial satu sisi, atau kejang
umum yang didahului kejang parsial. Kejang berulang adalah kejang 2 kali atau lebih
dalam 1 hari, di antara 2 bangkita kejanganak sadar. Kejang berulang terjadi pada 16% di
antara anak yang mengalami kejang demam
B. ETIOLOGI
Hingga kini belum diketahui dengan pasti. Demam sering disebabkan infeksi
saluran pernafasan atas, otitis media, pneumonia, gastroenteritis, dan infeksi saluran
kemih. Kejang tidak selalu timbul pada suhu yang tinggi. Kadang-kadang demam yang
tidak begitu tinggi dapatmenyebabkan kejang
C. FAKTOR RESIKO
Faktor resiko kejang demam pertama yang penting adalah demam. Selain itu
terdapat faktor riwayat kejang demam pada orang tua atau saudara kandung,
perkembangan terlambat, problem pada masa neonatus, anak dalam perawatan khusus,
dan kadar natrium rendah. Setelah kejangdemam pertama, kira-kira 33% anak akan
mengalami satu kali rekurensi atau lebih, dan kira-kira9% anak mengalami 3 kali
rekurensi atau lebih. Resiko rekurensi meningkat dengan usia dini,cepatnya anak
mendapat kejang setelah demam timbul, temperatur yang rendah saat kejang,
riwayatkeluarga kejang demam, dan riwayat keluarga epilepsy
D. MANIFESTASI KLINIS
E. PATOFISIOLOGI
Untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel atau organ otak diperlukan
suatu energiyang didapat dari metabolisme. Bahan baku untuk metabolisme otak yang
terpenting adalahglukosa. Sifat proses itu adalah oksidasi dimana oksigen disediakan
dengan perantaraan fungsi paru-paru dan diteruskan ke otak melalui sitem
kardiovaskuler. Jadi sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi
dipecah menjadi CO2 dan air. Sel dikelilingi oleh suatu membran yang terdiri dari
permukaan dalam adalah lipoid dan permukaan luar adalah ionik. Dalam keadaan normal
membran sel neuron dapat dilalui denganmudah oleh ion Kalium (K+) dan sangat sulit
dilalui oleh ion Natrium (N +) dan elektrolit lainnya,kecuali ion Klorida (Cl-). Akibatnya
konsentrasi K + dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi Na + rendah, sedangkan di luar
sel neuron terdapat keadaan sebaliknya.
Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan di luar sel, maka
terdapat perbedaan potensial yang disebut potensialmembran dari sel neuron. Untuk
menjaga keseimbangan potensial membran ini diperlukan energidan bantuan enzim Na-
K-ATPase yang terdapat pada permukaan sel.Keseimbangan potensial membran ini dapat
dirubah oleh adanya:
F. PATHWAY
hipertermi
Proses demam kejang
Resiko injuri
Resiko aspirasi
1. ANAMNESIS
Adanya kejang, jenis kejang, kesadaran, lama kejang, suhu sebelum/saat kejang,
frekuensi,interval, pasca kejang, penyebab demam di luar susunan saraf
pusat.2.Riwayat perkembangan, kejang demam dalam keluarga, epilepsi dalam
keluarga.3.Singkirkan penyebab kejang lainnya.
2. PEMERIKSAAN FISIS
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium tidak dikerjakan secara rutin pada kejang demam, tetapi
dapatdikerjakan untuk mengevaluasi sumber infeksi penyebab demam atau keadaan
lain.Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk menegakkan atau
menyingkirkankemungkinan meningits, terutama pada pasien kejang
pertama.Pemeriksaan Elektroensefalografi (EEG) tidak dapat memprediksi
berulangnya kejang ataumemperkirakan kemungkinan kejadian epilepsi pada pasien
kejang demam. Pemeriksaan EEGmasih dapat dilakukan pada keadaan kejang demam
yang tidak khas. Misalnya kejang demamkompleks pada anak usia lebih dari 6 tahun
atau kejang demam fokal. FotoX-Ray kepala atau pencitraan seperti Computed
Tomography Scan (CT-Scan) atau Magnetic Resonance Imaging (MRI) jarang sekali
dikerjakan, tidak rutin dan hanya atas indikasiseperti:
H. DIAGNOSA BANDING
2. AntikejangBeri diazepam oral 0,3 mg/kgBB/dosis tiap 8 jam saat demam atau
diazepam rektal 0,5mg/kgBB/hari setiap 12 jam saat demam. Efek samping
diazepam oral adalah letargi,mengantuk, dan ataksia.
KEJANG
Diazepam rectal
Di rumah sakit
KEJANG
Diazepam IV
KEJANG
KEJANG
Keterangan:
1. Bila kejang berhenti terapi profilaksis intermiten atau rumatan diberikan berdasarkan
kejang demam sederhana atau kompleks dan faktor lainnya
2. Pemberian fenitoin bolus sebaiknya secara drip intravena dicampur denagn cairan
NaClfisiologis, untuk mengurangi efek sampinh aritmia dan hipotensi.
J. PROGNOSIS
Dengan penanggulangan yang tepat dan cepat, prognosisnya baik dan tidak
menyebabkankematian. Frekuensi berulangnya kejang berkisar antara 25-50%, umumnya
terjadi pada 6 bulan pertama. Resiko untuk mendapatkan epilepsi rendah.
K. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama (keluhan yang dirasakan klien saat pengkajian) : demam, iritabel,
menggigil, kejang)
2) Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita klien saat masuk
rumah sakit) : kapan mulai panas ?
3) Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang
pernah diderita oleh klien) : pernah kejang dengan atau tanpa demam ?
4) Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang
pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetik atau tidak) :
orang tua, saudara kandung pernah kejang ?
6) Riwayat imunisasi
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum : kesadaran, vital sign, status nutrisi (berat badan, panjang badan,
usia)
2) Pemeriksaan persistem
a) Sistem persepsi sensori :
d) Sistem kardiovaskuler : takikardi, nadi lemah dan cepat / tak teraba, kapilary
refill lambat, akral hangat / dingin, sianosis perifer
e) Sistem gastrointestinal :
3) Pola eleminasi
2. Diagnosa Keperawatan