Jelaskan apa yang anda pahami terkait marketing myopia dan kenapa itu terjadi?
Marketing myopia adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sebuah
perusahaan yang terlalu fokus memproduksi barang atau jasa, ketimbang melihat secara luas
keadaan pasar; perusahaan terlalu berfokus untuk memenuhi kebutuhan bisnis daripada
kebutuhan pelanggan.
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya marketing myopia pada perusahaan,
yaitu:
Selain empat hal yang sudah disebutkan di atas, marketing myopia juga bisa disebabkan oleh
strategi pemasaran yang salah. Penyebab marketing myopia ini dapat diatasi dengan strategi
pemasaran yang matang agar tidak menimbulkan kerugian bagi perusahaan ke depannya.
Remedies to The Myopia Problem 2
Konsep balanced scorecard mengukur kinerja suatu organisasi dari empat perspektif yaitu:
a. Perspektif Keuangan.
b. Perspektif Pelanggan.
c. Perspektif Proses Bisnis Internal.
d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan.
Menurut anda, perspektif mana yang selalu menjadi perhatian dalam kegiatan balance
scorecard? Berikan alasannya.
Dalam balanced scorecard, persektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta
pembelajaran dan pertumbuhan menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Keempat
perspektif tersebut merupakan indikator pengukuran kinerja yang saling melengkapi dan
saling memiliki hubungan sebab akibat.
Menurut saya, perspektif yang selalu menjadi perhatian dalam kegiatan balance scorecard
mungkin adalah perspektif keuangan sebab ukuran keuangan merupakan ikhtisar dari
konsekuensi ekonomi yang terjadi akibat keputusan dan tindakan ekonomi yang diambil.
Tujuan pencapaian kinerja keuangan yang baik juga merupakan fokus dari tujuan-tujuan yang
ada dalam tiga perspektif lainnya.
1. Growth (Berkembang).
Untuk menciptakan potensi ini, seorang manajer harus mengembangkan suatu produk
atau jasa baru, atau membangun dan mengembangkan fasilitas produksi dan proyek
lainnya. Perusahaan dalam tahap pertumbuhan mungkin secara aktual beroperasi dengan
cash flow negatif dan tingkat pengembalian atas modal yang rendah. Sasaran keuangan
untuk Growth Stage menekankan pada pertumbuhan penjualan di dalam pasar baru dari
konsumen baru dan/atau dari produk dan jasa baru.
2. Sustain Stage (Bertahan)
Pada tahap ini, perusahaan masih melakukan investasi dengan mensyaratkan tingkat
pengembalian yang terbaik. Perusahaan akan berusaha mempertahankan pangsa pasar
yang ada dan mengembangkannya apabila mungkin. Sasaran keuangan pada tahap ini
lebih diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan.
3. Harvest (Panen)
Merupakan tahap kematangan (mature), dimana perusahaan melakukan panen terhadap
invetasi mereka. Perusahaan tidak lagi melakukan investasi lebih ajuh kecuali untuk
memelihara dan perbaikan fasilitas, tidak untuk melakukan ekspansi atau membangun
suatu kemampuan baru. Tujuan utama dalam tahap ini adalah memaksimalkan arus kas
yang masuk ke perusahaan.
Namun demikian, ketiga perspektif lainnya juga merupakan poin penting yang harus
diperhatikan sebab kelancaran masing-masing perspektif akan saling mempengaruhi. Dimana
untuk mencapai kinerja keuangan yang superior dalam jangka panjang (perspektif keuangan),
perusahaan harus mampu menyajikan suatu produk atau jasa yang bernilai/berguna bagi
pelanggan (perspektif pelanggan). Untuk dapat berhasil dalam memenuhi kebutuhan pasar
(perspektif pelanggan), dibutuhkan proses bisnis internal yang sesuai dengan keinginan
konsumen sekaligus memberikan pengembalian yang diharapkan oleh para pemegang saham
(perspektif proses bisnis internal) dan dibutuhkan juga karyawan berkemampuan, sistem, dan
prosedur yang baik sebagai infrastruktur yang dapat mendukung pencapaian ketiga perspektif
sebelumnya (perspektif pembelajaran dan pertumbuhan).
Pada umumnya organisasi telah menerapkan kerangka kerja Balance Score Card (BSC)
dengan baik dan mereka beroperasi 50% lebih baik dari pesaing utamanya. Akan tetapi, tidak
semuanya berjalan lancar. Banyak organisasi juga gagal untuk menerapkan BSC karena
perusahaan tersebut mengambil jalan pintas dan melupakan komponen penting saat
mengembangkan BSC. Berikan pendapat anda, mengapa BSC bisa gagal diterapkan?