TINJAUAN PUSTAKA
Aspal adalah material yang pada temperatur ruang berbentuk padat sampai
agak padat, dan bersifat termoplastis. Jadi, aspal akan mencair jika dipanaskan
sampai temperatur tertentu, dan kembali membeku jika temperatur turun. Bersama
(Sukirman,S., 2003).
Menurut Bambang Irianto (1988) dan Silvia Sukirman (1999), aspal beton
adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran antara batuan (agregat kasar dan
agregat halus) dengan bahan ikat aspal yang mempunyai persyaratan tertentu, dimana
kedua material sebelum dicampur secara homogen, harus dipanaskan terlebih dahulu.
Karena dicampur dalam keadaan panas, maka sering disebut sebagai hot mix. Semua
a. Untuk mengikat batuan agar tidak lepas dari permukaan jalan akibat lalu
c. Lapis resap pengikat (prime coat) adalah lapisan tipis aspal cair yang
d. Lapis pengikat (tack coat) adalah lapis aspal cair yang diletakan di atas jalan
antara keduanya.
Pengaruh Variasi Temperatur..., Bagus Ady Prasetya, Fakultas Teknik UMP, 2015
e. Sebagai pengisi ruang yang kosong antara agregat kasar, agregat halus, dan
filler.
1. Bahan Pengikat, memberikan ikatan yang kuat antara aspal dengan agregat dan
2. Bahan pengisi, mengisi rongga antara butir-butir agregat dan pori-pori yang ada
dari agregat itu sendiri. Berarti aspal harus mempunyai daya tahan (tidak cepat
rapuh) terhadap cuaca, mempunyai adhesi dan kohesi yang baik dan memberikan
asalnya akibat pengaruh cuaca selama masa pelayanan jalan. Sifat ini
merupakan sifat dari campuran aspal, jadi tergantung dari sifat agregat
Meskipun demikian sifat ini dapat diperkirakan dari pemeriksaan Thim Film
nya akibat pengaruh cuaca selama masa pelayanan jalan. Sifat ini merupakan
sifat dari campuran aspal, jadi tergantung dari sifat agregat campuran dengan
ini dapat diperkirakan dari pemeriksaan Thim Film Oven Test (TFOT).
dihasilkan ikatan yang baik antara aspal dan agregat. Kohesi adalah
Pengaruh Variasi Temperatur..., Bagus Ady Prasetya, Fakultas Teknik UMP, 2015
kemampuan aspal untuk tetap mempertahankan agregat tetap ditempatnya
atau lebih kental jika temperatur berkurang dan akan lunak atau lebih cair jika
d. Kekerasan Aspal
permukaan agregat yang telah disiapkan pada proses pelaburan. Pada proses
oksidasi dan polimerasi yang besarnya dipengaruhi juga oleh ketebalan aspal
yang menyelimuti agregat. Semakin tipis lapisan aspal, semakin tinggi tingkat
kerapuhan yang terjadi. (sumber: perkerasan lentur jalan raya silvia sukirman
1999).
Pengaruh Variasi Temperatur..., Bagus Ady Prasetya, Fakultas Teknik UMP, 2015
2.1.2 Jenis-Jenis Aspal
Aspal yang digunakan untuk bahan perkerasan jalan terdiri dari aspal alam
1. Aspal alam
Asphalt) contoh : aspal dari pulau Buton, Trinidat, Prancis dan Swiss
2. Aspal buatan
Jenis ter dibuat dari proses pengolahan minyak bumi. Jadi bahan baku yang
dibuat untuk aspal pada umumnya adalah minyak bumi yang banyak mengandung
aspal.
Ter merupakan hasil penyulingan batu bara tidak umum digunakan untuk
perkerasan jalan karena lebih cepat mengeras, peka terhadap temperature dan
beracun.
a. Aspal Cair
Aspal cair adalah campuran antara aspal semen dengan bahan pencair dari
hasil penyulingan dengan minyak bumi, dengan demikian cut back aspal berbentuk
Pengaruh Variasi Temperatur..., Bagus Ady Prasetya, Fakultas Teknik UMP, 2015
b. Aspal Emulsi
Aspal emulsi adalah suatu campuran aspal dengan air dan bahan pengemulsi
c. Aspal Keras
Aspal keras/panas (Asphalt Cement, Ac) adalah aspal yang digunakan dalam
keadaan cair dan panas, aspal ini berbentuk padat pada keadaan penyimpanan
temperatur ruang (25oC – 30oC). Aspal semen terdiri dari beberapa jenis tergantung
dari proses pembuatannya dan jenis minyak bumi asalnya. Pengelompokan aspal
penetrasi rendah digunakan di daerah bercuaca panas (lalu lintas dengan volume
tinggi) sedangkan aspal semen dengan penetrasi tinggi digunakan untuk daerah
Iklim
Perkerasan
Pengaruh Variasi Temperatur..., Bagus Ady Prasetya, Fakultas Teknik UMP, 2015
Di Indonesia pada umumnya dipergunakan aspal semen dengan penetrasi
(60/70 dan 80/100) karena di Indonesia yang beriklim tropis, kelembaban, curah
o
13 Kadar Air SNI 06-2490-1991 0 0 C
Pengaruh Variasi Temperatur..., Bagus Ady Prasetya, Fakultas Teknik UMP, 2015
2.1.3 Kandungan Aspal
Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang merupakan senyawa
hidrokarbon dengan sedikit mengandung sulfur, oksigen, dan klor. Aspal sebagai
bahan pengikat dalam perkerasan lentur mempunyai sifat viskoelastis. Aspal akan
bersifat padat pada suhu ruang dan bersifat cair bila dipanaskan. Aspal merupakan
bahan yang sangat kompleks dan secara kimia belum dikarakterisasi dengan baik.
Kandungan utama aspal adalah senyawa karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik dan
aromatic yang mempunyai atom karbon sampai 150 per molekul. Atom-atom selain
hidrogen dan karbon yang juga menyusun aspal adalah nitrogen, oksigen, belerang,
dan beberapa atom lain. Secara kuantitatif, biasanya 80% massa aspal adalah karbon,
10% hydrogen, 6% belerang, dan sisanya oksigen dan nitrogen, serta sejumlah renik
besi, nikel, dan vanadium. Senyawa-senyawa ini sering dikelaskan atas aspalten
(yang massa molekulnya kecil) dan malten (yang massa molekulnya besar). Biasanya
aspal mengandung 5 sampai 25% aspalten. Sebagian besar senyawa di aspal adalah
senyawa polar.
2.2 Agregat
Agregat adalah suatu bahan yang terdiri dari mineral padat dan kaku yang
digunakan sebagai bahan campuran agregat aspal yang berupa berbagai jenis butiran-
butiran atau pecahan yang termasuk didalamnya antara lain; pasir, kerikil, batu pecah
atau kombinasi material lain yang digunakan dalam campuran aspal buatan. Proporsi
agregat kasar, agregat halus dan bahan pengisi ( filler ) didasarkan kepada spesifikasi
dan gradasi yang tersedia. Jumlah agregat didalam campuran aspal biasanya 90
Pengaruh Variasi Temperatur..., Bagus Ady Prasetya, Fakultas Teknik UMP, 2015
Agregat dapat diperoleh secara alami atau buatan. Agregat yang terjadi secara
alami adalah pasir, kerikil dan batu. Kebanyakan agregat memerlukan beberapa
proses seperti dipecah, dicuci sebelum agregat tersebut bisa digunakan dalam
campuran aspal. Jenis pengujian dan persyaratan untuk agregat dan filler,
Agregat kasar yaitu batuan yang tertahan saringan no.8 ( 2,36 mm ), Fungsi
Agregat halus dapat berupa pasir, batu pecah atau kombinasi dari keduanya.
Agregat halus adalah material yang pada prinsipnya lewat saringan no.8 ( 2.36 mm ).
Fungsi utama agregat halus adalah mendukung stabilitas dan mengurangi deformasi
permanen dari campuran melalui ikatan ( interlocking ) dan gesekan antar partikel.
Berkenaan dengan hal ini, sifat-sifat khas yang diperlukan dari agregat adalah sudut
Filler adalah material yang lolos saringan no.200 ( 0,075 mm ) dan termasuk
kapur hidrat, abu terbang, Portland semen dan abu batu. Filler dapat berfungsi untuk
dalam campuran.
Pengaruh Variasi Temperatur..., Bagus Ady Prasetya, Fakultas Teknik UMP, 2015
Tabel 2.3 Persyaratan untuk agregat dan filler
No Pengujian Metode syarat
Agregat kasar
1 Penyerapan air SNI 03-1969-1990 ≤3%
2 Berat jenis bulk SNI 03-1070-1990 ≥ 2.5 gr/cc
3 Berat jenis semu SNI 03-1969-1990
4 Berat jenis effektif SNI 03-1969-1990
Keausan / Los Angeles Abration
5 Test SNI 03-2417-1991 ≤ 40 %
6 Kepekaan agregat terhadap aspal SNI 06-2439-1991 ≥ 95%
7 Partikel pipih dan lonjong ASTM D-4791 Maks 10 %
Agregat Halus
1 Penyerapan air SNI 03-1970-1990 ≤3%
2 Berat jenis bulk SNI 03-1070-1990 ≥ 2.5 gr/cc
3 Berat jenis semu SNI 03-1970-1990
4 Berat jenis effektif SNI 03-1970-1990
5 Sand equivalent SNI-03-4428-1997 ≥ 50 %
Filler
1 Berat jenis SNI 15-2531-991 ≥ 1 gr/cc
Sumber: DPU, Direktorat Jendral Bina Marga, 2009
Lapis Pondasi Pasir Aspal adalah campuran antara pasir dengan aspal keras,
dalam keadaan panas pada temperatur tertentu. Pekerjaan ini mencakup pembuatan
lapisan Campuran Panas Pasir Aspal untuk lapis pondasi atau lapis aus, yang
dihampar dan dipadatkan di atas lapis pondasi atau permukaan jalan yang telah
disiapkan sesuai dengan spesifikasi dan memenuhi garis, ketinggian dan potongan
Pengaruh Variasi Temperatur..., Bagus Ady Prasetya, Fakultas Teknik UMP, 2015
Semua jenis campuran dirancang menggunakan prosedur khusus yang diberikan di
dalam spesifikasi khusus ini, untuk menjamin bahwa rancangan yang berkenaan
dengan kadar aspal, rongga udara, stabilitas, kelenturan dan keawetan cocok guna
Min 3,0
Rongga dalam campuran (%)
Max 15,0
Catatan :
Rongga dalam campuran dihitung berdasarkan pengujian Berat Jenis Maksimum
Pengaruh Variasi Temperatur..., Bagus Ady Prasetya, Fakultas Teknik UMP, 2015
2.4 Suhu / Temperatur
aspal adalah material yang termoplastis. Aspal akan menjadi keras atau lebih kental
jika temperatur berkurang dan akan lunak atau cair bila temperatur bertambah. Setiap
mempunyai nilai penetrasi atau viskositas yang sama pada temperatur tertentu.
pelaksanaan pekerjaan. Pada Tabel 6 ini memperlihatkan nilai viskositas aspal dan
Pengaruh Variasi Temperatur..., Bagus Ady Prasetya, Fakultas Teknik UMP, 2015
2.5 Marshall Test
perkerasan pada Mississipi State Highway. Pada tahun 1948 US Corp of Engineering
kriteria rancangan campuran. Sejak itu tes ini banyak diadopsi oleh berbagai
maksimum yang dapat dipikul briket sampel sebelum hancur atau Marshall Stability
dan jumlah akumulasi deformasi briket sampel sebelum hancur yang disebut
Marshall Flow. Dan juga turunan dari keduanya yang merupakan perbandingan
antara Marshall Stablity dengan Marshall Flow disebut sebagai Marshall Quotient,
dalam metode Marshall adalah analisis Void yang terdiri dari Density, Void In The
Mix (VIM), Void in Mineral Aggregate (VMA), Void Filled with Asphalt (VFA)
Pengaruh Variasi Temperatur..., Bagus Ady Prasetya, Fakultas Teknik UMP, 2015