Sistem Modulasi Amplitudo2
Sistem Modulasi Amplitudo2
3
Sistem Modulasi
Amplitudo
Kata radio berasal dari kata ‘to radiate’ yang mem-punyai arti memancarkan, sehingga
menunjukkan bahwa proses komunikasi radio terjadi dengan menggunakan media non
fisis, yaitu udara. Proses yang terjadi di dalam komu-nikasi radio adalah memodulasi
gelombang pembawa (carrier wave) dengan suatu sinyal pemodulasi (modulating wave),
sehingga hasilnya adalah gelombang termodulasi (mo-dulated wave) yang akhirnya
dipancarkan ke udara dengan menggunakan satu sistem antena. Ilustrasi gambar yang
diberikan di atas ini adalah sistem antena pemancar MW (medium wave) RRI Pontianak
yang bekerja dengan sistem modulasi AM (amplitude modulation).
Gelombang pembawa adalah satu sinyal sinusoidal yang selalu mempunyai frekuensi
jauh lebih tinggi dari frekuensi spektrum sinyal pemodulasinya, yaitu yang termasuk ke-
lompok radio frekuensi (RF). Sedang sinyal pemodulasi mempunyai spektrum frekuensi
dari kelompok audio frequency (AF) sampai RF seperti misalnya sinyal video yang
mempunyai spektrum hingga 5,5 MHz.
Sebetulnya proses modulasi juga terjadi pada sistem komunikasi yang lain, misalnya
pada bidang telegrafi, yaitu sistem-VFT (Voice Frequency Telegraphy)1 yang menggu-
nakan frekuensi pada range frekuensi suara sebagai gelombang pembawanya . Juga pada
sistem komunikasi serat optik2, yang menggunakan sinar laser sebagai gelombang pem-
bawanya .
1
Sistem VFT yang dioperasikan oleh PT Telkom adalah type WT-1000 buatan Siemens, dengan
carrier frequency, 420 Hz ~ 3300 Hz (FM-120).
2
Frekuensi sinar laser antara 430 THz ~ 750 THz; Kennedy, Electronic Communication System,
p445.
Tanpa proses modulasi ini, sinyal pemodulasi yang lazim disebut sinyal informasi sulit
untuk dikirimkan melalui komunikasi radio. Terdapat dua alasan untuk hal tersebut,
yaitu :
Karena sinyal informasi terdiri atau merupakan gabungan dari beberapa frekuensi
tunggal yang relatif rendah frekuensinya, sehingga sistem antena yang digunakan
harus mempunyai ukuran yang relatif panjang dan juga harus broadband. Per-
syaratan ini secara praktis tidaklah mungkin. Misalnya kita ambil saja salah satu
frekuensi audio, 1000 Hz, maka ukuran antena ½ λ-nya sampai mencapai 3 x 105
meter atau 300 km.
Karena sinyal informasi dari berbagai sumber mempunyai kombinasi yang sa-
ma, maka tidak mungkin dipancarkan bersamaan sebab akan terjadi interfe-
rensi antara sumber-sumber tersebut satu sama lain.
eC = AC sin (ω t + θ),
yang merupakan nilai sesaat gelombang tersebut. Terlihat, bahwa nilai sesaat itu
akan tertentu oleh tiga parameternya, yaitu, amplitude, frekuensi, dan fasa, yang da-
pat dipengaruhi besarnya oleh satu sinyal pemodulasi. Inilah hakekat proses modu-
lasi yang disebutkan diatas. Dengan demikian, pada sistem komunikasi radio dikenal
tiga jenis modulasi, yaitu,
Basis proses modulasi pada dasarnya adalah AM dan FM, sedang modulasi fasa
sebenarnya diturunkan dari sistem modulasi frekuensi. Terdapat juga satu sistem
yang dikenal dengan nama modulasi pulsa yang sebenarnya salah satunya adalah
modulasi pada satu carrier secara AM oleh satu sinyal dalam bentuk pulsa. Jenis
modulasi ini disebut On-Off Keying. Terdapat juga sebutan PCM yang merupakan
kependekan dari Pulse Code Modulation, yang telah banyak dibahas pada Modul-2.
Pemancaran (emisi) gelombang radio yang termodulasi tersebut diberi kode oleh ITU-R
mengikuti urutan tiga simbol, yaitu :
1) simbol pertama (huruf besar), yang menyatakan jenis modulasi pada carrier
utama;
2) simbol kedua (angka), yang menyatakan bentuk sinyal informasi serta jumlah
kanalnya;
3) simbol ketiga (huruf besar), yang menyatakan jenis sinyal informasi, seperti
suara, video, dsb.
Misalnya siaran radio RRI gelombang pendek (shortwave) yang bekerja dengan modu-
lasi AM akan mempunyai simbol emisi A3E. Untuk selengkapnya seluruh kode tersebut
dapat dilihat pada Lampiran-1 yang dikutib dari Buku RR (radio regulation)-ITU, serta
perubahannya pada Lampiran-2.
Seperti telah disinggung di depan, bahwa proses modulasi amplitudo dilakukan dengan
mempengaruhi level amplitudo sinyal pembawa oleh sinyaJ yang dibawa (sinyal pemo-
dulasi). Sistem modulasi yang tergolong modulasi amplitudo disimbolkan emisinya
sebagai A3E yang menunjukkan, bahwa sinyal pembawa utamanya (main carrier) di-
modulasi secara AM standard/double sideband (simbol pertama = A), dan sinyal pemo-
dulasinya adalah satu kanal informasi analog (simbol kedua = 3), serta sinyal pemo-
dulasi tersebut adalah sinyal audio (simbol ketiga = E).
Sistem modulasi amplitudo tergolong luas digunakan terutama untuk penyiaran program
radio (audio broadcasting) seperti sistem radio MW (medium wave), SW (short wave),
maupun sistem penyiaran televisi dan komunikasi serat optik. Dengan sistem radio SW
misalnya, program radio dari satu tempat di dunia ini dimungkinkan dapat diterima di
lokasi lain di balik bola dunia ini.
dimana, Am/ AC = m, adalah index modulasi, atau derajat modulasi, atau prosentase
modulasi. Sehingga persamaan (3-1) menjadi,
Sehingga bila digambarkan spektrum frekuensinya (dengan nilai efektif) akan nam-
pak seperti Gbr-1 berikut ini. Sementara osilogram gelombang AM yang dapat
dilihat di layar osiloskop, ditunjukkan pada Gbr-2(d).
A C
m A C /2 m A C /2
A B
m = ............................................................... (3-3)
A B
A m
A
A C
s e b e lu m m o d u la s i
Langkah pengukurannya :
Bukti :
Dari osilogram,
A = AC + Am
B = AC - Am ,
AC Am AC Am 2 Am Am
sehingga, m = = = → terbukti
AC Am AC Am 2 AC AC
2 2 2
EC ELSB EUSB
Pt = + + ........................................ (3-4)
R R R
2 2 2
AC m 2 AC m 2 AC
Pt = + + ......................................... (3-5)
2R 8R 8R
atau,
AC
2
m2 m 2
Pt = 1 = PC 1 ................................ (3-5a)
2R 2 2
Terlihat pada persamaan (3-5) bahwa, perbandingan daya antara carrier, dengan
kedua sideband-nya adalah,
m2 m2
PC : PLSB : PUSB = 1 : : ................................ (3-6)
4 4
Contoh Soal :
1). Rangkaian tuning satu osilator dalam pemancar AM, menggunakan nilai
induktansi dan kapasitansi sebesar 50 μH dan 1 nF. Bila output osilator terse-
but dimodulasi oleh sinyal audio sampai frekuensi 10 kHz, berapakah range
frekuensi yang ditempati sideband-nya ?
Penyelesaian :
1
fC =
2 LC
1
= = 712 kHz
2 50 x10 6 x1x10 9
2). Satu carrier dengan daya 400 watt, dimodulasi secara AM dengan prosentase
modulasi 75 %. Hitung daya total sinyal AM tersebut ?
Penyelesaian :
m2 0,752
Pt P
= C 1
= 400 1 = 512,5 watt
2 2
Penyelesaian :
m2
Pt P
= C 1 , sehingga
2
Pt 10
PC = m2 = 0,6 2 = 8,47 kW
1 1
2 2
____________________________________________________________
Uraian di atas menjelaskan proses modulasi berlangsung dengan satu sinyal pemo-
dulasi saja, sehingga sinyal sideband yang muncul hanya (fc - fm) dan (fc + fm) de-
ngan spektrum seperti ditunjukkan pada Gbr-1.
Dalam kenyataannya, sinyal pemodulasi berjumlah lebih dari satu frekuensi tunggal,
misalnya sinyal suara (voice) yang mempunyai spektrum dari 300 ~ 3400 Hz.
Akibatnya sinyal sideband yang muncul akan bervariasi sebanyak frekuensi yang
ada pada spektrum tersebut, dan kemudian kali dua sideband.
Misalnya beberapa sinyal pemodulasi tersebut mempunyai tegangan efektif, V1, V2,
V3, dst. Maka tegangan total sinyal pemodulasi tersebut merupakan jumlah vektoris
yang besarnya sama dengan akar jumlah kuadrat masing-masing tegangan yang ada,
atau,
2 2 2
Vt = V1 V2 V3 ........... .............................. (3-7)
Bila kedua ruas persamaan dibagi tegangan efektif sinyal carrier, kita dapatkan,
2 2 2
Vt V1 V V
= 2 2 3 2 ........
VC 2
VC VC VC
2 2 2
atau, mt = m1 m2 m3 ......... ................................. (3-8)
yang merupakan index modulasi total beberapa sinyal pemodulasi tersebut. Dengan
adanya beberapa sinyal pemodulasi itu, maka penambahan daya terjadi juga pada
sideband-nya yang tertentu dari perubahan index modulasinya, yaitu index modulasi
total seperti dinyatakan pada persamaan (3-8). Nilai daya total persamaan (3-5a)
kemudian menjadi,
mt
2
P
Pt = C 1 .................................................. (3-9)
2
Bila dinyatakan dalam besaran arus, maka arus total sinyal AM adalah,
2
m
It = I C 1 t ...................................................... (3-10)
2
dimana :
It = arus sinyal AM
IC = arus sinyal carrier (tanpa modulasi)
mt = index modulasi total
_______________________________________________________________
Contoh Soal :
4). Satu transmiter meradiasikan daya (ERP = effective radiated power) sebesar
9 kW tanpa modulasi, dan sebesar 10,125 kW dengan modulasi sinyal sinus.
a). Tentukan index modulasi pada kondisi tersebut ?
b). Bila satu sinyal sinus yang lain bersama-sama dimodulasikan dengan
index 40%, tentukan daya yang diradiasikan pada kondisi kedua ini ?
Penyelesaian :
m2 m2 Pt
Pt = PC 1 → = 1
2 2 PC
10,125
= 1 = 0,125
9
m1 = 0,5
mt
2
2
P
Pt = C 1 = 91 0,64 = 10,84 kW
2 2
5). Dengan index modulasi 40%, arus antena satu pemancar AM terbaca sebesar
11 Amper. Penunjukan meter naik menjadi 12 amper setelah adanya modulasi
tambahan oleh sinyal sinusoidal yang lain. Berapakah index modulasi sinyal
kedua tersebut ?
Penyelesaian :
2
m2 m2 I
It = I C 1 → = t 1
2 2 IC
2
0,4 2 11
= 1 → IC = 10,58 amper
2 IC
2 2
m
2
mt I
It = I C 1 t → = t 1
2 2 IC
12 2
mt = 2 1 = 0,757
10,58
mt = 2
m1 m2
2
→ m2 = 2
mt m1
2
= 0,64 atau 64 %
Pada dasarnya untuk proses modulasi AM, terdapat dua sinyal yang dicampurkan
(mixed) satu sama lain, yaitu dalam hal ini, adalah sinyal gelombang pembawa dan
sinyal pemodulasi. Melalui penguat linier, pencampuran dua sinyal tersebut merupa-
kan sinyal jumlah biasa yang mendapat penguatan tertentu (gain amplification).
Akan tetapi bila pencampuran dua sinyal itu terjadi pada satu device atau penguat
yang tidak linier, maka outputnya merupakan sinyal AM.
Berikut ini akan dibuktikan dengan percobaan sederhana, yaitu dengan menggu-
nakan sebuah dioda untuk menghasilkan sinyal AM (amplitude modulation), dengan
memanfaatkan area karakteristiknya yang non linier. Akan ternyata nanti pada out-
putnya muncul beberapa frekuensi walaupun pada inputnya hanya dua sinyal dengan
frekuensi tertentu. Rangkaian percobaan tersebut ditunjukkan pada Gbr-3. Nampak
pada gambar, dua generator frekuensi audio yang berbeda frekuensinya, yaitu
rendah dan tinggi, dirangkaikan seri dengan sebuah dioda. Rangkaian tersebut dicatu
oleh sebuah sumber tegangan variabel, E, sementara arus diamati melalui sebuah
resistor yang terpasang seri dalam rangkaian tersebut. Pengamatan dilakukan dengan
D
G en e ra to r
menggunakan sebuah osiloskop
A u d i o yang
F r e k . memantau ujung-ujung resistor.
T in g g i
G enera tor
A u d io F r e k .
Rendah
E
(a )
D a e r a h li n i e r
D a e r a h n o n li n i e r
v
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB HIDAYANTO DJAMAL SISTEM KOMUNIKASI I 10
(b )
Jurusan Elektro-FTI-PKK-Modul 3
UNIVERSITAS MERCU BUANA
_____________________________________________________________________________________
e m (t )
(a)
t
e c (t )
(b) t
em ix
(t )
(c)
t
e a m (t )
(d)
t
dimana y dapat mewakili output satu sistem, sementara x mewakili inputnya. Huruf
a ~ e, adalah koefisien masing-masing suku deret pangkat yang menjadi sangat kecil
dengan meningkatnya pangkat variabel x. Secara praktis, satu fungsi yang kom-
pleks diwakili oleh hanya sampai beberapa suku pertama saja. Dalam hal mengha-
silkan sinyal AM tersebut di atas, untuk keperluan pembuktian, jumlah suku diambil
sampai suku x2 saja, sehingga persamaan (3-11) disederhanakan menjadi,
Untuk satu karakteristik yang melewati titik awal (nol, origin) seperti karakteristik
dioda, maka fungsi matematis yang berkaitan dapat disederhanakan dari persamaan
(3-12) menjadi,
sedang,
vin = A.sin2πfct + B.sin2πfmt
Terlihat pada persamaan terakhir ini, bahwa sinyal hasil komponen non-linier pada
proses di atas, menghasilkan spektrum frekuensi yang banyak, yaitu, fm , 2fm , (fc
- fm), fc , 2fc , dan (fc + fm). Selanjutnya, bila sinyal tersebut dilewatkan satu bandpass
filter, maka spektrum yang tertinggal hanya, fc , (fc - fm), dan (fc + fm), yang sesuai
dengan spektrum sinyal AM, yaitu, sinyal carrier, lower sideband, dan upper
sideband. Sinyal AM yang dimaksudkan adalah,
__________________________________________________________________
Daftar Kepustakaan
1. Kennedy, George; Electronic Communication Systems, McGraw-Hill Co.,
Singapore, 1988.
Lampiran-1
A. RR4-2
B. RR4-3
C. RR4-4
D. RR4-5
Lampiran-2
A3E (sebelumnya A3), adalah untuk AM standar yang memancarkan kedua sideband-
nya dan full carrier. Umumnya digunakan untuk penyiaran radio MW dan SW, dan serta
beberapa unit lain dalam sistem telekomunikasi.
H3E (sebelumnya A3H), adalah sistem single-sideband full carrier. Sistem ini dapat
diterima oleh receiver AM standar dengan tingkat distorsi kurang dari 5%.
J3E (sebelumnya A3J), adalah sistem modulasi single-sideband dengan penekanan atau
menghilangkan level carrier-nya. Sistem ini dikenal sebagai sistem SSB, yang level
carrier-nya ditekan hingga sedikitnya sampai 45 dB pada sisi transmiter sebelum dipan-
carkan. Sistem ini digunakan untuk komunikasi radio dan penerbangan yang menempati
beberapa frekuensi dalam pita frekuensi HF.
C3F (sebelumnya A5C), adalah sistem modulasi AM yang mengirimkan carrier, USB,
dan hanya sebagian kecil pita LSB-nya. Digunakan untuk transmisi sinyal televisi.