Jurnal Amami Klorin 2 Ini PDF
Jurnal Amami Klorin 2 Ini PDF
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan klorin pada beras yang beredar di pasar besar
Kota Malang dan menerapkan hasil penelitian tersebut sebagai sumber belajar biologi. Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 29 maret – 6 April 2016 di Laboratorium Putra Indonesia Malang. Jenis
Penelitian ini deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan kandungan klorin pada beras.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara Purposive sampling dengan pengulangan
sebanyak 2 kali pengulangan. Sampel beras yang akan diteliti berasal dari Pasar Besar Kota Malang
yang berjumlah 19 jenis (Merk) yaitu Piala, Mentari, Padi Wangi, Bintang Biru, Rosita super, Kancil,
Bintang Mas, Bulan Mas, Puteri, Lombok, Maknyus, Apel, Manggis, Mangga, Cucak Rowo, Beras Padi,
Raja Boga dan Monas. Metode yang digunakan yaitu metode uji reaksi warna, uji titrasi iodometri dan
perhitungan rata-rata presentase kandungan klorin pada sampel secara keseluruhan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kandungan klorin dari 19 sampel beras yang diambil dari pasar besar kota Malang
adalah 0% atau negative yang artinya tidak mengandung klorin sehingga aman untuk dikonsumsi.
ABSTRACT
This research aimed to investigate the chlorine contents in rice circulation in Pasar Besar of which
findings were supposed to be applicable as Biological learning resource. This research was officially
conducted at March 29 – April 6 2016 in Putra Indonesia Malang Laboratory. This research was of
descriptively quantitative design since the main aim of this research was to describe the chlorine contents
in rice. The sampling technique engaging regarding this research was purposive sampling with two
repetitions in total. The sample of rice that was going to be analyzed was originally from Pasar Besar
comprised 19 types (considering the brands), they were: Piala, Mentari, Padi Wangi, Bintang Biru,
Rosita Super, Kancil, Bintang Mas, Bulan Mas, Puteri, Lombok, Maknyus, Apel, Manggis, Mangga,
Cucak Rowo, Beras Padi, Raja Boga dan Monas. In addition, the methods accommodated in terms of
testing the reaction included testing the color reaction test, testing the iodometric titration, and
measuring the average percentage of chlorine contents in the whole sample. Moreover, this research
revealed that the 19 types sample of rice taken from Pasar Besar is 0 % or negative of chlorine contents.
Consequently, they were safe to consume.
Pangan adalah segala sesuatu yang dimasak memberikan volume yang cukup
berasal dari sumber hayati dan air, baik besar dengan kandungan kalori yang cukup
yang diolah maupun yang tidak diolah, tinggi,serta dapat memberikan berbagai zat
yang diperuntukkan sebagai makanan atau gizi lain yang penting bagi tubuh, seperti
minuman bagi konsumsi manusia, protein dan mineral (Asnawati, 2008).
termasuk bahan tambahan pangan, bahan Namun di zaman sekarang ini
baku pangan, dan bahan lain yang beras di Indonesia itu tidak murni lagi dan
digunakan dalam proses penyiapan, banyak mengandung zat kimia tambahan
pengolahan, dan atau pembuatan makanan yang berbahaya. Masalah manipulasi mutu
atau minuman(Effendi, 2012). Makanan beras sebenarnya sudah sering dilakukan
merupakan kebutuhan dasar utama bagi pedagang atau penggilingan seperti
setiap manusia, karena di dalamnya penyemprotan zat aromatik dan pemakaian
terkandung senyawa-senyawa yang sangat bahan pemutih pada beras yang tidak jelas
diperlukan untuk memulihkan dan dan tidak sesuai spesifikasi bahan
memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, tambahan yang diperbolehkan untuk
mengatur proses dalam tubuh, perkem- pangan, dan konsentrasi pemakaian di atas
bangbiakan dan menghasilkan energi untuk ambang batas berbahaya bagi kesehatan
kepentingan berbagai kegiatan dalam manusia (Wongkar, 2014).
kehidupannya. Kebutuhan manusia akan Klorin adalah bahan kimia yang
makanan diperoleh dari berbagai sumber biasanya digunakan sebagai pembunuh
nabati maupun hewan. Pada dasarnya kuman. Zat klorin akan bereaksi dengan air
makanan merupakan campuran senyawa membentuk asam hipoklorus yang
kimia, yang dapat dikelompokkan ke diketahui dapat merusak sel-sel dalam
dalam karbohidrat, lemak, protein, vitamin, tubuh. Klorin berwujud gas berwarna
mineral dan air (Effendi, 2012). kuning kehijauan dengan bau cukup
Makanan pokok merupakan salah menyengat. Penggunaan klorin dalam
satu kebutuhan primer manusia. Banyak pangan bukan hal yang asing. Klorin
varian makanan pokok yang dapat sekarang bukan hanya digunakan untuk
dikonsumsi manusia. Tiap daerah memiliki bahan pakaian dan kertas saja, tetapi telah
makanan pokok sendiri-sendiri. Penentuan digunakan sebagai bahan pemutih atau
jenis pangan yang dikonsumsi sangat pengkilat beras, agar beras yang berstandar
tergantung pada beberapa faktor, diantara medium menjadi beras berkualitas super
jenis tanaman penghasil bahan makanan (Darniadi dalam Wongkar, 2014).
yang biasa ditanam didaerah tersebut serta Klor (berasal dari bahasa Yunani
tradisi yang diwariskan oleh budaya Chloros, yang berarti “hijau pucat”),
setempat. Perilaku konsumsi pangan adalah unsur kimia dengan nomor atom 17
masyarakat dilandasi oleh kebiasaan dan simbol Cl termasuk dalam golongan
makan (food habit) yang tumbuh dan halogen. Klorin merupakan unsur kedua
berkembang dalam lingkungan keluarga dari keluarga halogen, terletak pada
melalui proses sosialisasi (Hidayah, 2011). halogen VII A periode III. Sifat kimia
Indonesia menjadikan beras sebagai klorin sangat ditentukan oleh konfigurasi
salah satu makanan pokok, karena beras elektron pada kulit terluarnya. Keadaan ini
salah satu bahan makanan yang mudah membuatnya tidak stabil dan sangat
diolah, mudah disajikan, enak, dan reaktif. Hal ini disebabkan karena struktuk
mengandung protein sebagai sumber electron gas mulia. Disamping itu, klorin
energi sehingga berpengaruh besar juga bersifat sebagai oksidator. Seperti
terhadap aktivitas tubuh atau kesehatan halnya oksigen, klorin juga membantu
(Wongkar, 2014).Sebagai makanan pokok, reaksi pembakaran dengan mengahasilkan
beras memberikan beberapa keuntungan. panas cahaya. Dalam air laut maupaun
Selain rasanya netral, beras setelah sungai, klorin akan terhidrolisa membentuk
Prosedur Kerja
Uji kualitatif menggunakan metode
reaksi warna dengan 1) menimbang sampel
beras sebanyak 10 g, 2) menambahkan
aquades sebanyak 50 ml kemudian
dikocok, 3) menyaring dan mengambil
filtratnya sebanyak 10 ml pada sampel,l Gambar 1. Sampel yang Tidak
dan 4) menambahkan Kalium iodida 10% Mengandung Klorin (Tidak Terjadi
dan amilum 1%. Apabila terjadi perubahan Perubahan Warna)
warna menjadi biru maka sampel positif
mengandung Klorin. Jika hasil Uji kualtatif
positif maka dilanjutkan dengan Uji
kuantitatif dengan menggunakan metode
Titrasi Iodometri, yaitu 1) menimbang
sampel beras sebanyak 10 g, 2)
memasukkan sampel ke dalam erlenmeyer
lalu menambahkan 50 ml aquades, 3)
menambahkan 2 g kalium iodida dan 10 ml
asam asetat, 4) melakukan titrasi dengan
larutan natrium tiosulfat 0.01 N sampai
berwarna kuning muda, 5) titrasi terus
dilakukan hingga warna biru hilang, dan 6)
kemudian catat hasil volume titrasi dan
lakukan titrasi blanko.
yang berbeda yang diduga secara fisik oksidasi klorin sangat kuat, dimana di
mengandung klorin ternyata tidak dalam air klorin akan melepaskan oksigen
menunjukkan adanya klorin didalamnya. dan hydrogen klorida yang menyebabkan
19 sampel tersebut yaitu Piala, Mentari, kerusakan jaringan (Adiwasastra, 1987).
Padi Wangi, Bintang Biru, Rosita super, Berdasarkan efek yang ditimbulkan oleh
Kancil, Bintang Mas, Bulan Mas, Puteri, klorin maka pemerintah tidak memasukkan
Lombok, Maknyus, Apel, Manggis, klorin dalam Bahan Tambahan Pangan
Mangga, Cucak Rowo, Beras Padi, Raja (BTP). Hal ini tertuang dalam Peraturan
Boga dan Monas. Menteri Kesehatan Republik Inndonesia
Secara kualitatif jika positif No. 1168/Menkes/Per/X/1999 tentang
mengandung klorin maka setelah perubahan atas Peraturan Menteri
ditambahkan dengan kalium iodida dan Kesehatan No. 772/Menkes/Per/XI/1988
amilum akan bereaksi dan terjadi tentang Bahan Tambahan Makanan.
perubahan warna menjadi biru (Sinuhadji, Bahwa klorin tidak tercatat sebagai Bahan
2009). Menurut Svehla (1985) terjadinya Tambah Pangan (BTP) dalam kelompok
perubahan warna menjadi biru dikarenakan pemutih dan pematang tepung. Selain itu
asam klorida encer yang larut berubah larangan penggunaan klorin juga
menjadi kuning, kemudian timbul disebutkan dalam Peraturan Menteri
pembuihan dan klor dilepaskan, seperti Pertanian Republik Indonesia Nomor:
ditunjukkan persamaan reaksi berikut: 32/Permentan/OT.140/3/2007 tentang
pelarangan penggunaan bahan kimia
OCl- + H+ → HOCl …………………..(1) berbahaya pada proses penggilingan padi,
huller dan penyosohan beras.
HOCl + H+ + Cl- → Cl2↑ + H2O….. (2) Secara fisik semua sampel beras
yang diuji menunjukkan ciri bahwa beras
Klorin yang ditambahkan sebagai tersebut adalah beras berpemutih, karena
Bahan Tambahan Pangan bertujuan untuk berwarna putih bersih dan mengkilap.
memutihkan dan mempertahankan kualitas Warna beras yang terlihat putih bersih dan
dari beras tersebut.Namun seringkali mengkilap memang mengundang banyak
produsen kurang peduli mengenai dampak pertanyaan, warna tersebut alami atau
negatifnya apabila klorin tersebut masuk akibat polesan atau hasil semprotan
kedalam tubuh manusia secara terus dengan menggunakan bahan kimia seperti
menerus dengan kadar yang melebihi klorin atau menggunakan bahan pemutih
ambang batas, semua hanya demi lain yang secara sah digunakan sebagai
keuntungan semata tanpa peduli akan bahan tambahan pangan.
kesehatan tubuh konsumen. Hasil penelitian ini menunjukkan
Klorin sangat berbahaya bagi bahwa kandungan klorin dalam beras,
kesehatan manusia. Klorin, baik dalam yaitu 0% atau tidak ditemukan adanya
bentuk gas maupun dalam bentuk cairan klorin. Kemungkinan warna putih pada
mampu mengakibatkan luka permanen, beras tersebut adalah hasil semprotan atau
terutama kematian. Pada umumnya luka polesan dengan menggunakan bahan
permanen disebabkan oleh asap gas klorin. pemutih lain yang secara sah telah
Klorin sangat potensial untuk terjadinya diperbolehkan untuk digunakan dalam
penyakit kerongkongan, hidung dan tract pangan sehingga aman untuk dikonsumsi.
respiratory (saluran kerongkongan di dekat
paru-paru). Klorin juga membahayakan Pemanfaatan Hasil Penelitian Sebagai
sistem pernafasan terutama bagi anak-anak Sumber Belajar
dan orang dewasa (Hasan, 2006). AECT (1977) mengartikan sumber
Efek toksin klorin yang terutama belajar meliputi semua sumber baik yang
adalah sifat korosifnya. Kemampuan berupa data, orang atau benda yang dapat
digunakan untuk memberi fasilitas