Discrete Choice Experiment (DCE) pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970
untuk menentukan preferensi individu dalam riset pasar (Louviere et al., 2000). Kemudian
mulai digunakan secara luas, pada bidang ekonomi digunakan untuk menentukan preferensi
konsumen terhadap barang dan jasa serta memprediksi permintaan pasar di masa depan
(Carson et al.,1994). Pada bidang ekonomi kesehatan mulai diperkenalkan pada tahun 1990
oleh Propper untuk menilai layanan kesehatan berdasarkan preferensi pasien. (Propper, )
menggunakan survey sistematis. DCE meminta responden untuk memilih pilihan yang mereka
sukai dari serangkaian skenario hipotesis yang disebut choise set (Vass, 2017).Setiap skenario
dijelaskan dengan kombinasi level dan atribut (karakteristik) tertentu. (Carson et al, 1994)
Berdasarkan tanggapan responden, dapat dipelajari dampak dari atribut tersebut dan berbagai
Tahap pertama dalam merancang DCE adalah penetuan atribut yang relevan dan
penetapan level pada tiap atribut tersebut (Ryan, 2001). Atribut adalah karakteristik
atau fitur dari suatu produk atau layanan yang dapat mempengaruhi seseorang dalam
pengalaman dan pengetahuan tentang target populasi yang akan diteliti (Hall, 2004).
Metode pengembangan atribut dan level dapat berupa studi literatur, rekomendasi
atau konsultasi dengan staf atau pasien, survey pasien, ulasan dari ahli (Coast dan
Horrocks, 2007). Atribut dapat berupa data kuantitatif (misalnya waktu tunggu) atau
keterkaitan antar atribut. Atribut inti dalam penelitian atau atribut inti dalam
pengambilan keputusan harus dimasukkan dalam setiap profil, ini penting untuk
dengan atribut yang disertakan (Bridges, et al 2011). Pertimbangan lain yaitu atribut
harus generik (mempunyai level yang sama untuk tiap alternatif) atau alternatif spesifik
(beberapa atribut dan/atau level berbeda pada tiap alternatif) (Lanscar dan Louviere,
2008).
Tidak ada guideline tentang jumlah atribut dalam penelitian, namun dalam
Level merupakan spesifikasi dari atribut (Bridges et al, 2014). Level harus masuk
akal dan relevan secara klinis/politis. Tingkatan level juga harus cukup luas untuk
(Lanscar dan Louviere, 2008). Level dapat berupa kategori ( misalnya publik, pribadi),
rehospitalisasi 2%, 5%, 10%). Namun peneliti harus menghindari penggunaan rentang
perubahan alternatif tertentu dengan perubahan level dari atribut ( Carson, et al, 1994)
Namun, jumlah level tidak boleh terlalu banyak, meskipun terdapat beberapa atribut
yang memerlukan banyak level (misalnya pada level kategori), level dibatasi tiga atau
yang digunakan untuk membuat kombinasi atribut dan choice set. Desain eksperimental
adalah sampel dari semua kemungkinan kombinasi dari level dan atribut yang
ke dalam choice set. Sensus lengkap dari semua kombinasi tingkat atribut disebut
sebagai desain faktorial lengkap. Namun, jumlah profil yang digunakan dalam design
faktorial lengkap terlalu besar sehingga dalam praktiknya biasa digunakan design
faktorial pecahan, dimana sampel dari faktorial lengkap dipilih sehingga didapatkan
setidaknya efek utama dan efek sebesar mungkin. (Lanscar dan Louviere, 2008)
skor efisiensi, hungan anatr atribut dan level, hubungan antara atribut dan perbedaan
level, jumlah atribut yang tumpang tindih, batasan kombinasi yang tidak masuk akal,
(Wong SF, et al 2014). Pemilihan jumlah choiche set yang banyak harus melalui
perrtimbangkan karena akan menyebabkan anomali dan akan menghasilkan data yang
tujuan penelitian dan penjelasan tentang atribut dan level untuk membantu responden
dalam pengisian kuisioner. ( Wong et al, 2014) Jika diperlukan, contoh pertanyaan
dapat disajikan sebagai latihan dalam. (Bridges et al 2011) Gambar, diagram dan simbol
juga dapat meningkatkan pemahaman serta relevan digunakan pada responden dengan
Tes pilot diperlukan untuk menguji dan evaluasi survey, termasuk untuk
4. Sampling
digeneralisasi. (Lanscar dan Louviere, 2008). Jumlah sampel yang tepat tergantung
5. Analisis Data
atribut dan level yang termasuk dalam survei juga memperkirakan variasi preferensi
Smirnov tes juga dapa dilakukan untuk menguji hipotesis bahwa sampel responden
atribut dan level yang relevan dari program, produk atau layanan, hal ini membutuhkan
pemahaman rinci tentang populasi target, pengalaman dan sudut pandang (Hall et al.
2004).