1211205046-3-Bab 2
1211205046-3-Bab 2
TINJAUAN PUSTAKA
sebagai bumbu dalam berbagai jenis masakan. Kunyit memiliki nama latin
Curcuma domestica Val. Kunyit termasuk salah satu suku tanaman temu-temuan
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Class : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Species : Curcuma domestica Val
kekuningan dan tersusun dari pelepah daun (agak lunak). Daun tunggal, bentuk
bulat telur (lanset) memanjang hingga 10-40 cm, lebar 8-12,5 cm dan pertulangan
menyirip dengan warna hijau pucat. Tanaman kunyit dapat dilihat pada Gambar 1.
5
6
alzeimer dan juga anti kanker. (Depkes RI, 1995). Kunyit dikenal sebagi
penyedap, penetral bau anyir pada masakan, seperti gulai opor dan soto, serta
pewarna pada nasi kuning. Kunyit dimanfaatkan secara luas oleh industri
yang berkerabat dekat dengan kunyit dan dikenal masyarakat antara lain
lingkungan. Kurkumin berwarna kuning atau kuning jingga pada suasana asam,
basaatau pada lingkungan pH 8,5-10,0 dalam waktu yang relatif lama dapat
kurkumin lain yang penting adalah kestabilannya terhadap cahaya. Adanya cahaya
karena adanya gugus metilen aktif5(-CH2-) diantara dua gugus keton pada
toksik bila dikonsumsi oleh manusia. Jumlah kurkumin yang aman dikonsumsi
mencapai 1,355 ton/tahun berat segar dan menempati urutan ke empat terbesar
setelah bahan baku obat lainnya (Kristina dkk., 2008). Kunyit tumbuh baik di
Banyak lahan di tingkat petani yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan tersebut.
dalam rimpang kunyit cukup tinggi, 1,3-5,5% minyak atsiri yang terdiri 60%
(Winarti dan Nurdjanah, 2005). Keton Seskuiterpen yang terdapat dalam rimpang
sangat baik. Akhir-akhir ini, sains mulai mengumpulkan fakta mengenai informasi
yang dimiliki oleh orang India selama bertahun-tahun bahwa kunyit memang
adalah kurkumin. Kurkumin adalah bahan aktif utama dalam kunyit. Kurkumin
9
memiliki kandungan anti-inflamasi yang sangat kuat dan antioksidan yang sangat
tinggi. Namun, kandungan kurkumin dalam kunyit tidaklah tinggi hanya sekitar
Kurkumin adalah senyawa yang berasal dari tanaman kunyit dan sejenisnya.
antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari serangan radikal bebas
dengan meredam dampak negatif senyawa ini. (Nugrahadi dan Limantara, 2008).
tubuh secara drastis. Kerusakan oksidatif diyakini menjadi salah satu mekanisme
bebas, molekul yang sangat reaktif disertai dengan electron yang tidak memiliki
pasangan. Radikal bebas cenderung bereaksi dengan zat organik yang penting,
seperti protein asam lemak atau DNA. Alasan utama mengapa antioksidan sangat
penting adalah karena mereka melindungi tubuh kita dari radikal bebas. Kurkumin
Menurut Maiti dkk (2004), asam jawa (Tamarindus Indica L.) merupakan
sebuah kultivar daerah tropis dan termasuk tumbuhan berbuah polong. Nama
ilmiah asam jawa adalah Tamarindus indica L. dan termasuk ke dalam suku
Divisi : Spermatophyta
Anak divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Anak kelas : Rosidae
Bangsa : Rosales
Suku : Caesalpiniaceae
Marga : Tamarindus
Jenis : Tamarindus indica L.
identifikasi fitokimia pada ekstrak daun asam jawa menunjukkan adanya tanin,
flavonoid dan saponin. Senyawa-senyawa inilah yang membuat daun asam dapat
berkhasiat sebagai obat. Asam jawa mempunyai pohon yang besar, daunnya
berwarna hijau, tinggi 25m, dan diameter batang di pangkal sampai 2m. Kulit
genap dengan panjang 5-13cm. Pohon asam dapat tumbuh dengan baik sampai
ketinggian sekitar 1000m dpl, pada tanah berpasir atau tanah liat, khususnya di
wilayah yang musim keringnya jelas dan cukup panjang. Penyebaran tanaman
ini, antara lain Sudan, Karibia, Amerika Latin, Indonesia, dan sebagainya.
Menurut Kartika dkk., (1997) kandungan senyawa aktif flavonoid dan tanin
yang ada di daun ini dipercaya dapat meluruhkan lemak dengan cara
heran kalau air rebusannya kerap digunakan sebagai pelengkap program diet
11
terutama bagi kaum hawa. Tanaman asam jawa mengandung senyawa tanin,
2004).
antioksidan yang beragam pada berbagai jenis sereal, sayuran dan buah-buahan.
1. Flavonoid (2-fenilbenzopiran)
2. Isoflavonoid (3-fenilbenzopiran)
3. Neoflavonoid (4-fenilbenzopiran)
tumor. Katekin pada daun teh dapat menurunkan kolesterol darah dan mengurangi
yang memiliki bagian berupa fenolik. Senyawa tanin dibagi menjadi dua
berdasarkan pada sifat dan struktur kimianya, yaitu tanin yang terhidrolisis dan
konsentrasi yang lebih rendah pada tanaman bila dibandingkan dengan tanin
terkondensasi. Hal ini dikarenakan sifat tanin yang sangat kompleks mulai dari
pengendap protein hingga pengkhelat logam. Tanin juga dapat berfungsi sebagai
antioksidan biologis. Struktur kimia tanin adalah kompleks dan tidak sama. Asam
senyawa turunan tanin dikenal dengan nama asam tanat. Senyawa tanin dibagi
menjadi dua yaitu tanin yang terhidrolisis dan tanin yang terkondensasi.
Tanin Terhidrolisis :
jembatan oksigen, maka dari itu tanin ini dapat dihidrolisis dengan menggunakan
asam sulfat atau asam klorida. Salah satu contoh jenis tanin ini adalah gallotanin
yang merupakan senyawa gabungan dari karbohidrat dengan asam galat. Selain
membentuk gallotanin, dua asam galat akan membentuk tanin terhidrolisis yang
Tanin Terkondensasi
Tanin jenis ini biasanya tidak dapat dihidrolisis, tetapi dapat terkondensasi
menghasilkan asam klorida. Tanin jenis ini kebanyakan terdiri dari polimer
flavonoid yang merupakan senyawa fenol. Nama lain dari tanin ini adalah
prosianidin, senyawa ini merupakan trimer yang tersusun dari epikatekin dan
katekin. Senyawa ini jika dikondensasi maka akan menghasilkan flavonoid jenis
pada tumbuhan tingkat tinggi. Saponin membentuk larutan koloidal dalam air dan
membentuk busa yang mantap jika dikocok dan tidak hilang dengan penambahan
asam.
14
Klasifikasi Saponin :
steroid dan saponin triterpenoid.Saponin steroid tersusun atas inti steroid (C27)
aglikon yang dikenal sebagai sapogenin. Tipe saponin ini memiliki efek
antijamur.
merupakan suatu senyawa yang mudah dikristalkan lewat asetilasi sehingga dapat
dimurnikan.
Manfaat daun asam jawa ternyata cukup banyak bila digunakan sebagai
obat, kosmetik dan meningkatkan kesehatan, akan tetapi tidak banyak orang
yang tahu akan hal itu. Daun asam dapat dilihat pada Gambar 9.
tanaman ini digunakan sebagai pembatas jalan raya karena bentuknya yang
rindang dan pohonnya kokoh atau ulet. Asam jawa sudah sejak dulu dikenal
sebagai obat herbal penurun kadar kolesterol. Hal ini karena adanya kandungan
kimia yang berlimpah di dalam daunnya berupa saponin, tannin dan flavonoid
Asam jawa sering kita kenal sebagai bumbu masakan yang bermanfaat untuk
menghilangkan bau anyir pada ikan Kartika dkk, (1997). Jarang orang mengetahui
jika asam jawa ini memiliki manfaat untuk kecantikan bagi wanita. Cara alami
yang tentunya sangat aman untuk digunakan ini membuat siapapun dapat
mencobanya sebagai perawatan kecantikan tubuh dan kulit Anda. Selain harganya
yang murah, tentu saja hasil yang didapatkan sangat baik dibanding dengan
asam jawa ini memang sangat dianjurkan sebagai bahan alami untuk merawat
16
kecantikan, daripada harus menggunakan bahan kimia. Namun manfaat asam jawa
ini tidak digunakan untuk semua wanita, bagi para wanita yang memiliki jenis
kulit yang sangat sensitif tidak dianjurkan untuk menggunakan asam jawa, karena
hal ini dapat memperburuk kulit. Salah satu manfaat asam jawa adalah untuk
mencerahkan kulit, membersihkan kulit dan bisa digunakan sebagai masker, asma,
batuk, demam, sakit panas, reumatik, sakit perut, morbili, alergi, sariawan, luka
2.3 Antioksidan
berbahaya radikal bebas oksidasi reaktif jika berkaitan dengan penyakit, radikal
bebas ini dapat berasal dari metabolisme tubuh maupun faktor ekternal lainnya
(Rukmana, 1991). Tanpa disadari, dalam tubuh kita secara terus menerus
kekurangan gizi, dan akibat respon terhadap pengaruh dari luar tubuh : polusi,
ultraviolet, asap rokok dan lain-lain. Oleh karena itu tubuh memerlukan suatu
substansi penting yaitu antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari
dari serangan radikal bebas. Dari asal terbentuknya, antioksidan ini dibedakan
Antioksidan Primer :
Antioksidan primer dapat berasal dari alam atau sintetis. Contoh antioksidan
Antioksidan Sekunder :
dengan cara pengelatan metal, atau dirusak pembentukannya. Prinsip kerja sistem
antioksidan non enzimatis yaitu dengan cara memotong reaksi oksidasi berantai
dari radikal bebas atau dengan menangkap radikal tersebut, sehingga radikal bebas
adalah vitamin E, vitamin C, beta karoten, flavonoid, asam lipoat, asam urat,
Antioksidan Tersier :
yang rusak karena serangan radikal bebas. Biasanya yang termasuk kelompok ini
adalah jenis enzim misalnya metionin sulfoksidan reduktase yang dapat memperbaiki
DNA dalam inti sel. Enzim tersebut bermanfaat untuk perbaikan DNA penderita
kanker.
sintetik (antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia). Antioksidan
alami biasanya lebih dinikmati, karena tingkat keamanan yang lebih baik dan
tersebar dibeberapa bagian tanaman, seperti pada kayu, kulit kayu, akar, daun,
18
buah, bunga, biji, dan serbuk sari. Antioksidan sintetik dibuat dan disintesa oleh
asam, seperti asam askorbat, dapat mengerahkan efek sinergis ketika ditambahkan
antosianin dapat mencegah oksidasi asam askorbat oleh ion logam seperti
tembaga antosianin tidak hanya ion logam, tetapi juga membentuk asam askorbat
kompleks yang dapat menjadi dasar untuk aktivitas antioksidannya, (Aurand dan
Woods 1979).
2008) Nilai sinergisme antioksidan dapat dihitng dengan cara sebagai berikut :
( )
Sinergisme = 100%
A = Senyawa A
B = Senyawa B
perlu dijelaskan lebih dahulu mekanisme oksidasi lemak. Oksidasi lemak terdiri
dari tiga tahap utama yaitu inisiasi, propagasi, dan terminasi. Pada tahap inisiasi
terjadi pembentukan radikal asam lemak, yaitu suatu senyawa turunan asam
lemak yang bersifat tidak stabil dan sangat reaktif akibat dari hilangnya satu atom
hidrogen (reaksi 1). pada tahap selanjutnya, yaitu propagasi, radikal asam lemak
akan bereaksi dengan oksigen membentuk radikal peroksi (reaksi 2). Radikal
Inisiasi : RH —- R* + H* (1)
aldehida dan keton yang bertanggungjawab atas flavor makanan berlemak. Tanpa
R* + R* —– non radikal
Antioksidan yang baik akan bereaksi dengan radikal asam lemak segera
lebih baik (sinergisme) terhadap oksidasi dibanding dengan satu jenis antioksidan
20
saja. Sebagai contoh asam askorbat seringkali dicampur dengan antioksidan yang
ion logam, terutama besi dan tembaga, dapat mendorong terjadinya oksidasi
permukaan/lapisan lemak (bersifat lipofilik) dan harus dapat tahap pada kondisi
stabil dan tidak mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul
lipida lain membentuk radikal lipida baru lagi. Radikal-radikal antioksidan dapat
antioksidan besar, maka akan berpengaruh pada laju oksidasi yang menyebabkan
pada struktur antioksidan, kondisi lingkungan, dan sampel yang akan diuji.
Penghambatan oksidasi lipida oleh antioksidan melalui lebih dari satu mekanime
yaitu sebagai pemberi atom hidrogen. Antioksidan (AH) yang mempunyai fungsi
utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan primer. Senyawa ini dapat
21
memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal lipid (R•, ROO•) atau
tersebut relatif stabil dan tidak mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi
Inisiasi :
R• + AH RH + A•
(Radikal lipid) (antioksidan primer) (radikal antioksidan)
Propagasi :
ROO• + AH ROOH + A•
antioksidan. Studi lebih lanjut mengamati bahwa ketika atom hidrogen labil pada
stabil.
22
2.4 Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun bahan cair
dipilih berdasarkan beberapa faktor, seperti sifat dari bahan mentah tanaman dan
daya penyesuaian dengan tiap macam metode ekstraksi dan kepentingan dalam
Ekstraksi dibagi menjadi dua yaitu ekstraksi padat cair dan ekstraksi cair-cair
: Ekstraksi padat cair adalah satu atau beberapa komponen yang dapat larut
dipisahkan dari bahan padat dengan bantuan pelarut. Pada ekstraksi, yaitu ketika
Ekstraksi cair-cair adalah satu komponen bahan atau lebih dari suatu
Maserasi bertujuan untuk mendapatkan zat - zat yang terkandung di dalam bahan.
dengan cara merendam bahan nabati menggunakan pelarut bukan air (pelarut
nonpolar) atau setengah air, misalnya etanol encer, selama periode waktu tertentu
sesuai dengan aturan dalam buku resmi kefarmasian (Depkes RI, 1995).
Prinsip maserasi adalah ekstraksi zat aktif yang dilakukan dengan cara
merendam serbuk dalam pelarut yang sesuai selama beberapa hari pada
temperaturkamar dan terlindung dari cahaya. Pelarut akan masuk kedalam sel
tanaman melewati dididing sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan
konsentrasi antara larutan didalam sel dengan diluar sel. Larutan yang
konentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh pelarut dengan
konsentrasi redah (proses difusi). Peristiwa tersebut akan berulang sampai terjadi
keseimbangan antara larutan didalam sel dan larutan diluar sel (Ansel, 1989).
Menurut Voigh (1994), semakin besar perbandingan bahan dengan pelarut, maka
pelarut, ukuran partikel, suhu ekstraksi, rasio pelarut dan bahan baku.
terekstrak dan kecepatan ekstraksi. Dalam melakukan ekstraksi zat aktif tertentu
24
kapasitas terbaik ditinjau dari koefisien produk dalam medium dan kompatibel
dengan sifat-sifat bahan yang diekstraksi. Parameter ini untuk setiap tanaman
biasanya didapatkan dari eksperimental karena pilihan pelarut ini akan tergantung
pada stabilitas senyawa yang diekstrak serta adanya kemungkinan antara pelarut
Menurut Sultana dkk., (2009) menetapkan bahwa pelarut yang cocok untuk
maserasi adalah air, etanol, etanol-air atau eter. Etanol merupakan pelarut pilihan
untuk memperoleh ekstrak secara klasik seperti ekstrak cair, kental, dan kering
yang masih digunakan secara luas dalam formulasi sediaan farmasi. Pelarut
kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% keatas, tidak beracun, netral, absorbsinya
baik, etanol dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan, dan panas
diekstraksi. Laju ekstraksi juga meningkat apabila ukuran partikel bahan baku
semakin kecil. Dalam arti lain, rendemen ekstrak akan semakin besar bila ukuran
Menurut Enny dan Fadilah (2007) semakin tinggi suhu ekstraksi maka nilai
difusivitas dan transfer massa cenderung meningkat. Kenaikan suhu hingga 55oC
mengakibatkan kadar tanin yang didapat meningkat. Akan tetapi pada suhu diatas
55oC kadar tanin yang didapat menurun. Menurut Houghton dan Raman (1998)
yang terjadi lebih kuat karena energi yang dihasilkan lebih tinggi, maka zat-zat
yang seharusnya tidak larut didalam metanol menjadi larut. Adapun komposisi zat
ekstraktif yang terlarut menurut (Koch, 1972) antara lain adalah tanin, pati, gula,
protein dan zat warna. Bila suhu ekstraksi diatas 55oC pelarut metanol akan
Ekstraksi akan lebih cepat dilakukan pada suhu tinggi, tetapi untuk beberapa
dilakukan pada kisaran suhu 30-50oC. Suhu tinggi pelarut dapat meningkatkan
dinding sel, meningkatnya kelarutan dan difusi dari senyawa yang diesktrak dan
Jika rasio pelarut bahan baku besar maka akan memperbesar pula jumlah
senyawa yang terlarut. Akibatnya laju ekstraksi akan semakin meningkat. Akan
Ekstrak campuran yang terdapat pada kandungan kimia kunyit terdiri atas
4%) merupakan komponen aktif dari kunyityang berperan untuk warna kuning,
dan terdiri dari kurkumin I (94%), kurkuminII (6%) and kurkumin III (0.3%).
26
kafeat.