3 Panduan Pengintegrasian Dan Koordinasi Aktivitas Asuhan Pasien BLM Edit
3 Panduan Pengintegrasian Dan Koordinasi Aktivitas Asuhan Pasien BLM Edit
DEFINISI
A. DEFINISI
Asuhan pasien terintegrasi dan pelayanan berfokus pada pasien (Patient Centered Care-
PCC) adalah istilah yang terkait, yang mengandung aspek pasien merupakan pusat
pelayanan, Profesional Pemberi Asuhan memberikan asuhan sebagai tim interdisplin/klinis
dengan DPJP sebagai ketua tim klinis - Clinical leader,PPA dengan kompetensi dan
kewenangan yang memadai, yang antra lain terdiri dari dokter,perawat,bidan
,nutrisionist/dietsien,apoteker,penata anestesi terapis fisik dsb.
Panduan pengintegrasian dan koordinasi aktivitas asuhan pasien suatu bentuk acuan di
Rumah Sentra Medika merupakan salah sayu layanan dan koordinasi aktivitas administrasi
asuhan pasien adalah proses asuhan pasien bersifat dinamis dan melibatkan banyak praktisi
pelayanan kesehatan yang dapat melibatkan berbagai unit kerja dan
pelayanan.Pengintegrasian dan koordniasi aktivitas asuhan pasien menjadi tujuan agar
menghasilakan proses proses asuhan yang efisien penggunaan yang lebih efektif sumber daya
lain dan dengan hasil asuhan pasien akan lebih baik di Rumah Sakit Sentra Medika Cibinong.
B. TUJUAN
Tujuan umum dari penyususnan Panduan Pengintegrasian dan koordinasi aktivitas asuhan
pasien adalah agar para pimpinan menggunakan perangkat dan teknik agar dapat
mengintegrasikan dan mengkoordinasi lebih baik asuhan pasien di Rumah Sakit Sentra
Medika.
C. RUANG LINGKUP
Panduan pengintegrasian dan koordinasi aktivitas asuhan pasien dilakukan di pelayanan
yang memberikan asuhan pelayanan di Rumah Sakit Sentra Medika yang aplikasikan
didalam lembar rekam medis.
D. SASARAN
Dokter dan perawat serta tenaga kesehatan lainya yang memberikan asuhan pelayanan
terhadap pasien.
BAB II
RUANG LINGKUP
Asuhan pasien dalam standar akreditasi rumah sakit versi 2012 harus dilaksanakan
berdasarkan pola Pelayanan berfokus pada pasien (Patient Centered Care), asuhan di berikan
berbasis kebutuhan pelayanan pasien. Pasien adalah pusat pelayanan dan Profesional Pemberi
Asuhan (PPA) diposisikan mengelilingi pasien.
Asuahn pasien terintegrasi dan pelayanan /asuhan berfokus pada pasien (patient centered
care) adalah elemen penting dan sentral dalam asuhan pasien di rumah sakit. Data dan informasi
assessment pasien dianalisis dan terintegrasi oleh PPA. Mereka yang bertanggung jawab atas
pelayanan pasien diikut sertakan dalam proses pengintegrasian dan koordinasi aktivitas asuhan
pasien.
Konsep ini ( care concept) asuhan berfokus pada pasien terbagi dalam 2 perspektif :
a. Persektif Pasien:
1. Martabat dan Respek
a) Profesional pemberi asuhan mendengarkan,menghormati dan menghargai
pandangan serta pilihan pasien – keluarga.
b) Pengetahuan, nilai-nilai Kepercayaan, latar belakang kultural pasien dan
keluarga dimasukan dalam perencanaan pelayanan dan pemberian pelayanan
kesehatan.
2. Berbagi informasi
a) Profesional pemberi asuhan mengkomunikasikan berbagai informasi secara
lengkap kepada pasien- keluarga.
b) Pasien- keluarga menerima informasi tepat waktu,lengkap dan akurat.
3. Partisipasi
a) Pasien – keluarga didorong dan didukung untuk berpartisipasi dalam
asuhan ,pengambilan,keputusan dan pilihan mereka.
4. Kolaborasi/ kerjasama
b) Rumah sakit berkerja sama dengan pasien- keluarga dalam
pengembangan,implementasi dan evaluasi kebijakan dab program paisen –
keluarga adalah mitra PPA.
b. Persektif PPA:
1. Tim Interdisiplin
a) Profesional pemberi asuhan diposisikan mengelilingi pasien
b) Kompetensi yang memadai
c) Berkontribusi setara dalam fungsi profesinya.
d) Tugas mandiri,kolaboratif,delegatif, bekerja satu kesatuan memberikan asuhan
yang terintegrasi.
2. Interprofesionalitas
a) Kolaborasi interprofesional
b) Kompetensi pada praktik kolaborasi interprofesional
c) Termasuk bermitra dengan pasien
3. DPJP adalah ketua tim klinis clinical leader
a) DPJP melakukan koordinasi, kolaborasi, interpretasi, review dan
mengintegrasikan asuhan pasien.
4. Personalized Care
a) Keputusan klinis selalu dip roses berdasarkan juga nilai-nilai pasien.
b) Setiap dokter memperlakukan pasiennya sebagimana ia sendiri ingin
diperlakukan.
BAB III
TATA LAKSANA
BAB IV
DOKUMENTASI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Darah dan produk darah transfuse mungkin di perlukan untuk kehilangan
darah akut, atau kegagalan produksi seperti penekanan pada sumsum tulang .
Terapi produk darah hanya diberikan bila manfaat yang di harapkan
kepada pasien cenderung lebih besar daripada potensi bahaya.
B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Mendeskripsikan prosedur untuk penggunaan peralatan yang mengurangi
gerakan di RS. Sentra Medika.
2. TUJUAN KHUSUS
a. Membantu petugas memahami alur prosedur penggunaan peralatan yang
mengurangi gerakan
b. Proses penggunaan peralatan yang mengurangi gerakan sesuai dengan
kebutuhan dan memperhatikan hak pasien.
C. SASARAN
Sasaran pada program ini adalah semua unit pelayanan medis di Rs Sentra
Medika.
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup program ini adalah semua unit pelayanan medis.
E. KEBIJAKAN
Keputusan Direktur Rumah Sakit Sentra Medika tentang kebijakan penggunanan
peralatan yang mengurangi gerakan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Restrain umumnya didefiniskan sebagai perangkat, material atau peralatan
apapun yang terpasang atau berdekatan dengan tubuh seseorang yang tidak
dapat dengan mudah dilepas oleh orang tersebut, sehingga melumpuhkan
atau mengurangi kemampuan individu untuk menggerakan bagian tubuhnya
secara bebas dan atau untuk memiliki akses normal pada tubuhnya sendiri.
Restrain sendiri umumnya bermakna lebih luas ketika tidak hanya dilihat
sebagai alat untuk mengekang secara fisik saja.Obat-obatan yang bisa
memberikan efek penenang pada pasien juga bisa dilihat Sebagi restrain
dalam bentuk kimia,akan tetapi, pembahsan dan pengertian restrain secara
umum lebih condong kepada restrain fisik pada saat ini .
B. INDIKASI
Untuk perlindungan pasien sendiri dan perlindungan orang lain,seorang
petugas kesehatan mungkin menganggap perlu untuk menggunakan restrain
pada pasien. Restrain hanya dapat di gunakan dalam situasi darurat dimana di
perlukan untuk menjamin keselamatan fisik dan jika intervensi yang lebih
longgar telah dianggap tidak efektif.Ada ketidak jelasan tentang apa saja
situasi yang dianggap darurat dan dokter harus memiliki penilaian klinis yang
baik dan hati-hati mendokumentasikan penularan mereka. Selain itu, pasien
memiliki hak untuk bebas dari restrain tidak boleh di gunakan untuk
kenyamanan.
Mengingat prinsip-prinsip ini, ada indikasi tertentu yang dapat mendorong
penggunaan restrain :
1. Ketika pasien agresif secara fisik
2. Ketika pasien menjadi bahaya yang jelas dan langsung ke diri sendiri atau
orang lain.
3. Ketika alternatif lebih longgar telah di coba tanpa hasil
4. Ketika terlihat bahwa penundaanrestrain akan member pasien dan orang
lain resiko bahaya yang serius.
Upaya menenangkan situasi yang harus di pertimbangkan sebelum
penggunaan restrain adalah sebagai berikut:
1. Secara verbal meminta kerjasama dengan tetap menjaga postur dan nada
suara yang tidak agresif.
2. Memiliki petugas keamanan yang memadai didekatnya yang terlihar oleh
pasien.
3. Mengarahkan atau mengalihkan emosi pasien.
4. Memisahkan pasien dari orang lain
5. Menawarkan obat yang tepat.
C. KONTRAINDIKASI
Kontraindikasi restrain anata lain:
1. Ketika pasien konpeten dan menolak perawatan .
2. Ketika pasien tidak membahayakan diri sendiri atau orang lain
3. Ketika alternative lebih longgar belum di pertimbangkan atau di coba.
D. PERSIAPAN TINDAKAN
1. Peralatan
a. Sarung tangan disposable
b. Restrain
c. Intruksi dari pabrik jika menggunakan restrain khusus dari pabrik
tertentu
d. Tempat tidur atau tandu
e. Padding untuk setiap titik penekanan
f. Obat penenangseperti haloperidol 5 mg IM atau lorazepam 2 mng IM
2. Persiapan pasien
Anastesi jika di perlukan untuk mencapai hasil yang optimal dimanna
pasien terkadang menjadi kasar dan gelisah setelah dipasang restrain.
Pasien di posisikan terlentang dengan bagian kelapa tempat tidur di
tinggikan 30 derajat untuk mengurangi resiko aspirasi. Tidak perlu
menggunkan bantal pada posisi ini.
3. Komplikasi
Cedera pada pasien yang mungkin timbul terutaama akibat mencoba
melepaskan diri dari restrain antara lain lecet, memar, dislokasi,fraktur,
kesemutan,dan cedera otot. Semakin agresif pasien tersebut semakin tinggi
resiko komlikasi.
E. PROSEDUR
Teknik yang tepat dimulai dengan memiliki jumlah personil yang cukup
idealnya, harus ada tim berisi lima anggota, dengan satu pemimpin dan satu
anggota untuk setiap ekstreitas. Petugas keamanan tumah sakit dan polisi
harus di panggil untuk membantu menundukan pasien dengan kekerasan.
Jelaskan kepada pasien dan keluarga pasien apa yang anda lakukan
sewaktu restrain sedang di pasang dan jelaskan mengapa anda menggunakan
restrain. Mintalah setiap anggota memasang restrain uantuk setiap ekstremitas.
Restrain mungkin perlu di pasang satu per satu sementara ektremitas lainnya
di tahan. Setelah restrain dipasang, integritas mereka harus di uji dan
ekstremitas pasien harus di periksa untuk tanda-tanda gangguan sirkulasi.
Pasien harus terus dikaji,dipantau, dan dievaluasi ulang. Jika pasien di anggap
sudah dapat bekerja sama, lepas restrain satu dmei satu sambil melihat respon
pelaku pasien uantuk menjamin keamanan.
BAB III
PELAKSANAAN