Kegawatdaruratan THT KL DR Novialdi SP THT KL PDF
Kegawatdaruratan THT KL DR Novialdi SP THT KL PDF
Batas anatomi:
• Medial : kapsul
tonsil
• Lateral : m.
Konstriktor faring
• Anterior : pilar
anterior (m.
palatoglossus)
• Posterior : pilar
posterior (m.
palatofaring)
Etiologi
DIAGNOSIS BANDING :
Selulitis Peritonsil Abses Tonsil
Mononukleosis Neoplasma
Adenitis Servikal Infeksi gigi
molar
Infeksi kel. Saliva Infeksi Mastoid
Aneurisma A. Carotis Interna
Terapi & Komplikasi
TERAPI
Insisi
Antibiotika & Simptomatis
4-6 minggu stlh sembuh tonsilektomi
KOMPLIKASI
Sepsis
Endokarditis
Nefritis
Abses Otak, Meningitis, Trombosis Sinus
Cavernosus, Para Faringeal Abses
Edema Subglotik, Aspirasi
Aspirasi
Insisi Abses Peritonsil
Vertigo
Sentral Perifer
PERIFER SENTRAL
Vertigo berat Vertigo ringan
Ada kelelahan (decay) Tidak ada decay
Pengaruh gerakan Tidak ada pengaruh
kepala + gerakan kepala
Arah obyek Arah obyek vertikal
horizontal/rotatoar Gejala otonom +/-
Buka mata lebih ringan Tidak ada gangguan
Gejala otonom ++ pendengaran
Tanda fokal SSP - Tanda fokal SSP +
BENIGN PAROXYSMAL
POSITIONAL VERTIGO
(BPPV)
ETIOLOGI BBPV
Degeneratif yang
idiopatik dewasa
Trauma kepala Labirinitis virus
muda dan usia
lanjut
Pasca
Neuritis vestibuler Fistula perilimfa
stapedectomi
Meniere diseases
PATOGENESIS
2 Teori
Teori kupulolitiasis
• Debris-debris degeneratif atau fragmen otokonia
dari utrikulus yang terlepas dan melekat pada
permukaan kupula KSSP yang menghadap
utrikulus
Teori kanalitiasis
• Adanya partikel padat (debris) yang mengapung
dan bergerak dalam KSSP
KANALOLITIASIS DAN
KUPULOLITIASIS
KANALOLITIASIS DAN
KUPULOLITIASIS
Diagnosis
1 • Anamnesis
2 • Vestibuler nystagmus
• Endolymph
– Berada dalam Scala Media
– Low Na+ High K+
– Dihasilkan dalam Stria Vascularis
Tes gliserin
Elektrokokleografi (ECoG)
Menilai akumulasi cairan yang berlebihan pada telinga tengah
•. Tumor N.VIII
• Skierosis multiple
• Neuritis vestibuler
• Vertigo posisi paroksismal jinak (VPPJ)
Penatalaksanaan
• Labirintektomi
• Vestibular neurektomi
• Chemical labirintektomi
• Ahli bedah
• Meneliti tentang sindroma kelumpuhan saraf
fasialis dan distribusi serta fungsi saraf fasialis
Trigeminal Superior salivatory nucleus
nucleus
Solitary tract nucleus Lacrimal gland
Facial
nucleus Sphenopalatine
ganglion
MAI Greater
petrosal
nerve
Foramen
meatus
Stapedial nerve
Lingual nerve
Chorda
tympani
For. stilo
mastoid Auricular
branch
Sublingual gland
Submandibular
gland www.themegallery.com
Saraf Fasialis
• 40-70% kelumpuhan saraf fasialis akut
•
Insiden •
Prevalensi 10-20 pasien / 100 ribu populasi
>> penderita DM, wanita hamil
• 8-10% riw. keluarga
Peme-
riksaan
• Kortikosteroid
Penatalaksanaan • Antiviral
• Fisioterapi
Chen
Melaporkan 6% kasus Bell’s palsy yang mengalami
rekurensi. Hal ini disebabkan oleh terserang virus
kembali atau aktifnya virus yang indolen dalam saraf
Tujuan pengobatan:
Mengeradikasi infeksi
Mencegah komplikasi
Memperbaiki pendengaran
Komplikasi Intra Temporal
Otoskopi
MT utuh MT perforasi
OMSK
Onset, progresifitas,
predisposisi, penyakit
sistemik, fokus infeksi,
riwayat pengobatan
Komplikasi - Komplikasi +
kolesteatom - kolesteatom
(OMSK benigna) +
(OMSK bahaya)
OE difus
Otomikosis
Dermatitis eksim Lihat Lihat
OE maligna Lihat
algoritma 1 algoritma 2 algoritma 3
Miringitis granulomatosa
Algoritma kolesteatom -
(OMSK benigna)
1
INTRA INTRA
KRANIAL TEMPORAL
KU baik KU buruk
Mastoidektomi Mastoidekto- Pertimbangkan
bersama bedah Mastoidektomi mi dalam mastoidektomi
saraf kemudian bius umum dalam bius
lokal
Pengobatan OMSK dengan sangkaan
komplikasi intrakranial
Penyebab Sistemik :
Penyakit Kardiovaskuler Hipertensi
Kelainan Darah
Infeksi DHF
Hormonal kehamilan
Kelainan Kongenital
Sumber Perdarahan
Anterior, dari :
• Plexus Kiesselbach’s
• A. ethmoid Ant
Biasa ringan & dapat berhenti spontan
Posterior, dari :
• A. Spenopalatina
• A. Etmoid post
Biasanya hebat dan sebagian besar mengalir ke
nasofaring dan jarang berhenti spontan
Perdarahan Septum Nasi
Perdarahan dinding lateral hidung
Penatalaksanaan
Tujuan Penatalaksanaan :
Menghentikan perdarahan
Mencegah komplikasi
Mencari etiologi
Tergantung Keadaan dan penyebab
Atasi keadaan akut : syok dan perdarahan hebat
segera pasang infus
Pemeriksaan dilakukan pasien dalam posisi
duduk jika memungkinkan
Penatalaksanaan
Pencet cuping hidung
Kaustik kimia (AgNO3 20-30%) atau listrik
Tampon Anterior
Tampon Posterior (Bellocg)
Balon kateter Foley
Ligasi Arteri
Setiap pemasangan tampon, harus diberikan
Antibiotika
Kaustik
Tampon anterior
Tampon bellocq
Hematom Septum
Normal Inferior Turbinate
Orbital Cellulitis
Rx : Systemic antibiotics
Decongestants
Analgesia
Epiglottitis Croup
Gejala :
Rasa tusukan di tenggorok
Tindakan :
Ekstraksi dengan menggunakan spatel
lidah dan cunam
Benda Asing di Hidung
Kelainan hematologi
Hipertensi
Diabetes melitus
Stres
Kolesterol tinggi
Gejala klinik (Fetterman)
Keterlambatan pengobatan
Vertigo
Usia tua
Tuli nada tinggi
Kecemasan
Tinitus
Penyakit penyerta
Implikasi (handicap) tuli mendadak
Anamnesis
P. fisik
P. radiologi
P. laringoskopi
Patologi dlm lumen laring
P. CT scan laring
•konservatif
•operasi
1. Trauma tajam
Trauma Leher
2. Trauma tumpul
Etiologi
I.Trauma Mekanik
1. Eksterna
Kecelakaan mobil, trauma tumpul leher,komplikasi
trakeostomi, krikotirotomi.
2. Interna.
Tindakan endoskopi, intubasi endotrakea,
pemasangan pipa nasogaster.
II. Luka Bakar
1.Termis
menelan, makanan cairan, makanan panas,
inhalasi udara, gas panas
2.Kimiawi ( zat korosif )
cairan alkali, amoniak dll.
III.Trauma penyinaran
IV. Trauma autogen.
Diagnosis
Ditegakkan : - anamnesis,
- riwayat trauma laring.
Trauma leher kerusakan
laringdifikirkan gejala-gejala :
Sumbatan nafas makin lama makin
berat
Disfoni atau afoni
Batuk
Batuk darah atau muntah darah
Rasa sakit pada leher
Disfagi atau odinofagi
Gejala-gejala disertai: :
Deformitas leher,
Emfisema
Nyeri pada palpasi
Krepitasi tulang
Pemeriksaan Penunjang
• Ro kepala
fraktur tuIang tengkorak,
fraktur tulang kepala lainnya.
•Ro soft tissue leher AP / lat
fraktur kartiIago tiroid,
hioid, deviasi trakea, emfisema
• Ro toraks
fraktur tulang iga, emfisema,
pneumotoraks
menggunakan serat optik
Kontroversi
eksplorasi segera
- mendiagnosis kerusakan terjadi
- memperbaiki kerusakan segera
mempercepat proses penyembuhan
Indikasi Eksplorasi
I. Kelompok I
Gejala: gejala saluran
nafas minimal
Tanda : - hematom
- laserasi sedikit
- fraktur (-)
Tatalaksana:
- observasi
- kelembapan udara
- kepala dan tempat
tidur ditinggikan
II. Kelompok II
Gejala : aliran udara membahayakan
Tanda:
- edema / hematom
- gangguan mukosa
- tidak tampak tulang rawan
Tatalaksana :
- trakeostomi
- Iaringoskopi langsung
- esofangoskopi
- eksplorasi/perbaikan
- tidak perlu bidai
III. Kelompok III
Gejala: aliran udara membahayakan
Tanda:
- edema mukosa masif
- robekan mukosa
- tulang rawan terlihat
- pita suara kaku
Tatalaksana:
- trakeostomi
- laringoskopi langsung
- esofagoskopi
- eksplorasi/perbaikan
- tidak perlu bidai
IV. Kelompok IV
Gejala:
- aliran udara membahayakan
Tanda :
- edema masif
- robekan mukosa
- tulang rawan terlihat
- pita suara kaku
Tatalaksana:
- trakeostomi
- laringoskopi
langsung
- esofagoskopi
- eksplorasi/perbaikan
- pasang bidai
Komplikasi
Jaringan granulasi
Stenosis laring dan trakea
Stenosis subglotis
Kelumpuhan pita suara
Fiksasi aritenoid
Obstruksi Laring
PENYEBAB OBSTRUKSI LARING