Anda di halaman 1dari 10

JAPANESE 1 (日本語)

Unit 1: Contoh Penulisan Huruf Hiragana (ひらがな)


JAPANESE 1 (日本語)
Unit 2: Contoh Penulisan Huruf Katakana (カタカナ)

Katakana Romaji Meaning

ジャパングリツシュ Japan−Gurisshu Japan−Glish

ウィルス Wirusu Virus

インフルエンザ Infuruenza Influenza

ワクチン Wakuchin Vaccine

メンタルヘルス Mentaru herusu Mental health

セラピスト Serapisuto Therapist

Lafal dan Penulisan


Satuan bunyi dalam Bahasa Jepang disebut mora atau はく, yang
diwakili oleh tepukan. Jadi, jumlah mora dihitung dengan jumlah
tepukan. Mora merupakan salah satu unsur dalam menentukan
makna selain aksen, karena di dalam Bahasa Jepang terdapat bunyi
Panjang, pendek, konsonan rangkap, dan konsonan ‘n’ yang
sifatnya tidak sama dengan Bahasa Indonesia.

❖ Pelafalan Bahasa Jepang


1) Bunyi Pendek dan Panjang
Dalam Bahasa jepang, Panjang bunyi dapat menimbulkan
perubahan makna kata. Bunyi yang diperpanjang adalah bunyi
vocal dan ditulis sebagai berikut:

⸙ Bunyi vokal /a/ panjang ditulis dengan menambahkan huruf


あ, dibaca dengan panjang dua mora.
Contoh:
おばさん (bibi) おばあさん (nenek)
O ba sa n = 4 mora O ba a sa n = 5 mora

⸙ Bunyi vokal /i/ panjang ditulis dengan menambahkan huruf


い, dibaca dengan panjang dua mora.

Contoh:
おじさん (paman) おじいさん (kakek)
O ji sa n = 4 mora O ji i sa n = 5 mora.

⸙ Bunyi vokal /u/ panjang ditulis dengan menambahkan huruf


う, dibaca dengan panjang dua mora.

Contoh:
くき (batang tanaman) くうき (Udara)
Ku ki = 2 mora ku u ki = 3 mora
⸙ Bunyi vokal /e/ panjang ditulis dengan menambahkan huruf
い, dibaca dengan panjang dua mora.

Contoh:
せんせい (guru) とけい (jam)
Se n se i = 4 mora to ke e = 3 mora
Pengecualian ada beberapa bunyi vokal /e/ panjang ditulis
dengan huruf え.

Contoh:
おねえさん (kakak perempuan)
O ne e sa n = 5 mora.
⸙ Bunyi vokal /o panjang ditulis dengan menambahkan huruf
う, dibaca dengan panjang dua mora.

Contoh:
ひこうき (pesawat terbang) こうこう (bandara)
Hi ko u ki = 4 mora ko u ko o = 4 mora
Pengecualian: ada beberapa bunyi vokal /o/ panjang ditulis
dengan huruf お.

Contoh:
おおき (besar) とおい (jauh)
O o ki = 3 mora to o i = 3 mora
Bandingkan:
おおき(besar) おき (laut)
O o ki = 3 mora o ki = 2 mora

とおい (jauh) とい (pertanyaan)


to o i = 3 mora to i = 2 mora
⸙ Dalam huruf Katakana, semua bunyi panjang ditulis dengan
“ー” (garis tengah).

Contoh:
カレンダー (karendaa)
コーラ (koora)
ミー.アヤム (mii ayamu)

2) Dalam Bahasa Jepang terdapat suku kata yang merupakan


gabungan konsongan + semivokal + vocal, ditulis dengan satu
huruf Hiraganan/Katakana + や.ゆ.よ/ヤ.ユ.ヨ kecil, misalkan
きゃ, きゅ, きょ(hiragana), キャ, キュ, キョ (katakana). Satu
suku kata ini dihitung sebagai satu mora sekalipun ditulis
dengan dua huruf, perpanjangan bunyi suku kata ini sama
dengan aturan di atas.
Contoh:
ひゃく (satuan ratusan) じゅう (satuan puluhan)
Hya ku = 2 mora Ju u = 2 mora

キャンプ (kemping) ジュース (jus)


Kya m pu = 3 mora Ju u su = 3 mora
Bandingkan:
ひゃく (satuan ratusan) ひやく (aktivitas)
Hya ku = 2 mora hi ya ku = 3 mora

じゅう (satuan puluhan) じゆう (bebas)


Ju u = 2 mora ji yu u = 3 mora.

3) Konsonan Rangkap
Seperti halnya panjang-pendek bunyi, konsonan rangkap juga
membedakan makna. Konsonan rangkap dlambangkan dengan
つ (tsu kecil), konsonan yang digandakan adalah konsonan yang
mengikutinya. Konsonan rangkap dihitung satu mora,
pengucapan konsonan rangkap seperti pengucapan konsonan
tanpa vokal dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
きつて (perangko) がつこう (sekolah)
Ki t te = 3 mora ga k ko u = 4 mora

カツプ (cangkir) チケツト (tiket)


Ka p pu = 3 mora chi ke t to = 4 mora
Bandingkan:
きつて (perangko) きて (datanglah)
Ki t te = 3 mora ki te = 2 mora

4) Huruf Konsonan N
Dalam bahasa Jepang terdapat satu konsonan yang berdiri
sendiri yaitu N ( ん atau ン ). Bunyi konsonan in berubah
menurut bunyi yang mengikutinya, namun cara pengucapan ini
tidak membedakan makna. Perubahan bunyi N sebagai berikut:

a. Apabila konsonan yang mengikutinya adalah [p] [b] [m],


maka N dibaca [m]
Contoh:
さんぽ → [sampo]
さんまい → [sammai]
しんばん → [Shimbun]

b. Apabila konsonan yang mengikutinya adalah [t] [d] [ts] [j]


[s] [z] [n], maka N dibaca [n]
Contoh:
ほんだな → [hondana]
せんたく → [sentaku]
かんじ → [Kanji]
なんにち → [nannichi]

c. Apabila konsonan yang mengikutinya adalah [g] [k], maka N


dibaca [ŋ (ng)]

Contoh:
にほんご → [nihoŋgo]
ぎんこう → [giŋkoo]
d. Apabila berada sebelum vokal atau berada di akhir kosakata,
maka N dibaca [N (ng lemah)]
Contoh:
さんえん → [saN en]
げんえき → [geN eki]
まん → [hoN]
じかん → [jikaN]

Perhatikan bahwa pengucapan N sebelum vocal tidak sama


dengan bunyi deretan なにぬねの / ナニヌネノ.

Contoh:
てんいん (pelayan toko) きんえん (larangan merokok)
te n i n = 4 mora ki n e n = 4 mora
Bandingkan:
てんいん (pelayan toko) テニス (tenis)
te n i n = 4 mora te ni su = 3 mora

きんえん (larangan merokok) きねん (peringatan)


ki n e n = 4 mora ki ne n = 3 mora

❖ Penulisan Huruf Bahasa Jepang

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan huruf


Bahasa Jepang, yakni sebagai berikut:

1) Terdapat perbedaan bentuk huruf ‘ki’, ‘sa’, dan ‘ri’ yang


disebabkan system penulisan pada computer. Apa bila ditulis
tangan biasanya ditulis terpisah.
ki: き → き sa: さ → さ ri: り → り
2) Bahasa Jepang mengenal penulisan secara horizontal maupun
vertical.
Horizontal: Vertical:
り よ こ う り ケ

ケ ー キ よ ー

こ キ

3) Ada beberapa partikel dalam Bahasa Jepang yang bunyinya


tidak sesuai dengan penulisannya.

は [ha] → ‘wa’ Contoh:

へ [he] → ‘e’ さょうは にさようびです

を [(w)o] → ‘o’ にほんへ かえります


おみやげを かいます

4) Kosakata asing yang diserap sebagai Bahasa Jepang dan kosakata


asing yang ditulis dengan menggunakan huruf katakana akan
mengalami penyesuaian bunyi sesuai kaidah pengucapan Bahasa
Jepang.

Contoh:
Cake → ケーキ [keeki]
Beach → ビーチ [biichi]
Becak → ベチャ [becha]
Akan tetapi dalam buku (pelajaran) ini, untuk nama daerah di
Indonesia, penulisannya disesuaikan dengan pengucapan Bahasa
Indonesia.
Contoh:
Bandung → バンドゥン [banduN]
Ciater → チアトル [chiatoru]
Sumatra → スマトラ [sumatora]

5) Untuk bunyi-bunyi sepaan yang tidak ada dalam Bahasa jepang


ditulis dengan kombinasi huruf katakanan sebagai berikut

⸙ A I U E O

T チィ トゥ

D ディ ドゥ

F ファ フィ フェ フォ

W ウィ ウェ ウォ

Sh シェ

Ch チェ

J ジェ

Sheila → シェイラ
Duku → ドゥク
Feni → フェニ
Aceh → アチェ
Bowo → ボワォ
Fadilah → ファディラ
Jeni → ジェニ
Tiwi → ディウィ
6) Selain hiragana, katakana, dan kanji, di dalam Bahasa Jepang juga
digunakan huruf Latin. Huruf Latin dibaca seperti cara baca
Bahasa Inggris.

Contoh:
T シャツ [T-shirt] dibaca tii-shatsu, ATM dibaca ee-tii-em, VCD
dibaca bui-shii-dii.

Hiragana dan katakana dihafalkan dengan urutan あ い う え お


かきくけこ dan seterusnya sesuai susunan huruf konsonan.

❖ Aksen
Aksen kata dalam Bahasa Jepang bukan aksen keras-lemah,
melainkan aksen tinggi-rendah. Jika aksen unyi suku pertama tinggi,
aksen bunyi suku kata kedua pasti rendah. Sebaliknya, jika aksen
bunyi suku kata pertama rendah, aksen suku kata kedua pasti tinggi.
Dan nadanya tidak naik lagi jika satu kali sudah turun.
Contoh:
となた = siapa がつこう = sekolah
がくせい = siswa ほん = buku

Arti kata akan berbeda jika aksennya berbeda, walaupun terdiri dari
dari suku kata yang sama.
Contoh:
あめ = hujan あめ = permen
いま = sekarang いま = ruang keluarga

Catatan:
Tanda garis di atas kata menandakan aksen tinggi, tanda garis di
bawah kata menandakan aksen rendah.

Anda mungkin juga menyukai