NIM : 2015664027 Kelas : RPL DIV Akuntansi Manajerial MK : Audit Manajemen Hari/Tanggal : Kamis, 2 Desember 2021
1. Pengukuran kinerja dengan balanced scorecard (BSC) merupakan suatu
metode pengukuran kinerja manajemen strategis untuk melaksanakan identifikasi dan meningkatkan berbagai fungsi bisnis internal serta hasil eksternal yang dihasilkan dengan mempertimbangkan keseimbangan berbagai persepektif, seperti persepektif finansial, persepektif pelanggan, persepektif proses bisnis internal, maupun persepektif pembelajaran dan pertumbuhan. Dengan kata lain, merupakan strategi manajemen untuk mencapai tujuan jangka panjang maupun pendek dengan pertimbangan berbagai persepektif tersebut. Kelebihan dari metode ini terletak pada keempat persepektif yang dipertimbangkan sehingga mampu menimbulkan rencana strategis yang bisa dirumuskan, ditetapkan, dan dicapai di masa yang akan datang dalam usaha memperbaiki atau meningkatkan kinerja perusahaan. Secara umum keunggulan tersebut dapat dilihat dari empat karakteristik, yaitu karakteristik komprehensif dari berbagai persepektif dan bukan hanya keuangan saja. Selanjutnya koheren karena menggambarkan hubungan sebab akibat antara berbagai persepektif tersebut, serta bersifat seimbang dan terukur. Kelemahan metode ini diantaranya mungkin terdapat korelasi yang buruk antara ukuran perspektif non-finansial dan hasilnya atau keuntungan masa depan tidak mengikuti atau berkaitan dengan pencapaian tujuan non-finansial. Selanjutnya terdapat banyak pengukuran sehingga memungkinkan memecah fokus manajemen. Serta kesulitan dalam menetapkan trade off atau bobot yang jelas pada masing-masing persepektif. 2. Empat persepektif dalam pendekatan balance scorecard diantaranya: a. Financial Perspective (Perspektif Keuangan), yaitu pengukuran kinerja dengan identifikasi komponen pendapatan dan biaya perusahaan. Dengan kata lain kemampuan manajemen keuangan agar pelaksanaan perusahaan stabil. Persepektif ini ditinjau dari pertumbuhan bisnis, strategi investasi, dan penurunan biaya dan peningkatan produktifitas kerja. b. Customer Perspective (Perspektif Pelanggan) yaitu berkaitan dengan service kepada pelanggan serta peninjauan feedback atas rasa kepuasan dari pelanggan. Hal ini ditinjau dari jumlah omset, profit, pelanggan, tingkat loyalitas maupun kepuasan pelanggan. c. Internal Process Perspective (Perspektif Proses Bisnis Internal) yaitu penilaian ukuran dan sinergi dari setiap unit kerja dengan peninjauan kondisi internal perusahaan. Hal ini berkaitan dengan inovasi terkait produksi, efektifitas proses operasional, maupun proses pasca penjualan dan metode pemasaran untuk meningkatkan omzet. d. Learning and Growth Perspective (Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan) yaitu penilaian kinerja dengan identifikasi program untuk mengembangkan kemampuan/keahlian dan sikap dari SDM perusahaan agar dapat menjalankan proses internal bisnis dengan efektif serta meninjau sistem/program apa yang harus dijalankan. 3. Hubungan antara empat persepektif dalam balance scorecard tersebut memiliki kaitan erat. Hal ini dikarenakan keempat persepektif tersebut merupakan berbagai sudut pandang untuk meninjau kinerja dari perusahaan secara komprehensif, saling mendukung untuk mencapai tujuan perusahaan. Dalam kaitannya terjadi inefektifitas atau permasalahan, persepektif tersebut juga memiliki pengaruh terhadap persepektif lainnya. Dengan adanya empat persepektif tersebut khususnya dalam proses audit, maka auditor dapat melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang, sehingga dapat mengidentifikasi akar permasalahan yang terjadi dalam suatu entitas untuk dapat diberikan rekomendasi yang tepat serta realistis dalam mencapai tujuan entitas, khususnya dalam bidang keuangan. Sebagai contoh, dalam persepektif keuangan, penjualan HP Nokia lebih rendah dari target yang telah ditentukan sehingga berimplikasi pada profit yang lebih rendah akibat kecenderungan pelanggan tidak membeli produk nokia. Dalam proses audit, ditinjau dari persepektif pelanggan, dapat diketahui bahwa kondisi produk pesaing lebih baik dari produk nokia, yaitu untuk harga yang relatif sama, produk lain memiliki spesifikasi yang lebih baik, khususnya dalam segi penyimpanan internal dan kamera. Karena sebagaimana diketahui, spesifikasi kamera sangat diharapkan oleh generasi muda saat ini dalam melaksanakan dokumentasi untuk media sosial. Demikian halnya dengan penyimpanan, karena lebih banyak aplikasi yang dapat disimpan. Selanjutnya dalam segi persepektif bisnis internal, proses kreatif dan inovatif dalam penciptaan produk lebih minim dibanding pesaing, sehingga output yang dihasilkan tidak optimal. Terakhir dalam persepektif pembelajaran dan pertumbuhan, dapat diketahui hal tersebut juga berkaitan dengan adanya training yang tidak terprogram atau tidak rutin. Sehingga kemampuan karyawan cenderung monoton dan tidak terdapat perkembangan untuk menghasilkan ide atau gagasan baru. 4. Proses pemeriksaan manajemen dengan menggunakan balance scorecard menuntut auditor untuk tidak berfokus dalam satu indikator, melainkan menilai indikator-indikator lain agar akar masalah yang sebenarnya dapat diidentifikasi dan suatu rekomendasi yang realitis dan tepat untuk diberikan pada auditee. Proses pemeriksaan dimulai dengan meninjau permasalahan manajemen yang terjadi untuk selanjutnya ditinjau dari empat persepektif tersebut. Misalnya dari segi penjualan terdapat penurunan sehingga berpengaruh pada penurunan profit. Selanjutnya ditinjau dari persepektif pelanggan, yaitu meninjau misalnya apakah terdapat produk pesaing yang lebih murah serta mengaitkan dengan aspek internal yang memungkinkan menjadi kelemahan entitas, seperti faktor yang memungkinkan produksi menjadi lebih mahal, dan tindak lanjut pengembangan yang perlu dilaksanakan. Dalam hal ini, auditor dapat memberikan rekomendasi dan koreksi untuk selanjutnya dilaksanakan tahap strategi focus dalam implementasi strategi, assessment atau penilaian, perubahan planning dan implementasi, serta pengembangan. 5. Hal yang diharapkan auditor dalam pemeriksaan manajemen dengan menggunakan balance scorecard adalah dapat melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang, sehingga dapat mengidentifikasi akar permasalahan yang terjadi dalam suatu entitas untuk dapat diberikan rekomendasi yang tepat serta realistis dalam mencapai tujuan entitas. Dengan kata lain, dalam satu proses audit manajemen diharapkan mampu meninjau permasalahan dari empat persepektif, memberikan rekomendasi dari empat persepektif, sehingga diharapkan hasil rekomendasi yang diperoleh lebih valid dan efektif untuk memperbaiki kinerja manajemen perusahaan dan mencapai tujuan dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 6. Dalam audit manajemen dengan pendekatan balance scorecard auditor harus mampu selalu berpikir positif dan kreatif. Hal ini agar auditor terbuka terhadap segala informasi yang diterima serta mampu memberikan solusi terhadap permasalahan auditee. Berpikir positif dan kreatif dalam hal ini bermakna bahwa auditor harus mampu memikirkan dan mengeksplorasi temuan atas permasalahan manajemen yang ditemukan dalam proses audit serta menggali potensi lain atau mengaitkan dengan bidang lain yang mungkin terdapat permasalahan di dalamnya. Misalnya permasalahan utama yang ditemukan adalah menurunnya penjualan, auditor diharapkan berpikir kreatif dalam menemukan potensi penyebab dalam segi manajemen dengan mengacu pada persepektif-persepektif yang ada. Selain kreatif dalam eksplorasi permasalahan, tentu diharapkan kreatif dalam mencarikan solusi atau rekomendasi kepada auditee. 7. Dalam audit manajemen dengan pendekatan balance scorecard auditor harus mampu membentuk sinergi. Hal ini mengacu kembali pada pendekatan balance scorecard yang terdiri dari empat persepektif. Untuk mencapai tujuan, keempat persepektif harus diperhatikan dan digunakan untuk mendukung satu sama lain dan berjalan secara sinergis dan tidak dapat diabaikan salah satunya. Adanya sinergi yang dibentuk agar keempat persepektif mampu berjalan selaras untuk mencapai tujuan perusahaan. Pembentukan sinergi ini juga bertujuan memperoleh hasil optimal dalam mengefisienkan biaya (cost reduction) dan mengoptimalkan pendapatan (earning creation).