Cara penulisan huruf Hiragana, atau boleh dsebut dengan "hiragana no kakikata”. Pada dasarnya,
aturan penulisan atau cara menulis huruf Hiragana ini dibagi menjadi 4 bagian, yaitu :
Joshi = Partikel
Aturan penulisan huruf Hiragana ini sangat penting dan perlu untuk ditaati/dilakukan, karena
erat kaitannya dengan panjang-pendeknya suara yang dimana dapat mempengaruhi arti dari kata itu
sendiri. Sebagai contoh yume dan yuumei, yume berarti mimpi, sedangkan yuumei adalah terkenal.
Contoh lainnya ie dan iie, ie artinya rumah, sedangkan iie artinya tidak. Oleh karena itu, berhati-hatilah
dalam mengucapkan panjang-pendeknya dari suatu kata Bahasa Jepang. Pada materi ini kita akan
belajar menulis Hiragana sekaligus belajar membaca huruf Hiragana yang baik dan benar. Karena
memang membaca dan menulis itu dua hal yang tidak bisa dipisahkan. "ee..?? ternyata belum dimulai
ya? terus yang di atas itu apa?"
Sei on atau suara pendek merupakan kata-kata yang diucapkan secara pendek. Dalam penulisan huruf
Hiragana, cara penulisannya pun ditulis dengan hiragana biasa. Contoh :
Mizu = みず = Air
Yume = ゆめ = Mimpi
Iku = いく = Pergi
Dalam kosakata bahasa Jepang terdapat bunyi panjang. Bunyi panjang dalam bahasa Jepang disebut
Choo on. Bunyi panjang bila diucapkan pendek maka artinya akan sangat berbeda sekali. Seperti yang
sudah dijelaskan sebelumnya. Untuk penulisan suara panjang ini, mengikuti huruf vokal yang terakhir
yang diucapkan
Misalnya:
Tapi ada juga untuk akhiran vokal yang berakhiran E dan O agak berbeda. Dimana untuk E jika
dipanjangkan harus diikuti dengan huruf I, dan untuk huruf O diikuti dengan huruf U.
Contohnya :
jadi kesimpulannya, jika menemukan kata seperti YUUMEI berarti bukan dibaca YUUMEI
melainkan dibaca YUUMEE. atau TOKEI bukan dibaca TOKEI melainkan TOKEE.
Istilah sokuon, dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan konsonan rangkap atau konsonan
ganda. dalam bahasa Jepang terdapat kosakata yang mempunyai bunyi konsonan rangkap, tetapi tidak
ada huruf mati yang berdiri sendiri. Oleh karena itu untuk dapat mengucapkan bunyi konsonan rangkap
diperlukan bantuan 1 huruf kana yaitu huruf " tsu つ” tapi dalam bentuk ukuran kecil (っ), bila kita
posisikan maka ukurannya ditulis kira-kira sebesar seperempat dari bentuk huruf kana biasa. Huruf "tsu
(っ)” kecil hanya membantu merangkapkan 4 konsonan yang mengikuti bunyi huruf kana berikutnya
yaitu p, s, k dan t.
Contoh :
JOSHI (助 詞) = partikel
Joshi / partikel yang akan kita bahas pada BAB ini ada 3 huruf yang menggunakan huruf Hiragana yaitu :
HA = は
HE = へ
WO = を
Keunikan dari Joshi ini adalah cara pengucapannya yang berbeda dari penulisan. Oke deh,, mari kita
bahas partikel-partikel tersebut
HA = は yang dibaca WA
Yang juga bisa berarti ADALAH, Contoh kalimatnya seperti yang sudah kita bahas di pelajaran
sebelumnya tentang pola WA (は).
Contoh Kalimat
Coba perhatikan, disana ada 2 huruf HA yang berbeda cara pengucapannya... Kesimpulannya adalah,
tidak semua huruf HA (は) itu dibaca WA.. huruf HA dibaca WA jika huruf tersebut merupakan partikel.
Jika huruf HA tersebut BUKANLAH partikel, maka harus tetap dibaca HA... seperti pada kata AKIHABARA
(あきはばら)
NOTE : Joshi ini wajib untuk Anda ketahui sekarang, karena kita akan sering menggunakannya. Lagipula,
kita sudah mempelajarinya di pelajaran sebelumnya kan??
HE = へ yang dibaca E
Sebenarnya, Joshi ini belum wajib untuk Anda pelajari, karena belum diajarkan dan akan dibahas di BAB
depan. Tapi tidak masalah untuk dipelajari sekedar pengetahuan.
Joshi HE = へ bisa juga berarti KE. Yang biasa digunakan untuk memberikan keterangan untuk pergi ke
suatu tempat. Misalnya
Contoh Kalimat
Akihabara e Iku
あきはばら へ いく
Pergi ke Akihabara
Hal yang perlu diperhatikan juga disini adalah, tidak semua huruf HE (へ) dibaca E. Huruf HE (へ) dibaca
E jika huruf tersebut memang merupakan partikel (JOSHI), jika bukan maka akan tetap dibaca HE,,
misalnya pada kata へす dibaca HESU dan BUKAN ESU
WO = を yang dibaca O
Sama seperti partikel HE, JOSHI ini masih belum wajib untuk dipelajari, tapi bisa dijadikan sebagai
pengetahuan dasar
Kata WO (を) tidak memiliki arti dalam Bahasa Indonesia, tetapi memiliki peran yang sangat penting.
Huruf WO (を) ditempelkan ke akhir suatu kata untuk menandakan bahwa kata tersebut merupakan
objek langsung verbanya. Huruf ini bisa dibilang tidak pernah digunakan untuk keperluan lain. Baiklah,
daripada Anda pusing sendiri, saya kasih contohnya deh.
Contoh Kalimat :
Sakana o Tabemasu
さかな を たべます
Makan Ikan
Sakana (yang artinya IKAN) adalah Objek, dan Tabemasu (yang artinya MAKAN) adalah Predikat.
Nah, perhatikan!! Jika Anda ingin melakukan sesuatu kepada Objek, maka harus disimpan sebelum
Predikat / Kata kerja dan harus ditambah partikel WO
Contoh Lain
Kimi wo Ai Shiteru
きみ を あい してる
Mencintai Kamu
Kimi (yang artinya KAMU) menjadi Objek, dan Ai shiteru (Mencintai) merupakan Predikat.
OKE,, itulah keempat cara penulisan huruf HIRAGANA, saya harap Anda mau membacanya berkali-kali
hingga berada di luar kepala. Untuk JOSHI, jika Anda merasa pusing, cukuplah Anda mengerti partikel HA
saja terlebih dahulu, kedua pola (HE dan WO) bisa disusul di BAB depan.