PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat : Mata kuliah kewirausahaan membahas dan membuat
perencanaan bisnis yang baik dan menjual serta
mengimplementasikan ide bisnisnya.
PENYAJIAN
Pokok Bahasan : Tren Kewirausahaan dan Strategi Pemasaran (Lanjutan)
Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa mampu berkomunikasi secara verbal dan non
verbal, mampu mendengarkan dengan baik, mampu
mengembangkan kreatif dan inovatif, mampu
mengembangkan leadership dan influence serta mampu
mencari penyelesaian masalah yang berhubungan dengan
dasar-dasar berbisnis.
Petunjuk Penggunaan Modul: Bacalah terlebih dahulu uraian materi dari pokok bahasan ini
sebelum mengerjakan soal-soal latihan atau quiz yang
diberikan guna mengevaluasi pembelajaran Saudara
Beberapa jenis keadaan yang sering terjadi ketika bisnis sedang berjalan (diperkenalkan),
yaitu:
1. Kestabilan usaha dan mempertahankannya
2. Ekspansi dan mengembangkan usahanya
3. Penciutan usaha dan mengambil langkah perbaikan
4. Kombinasi antara ekspansi dan penciutan usaha
5. Menutup dan keluar dari bisnis
Kondisi yang perlu diperhatikan dan diantisipasi adalah penciutan usaha atau keluar dari
bisnis yang terkadang tidak pernah masuk ke dalam pikiran wirausahawan. Terjadinya
kesenjangan (gap) antara pertumbuhan bisnis yang diharapkan dengan yang dialami akan
sangat menentukan pilihan strategi mana yang harus diambil agar bisnis bisa selamat
atau keluar dari usaha tanpa masalah yang berarti. Untuk itu, salah satu strategi saving
the profit saat bisnis sedang tumbuh (growth) dengan pesat perlu dilakukan karena akan
sangat membantu wirausahawan dalam mengatasi kesulitan saat bisnisnya harus
diciutkan dan dihentikan untuk keluar dari bisnis.
1. Pilihan Strategi
Pilihan strategi itu adalah salah satu keputusan yang harus dilakukan oleh seorang
wirausahawan ketika menghadapi sebuah keadaan, dan pilihan strategi bisa berupa
kebijakan atau bisa berupa intuisi dari wirausahawan atau manajemen yang mungkin
sangat berperan dalam proses pengambilan keputusan. Dalam hal ini yang kita
gunakan adalah keputusan strategis yang diambil berdasarkan analisa dan
pertimbangan-pertimbangan dari data-data yang telah dikumpulkan sebelumnya.
Salah satu teknik analisa yang bisa digunakan dan telah dikembangkan oleh banyak
pengusaha sukses untuk membantu menentukan pilihan strategis adalah analisa
dengan teknik Boston Consulting Group dengan membuat matrik portofolio sebagai
berikut:
Setelah memahami perencanaan usaha/ rencana bisnis dan analisis pesaing, langkah
selanjutnya adalah mempelajari dan melatih bagaimana barang dan jasa yang dihasilkan itu
didistribusikan atau dipasarkan. Sesuai dengan definisi pemasaran, yaitu kegiatan meneliti
kebutuhan dan keinginan konsumen (probe/ search), menghasilkan barang dan jasa sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan konsumen (product), menentukan tingkat harga (price),
mempromosikannya agar produk dikenal konsumen (promotion), dan mendistribusikan
produk ke tempat konsumen (place), maka tujuan pemasaran adalah bagaimana agar
barang dan jasa yang dihasilkan disukai, dibutuhkan, dan dibeli oleh konsumen (J. Supranto,
1993). Ini berarti bahwa perhatian kita dalam pemasaran haruslah diawali dengan riset
pemasaran, yaitu untuk meneliti kebutuhan dan keinginan konsumen. Sesuai dengan tujuan
pemasaran, maka inti pemasaran adalah menciptakan nilai yang lebih tinggi dibandingkan
nilai yang diciptakan oleh pesaing bagi konsumen.
Strategi usaha yang cocok dengan konsep tersebut adalah memproduksi barang dan jasa
apa bisa dijual dan bukan menjual barang dan jasa yang bisa diproduksi. Strategi pertama
sangat tepat dan sesuai dengan inti pemasaran, sedangkan strategi kedua tidak tepat
karena tidak memerhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Prinsip dasar pemasaran adalah menciptakan nilai bagi langganan (customer value),
keunggulan bersaing (competitive advantages), dan fokus pemasaran. Tujuan pemasaran
bukanlah untuk mendapatkan langganan, akan tetapi memperbaiki situasi bersaing. Dalam
PERENCANAAN PEMASARAN
Pembahasan tentang strategi perusahaan tidak bisa terlepas dari perencanaan, arahan, atau
acuan gerak langkah perusahaan untuk mencapai suatu tujuan. Ada beberapa langkah
dalam merencanakan pemasaran bagi usaha baru, yakni sebagai berikut:
Dari tiga alternatif pasar sasaran tersebut, bagi perusahaan kecil dan usaha baru lebih tepat
bila memilih pasar khusus dan pasar individual. Sedangkan untuk perusahaan menengah
dan besar lebih baik memilih segmen pasar.
(2) Kualitas (quality), ialah mengutamakan Total Quality Management (TQM) yaitu
efektif, efisien, dan tepat.
(4) Inovasi (innovation), yaitu harus berkonsentrasi untuk berinovasi dalam produk, jasa,
maupun proses.
Strategi pada dasarnya adalah suatu cara untuk mencapai tujuan. Strategi pemasaran ialah
paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya
dalam mengembangkan keberhasilan strategi pemasaran. Untuk menarik konsumen,
wirausaha bisa merekayasa indikator-indikator yang terdapat dalam bauran pemasaran
(marketing mix), yaitu probe, product, price, place, dan promotion.
Sebelum menentukan harga, peritel harus terlebih dulu memilih strategi pemasaran yang
akan digunakan. Strategi pemasaran yang dapat dipilih antara lain:
Kotler dan Lane (2007) menyebutkan strategi segmentasi dapat dibagi menjadi lima
kategori, yaitu:
b) Demografi, memilah-milah pasar atas factor who to buy. Pasar dibagi menjadi
kelompok-kelompok berdasarkan variabel-variabel demografis, seperti usia,
gender, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, penghasilan, dan kelas social
ekonomi. Variabel demografis merupakan dasar yang paling popular untuk
membedakan kelompok-kelompok pelanggan karena lebih mudah diukur
daripada variabel lain.
c) Psikografi, membagi pasar atas faktor why do they buy. Konsumen dibagi-bagi
menjadi kelompok yang berbeda berdasarkan gaya hidup, kepribadian, atau nilai-
nilai yang mereka anut.
d) Behavioral, membagi pasar atas faktor how do they buy dan mengacu pada
kegiatan perilaku yang terjadi secara konkret. Konsumen dikelompokkan
berdasarkan pengetahuan, sikap, pemakaian, atau tanggapan mereka terhadap
produk tertentu.
Positioning. Sekarang, kita buat agar strategi Anda lebih mencengkeram pasar lagi.
Buatlah agar konsumen benar-benar memiliki ikatan batin dengan Anda. Ikatan itu
disebut positioning atau brand positioning.
Positioning (posisi) adalah upaya untuk mengomunikasikan produk dan brand Anda agar
masuk ke dalam benak konsumen. Positioning adalah posisi yang ditempati suatu
produk dalam pikiran pasar Anda. Positioning dipakai ketika Anda menghadapi
persaingan yang sengit sehingga menyulitkan konsumen mengingat produk atau merek
Anda.
Jadi, brand positioning dilakukan untuk mempermudah daya ingat konsumen agar
mereka menempatkan merek Anda dalam top of mind mereka, dan menjadi loyal karena
Andalah yang pertama-tama mereka sebutkan saat berbelanja.
Langkah pertama dalam kegiatan pemasaran adalah meneliti kebutuhan dan keinginan
konsumen, berapa jumlahnya, bagaimana daya belinya, di mana tempat konsumennya, dan
berapa permintaannya, semuanya merupakan informasi penting bagi pemasaran produk
baru.
Menurut Peggy Lambing dan Charles L. Kuehl (2000: 153), keunggulan bersaing perusahaan
baru terletak pada perbedaan (diferensiasi) perusahaan tersebut dengan pesaingnya dalam
hal:
Oleh sebab itu, menurut Zimmerer (1996: 117), bagi usaha baru sangatlah cocok untuk
menerapkan strategi yang didorong oleh pasar (market driven). Strategi ini dibangun
berdasarkan enam fondasi:
Kualitas
Perbaikan kualitas dengan kata lain disebut Total Quality Management (TQM). TQM
merupakan bagian integral dari perbaikan kualitas dan “corporate culture”.
Secara filosofi, Total Quality Management (TQM), nilai-nilai, dan kerja keras tidak hanya
ditujukan untuk mempertahankan kualitas barang dan jasa tetapi juga untuk
mempertahankan kualitas usaha dan pelayanan kepada pelanggan. Kunci utama dalam
mengembangkan TQM justru terletak pada perhatian khusus kepada pelanggan. Artinya,
kualitas harus mencerminkan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Menurut Zimmerer (1996), ada lima komponen kualitas yang secara berurutan perlu
diperhatikan, yaitu:
(1) Ketepatan (reliability), yaitu rata-rata kelalaian/ pengabaian
(2) Daya tahan (durability), yaitu berapa lama barang dan jasa tersebut dapat dipakai/
bertahan
(3) Mudah digunakan (easy of use), yaitu barang dan jasa tersebut harus mudah untuk
digunakan
(4) Nama merek yang terkenal dan dipercaya (known and trusted brand name)
(5) Harga yang relative murah (low price)
Sedangkan di bidang jasa pelayanan, konsumen ingin melihat jasa perusahaan yang
mencerminkan beberapa karakteristik sebagai berikut:
(1) Berwujud/ nyata (tangibles), yaitu terdapatnya fasilitas, peralatan, dan sumber daya
manusia untuk memberikan pelayanan jasa
(2) Ketepatan (reliability), yaitu terdapatnya pemenuhan pelayanan yang sesuai dengan
moto atau slogan perusahaan
(3) Ketanggapan (responsiveness), yaitu tanggap terhadap keinginan pelanggan
(4) Terjamin dan penuh empati (assurance and empathy), yaitu menimbulkan sikap yang
menyenangkan. Dengan kata lain, pelayanan haruslah cepat, tepat, menyenangkan,
dan sopan. Artinya, terdapat jaminan bahwa pelayanan yang diberikan dapat
menimbulkan rasa aman dan senang bagi pelanggan
Pedoman penting untuk mencapai sasaran kualitas tersebut di atas dapat dilakukan dengan
langkah-p sebagai berikut:
Inovasi
Inovasi merupakan kunci keberhasilan usaha baru. Inovasi yang terus-menerus merupakan
kekuatan bagi wirausaha dalam meraih sukses usahanya. Beberapa bentuk inovasi yang
lazim dan terkenal antara lain bentuk produk baru, perbedaan teknik/ cara, dan pendekatan
baru dalam memperkenalkannya.
Kecepatan
Kecepatan merupakan kekuatan dalam persaingan. Dengan kecepatan berarti mengurangi
biaya, meningkatkan kualitas, dan memenuhi permintaan pasar. Secara filosofi, kecepatan
disebut Time Compression Management (TCM), yang memiliki dua aspek, yaitu: (1)
Mempercepat produk baru ke pasar, dan (2) Memperpendek waktu dalam merespons
permintaan pelanggan baik dalam memproses produk maupun dalam mendistribusikan atau
menyampaikannya.
Agar perusahaan yang mementingkan TQM dapat bersaing, hendaknya melakukan hal-hal
sebagai berikut:
(1) Perbarui keseluruhan proses sehingga menjadi lebih cepat
(2) Ciptakan fungsi silang dari tim kerja, berikan wewenang untuk memecahkan
persoalan. Tim kerja yang dimaksud adalah insinyur, pekerja di pabrik penjual, ahli
kualitas, dan pelanggan
BAURAN PEMASARAN
A. PRODUK
Menurut Kotler, produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan,
diperoleh, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan
konsumen.
1. Tahap Pengembangan
Pengembangan produk baru merupakan bagian terpenting dalam pemasaran.
Namun demikian, dalam tahap pengembangan produk ini sering timbul risiko yang
besar dan hamper 80% produk gagal (Zimmerer, 1996: 124). Ada beberapa alasan
mengapa produk baru gagal:
(1) Produk baru tidak berbeda secara memadai dengan produk yang ada di pasar
(2) Wirausaha tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang pasar
(3) Perusahaan sangat miskin perencanaan dan kurang gencar dalam
memperkenalkan produk-produk barunya
(4) Wirausaha gagal untuk menyesuaikan strategi produknya ketika ada
perubahan
(5) Perusahaan kekurangan dana yang memadai dan kurang komitmen terhadap
produk baru
Banyak cara untuk merekayasa produk barang dan jasa agar diminati oleh
konsumen, di antaranya:
(1) Jenis-jenisnya diperbarui
(2) Kualitasnya dibeda-bedakan dan ditingkatkan
(3) Model dan desainnya bermacam-macam dan dibedakan
(4) Kemasan, warna, bentuk, ukuran, standar, merek dibuat sedemikian rupa sehingga
lebih menarik
2. Tahap Pengenalan
Pada tahap ini produk baru diperkenalkan kepada konsumen potensial. Karena
masih kurang diterima di pasar, maka produk baru harus mencoba menerobos pasar
yang sudah ada dan bersaing dengan produk yang sudah ada. Untuk
memperkenalkan produk baru ini, promosi dan periklanan harus lebih gencar agar
produk ini dikenal oleh konsumen terutama konsumen potensial. Karena biaya
pemasaran produk pada tahap ini relatif besar, maka pada tahap ini keuntungan
biasanya negatif
4. Tahap Kematangan
Pada tahap kematangan, volume penjualan terus meningkat dan margin laba
mencapai puncaknya, tetapi kemudian menurun, karena masuknya pesaing baru ke
pasar. Masuknya produk pesaing sudah barang tentu menyebabkan menurunnya
hasil penjualan.
6. Tahap Penurunan
Tahap ini merupakan lingkaran akhir daur hidup produk. Hasil penjualan produk
secara terus-menerus mulai menurun, produk-produk lama mulai diobral dan cuci
gudang, otomatis margin laba juga turun secara drastis. Apabila produk mencapai
tahapan penurunan, tidak berarti produk tersebut gagal, karena setiap produk yang
telah popular akan selalu diperbaiki kembali. Namun demikian, tidak ada satupun
perusahaan yang dapat mempertahankan posisi volume penjualan tanpa inovasi dan
perubahan produk. Hasil-hasil inovasi dalam bentuk kreasi-kreasi produk secara
terus-menerus akan memberi kepuasan kepada konsumen.
B. HARGA
Harga pada dasarnya merupakan alat untuk mengomunikasikan nilai produk kepada pasar.
Seorang wirausaha mempunyai alternatif penetapan harga sebagai berikut:
1. Cost-Based Pricing (penetapan harga berdasarkan biaya)
Cost-Plus Pricing (penetapan harga biaya plus)
Metode ini merupakan metode penetapan harga yang paling sederhana,
pengusaha hanya menambah mark-up tertentu terhadap biaya produksinya
Break Even Analysis and Target Profit Pricing (analisis peluang pokok dan
penetapan harga laba sasaran)
Ini adalah metode dengan menghitung titik impas (break even) atau membuat
target laba tertentu di atasnya
2. Value-Based Pricing (penetapan harga berdasarkan persepsi calon konsumen
terhadap nilai barang)
Metode ini menggunakan satu persepsi nilai dari pembeli (bukan dari biaya
penjualan) untuk menetapkan suatu harga. Jadi, pertama-tama dilihat dulu berapa
konsumen bersedia membeli/ membayar untuk produk yang Anda tawarkan,
sedangkan biaya produksi baru dilihat belakangan untuk mengetahui apakah
biayanya masih dapat menguntungkan.
3. Competition-Based Pricing (penetapan harga berdasarkan persaingan)
Going-rate pricing (penetapan harga berdasarkan harga yang berlaku)
Perusahaan mendasarkan harganya pada harga yang ditawarkan rata-rata pesaing
dan kurang memerhatikan biaya dan permintaannya. Perusahaan dapat
mengenakan harga yang sama, lebih tinggi, atau lebih rendah dari pesaing
utamanya.
Sedangkan Griffin dan Ebert (2002) merumuskan cara penetapan harga bagi produk yang
telah beredar dan produk baru.
Penetapan harga bagi produk yang telah beredar yakni:
(1) Penetapan harga di atas harga pasar yang berlaku bagi produk-produk serupa.
Penetapan harga di atas harga pasar dilakukan dengan asumsi konsumen akan
beranggapan harga yang lebih mahal berarti kualitasnya lebih baik.
Perusahaan memiliki dua pilihan dalam penetapan harga produk baru yakni:
(1) Penetapan harga mengapung.
Perusahaan berusaha meyakinkan pembeli bahwa produknya sangat berbeda dari
produk lain yang ada di pasaran. Kalau berhasil, perusahaan dapat menghasilkan
laba yang besar dari setiap barang yang dijual. Namun, harga akan jatuh sewaktu
perusahaan-perusahaan baru memasuki pasar tersebut karena mereka melihat
potensi margin yang besar yang Anda peroleh.
(2) Penetapan harga penetrasi
Strategi ini menarik minat konsumen dengan harga yang rendah untuk mendorong
penjualan awal. Peningkatan harga selanjutnya baru dilakukan secara perlahan-lahan
untuk menghindari agar pelanggan tidak mengundurkan diri.
C. TEMPAT
Saluran distribusi adalah jalur yang dilewati suatu produk dari tangan produsen kepada
pengguna akhir. Tempat yang menarik bagi konsumen adalah tempat yang paling strategis,
menyenangkan, dan efisien. Untuk mencapai sasaran tempat yang baik dapat dilakukan
dengan jalan:
(1) Memperbanyak saluran distribusi, misalkan langsung ke konsumen atau tidak
langsung yaitu melalui para agen
(2) Memperluas segmentasi atau cakupannya, missal segmen lokal, regional, nasional,
dan internasional
(3) Menata penampilan tempat usaha, missal tata etalase dan posisi produk
(4) Menggunakan cara penyampaian barang seefisien mungkin
(5) Mengubah-ubah persediaan dari gudang yang satu ke gudang/ tempat yang lain. Hal
ini penting untuk mengendalikan persediaan dan penawaran
Consumer Satisfaction
Segmentasi Branding
Repeat order
dan Targeting Diferensiasi Memberi
Positioning rekomendasi pada
orang lain
Sumber Referensi:
No Nama Buku
1 Freddy Rangkuti. 2004. Business Plan Teknik membuat Perencanaan Bisnis dan
Analisis kasus, Cetakan V, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
2 Gaynor, Gerard H.2002. Innovation by design. New York : Amazon.
3 Hisrich, Robert D., Michael Peters dan Dean Sepherd.1998. Entrepreneurship.2 nd
Edition, New York : McGraw Hill
4 Kotler, Philp dan kevin lane keller.2009.Marketing Manajemen.13th Edition,
Prentice Hall, New Jersey.
5 Mathis, Robert L., Jackson, John H.2000. Human Resource Management.9th.ed
South Western College Publishing
6 Meredith, Geofrey.2000. Kewirausahaan Teori dan Praktek Jakarta: Pustaka
Binaman Pressindo.
7 Modul Kewirausahaan untuk perguruan tinggi.2010. Mandiri
8 Porter, Michael.1994. Keunggulan Bersaing.Alih Bahasa Tim Penerjemah Bina rupa
Aksara. Jakarta.
9 Salvatore, Dominick,2001.Managerial Economics dalam Perekonomian Global.
Edisi ke-4 Jilid Ke-2. Terjemahan Natalia Santosa, Emil Salim, Anis Cherid. Jakarta :
Penerbit Erlangga
10 Suryana.2001.Kewirausahaan.Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
11 Griffin, Ricky W & Ebert, Ronald J. 2002. Business. Prentice Hall, Inc.