Anda di halaman 1dari 22

A.

Perencanaan Bisnis
Salah satu kunci sukses memulai usaha adalah adanya kemampuan menuangkan
ide-ide atau gagasan cemerlang yang kreatif dan inovatif. Ide terse but harus
mempunyai nilai ekonomi yang tinggi yang dituangkan dalam rencana bisnis yang
matang dan realistis. Rencana bisnis tersebut berisi tentang apa yang dikerjakan
dalam suatu bisnis ke depan meliputi alokasi sumber daya, perhatian pada faktor -
faktor kunci dan mengolah permasalahan-permasalahan dan peluang yang ada.

Kebutuhan akan sebuah perencanaan bisnis menjadi mutlak jika kita akan
menjalankan suatu bisnis, karena perencanaan bisnis sendiri ibarat sebuah peta
dan kompas untuk menjalankan bisnis. Melalui sebuah perencanaan yang matang
kita dapat menet apkan tujuan utama bisnis kita, skala prioritas, dan menetapkan
target yang ingin dicapai. Dengan adanya rencana bisnis yang baik akan
menjadikan peluang sukses bisnis kita jalankan akan semakin tinggi.
1
Menurut Rhanda Abrams (2008), Business plan adalah dokumen penting yang
berisi deskripsi tentang perusahaan. Perencanaan tersebut menunju kkan posisi
sekarang, visi kedepan, dan rencana untuk mewujudkan visi tersebut.
1. Rencana bisnis mencakup jawaban terhadap beberapa pertanyaan berikut:
a. Apakah anda mempunyai ide untuk memulai suatu usaha atau bisnis apa
yang sedang anda kerjakan sekarang.
b. Siapa konsumen anda dan atau calon konsumen anda, dan apa yang
mendorong mereka untuk menjadi konsumen anda?
c. Bagaimana cara memperkenalkan bisnis anda pada konsumen?
d. Siapa kompetitor anda dan apa yang membuat beda dari bisnis yang lain?
e. Bagaimana anda menunjukkan pentingnya bisnis anda?
f. Apakah tim manajemen mampu mensukseskan bisnis anda?
g. Apa target jangka panjang dari bisnis anda?
h. Bagaimana gambaran finansial bisnis anda? Berapa besar modal yang
diperlukan untuk menjalankan bisnis? Berapa besar keuntungan?
2. Kerangka dasar dari suatu rencana bisnis, meliputi:
a. Ringkasan eksekutif (Executive Summary) Menunjukkan aspek terpenting
dalam bisnis, merangkum poin utama dalam perencanaan bisnis.
b. Deskripsi perusahaan, menampilkan seluk-beluk bisnis/perusahaan
c. Deskripsi target pasar, mengidentifikasi tipe orang atau bisnis yang paling
disukai konsumen, dan menjelaskan kebutuhan dan keinginan mereka.
d. Analisa kompetitif, mengevaluasi perusahaan lain yang menawarkan produk
serupa.
e. Perencanaan pemasaran dan penjualan, menguraikan bagaimana anda
menjangkau konsumen dan melakukan penjualan produk.
f. Perencanaan operasional, menjelaskan bagaimana menjalankan bisnis dan
faktor-faktor operasional yang mungkin menjadi penghalang dalam
kompetisi.

2
g. Tim manajemen, mendeskripsikan orang-orang yang berperan dalam
menjalankan bisnis.
h. Rencana pengembangan dan prestasi, menunjukkan bagaimana
perkembangan bisnis dalam jangka waktu tertentu, bagaimana
mencapainya, dan target yang ingin dicapai.
i. Finansial, laporan keuangan yang menunjukkan kondisi finansial terbaru,
dan target finansial yang akan dicapai dimasa datang.

3. Pentingnya Membuat Perencanaan Bisnis (Business Plan)


Bicara bisnis berarti bicara strategi. Lang kah awal yang wajib dilakukan dalam
membangun usaha bagi perusahaan kecil maupun besar adalah dengan
membuat perencanaan bisnis. Business plan merupakan rencana strategis yang
akan dilakukan untuk bisa mencapai target. Kemampuan dalam membuat
sebuah business plan yang baik dan sesuai latar belakang yang nyata, bisa
dijadikan tolak ukur bagaimana kesiapan terjun kedunia bisnis untuk siap
menghadapi persaingan usaha yang ketat dan penuh res iko. Tidak dipungkiri
dalam berbisnis modal utama adalah keberanian mengambil resiko karena
memang dunia bisnis adalah dunia yang penuh resiko. Namun demikian resiko
dapat dihindari ketika dalam mengambil keputusan dan kebijakan disertai
kemampuan dan kecerdasan dalam menganalisa dan membaca peluang
sehingga resiko bisa diminimalisir atau bahkan bisa dihindari karena tanpa
kemampuan menganalisa terhadap resiko sama saja memasuki pintu
kegagalan. Ketika dalam berbisnis hanya money oriented dan mengejar
keuntungan semata tanpa mempersiapkan sistem manajemen dan strategi
yang baik mustahil bisnis akan bisa maju dan berkembang dengan baik, oleh
karenanya perencanaan bisnis yang matang sebelum memulai usaha itu wajib
agar siap menghadapi segala resiko yang terjadi dikemudian hari.

Business plan menjadi bagian penting untuk kesuksesan sebuah bisnis, karena
business plan sebagai alat untuk melakukan proyeksi dan analisa bagi
3
pengambil keputusan dan kebijakan di masa mendatang. Business plan menjadi
pedoman strategis untuk mempertajam rencana -rencana yang diharapkan
dalam menentukan arah tujuan dan cara mencapai sasaran yang diinginkan.
Banyak manfaat yang diperoleh ketika sebelum memulai usaha membuat
business plan terlebih dahulu, diantaranya:
a. Kejelasan rencana strategi bisnis dalam menentukan poin -poin penting
dalam usaha
b. Potensi besar keberhasilan bisnis karena adanya kejelasan arah tujuan serta
visi misi bisnis
c. Persiapan lebih matang dalam menghadapi masalah/resiko yang akan
terjadi
d. Kejelasan peluang serta potensi pasar
e. Dapat memprioritaskan sumber daya yang dibutuhkan
f. Sebagai pegangan atau dasar fungsi pengendalian, dll.

B. Siklus Kehidupan Produk


Siklus kehidupan produk (product life cycle) atau sering disebut dengan proses
tumbuh usaha adalah suatu konsepsi yang menjelaskan tentang berbagai tahapan
pengembangan produk baru mulai dari awal hingga akhir. Siklus kehidupan produk
dapat dibagi ke dalam empat tahap utama:
• Tahap Pertama Introduce/Pengenalan
Pada tahap introduce/perkenalan, atau sering disbut dengan tahap perkenalan
pasar (market introduction) ini produk baru lahir dan belum ada target
konsumen yang tahu sehingga dibutuhkan pengenalan produk kepada target
pasar dengan berbagai cara. Tahap perkenalan pasar ( market introduction) ,
biasanya diawali dengan penjualan yang rendah karena konsumen belum
mengetahui tentang adanya prod uk. Pada tahap ini kebijakan promosi sangat
diperlukan untuk memberi informasi kepada konsumen terutama tentang
kelebihan penggunaan produk. Kadangkala memang proses untuk
memberitahu konsumen membutuhkan waktu yang cukup lama. Itu sebabny4a
tahap introduksi merupakan tahap investasi kapital dengan harapan
memperoleh keuntungan di masa datang.
• Tahap Kedua Growth/Pertumbuhan
Pada tahap growth/pertumbuhan ini, konsumen mulai mengenal produk dengan
jumlah penjualan dan laba yang meningkat pesat dibarengi dengan promosi
yang kuat. Hal ini akan menyebabkan semakin banyak penjual dan distributor
yang turut terlibat dengan tujuan untuk mengambil keuntungan dari
meningkatnya permintaan pasar terhadap produk perusahaan tersebut. Pada
tahap pertumbuhan pasar (market growth), penjualan industri menunjukan
pertumbuhan yang pesat. Pada tahap ini keuntungan rata -rata industri
menunjukkan titik puncak untuk kemudian mulai menurun. Inovator
memperoleh manfaat keuntungan dari banyaknya konsumen yang membeli
produk. Namun, fenomena ini mengundang pesaing untuk memasuki pasar
yang sama. Beberapa pesaing mencoba meniru produk yang sukses di pasar
atau dapat juga membuat produk dengan cara lebih baik yang pada gilirannya
memunculkan berbagai varietas produk. Bentuk persaingan monop olistrik
banyak dijumpai dalam tahap pertumbuhan.
• Tahap Ketiga Maturity /Kedewasaan
Pada tahap maturity /kedewasaan ini produk perusahaan mengalami titik jenuh.
Hal ini ditandai dengan tidak terjadinya penambahan konsumen yang ada
sehingga angka penjualan tetap di titik tertentu. Jika produk sudah mencapai
tahap ini, dan perusahaan tidak segera melakukan strategi untuk menarik
perhatian konsumen dan para pedagang, hal ini akan mengakibatkan
keuntungan yang diperoleh semakin menurun serta penjualan yang cender ung
turun. Tahap kedewasaan pasar ( market maturity ) terjadi ketika penjualan
industri mulai mengalami stagnasi dan persaingan antara perusahaan semakin
tajam. Pesaing secara agresif memasuki pasar sehingga mewujudkan bentuk
persaingan oligopoli. Keuntungan industri mulai menurun karena biaya promosi
yang meningkat dan beberapa pesaing mencoba menurunkan harga untuk
5
menarik lebih banyak konsumen. Perusahaan yang tidak efisien akan sulit untuk
beroperasi dalam tahap kedewasaan pasar. Walaupun begitu, dalam ta hap
kedewasaan pasar masih dimungkinkan juga perusahaan baru untuk memasuki
pasar yang berarti akan menambah tingkat persaingan yang ada.

• Tahap Keempat Decline/Penurunan


Tahap Decline atau sering disebut tahap penjualan (sales decline) adalah
merupakan saat dimana produk lama digantikan dengan produk baru. Pada
tahap penurunan, persaingan harga bukan lagi cara yang ampuh untuk
mempertahankan diri di pasar. Oleh karena itu, perusahaan yang mempunyai
kekuatan pada merek dan loyalitas pelanggan umumnya yang mampu bertahan
dalam tahap penurunan. Pada tahap decline/penurunan, produk perusahaan
mulai ditinggalkan konsumen untuk beralih ke produk lain karena produk
tersebut sudah tidak memenuhi kebutuhan konsumen atau ada produk lain
yang lebih bagus baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Hal ini akan
mengakibatkan jumlah penjualan dan keuntungan yang diperoleh produsen dan
pedagang akan menurun drastis atau perlahan tapi pasti dan akhirnya mati.
Jika dilihat dari berbagai definisi tahapan dalam siklus tersebut, dapat dikatakan
bahwa ada bebera produk yang mempunyai siklus hidup yang cepat mengalami
tahap decline, hal ini disebabkan karena kemajuan teknologi yang selalu
berkembang dari waktu ke waktu. Sedangkan produk yang mempunyai daur hidup
agak lama untuk mencapai tahap decline adalah makanan dan minuman. Dilihat
dari kombinasi bauran pemasaran , biasanya, juga akan berubah sejalan dengan
pergeseran tahapan dalam siklus kehidupan produknya. Beberapa alasan yang
mendasari tentang hal ini antara lain adalah bahwa sikap dan kebutuhan
konsumen akan mengalami perubahan selama siklus berjalan. Kebijakan produk
mungkin saja diarahkan para target pasar yang berbeda karena perbedaan tahap
yang dilalui juga berbeda ini berakibat bentuk persaingan juga akan mulai bergese r
dari yang bersifat monopoli menunju pada situasi pasar yang mengarah pada
oligopoli. Dalam kaitannya dengan penjualan produk, perbedaan tahap dala6
m
siklus juga berarti ada perbedaan dalam orientasi pencapaian target penjualan
produk perusahaan. Pada umumnya target penjualan rendah pada tahap
perkenalan, kemudian meningkat pada tahap kedewasaan, dan pada akhirnya
menurun. Setelah melakukan identifikasi peluang usaha, langkah selanjutnya perlu
di pilih satu peluang usaha yang sekiranya benar-benar dapat diimplementasikan
dan kedepan memiliki prospek yang baik. Agar Anda dapat memilih satu peluang
usaha dengan baik, setelah Anda memahami siklus hidup produk, Anda baca
terlebih dahulu uraian tentang bagaimana cara menilai peluang usaha baru .

1. Menilai Peluang Usaha Baru


Dalam realita, seringkali terjadi seseorang yang ingin membuka usaha baru
didorong oleh rasa optimis yang berlebihan. Untuk menetralisir rasa optimis
yang berlebihan perlu dilakukan evaluasi. Bagaimana cara mengevaluasi
peluang usaha tersebut? Dalam mengevaluasi peluang usaha, kita harus
berhati-hati dan tidak boleh gegabah asal membuka usaha baru, tetapi harus
memperhitungkan segala kemungkinan yang akan dihadapi. Beberapa
kemungkinan tersebut antara lain, teman yang akan diajak kerja sama, sumbe r
modal, komoditi yang akan dijual, dan kemungkinan daya serap pasar. Secara
rinci ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam menilai dan
mengevaluasi peluang usaha baru yaitu:
a. Penetapan Kelayakan Usaha Baru
Pertama kali harus dilakukan dalam memulai usaha baru adalah analisis
kelayakan usaha tersebut. Hakikat dari analisis kelayakan usaha baru adalah
menemukan jawaban tentang apakah peluang usaha baik yang berupa
produk baru atau jasa dapat dijual, berapa biaya yang dikeluarkan serta
mampukah produk atau jasa tersebut mampu memperoleh laba. Pada tahap
analisis kelayakan usaha baru ini ada beberapa langkah yang harus
dilakukan yaitu:
a. Analisis Kelayakan Teknis
Sebelum peluang usaha baru di implementasikan, dilihat dari aspek
teknis perlu dilakukan analisis. Dalam melaksanakan analisis kelayakan
teknis ada dua langkah yang harus dilakukan yaitu :
a) Identifikasi Analisis Teknis
Sebuah peluang usaha baru harus memiliki persyaratan teknis yang
antara lain: daya Tarik penampilan produk, produk mudah di
modifikasi sesuai dengan perubahan teknologi, permintaan
konsumen dan perkembangan pesaing, daya tahan dari 10 bahan
baku produk, mudah diproduksi, dan biaya rendah.
b) Uji Coba Produk atau Jasa
Setelah produk dianalisis secara teknis perlu dilakukan uji coba
produk dalam rangka untuk memperoleh jaminan bahwa produk
atau jasa tersebut dapat memenuhi permintaan konsumen.
b. Analisis Peluang Pasar
Para wirausahawan yang akan membuka usaha baru selalu
membutuhkan informasi tentang pasar, karena tujuan dari pemasaran
adalah untuk memenuhi permintaan pelanggan. Oleh karena itu perlu
adanya riset pasar untuk menemukan pasar yang menguntungkan,
memilih produk yang dapat dijual, menerapkan teknik pemasaran yang
lebih baik dan merencanakan sasaran yang realistik. Tujuan riset pasar
adalah mengumpulkan informasi untuk pengambilan keputusan tentang
usaha yang akan dibuka. Pada tahap ini ada beberapa langkah yang
harus dilakukan, yaitu:
a) Analisa Potensi Pasar
Penentuan potensi pasar dari peluang usaha yang baru direncanakan
hendaknya dimulai dengan pengumpulan data-data yang relevan
mengenai potensi pembeli, motivasi pembeliannya, kebiasaan
pembeli, dan dampak perubahan dari karakteristik produk pada
potensi pasar.
b) Identifikasi Pasar Potensial
Potensi pasar adalah ungkapan mengenai peluang penjualan
maksimum untuk produk atau jasa tertentu selama periode waktu
yang ditentukan, misalnya satu tahun. Berikut langkah-langkah untuk
mengidentifikasi dan mengestimasi potensi pasar adalah:
(1) Identifikasi pemakai akhir dari produk atau jasa Langkah yang
dilakukan pada tahap ini adala hidentifikasi pelanggan potensial.
(2) Identifikasi segmen pasar pokok.
Setelah pelanggan potensial dapat ditetapkan, langkah kedua
adalah mengklasifikasikan pelanggan-pelanggan yang dalam
kategori homogen/masing-masing mempunyai karakteristik yang
sama. Karakteristik tersebut meliputi lokasi pelanggan,
karakteristik demografi, saluran distribusi dimana mereka bisa
dicapai dengan baik dan media periklanan yang paling
responsif. Kategori pelanggan potensial sangat penting karena
memungkinkan usaha baru untuk memilih segmen pasar dengan
cara menyesuaikan kemampuan dari usaha tersebut terhadap apa
yang diperlukan untuk menarik dan mendapatkan loyalitas dari
pelanggan atau konsumen.
(3) Menentukan volume pembelian potensial dalam tiap -tiap segmen
pasar dan volume total dari semua segmen. Langkah ketiga ini
terkait dengan perkiraan konsumen potensial dari produk atau
jasa baru oleh tiap-tiap segmen pasar pada periode sekarang dan
yang akan datang. Salah satu cara untuk mendapatkan informasi
ini adalah dengan memilih perwakilan untuk menguji pasar.
(4) Sumber informasi pasar
Informasi yang dimaksud adalah informasi untuk mngevaluasi
peluang pasar masa sekarang dan yang akan datang dari usaha
baru. Dua pendekatan untuk memperoleh data tentang informasi
tersebut adalah mengadakan penelitian secara spesifik yang
dirancang untuk mengumpulkan informasi yang dinamakan
dengan data primer, dan menemukan data-data relevan yang
berasal dari lembaga seperti biro pusat stastistik, kantor dinas,
maupun biro penelitian yang disebut dengan data sekunder.
(5) Uji coba pasar
Uji coba pasar cenderung menjadi teknik riset pamungkas untuk
mengurangi resiko yang ada pada usaha baru dan menilai
keberhasilannya. Metode yang digunakan dalam uji coba pasar
adalah pameran perdagangan, menjual pada sejumlah
konsumen terbatas, dan menggunakan uji coba pasar dimana
penerimaan calon pembeli bisa diamati dan dianalisis lebih dekat.
Uji coba pasar juga memberikan 12 kemungkinan paluang dalam
pemasaran, distribusi dan pelayanan.
(6) Studi Kelayakan Pasar
Walaupun studi kelayakan pasar bagi usaha baru cenderung
memakan waktu yang banyak dan merupakan tugas yang rumit,
tetapi bagi wirausaha baru perlu untuk melakukannya, dari pada
terjun ke dalam usaha baru tanpa persiapan terlebih dahulu.
c. Analisis Kelayakan Finansial
Analisis kelayakan finansial adalah landasan untuk menentukan sumber
daya finansial yang diperlukan untuk tingkat kegiatan tertentu dan laba
yang bisa diharapkan. Kebutuhan finansial dan pengembalian (return)
bisa sangat berbeda tergantung pada pemilihan elternatif yang ada bagi
usaha baru. Ada tiga langkah dasar untuk pemilihan alternatif dalam
analisis kelayakan finansial, yaitu.
a) Penentuan kebutuhan finansial total dengan dana-dana yang
diperlukan untuk operasional. Kebutuhan finansial hendaknya
diproyeksikan tiap bulan atau bahkan mingguan sekurang-kurangnya
untuk operasi tahun pertama dari usaha baru. Selanjutnya diperlukan
juga proyeksi kebutuhan keuangan untuk tiga sampai lima tahun.
b) Penentuan sumber daya finansial yang tersedia biaya -biayanya yaitu
berupa pencairan sumber dana dan biaya modal.
Langkah kedua dalam analisis kelayakan finansial ini adalah proyeksi
sumber daya finansial yang tersedia dan dana-dana yang akan
dihasilkan dalam operasi perusahaan. Dalam menentukan sumber
daya finansial potensial yang tersedia harus dibedakan sumber
finansial jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.
d. Penilaian Kemampuan Organisasional
Setiap bisnis usaha membutuhkan orang-orang dengan berbagai jenis
keterampilan dan bakat untuk bekerja sama mencapai tujuan
organisional. Hal yang perlu diperhatikan adalah jenis keterampilan, jenis
organisasi dan keterampilan yang dibutuhkan dalam penerapan usaha
baru yang efektif serta keterampilan dan bakat yang dibutuhkan jika
usaha baru tersebut mulai berhasil dan tumbuh. Ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam langkah ini, yaitu:
a) Penentuan kebutuhan personalia dan perencanaan struktur
organisasi awal. Langkah pertama dalam penentuan kebutuhan
personalia adalah analisis kebutuhan tenaga kerja dan berbagai
aktivitas yang perlu dilakukan. Langkah kedua adalah
pengelompokkan aktivitas tersebut ke dalam seperangkat tugas
yang bisa ditangani individu secara efektif. Langkah ketiga adalah
dari berbagai tugas dikategorikan untuk membentuk dasar dari
struktur organisasi.
b) Perbandingan kebutuhan dan ketersediaan personalia. Pada langkah
ini perlu dilakukan membandingan personalia yang dibutuhkan dan
orang-orang yang berkualitas yang tersedia bagi usaha baru. Apakah
ketersediaan orang-orang yang berkualitas sudah memenuhi dari
yang dibutuhkan.
e. Analisis Persaingan
Semua bisnis/usaha akan menghadapi persaingan baik persaingan
langsung yaitu dari produk atau jasa yang identic denngan produk
perusahaan itu pada pasar yang sama dan tekanan tidak langsung dari
barang pengganti. Suatu pendekatan untuk menganalisis tekanan
persaingan dipusatkan pada tiga hal yaitu:
a) Identifikasi pesaing besar potensial .
b) Identifikasi berbagai strategi da n taktik yang digunakan pesaing.
c) Identifikasi keuntungan persaingan tertentu dari usaha yang
dilaksanakan.

C. Analisis SWOT
1. Pengertian
Analisa SWOT (SWOT Analysis) adalah suatu metode perencanaan strategis yang
digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan (Strengths),
kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) yang
mungkin terjadi dalam mencapai suatu tujuan dari kegiatan proyek/kegiatan
usaha atau perusahaan/lembaga dalam skala yang lebih luas. Untuk keperluan
tersebut diperlukan kajian dari aspek lingkungan baik yang berasal dari
lingkungan internal maupun eskternal yang me mpengaruhi pola strategi
perusahaan/lembaga dalam mencapai tujuan.
Metode SWOT banyak dipakai di dunia bisnis dalam menetapkan perencanaan
strategi perusahaan (strategic planning) berkaitan dengan aspek penerapan di
dunia bisnis. Proses perencanaan bisnis membutuhkan penilaian mengenai
kondisi saat ini dan gambaran ke depan yang mempengaruhi proses pencapaian
tujuan perusahaan. Dengan analisa SWOT akan didapatkan karakteristik dari
kekuatan utama, kekuatan tambahan, faktor netral, kele mahan utama dan
kelemahan tambahan berdasarkan analisa lingkungan internal dan ekster nal
yang dilakukan. Berikut ini uraian masing-masing analisis SWOT:
a. Strenght (S) merupakan analisis kekuatan yaitu situasi ataupun kondisi yang
merupakan kekuatan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini.
Perusahaan perlu menilai kekuatan-kekuatan dibandingkan dengan para
pesaingnya. Misalnya jika kekuatan perusahaan tersebut unggul di dalam
teknologinya, maka keunggulan itu dapat dimanfaat kan untuk mengisi
segmen pasar yang membutuhkan tingkat teknologi yang lebih maju. Analisis
strenght bisa dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti:
a) Kelebihan apa yang dimiliki oleh organsiasi?
b) Apa yang membuat organisasi lebih baik dari organisasi lainnya?
c) Keunikan apa yang dimiliki oleh organisasi?
d) Apa yang menyebabkan kita mendapatkan penjualan?
e) Apa yang dilihat atau dirasakan oleh konsumen kita sebagai suatu
kelebihan?
b. Weaknesses (W) merupakan analisis kelemahan yaitu situasi ataupun kondisi
yang merupakan kelemahan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat
ini. Kelemahan di dalam sebuah perusahaan ataupun organisasi yang menjadi
kendala yang serius dalam kemajuan suatu perusahaan atau organisasi perlu
dianalisis. Analisis Weaknesses bisa dilakukan dengan menjawab pertanyaan-
pertanyaan seperti:
a) Apa yang dapat ditingkatkan dalam organisasi?
b) Apa yang harus dihindari oleh organisasi?
13
c) Faktor apa yang menyebabkan kehilangan penjualan?
d) Apa yang dilihat atau dirasakan oleh konsumen kita sebagai s uatu
kelemahan organ-isasi kita?
e) Apa yang dilakukan oleh pesaing sehingga mereka dapat lebih baik dari
organisasi kita?
c. Opportunity (O) yaitu analisis peluang, situasi atau ko ndisi yang merupakan
peluang diluar suatu organisasi atau perusahaan dan member ikan peluang
berkembang bagi organisasi dimasa depan. Cara ini adalah untuk mencari
peluang ataupun terobosan yang memungkinkan suatu perus ahaan ataupun
organisasi bisa berkembang di masa yang akan depan atau masa yang akan
datang. Analisis Opportunity bisa dilakukan dengan menjawab pertanyaan-
pertanyaan seperti:
a) Kesempatan apa yang dapat kita lihat ?
b) Perkembangan tren apa yang sejalan dengan organisasi kita?
d. Threats (T) yaitu analisis ancaman, cara menganalisis tantangan atau ancaman
yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan ataupun organisasi untuk
menghadapi berbagai macam faktor lingkungan yang tidak menguntungkan
pada suatu perusahaan atau organisasi yang menyebabkan kemunduran. Jika
tidak segera di atasi, ancaman tersebut akan menjadi penghalang bagi suatu
usaha yang bersangkutan baik di masa sekarang maupun masa yang akan
datang. Analisis Threats bisa dilakukan dengan menjawab per-tanyaan-
pertanyaan seperti:
a) Hambatan apa yang kita hadapi sekarang?
b) Apa yang dilakukan oleh pesaing organisasi?
c) Perkembangan Teknologi apa yang menyebabkan ancaman bagi
organisasi?
d) Adakah perubahan peraturan pemerintah yang akan mengancam
perkembangan organisasi?

14
Pada dasarnya analisis SWOT memberikan informasi bagi perusahaan untuk
mengambil langkah bagaimana kekuatan (strengths ) bisa dimanfaatkan untuk
mengambil menangkap peluang (Opportunities ) yang ada, bagaimana cara
mengatasi kelemahan (weaknesses) yang menghambat peluang (Opportunities )
yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan ( strengths ) mampu menghadapi
ancaman (Threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi
kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (Threats) menjadi
nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.

Hasil dari analisa SWOT biasanya berupa arahan ataupun rekomendasi untuk
mempertahankan kekuatan dan untuk menambah keuntungan dari se gi peluang
yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan juga menghindari ancaman. Jika
digunakan dengan benar, analisis ini akan membantu untuk melihat sisi -sisi yang
terlupakan atau tidak terlihat selama ini. Analisis ini berperan sebagai alat untuk
meminimalisasi kelemahan yang terdapat dalam suatu pe rusahaan atau
organisasi serta menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi.
2. Faktor Lingkungan dalam Analisis SWOT
Ada 2 macam lingkungan yang berpengaruh dalam analisis SWOT, yaitu
lingkungan internal dan eksternal. Analisis SWOT dapat menemukan potensi
dari suatu perusahaan untuk bisa maju dan berkembang dipengaruhi oleh
bagaimana perusahaan memanfaatkan pengaruh dari luar sebagai kekuatan
tambahan serta pengaruh lokal dari dalam. Faktor lingkungan eksternal
mendapatkan prioritas lebih dalam penentuan strategi ka rena pada umumnya
faktor-faktor ini berada di luar kendali perusahaan sementara faktor internal
merupakan faktor-faktor yang lebih bisa dikendalikan.
a. Faktor Internal ( Strength dan Weakness)
Kekuatan adalah faktor internal yang ada di da lam perusahaan yang bisa
digunakan untuk menggerakkan perusahaan ke depan. Suatu
kekuatan/strenghth hanya akan menjadi keunggulan kompetitif bagi suatu
perusahaan apabila kekuatan tersebut terkait dengan lingkungan sekitarny1a5
,
yaitu jika kekuatan itu dibutuhkan atau bisa mempengaruhi lingkungan disekitarnya. Jika
pada perusahaan lain juga terdapat kekuatan dan kompetensi inti yang sama, maka
kekuatan harus di ukur dengan membandingkan kekuatan perusahaan dengan perusahaan
lainnya. Dengan demikian tidak semua kekuatan yang dimiliki perusahaan harus dipaksa
untuk dikembangkan karena terkadang kekuatan itu tidak terlalu penting jika dilihat dari
lingkungan yang lebih luas. Demikian pula tidak semua kelemahan dari perusahaan harus
dipaksa untuk diperbaiki terutama untuk hal-hal yang tidak berpengaruh pada lingkungan
sekitar. Faktor Internal (Strength dan Weakness) antara lain meliputi:
a) Sumber daya yang dimiliki
b) Keuangan atau Finansial
c) Kelebihan atau kelemahan internal organisasi
d) Pengalaman-pengalaman organisasi sebelumnya (baik yang berhasil maupun yang
gagal)
b. Faktor Eksternal ( Opportunities dan Threats)
Peluang dapat ditemukan dengan membandingkan analisa internal yang dilakukan di
suatu perusahaan (strenghth dan weakness) dengan analisa internal dari kompetitor lain.
Sebagaimana kekuatan, peluang juga harus diranking berdasarkan probabilitas
keberhasilannya, sehingga tidak semua peluang harus dicapai dalam target dan strategi
perusahaan. Faktor Eksternal (Opportunities dan Threats) antara lain meliputi:
a) Tren, Budaya, Sosial Politik, Ideologi, perekonomian
b) Sumber-sumber permodalan
c) Peraturan Pemerintah
d) Perkembangan Teknologi
Peristiwa-peristiwa yang terjadi , dan lingkun
17
Yulius Marta, M.Pd.T. [Prakarya Kelas XII] Digunakan Dilingkungan Sendiri SMA Adabiah 2

BAB II
RAB RENCANA ANGGARAN BIAYA
POKOK BAHASAN PENDAHULUAN
PENGERTIAN
MENYUSUN ANGGARAN BIAYA
A. Pendahuluan
Merencakan sebuah usaha ada satu persoalan yang tidak boleh diabaikan yaitu Rencana Anggaran
Biaya. Menyusun anggaran biaya perlu kajian dan pemahaman yang mendasar tentang harga bahan
baku, upah pekerja, dan modal awal dalam pembiayaan sarana fasilitas usaha, artinya disini
seseorang yang akan memulai usaha baru minimal harus mengetahui modal dari sebuah produk
yang akan dijual dan modal dari perelatan yang akan digunakan. Sebelum menetapkan harga
diperlukan beberapa informasi, diantaranya:
1. Mengetahui berapa harga yang bersedia dibayarkan oleh pelanggan
Sebelum kita menetapkan harga dari sebuah produk, terlebih dahulu kita perlu mengetahui
kesanggupan daya beli masyarakat terhadap produk tersebut. Hal ini bertujuan, agar harga jual dari
produk tersebut memiliki daya saing di pasar dan merupakan alternatif pilihan bagi konsumen.
18
Yulius Marta, M.Pd.T. [Prakarya Kelas XII] Digunakan Dilingkungan Sendiri SMA Adabiah 2

2. Mengetahui harga pesaing-pesaing kita


Selanjutnya harga produk yang serupa baik dari kualitas maupun kuantitas penting untuk diketahui,
hal ini dapat dilakukan dengan cara mensurvey harga pesaing di sekitar. hali ini bertujuan produk
yang dipasarkan mampu bersaing dengan baik.
3. Mengetahui biaya-biaya yang dikeluarkan
Faktor berikutnya harga bahan baku juga penting untuk diketahui, ini bertujuan agar dapat
mengendalikan harga modal lebih rendah dari harga jual, sehingga produsen memperroleh untung
dari produk yang dijual tersebut.
4. Mengetahui cara membuat harga kita agar lebih menarik pelanggan
Dengan mengetahui cara pembuatan, siprodusen bisa menghitung biaya produksi upah pekerja yang
nantinya berdampak terhadap harga jual.
B. Pengertian
1. Pengertian Anggaran
Anggaran merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap perusahaan, baik perusahaan yang
bertujuan mencari laba maupun bertujuan non laba termasuk perusahaan jasa, perusahaan dagang
dan perusahaan industri. Sebelum perusahaan beroperasi, perlu adanya rencana berupa anggaran,
sehingga jelas misi dan target yang akan dicapai pada periode berikutnya. Bagi pimpinan
perusahaan, anggaran merupakan sarana untuk keperluan rencana, koordinasi, pengawasan dan
pengendalian.
Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah
disahkan. Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang
dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu
tertentu. Anggaran memiliki dua fungsi utama yaitu sebagai alat untuk perencanaan (Planning) dan
sebagai alat untuk pengendalian (Control).
19
Yulius Marta, M.Pd.T. [Prakarya Kelas XII] Digunakan Dilingkungan Sendiri SMA Adabiah 2

Anggaran produksi adalah Rencana perusahaan untuk menghasilkan produk perusahaan dalam
jumlah yang sesuai dengan kebutuhan penjualan dengan mempertimbangkan jumlah persediaan
pada awal dan akhir periode tertentu. Pada perusahaan manufaktur, terdapat tiga komponen utama
yang dibutuhkan dalam pembuatan produk, yaitu bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik.
Anggaran biaya bahan baku adalah sebuah rencana terperinci yang disusun mengenai jumlah biaya
bahan baku yang akan dikeluarkan pada periode tertentu dimasa yang akan datang. Anggaran biaya
tenaga kerja langsung adalah sebuah rencana terperinci mengenai jumlah biaya tenaga kerja
langsung yang akan digunakan pada periode tertentu di masa yang akan datang.
Sedangkan anggaran biaya overhead parbik adalah seluruh biaya produksi selain biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja langsung, yang direncanakan akan dibayarkan dalam satu periode tertentu.
Dari pendapat di atas, anggaran dapat diartikan sebagai rencana yang disusun secara sistematis
mencakup seluruh kegiatan perusahaan serta dikukur dalama satuan uang dan berlaku dalam jangka
waktu tertentu.
Dalam penyusunan anggaran perlu dipertimbangkan faktor-faktor berikut ini:
Pengetahuan tentang tujuan dan kebijaksanaan umum perusahaan.
Data-data waktu yang lalu.
Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.
Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing, dan gerak-gerik pesaing.
Kemungkinan adanya perubahan kebijaksanaan pemerintah.
Penelitian untuk pengembangan perusahaan.
Dalam penyusunan anggaran perlu diperhatikan perilaku para pelaksana anggaran dengan cara
mempertimbangkan, hal-hal berikut ini:
20
Yulius Marta, M.Pd.T. [Prakarya Kelas XII] Digunakan Dilingkungan Sendiri SMA Adabiah 2

Anggaran harus dibuat serealitas mungkin, secermat mungkin sehingga tidak terlalu rendah atau
terlalu tinggi. Anggaran yang dibuat terlalu rendah tidak menggambarkan kedinamisan, sedangkan
anggaran yang dibuat terlalu tinggi hanyalah angan-angan.
Untuk memotivasi manajer pelaksana diperlukan partisipasi top management (direksi).
Anggaran yang dibuat harus mencerminkan keadilan, sehingga pelaksana tidak merasa tertekan,
tetapi termotivasi.
Untuk membuat laporan realisasi anggaran diperlukan laporan yang akurat dan tepat waktu,
sehingga apabila terjadi penyimpangan yang merugikan dapat segera diantisipasi terlebih dini.
a. Tujuan Penyusunan Anggaran
Untuk digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber
dan penggunaan data.
Untuk mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan.
Untuk merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis penggunaan
dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan.
Untuk merasionalkan sumber dan penggunaan dana agar dapat mencapai
hasil yang maksimal.
Untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan
anggaran lebih jelas dan nyata terlihat.
Untuk menampung dan menganalisa serta memutuskan setiap usulan yang
berkaitan dengan keuangan. b. Manfaat Anggaran
Anggaran mempunyai banyak manfaat, antara lain:
Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama.
Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai. Dapat memotivasi
pegawai.
Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada pegawai.
21
Yulius Marta, M.Pd.T. [Prakarya Kelas XII] Digunakan Dilingkungan Sendiri SMA Adabiah 2
Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.
Sumber daya, seperti: tenaga kerja, peralatan, dan dana dapat
dimanfaatkan seefesien mungkin. Alat pendidikan bagi para manajer.
c. Kelemahan Anggaran
Anggaran juga mempunyai beberapa kelemahan, antara lain:
Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan anggapan,
sehingga
mengandung unsur ketidakpastian.
Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu , uang, dan tenaga
yang tidak sedikit, sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun
anggaran secara lengkap (komprehensif) dan akurat.
Bagi pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat
mengakibatkan mereka mengerutu dan menentang, sehingga anggaran tidak efektif.
2. Pengertian Biaya
Biaya dalam hubunganya dengan produksi di sebut biaya produksi. Kegiatan
produksi merupakan suatu kegiatan yang di dalam perusahaan yang
berhubungan dengan pengolahan bahan baku menjadi barang jadi yang siap
untuk dijual. Dapat dikatakan biaya produksi adalah perhitungan biaya yang
berasal dari penyediaan bahan mentah sampai biaya yang di keluarkan untuk
produksi barang jadi. Beberapa ahli mengungkapkan biaya produksi merupakan
semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan
pengolahan bahan baku menjadi produk selesai, atau biaya-biaya yang terjadi
untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.
Menurut Abdul Halim (2010:4), biaya merupakan pengeluaran yang sudah terjadi
(expired) yang digunakan dalam memproses produk yang dihasilkan. Sedangkan
menurut Mulyadi (1999:8), biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber
ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang
22
Yulius Marta, M.Pd.T. [Prakarya Kelas XII] Digunakan Dilingkungan Sendiri SMA Adabiah 2

kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Dalam arti sempit, biaya merupakan sumber
ekonomi untuk memperoleh harga pokok. Biaya dalam perspektif konsumen adalah pengorbanan
yang harus dikeluarkan untuk mengkonsumsi sejumlah produk baik barang ataupun jasa. Sedangkan,
biaya dalam perspektif produsen atau supplier adalah semua beban yang harus ditanggung oleh
produsen untuk menghasilkan suatu produksi.
Dalam ekonomi mikro, produksi adalah mengubah input menjadi output atau bisa didefinisikan
sebagai proses ekonomi yang menggunakan sumber daya untuk menciptakan sebuah komoditas
yang cocok untuk pertukaran. Produksi juga merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk
menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam
memenuhi kebutuhan.
Dalam kegiatan produksi, diperlukan faktor-faktor produksi, seperti tenaga kerja, tanah, listrik,
bahan baku, dan lain-lain. Perusahaan akan mengganti penggunaan faktor produksi tersebut dalam
bentuk gaji, uang sewa, harga listrik, hargan bahan baku, dan lain-lain. Keseluruhan beban atau
pengorbanan yang dikeluarkan oleh produsen untuk kegiatan produksi inilah yang biasa disebut
dengan biaya produksi. Menurut Mulyadi (1995: 14), biaya produksi merupakan biaya-biaya yang
terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Dapat disimpulkan
bahwa biaya produksi adalah total nilai dari input dalam kegiatan produksi untuk menghasilkan
suatu produk baik barang atau jasa.
Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi
Bahan-bahan pembantu atau penolong
Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
Penyusutan peralatan produksi
Uang modal, sewa
23
Yulius Marta, M.Pd.T. [Prakarya Kelas XII] Digunakan Dilingkungan Sendiri SMA Adabiah 2

Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya
keamanan dan asuransi
Biaya pemasaran seperti biaya iklan , dan pajak a. Jenis–jenis Biaya
Menurut fungsi pokok dalam perusahaan, biaya dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu :
1) Biaya Produksi, semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi
atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi barang jadi. Biaya produksi dapat digolongkan
kedalam biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
2) Biaya Pemasaran, adalah biaya–biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran
produk, contohnya biaya iklan, biaya promosi, biaya sampel, dan lain–lain.
3) Biaya administrasi dan umum, yaitu biaya–biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan–kegiatan
produksi dan pemasaran produk.
Menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai ada dua golongan, yaitu :
1) Biaya langsung (direct cost), merupakan biaya yang terjadi dimana
penyebab satu–satunya adalah karena ada sesuatu yang harus dibiayai. Dalam kaitannya dengan
produk, biaya langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
2) Biaya tidak langsung (indirect cost), biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang
dibiayai, dalam hubungannya dengan produk, biaya tidak langsung dikenal dengan biaya overhead
pabrik.
Menurut perilaku dalam kaitannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dibagi menjadi empat,
yaitu :
1) Biaya Tetap (fixed cost), biaya yang jumlahnya tetap konstan tidak
dipengaruhi perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai tingkat
kegiatan tertentu.
24
Yulius Marta, M.Pd.T. [Prakarya Kelas XII] Digunakan Dilingkungan Sendiri SMA Adabiah 2

2) Biaya Variabel (variable cost), biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan
perubahan volume kegiatan atau aktivitas.
3) Biaya Semi Variabel, biaya yang jumlah totalnya berubah tidak sebanding dengan perubahan
volume kegiatan biaya semi variabel mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel.
4) Biaya Semi Fixed, biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan
jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.
Menurut tujuan perencanaan dan pengendalian biaya digolongkan menjadi 2:
1) Biaya yang Ditetapkan (Predetermined Cost)
Biaya yang ditetapkan (predetermined cost) adalah biaya yang besarnya telah ditetapkan terlebih
dahulu berdasarkan analisis masa lalu atau prediksi masa datang. Biaya yang ditetapkan dilakukan
untuk penyusunan standar atau anggaran.
2) Biaya Historis (Historical Cost)
Biaya historis adalah biaya yang besarnya dihitung setelah ada realisasi.
Klasifikasi Biaya Berdasarkan Lama Penggunaannya 1) Biaya Investasi (Instrument Cost)
Biaya investasi adalah biaya yang kegunaannya dapat berlangsung dalam waktu yang relatif lama.
Biasanya batasan waktu untuk biaya investasi ditetapkan lebih dari satu tahun. Batas satu tahun
ditetapkan atas dasar kebiasaan bahwa anggaran direncanakan dan direalisir untuk satu tahun. Biaya
investasi biasanya berhubungan dengan pembangunan atau pengembangan infrastruktur fisik dan
kapasitas produksi. Contoh yang termasuk dalam biaya investasi antara lain biaya pembangunan
gedung, biaya tanah, mesin produksi dan peralatan serta perizinan yang diperlukan.
2) Biaya Operasional (Operasional Cost)
Biaya operasional adalah biaya yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan dalam suatu proses produksi dan memiliki sifat “habis pakai”
dalam kurun waktu relatif singkat, biasanya kurang dari satu tahun. Tujuan
25
Yulius Marta, M.Pd.T. [Prakarya Kelas XII] Digunakan Dilingkungan Sendiri SMA Adabiah 2

biaya operasional adalah untuk mengelola sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan untuk
menjalankan aktivitas dalam upaya mempertahankan dan menghasilkan pendapatan. Contoh yang
termasuk dalam biaya operasional antara lain biaya obat, biaya makan, gaji pegawai, air, listrik dan
sebagainya.
3) Biaya Pemeliharaan (Maintenance Cost)
Biaya pemeliharaan adalah biaya yang dikeluarkan untuk memelihara aktiva atau produk/jasa agar
tetap dalam kondisi baik. Biaya ini meliputi biaya pembersihan, pengecatan, dan biaya lainnya.
Dengan kata lain, biaya pemeliharaan digunakan dalam proses pengoperasian perusahaan yang
diakibatkan oleh adanya pergantian peralatan, perbaikan produksi, pengeluaran untuk bahan habis
pakai, misal biaya pemeliharaan gedung, pemeliharaan kendaraan dan sebagainya.
Biaya operasional dan pemeliharaan dengan sifatnya yang habis pakai dikeluarkan secara berulang
sehingga biaya operasional dan pemeliharaan sering juga disebut sebagai biaya berulang (recurrent
cost). Biaya total adalah jumlah dari investasi, biaya operasional dan biaya pemeliharaan atau Total
Cost= Investment Cost + Operational Cost + Maintenance Cost. (TC+=IC+OC+MC).
C. Menyusun Rencana Anggaran Biaya Produk
Dalam menghitung Rencana Anggaran Biaya Produk, ada tiga bagian penting yang harus dihitung,
ketiga tahapan dan bagian tersebut saling berkelanjutan, adapun ketiga tahapan tersebut yaitu:
1. harga bahan dan upah
2. analisa produk
3. anggaran biaya.
Untuk lebih jelasnya mari kita coba menghitung Rencana Anggaran Biaya pembuatan gelas mug
untuk 1 Pcs gelas mug.
26
Yulius Marta, M.Pd.T. [Prakarya Kelas XII] Digunakan Dilingkungan Sendiri SMA Adabiah 2

1. Daftar Harga Barang dan Upah Pekerja


No
Uraian
Satuan
Harga
A Harga Barang
1 Gelas Mug
2 Kertas Sublin
3 Tinta sablin 4pcs (4 warna)
4 Isolasi
B Upah Pekerja
1 Tukang Desain
2 Pekerja
Tabel 3.1: Tabel Harga Barang dan Upah 2. Analisa Harga
A Bahan
1 Gelas Mug Bh
2 Kertas Sublin Lbr
3 Tinta sablin Set
4 Isolasi Bh
Jumlah Harga Bahan
1 Tukang Desain O/H 0,0125
1 Pcs
1 Lmbr 1 Set Rol
O/H O/H
Rp. 15.000 Rp. 2.000 Rp. 500.000 Rp. 2.000
Rp. 150.000 Rp. 100.000
No
Kebutuhan
Satuan
Indeks
Harga Satuan
Jumlah
harga
1
0,25 0,0001 0, 01
Rp. 15.000 Rp. 2.000 Rp. 500.000 Rp. 2.000
Rp. 150.000 Rp. 100.000
Rp. 15.000 Rp. 500 Rp. 500 Rp. 200 Rp. 16.200
Rp. 1.875 Rp. 2.500 Rp. 4.375
Rp. 20.575 Rp. 2.057 Rp. 22.632 Rp. 23.000
27
B Upah
2 Pekerja
O/H 0,025 Jumlah Upah Pekerja
Jumlah Baha dan Upah Overlap 10 % Total Dibulatkan
Tabel 3.2: Tabel Analisa Harga
Yulius Marta, M.Pd.T. [Prakarya Kelas XII] Digunakan Dilingkungan Sendiri SMA Adabiah 2

Berdasarkan Analisa harga dan upah di atas, maka dapat di simpulkan bahwa bahan dan upah dari
sebuah gelas mug berkisar Rp. 23.00, dari harga tersebut maka dapat kita tetapkan harga jualnya
berdasarkan beberapa ketentuan yang telah dijelskan pada bagian di atas yakni Mengetahui berapa
harga yang bersedia dibayarkan oleh pelanggan, Mengetahui harga pesaing-pesaing kita,
Mengetahui biaya-biaya yang dikeluarkan, Mengetahui cara membuat harga kita agar lebih menarik
pelanggan.
3. Anggaran Biaya
Setelah melalui dua tahapan di atas maka langkah selanjutnya menghitung anggaran biaya
berdasarkan volume. Caranya yaitu harga analisa yang didapat dikalikan dengan jumlah produksi,
misalnya apabila harga bahan dan upah dari sebuah gelas mug berkisar Rp. 23.00,- dan jumlah
produksi sebanyak 2 lusin maka=
= Rp. 23.000 X 24
= Rp. 552.000,-
Begitulah cara mencari anggaran biaya sebuah produk, dengan demikian maka juga dapat
diperkiraan untung dari sebuah produk.
28
Yulius Marta, M.Pd.T. [Prakarya Kelas XII] Digunakan Dilingkungan Sendiri SMA Adabiah 2

Anda mungkin juga menyukai