MARKETING PLAN
DISUSUN OLEH
KELOMPOK IV
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas tambahan dari mata
kuliah “Kewirausahaan” dengan judul “Marketing Plan”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
dosen mata kuliah kewirausahaan yang telah memberikan tugas kepada kami guna
untuk menambah pegetahuan kami tentang manajemen keperawatan kedepannya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pemabaca dan semua
pihak. Sekian dan terima kasih.
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang........................................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .............................................................................................
B. Saran .......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Marketing plan ini adalah merupakan bagian dari business plan perencanaan
yang harus disiapka seperti dijelaskan oleh bygrave adalah analisa situasi
perusahaan dan lingkungannya analisa dan penilaian peluang, kekuatan,
kelemahan, kendala yang dihadapi dipasar. Juga harus digambarkan sasran
konsumen dan strategi pemasaran yang digunakan. Pemasaran merupakan
kegiatan yang amat penting dalam operasional suatu bisnis. Tidak perduli apakah
bisinis anda bergerak dalam sector industry kecil, tingkat menengah, apalagi
industry besar. Atau anda bergerak dalam bergerak dalam bidang perdagangan
besar, perdagangan eceran, pertokoan, atau mungkin pula anda bergerak dalam
bidang penjualan jasa, transportasi, penginapan, biro perjalanan, kegiatan rekreasi,
dan sebagainya, pemasaran menetapi.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat mengeti
tentang:
1. Ruang Lingkup Rencana Pemasaran (Marketing Plan)
2. Konsep A I D A + S
3. Wirausaha Harus Melaksanakan Konsep Pemasaran
4. Mengutamakan Pelanggan
5. Tiga Komponen Marketing Concept dan Tiga Pertanyaan Pokok Dalam
Pemasaran
6. Komoditi Apa Yang Anda Pasarkan
7. Siapa Yang Memasarkan
8. Bagaimana Memasarkan
9. Bagaimana Strategi Pemasaran
10. Marketing Mix = Baruan Pemasaran
11. Siklus Kehidupan Produk Dan Strategi Pemasarannya
12. Bantuan Marketing Research Terhadap Pemasaran
13. Menyusun Marketing Plan
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. RUANG LINGKUP RENCANA PEMASARAN (MARKETING PLAN)
Sebelum menyusun marketing plan maka wirausaha harus mengetahui seluk
beluk atau konsep-konsep pemasaran dan segala informasi telah dikumpulkan,
maka seorang wirausaha baru menulis marketing plannya.
Untuk menyusun marketing plan maka perlu dijawab tiga pertanyaan
berikut:
1. Where have we been
2. Where do we want to go?
3. How do we get there?
Marketing plan ini adalah merupakan bagian dari business plan perencanaan
yang harus disiapka seperti dijelaskan oleh bygrave adalah analisa situasi
perusahaan dan lingkungannya analisa dan penilaian peluang, kekuatan,
kelemahan, kendala yang dihadapi dipasar. Juga harus digambarkan sasran
konsumen dan strategi pemasaran yang digunakan. Jadi inti kegiatan dari
marketing plan ini ialah:
Karakteristik dari suatu marketing plan yang baik harus memenuhi beberapa
criteria yaitu:
5
1. Harus didasarkan pada fakta dan asumsi yang benar tentang siapa target
market, dimana lokasi mereka, berapa besar kemungkinan daya serapnya
2. Bagaimana teknik promosi yang efektif
3. Bagaiman perubahan harga dipasar
4. Bagaimana saluran distribusi
5. Bagaimana keadaan saingan
6. Bagaimana SWOT dari perusahaan
7. Siapakan sumber-sumber yang diperlukan seperti: sumber daya manusia,
keuangan, fasilitas perawatan dan sebagainya.
B. KONSEP A I D A + S
Di dalam setiap kegiatan bisinis harus diusahakan agar wirausahawan
memperlihatkan konsep AIDA + S.
A I D A + S merupakan singkatan dari:
A = Attention
I = Interest
D = Desire
A = Action
S = Satisfaction
Konsep ini berlaku untuk setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh bisnis
yang dapat menarik hati konsumen/langganan. Misalnya kegiatan membawa suatu
produk yang memuaskan konsumen, kegiatan melayani konsumen pada sebuah
pertokoan atau kegiatan-kegiatan lainnya.
Pertama kali konsumen berhubungan dengan perusahaan tentu muncul lebih
dulu perhatian (Attention) misalnya pada saat konsumen lewat didepan sebuah
toko. Konsumen tersebut memperhatikan satu jenis barang yang dipajangkan di
etalase didepan toko. Kemudian konsumen tersebut timbul minatnya (Interest),
lalu dia masuk kedalam toko. Setelah masuk kedalam toko dia mencari pelayan
dan minta diambilkan barang yang dia ingin. Ini berarti keinginannya (Desire)
makin meningkat. Kemudian dia menanyakan berapa harganya, lalu tawar
menawar, cocok harga, langsung dibayar dikas (action) setelah barang diabawa
pulang kerumah lalu dipakai (seandainya bentuk pakaian atau dimakan kalau
bentuk makanan). Setelah barang tersebut dikonsumsi maka muncul dua
kemungkinan konsumen tersebut puas atau tidak puas.
Tujuan dari setiap pemasaran ialah menimbulkan kepuasan bagi konsumen.
Jika konsumen puas terhadap barang tersebut atau terhadap pelayanan toko
tersebut maka konsumen akan melakukan pembelian ulang. Dan akan
memberikan reaksi negative serta mengonfirmasikan reaksi negative itu kepada
keluarganya, sahabatnya, sehingga pemasaran produk tersebut tidak mencapai
sasaran. Hal ini dapat menimbulkan kegagalan bagi perusahaan.
7
Dalam hal ini seakan-akan terdapat dua hal yang berbeda kepentingannya,
yaitu: keinginan produsen untuk memenuhi selera konsumen yang beraneka
ragam di suatu pihak, dan dilain pihak ingin menjaga kelestarian
lingkungan. Beberapa contoh dapat dilihat penggunaan sampul-sampul
plastic yang praktis, enteng, indah yang sangat disenangi oleh konsumen
akan tetapi sangat mencemari lingkungan. Barang-barang plastik tidak dapat
hancur dialam terbuka sehingga menyebabkan penumpukkan sampah yang
merusak kesuburan tanah, menyumbat resapan air atau menyumbat saluran
air sehingga menimbulkan banjir.juga makanan fast food, yang rasnya enak,
cepat saji, lezat, namuntidak seht karena kandungan lemaknya tinggi.
Industry minuman menggunkan botol-botol plastic sekali pakai. Padahal
dulunya minuman menggunakan botolyang dapat digunakan beberapa kali
pakai. Penggunaan botol plastic yang begitu banyaksangat mengotori
lingkungan sekitarnya.
Contoh lainnya misalnya serbuk diterjen yang sangat digemari oleh ibu-ibu
rumah tangga yang dapat mencuci lebih cepat dan lebih bersih. Akan tetapi,
produk ini sangat mencemari aliran sungaiyang dapat mematika ikan-ikan
didalam sungai, juga serbuk ini berbau sangat busuk kalau direndam
beberapa malam.
D. MENGUTAMAKAN PELANGGAN
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dunia bisnis sangat
memperhatikan pelanggannya. Lebih dari 35 tahun yng lalu Peter Drucker telah
menyatakan bahwa tugas utama perusahaan adalah untuk menciptakan pelanggan.
Pada saat ini perusahaan saling bersaing memperebutkan para pelanggan. Dalam
situasi buyers market (pembeli menjadi raja), perusahaan harus berjuang untuk
mencari dan memelihara langgananya.
Untuk memelihara langganan maka tentu saja langganan harus memperoleh
kepuasan melalui nilai lebih yang diterimanya dibandingkan dengan uang yang
dia keluarkan untuk memperoleh sesuatu barang. Nilai yang diterima oleh
pelanggan adalah selisih dari total costumer value dkurangi dengan total costumer
cost. TVC berarti sejumlah manfaat sedangkat TCC adalah sejumlah uang atau
pengorbanan yang dikeluarkan oleh pelanggan untuk memperoleh produk atau
jasa tertentu. Misalnya seseorang berbelanja barang kesuatu toko tertentu. Dia
mengharapkan sejumlah nilai yang akan dia peroleh yaitu berupa mutu barang
tersebut, harga murah, layanan toko memuaskan, kemudahan mencari dan
memilih barang ditoko tersebut kemudahan dan rasa aman parkir kenderaan, rasa
nyaman didalam toko, dan dia mengeluarkan sejumlah uang untuk memperoleh
nilai-nilai tersebut. Jika dibandingkan antara total nilai yang dia peroleh dengan
total uang yang dia keluarkan lebih menguntungkan maka dia akan memperoleh
kepuasan.
Kepuasaan adalah rasa senang, lega, atau kecewa pelanggan yang
membandingkan kesannya terhadap produk atau jasa yang dia beli dihubungkan
dengan manfaat yang dia harapkan. Untuk menjaga kepuasaan langganan tersebut
maka perusahaan mencoba melakukan apa yang disebut dengan intergrated
marketing (pemasaran terpadu). Philip Kotler, (1997:23) menyatakan bahwa:
When all the company’s department work together to serve the costumer’s
interest, the result is integrated marketing. Jadi intergrated marketing ini berarti
suatu keterpaduan diantara para karyawan secara bersama-sama memberikan
pelayanan yang memuaskan kepada konsumen. Oleh sebab itu, seorang pemimpin
perusahaan (seorang wirusaha) harus membenahi, mendidik para karyawan agar
12
tempat belanja, layanan, dsb. Mereka ingin di layani dengan cepat dan lebih baik,
jika tidak mereka akan lari ke penjual lain.
Disamping itu banyak lagi faktor lain yang mempengaruhi keputusan
pembeli para konsumen diantaranya:
1. Budaya, dan sub kultur, yang memiliki value tersendiri, sikap, dan
kepercayaanyang mempengaruhi respons mereka terhadap lingungan
budaya dari para konsumen ini harus dipelajari dan dimengerti oleh para
pengusaha.
2. Social class, perlu diperhatikan apakah konsumen kita termask kelas atas,
menengah atauaa bawah perbedaan kelas ini cenderung mempengaruhi
mereka terhadap, barang apa, tipe, kualitas apa yang mereka beli, belanja
dimana, dan koran apa, dan majalah apa yang mereka baca.
3. Reference groups, ini terdiri atas orang-orang dekatnya seperti, anggota
famili, teman sejawat, teman bekerja, anggota seklub olahraga, majelis
taklim pengajian, sering kali mereka bencmark terhadap barang pa yang di
beli oleh teman-teman tersebut.
4. Self image, dalam hal ini ada kecenderungan mereka percaya bahwa
tampilan seseorang di cerminkan oleh barang apa yang ia beli, “you are
what you buy” para pengusaha harus mengeksploitasi kepercayaan ini
dengan meempngaruhi salah seoraang dari mereka, kadang-kadang hanya
mengatakan bahwa bapaak tau ibu anu telah membeli ini kemaren,
kemudian yang lain kan nurut.
5. Situation factors, ini merupakan situasi sesaat yang berkesan pada
konsumen, seperti, dalam keadaaan terburu-buru, sudah memiliki kupon
hadia, atau saat ulang tahun, hari libur, dsb
Agar dapat menjag situasi konsumen ini maka para pengusaha harus
memiliki pengalaman, membuat catatan tentang konsumennya, jika perlu lakukan
penlitian, susun data base, sehungga lain kali dengan mudah, kita dapat melayani
konsumen secara tepat. Dengan demikian para pengusaha dapat membangun
hubungan abadi dengan konsumennya, dalam istilah marketing building customer
relationship management.
16
2. Institutional Approach
Yang di pelajari di sini ialah melalui bermacam-macaam lembaga marketing
yang ada yang merupakan channels of distribution apakah posisi merka,
apakah peranan mereka dan apakah jasa-jasanya di dalam flow of goods itu,
institusi itu misalnya grosir, pedagang dan sebagainya. Kita coba meneliti
apa peran mereka dalam pemasaran barang-barang.
3. Functional Approach
Disini di adakan pendekatan dengan membuat klasifikasi dari kegiatan-
kegiatan marketing. Mislanya dalam marketing barang-barang kelontong.
Ada kegiatan dimana seseoraang membeli, dan yaang lain menjualnya. Ada
yang mengangkut, ada yang menyimpang dan sebagainya. Dengan
menyelidiki masing-masing fungsi ini, maka kita akan dapat mengetahui
apa peranan marketing melalui berbagai fungsi tersebut.
Jika di gambarkan dalam suaatu kerangka hubungan antara berbagai
pendekatan pemasaran, hubungan antara produsen dan konsumen.
G. KOMODITI APA YANG ANDA PASARKAN
Para wirausaha memasarkan berbagai jenis barang dan jasa. Jenis barang
dan jasa yang terdapat di pasaar sangat banyak ragamnya antara lain:
1. Barang konsumsi
Sebagaimana namanya barang konsumsi ialah barang yang diberikan untuk
konsumssi akhir. Ada berbagi jenis baarang konsumsi antara lain:
a. Convenience goods, yaitu barang yang dibeli orang untuk kesenangan.
Konsumsi yang memerlukan barang tersebut, tidak mau membeli ke
tempat yang jauh. Misalnya orang membeli permen tidak mau
membeli jauh-jauh ke pusat kota, dia hanya mau membeli ke warung
yang terdekat. Convenience goods ini ddi beli oleh konsumen karena
alasan menyenangi barang tersebut dan sudah menggunakannya
secara rutin seperti rokok, permen, odol. Barang tersebut di beeli
karena dorongan seketika (impulse) tanpa direncanakan lebih dulu.
Misalnya tiba-tiba orang melihatsatu barang, minuman, permen,
coklat lalu tiba dorongan untuk membeli. Atau seorang melihat berita
18
di surat kabar yang menarik lalu dia beli. Atau barang tersebut di beli
karena dalam keadaan darurat, mendadak misalnya membeli payung
karena hujan, membeli obat sakit kepala karena pusing, dan
sebagainya.
b. Shopping goods. Orang yang pergi membeli barang ini dikatakan dia
pergi shopping. Orang yang pergi shopping mau menghabiskan waktu
selama satu jam dalma perjalanan. Satu jam jalan kaki sam dengan
4km, naik sepeda kira-kira 10km, naik mobil kira-kira 60km, jadi
orang-orang desa akan shopping ke kota. Mereka mau menghabiskan
waktu membanding-bandingkan mutu barang, membandingkan harga
barang sebelum menganbil keputusan untuk membeli.
Jika seorang wirausaha menjadi shopping goods maka dia harus
paham tentang fashion, style dan fad. Barang fashion adalah barang
yang dibeli karena daya tariknya atau style-nya. Style beerarti gayaa
yang terdapat pada seseorang. Misalnya gaya rambut seseorang ratu,
potongan pakaian seseorang yang terkenal, inilah style kala style ini
ditiru oleh orang banyak maka menjadi fashion, sedangkan fad ialah
mode yang muncul sebentar, kemudian hilang, seperti model celana
cut brai di bandung. Yaitu sejenis celana yang berkaki sangat lebar,
sehingga berkibas-kibas (brai) ditiup angin.Wirausaha yang menjual
barang-barang sejenis ini juga barang permintaan sehingga barang-
barangnya tidak laku.
c. Instence good, artinya barang-barang dimana konsumen hanya mau
barang itu saja. Barang tersebut sudah melekat dihati konsumen
seperti rokok yang sudaah memasyarakat dan sangat digemari oleh
sebagian besar konsumen.
d. Bulk good, ini adalah barang-barang yang memakan tempat yang luas
untuk menyimpannya seperti bahan-bahan bangunan, kayu, semen,
dan pasir. Konsumen tidaak banyak pengetahuan tentang barang ini
sehingga para penjual harus menjelaskan berbagai kualitas yang
terdapat pada barang tersebut.
19
I. BAGAIMANA MEMASARKAN
Bagaimana memasarkan suatu komoditi adalah melalui fungsi-fungsi yang
terdapat didalam marketing. Adapun fungsi-fungsi yang terdapat didalam
marketing secara garis besar meliputi tiga fungsi yaitu:
1. Fungsi yang melakukan pertukaran, seperti fungsi penjualan dan funsi
pembelian.
2. Fungsi yang melakukan kegiatan fisik barang seperti mengundangkan
barang yang mengangkut barang.
3. Fungsi yang memberikan fasilitas atau kemudaha seperti memberi
permodala, menanggung resiko dan sebagainya.
Lebih rinci ada yang mengemukakan fungsi ini terdiri atas:
1. Merchadising yaitu usaha pendekatan barang dari produsen ke konsumen.
Artinya barang tersebut harus di sesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan
konsumen dan harus di promosikan.
2. Fungsi buying yaitu melakukan pembelian lebih dulu. Artinya barang yang
akan dipasarkan harus dibeli lebih dulu ke sumber-sumber pemasaran harus
di jual dengan pengambilan keuntungan yang tidak telalu tinggi.
3. Fungsi selling, ini merupakan fungsi yang sangat penting didalam marketing
yaitu melakukan penjualan yang menghasilkan kepuasan bagi
konsumen.penjualan ini di lakukan dengan berbagai teknik, promosi agar
barang yang dijual dapat di kenal oleh konsumen.
4. Fungsi grding and standardzation. Fungsi ini bertugas untuk memilih barang
agar dihimpuun menjadi satu kelompok yang memenuhi standar tertentu.
Misalnya perdagangan buahbuahan memisahkan buah yang besar dan bagus
menjai buah spesial yang harganya lebih mahal dari buah yang kecil-kecil.
5. Fungsi storage and warehousing yaitu fungsi penyimpanan dan
pengundangan. Barang tersebut ada kalanyaperlu dimasukkan gudang
menunggu masa penjual atau pun perlu di simpad di tempat-tempat
pendinginan agar tidak cepat rusak.
22
6. Fungsi pengangkutan, dalam hal ini barang yang akan dipasarkan perlu di
angkut ke temoat yang lain, untuk itu seorang wirausaha harus menyewa
atau membeli alat transpor guna memudahkan pengangkutan komoditi yang
dibeli ataupu yang dijual.
7. Fungsi pembelanjaan, dalam hal ini wirausaha perlu modal untuk
menggerakkan usahanya. Oleh sebab itu, dia membutuhkan permodalan dari
pinjaman-pinjaman melalui perbankan ataupun dia dapat memperoleh
barang-barang secara kredit dari pemasok. Demikian pula dia dapat
memberikan kreedit kepada wirausaha lain yang membeli produknya.
8. Fungsi komunikasi. Ini adalah fungsi untuk melancarkan kegiatan bisnis.
Perlu dijalin komunikasi yang baik antara perusahaan dengan langganan dan
juga komunikasi yang baik sesam karyawan di dalam perusahaan sendiri.
9. Fingsi pengambilan resiko, didalam kegiatan usaha selalu saja menjadi
kemungkinan adanya rsiko, seperti resiko kebakaran, pncuriam, dan
sebagainya. Seorang wirausaha dapat mengambil keputusan untuk berbagai
resiko yang di pertanggukan
J. STRATEGI PEMASARAN
Strategi pemasaran adalah pola keputusan dalam perusahaan yang
menentukan sasaran, maksud atau tujuan yang menghasilkan kebijaksanaan utama
dan merencanakan untuk mencapai tujuan serta merinci jangkauan bisnis yang
akan di capai oleh perusahaan. Setelah mengetahui rumusan strategi perusahaan
secara umum maka selanjutnya akan kita lihat pengertian strategi pemasaran.
Definisi strategi pemasaran adalah memilih dan menganalisa pasar sasaran
yang merupakan suatu kelompok orang yang ingin di capai oleh perusahaan daan
menciptakan suatu baruan pemasaran yang cocok dan yang dapat memuaskan
pasar sasaran tersebut. Dunia pemasaran diibaratkan sebagai suatu medan tempur
bagi para produsen dan para pedagang yang bergerak dalam komoditi yang sama
maka perlu sekali diciptakan suatu strategi pemasaran, agar dapat memenangkan
peperangan tersebut. Perusahaan perlu menetapkan strategi dasar atau disebut
grand strategi atau strategi inti. Jiika grand strategi ini sudah benar maka
diharapkan perusahaan akan berhasil mencapai sasaran tersebut. Diharapkan
23
perusahaan akan dapat menguasai market share yang luas ataupun market position
yang mantap. Market share atau pangsa pasar artinya penguasa luas pasar.
Sedangkan market position ialah kedudukan yang kokoh dari suatu produk pada
suatu pasar. Misalnya mobil-mobil buatan jepang memiliki pangsa pasar yang
luas sedangkan mobil-mobil buatan jerman memiliki market position yang tidak
tergoyaahkan.
Dalam menyusun strategi pemasaran ada dua variaabel utama yang perlu
dipertimbangkan, yaitu:
1. Variabel yang dapat dikintrol oleh wirausaha adalah:
a. Market segmentation
Disini pengusaha harus menetapkan strategi arah sasaran dari
pemasarannya. Apakah sasaran pemasarannya di tunjukkan ke seluruh
lapisan masyarakat konsumen.atau hanya menetapkan segmen pasar
tertentu saja. Kedua jenis strategi ini mempunyai kebaikan dan
kelemahan. Pengusaha yang menguasai seluruh segmen pasar, jika
berhasil tentu akan memperoleh keuntungan besar. Namun sekarang
ini para produsen sudaah mulai memilih segmen tertentu, yaitu
sifatnya lebih khusus, misalnya pasta gigi, sudah mulai di arahkan
apakah konsumen tingkat tinggi, dengan harga mahal, atau odol untuk
seluruh lapisan masyarakat. Jika pasta gigi di pasarkan untuk seluruh
lapian masyarakat, maka di adakan klasifikasi berdasarkan besarnya,
misalnnya ada pasta gigi ukuran kecil seang dan besar atau family
size. Juga ada segmen pasta gigi yang mengutamakan gigi puti, gigi
linu, gusi berdarah dan sebagainya, yang pemakaiannya kadang-
kadang di anjurkan dokter gigi. Dalam masa spesialisasi sekarang ini,
orang sukar untuk mengarahkan pemasarannya ke semua jenis
konsumen.
Ada berbagai cara untuk menyusun segmen pasar, antara lain:
1) Berdasarkan geografis
Dalam hal ini pasar dapat dipilih-pilih berdasarkan kebangsaan,
propinsi, kota, dan sebagainya. Produsen bisa masuk ke dalm
24
b. Perkembangan teknologi
Kapan akan muncul teknologi baru yang membuat proses produksi
lebi efisien dan lebih bagus juga sulit diduga.
c. Perubahhan demografi
Kecenderungan perubahan penduduk juga sulit diantisipasi karena
data perubahan penduduk ini sulit diperoleh. Walaupun sebenarnya
untuk generasi yang akan datang bisa juga dilihat kecenderungan
perkembanganya politik dan ekonomi pemerintah.
d. Kebijakan politik dan ekonomi pemerintah
Perubahan-perubahan peraturan pemerintah juga sulit diantisipasi oleh
para penguasa. Terutama yang menyangkut masalah kredit bank naik
turunya suku bunga perubahan politik luar negeri, penggantian pejabat
dan sebagainya.
e. Sumber daya alam
Adalah sulit meramalkan kapan sumber daya alam akan habis atau
kapan ditemukan sumber daya alam yang baru. Walaupun variabel-
variabel dia atas dinggap sebagai variabel yagng tidak dapat diawasi,
namun dalam beberapa aspek sebenarnya bisa diramalkan atau
dirasakan oleh penguasa sebelumnya.
K. MARKETING MIX = BARUAN PEMASARAN
Para pengusaha yang kreatf, akan selalu menciptakan kombinasi yang
terbaik dari elemen 7 P yang menjadi komponen marketing mix. Mereka harus
selalu menciptakan dari masing masing elemen P yang dimana yang paling baik,
dan paling banyak digunakan dalam strategi pemasaran.
1. P1 = Product
Product adalah merupakan titik sentral dari kegiatan marketing. Semua
kegiatan marketing lainnya digunakan untuk menunjang pemasaran produk.
Satu hal yang perlu diingat ialah bagaimana pun hebatnya usaha promosi
distribusi dan harga yang baik jika tidak diikuti oleh produk yang bermutu
dan disenangi oleh konsumen maka kegiatan marketing mix tidak akan
berhasil.
30
2. P2 = Price
Masalah kebijaksanaan harga turut menetukan keberhasilan pemasaran
produk. Kebijakan harga dapat dilakukan pada setiap level lembaga yaitu
kebijaksanaan harga oleh produsen, grosir dan retailer.
Harga di sini bukan berarti harga yang murah saja ataupun harga tiggi akan
tetapi yang dimaksudkan adalah harga yang tepat. Bagaimana menetukan
harga yang tepat sangat tergantung kepada berbagi factor mialnya factor
harga pokok barang, kualitas barang, daya beli masyarkat, keadaan
persaigan, konsumen yang dituju dan sebagainya.
a. Keadaan produsen dapat menetapkan harga dalam dua bentuk:
1) Harga setinggi mungkin (skinning price)
Harga tinggi ini dapat dilakuukan karena belum ada saingan,
produk ini dipasarkan untuk orang kaya. Juga produsen
mengharapkan laba yang besar untuk menutup kekurangan
untuk menciptakan barang baru tersebut.
2) Produsen juga bisa menetapkan harga setelah mungkin yang
disebut dengan penetration price. Tujuan penetapan harga
rendah ini ialah untuk meneroboskan produk masuk pasar.
b. Kebijakan harga grosir
Grosir atau pedagang besar dapat mebuat kebujaksanaan bunga
dengan meberikan diskon.
Diskon yang diberikan oleh grosir kepada retailer dapat berbentuk
potongan pembayaran tunai, mebeli dalam jumlah banyak atau
melihat jauh dekatnya jarak lokasi pedagang eceran tertentu.
c. Kebijakan harga retailer
Ada beberapa macam kebijaksanaan harga yang dilakukanya oleh
retailer yaitu sebagai berikut:
1) Margin pricing
31
Personal selling adalah persentase melalui percaapan satu atau dua orang
penjual untuk tujuan melakukan penjualan. Personal selling ini dapat terjadi
di toko, rumah, tempat perusahaan yang dikunjungi oleh agen-agen penjual.
Sales promotion berarti promosi penjualan yaitu memberi dorongan kedapa
pembeli hanya mau membeli suatu produk dengan imbalan akan mendapat
hadiah atau bonus tertentu. Biasanya sales promosi dilakukan pada periode
tertentu. Tujuan diakan sales promotion:
a. Menarik perhatian pembeli
b. Memberi penghargaan kepada pemakai yang lama
c. Meningkatkan daya beli
d. Menhindari konsumen lari dari merek lain
e. Meningkatkan jumlah penjualan jangka pendek
Public relations atau publicity tujuan dari publicity ini ialah untuk
memberikan citra yang baik dari masyarakat terhadap perusahaan. Melalui
publicity perusahaan. Contoj publicity ialah mengundang para wartawan
berkunjung ke perusahaan, memberikan wawancara kemudian memuat
berita-berita perusahaan di surat kabar tanpa pembayaran.
5. P5 = People
Adalah unsur orang manusia yanh melayani terutama falam perusahaan
yang menjual jasa. Termasuk kedalam P5 ini unsur pimpinan, yang
mengambil keputusan, dan usnru karyawan yang melayani konsumen.
6. P6 = Physical Evidence
Artinya bukti fisik yang dimiliki oleh perusahaan jasa. Misalnya untuk
penjualan jasa transportasi, konsumen akan memperhatikan kondisi mobil
yang digunakan, untuk jasa hotel konsumen akan melihat tampilan hotel,
kamar, dan berbagai fasilitas yang terdapat didalamnya.
7. P7 = Process
Yaitu bagaimana proses dilakukan sampai jasa yang diminta oleh konsumen
diterima secara memuaskan. Apaka cukup puas menerima jasa, cepat
layananya, bersih, rapih, akurat, tepat waktu dan sebagainya.
34
Ketujuh P ini perlu kombinasi yang sesuai dengan keadaan komoditi yang
diusahakan. Kombinasi mana yang akan digunakan, sangat tergantung pada
keahlian tim marketing, dengan mempertimbangakn komodditi, pimpinan
serta pengalaman masa lalu.
Jadi poduk itu bukan berbentuk sesuatu yang berwujud saja, seperti
makanan, pakaian, namun juga sesuatu yang tidak berwujud seperti pelayanan
jasa. Semua diperuntukkan bagi pemuasan kebutuhan dan keinginan (need dan
wants) dari konsumen. Konsumen tidak hanya membeli produk sekedar
memuaskan kebutuhan (need), tetapi juga bertujuan memuaskan keinginan
(wants). Misalnya membeli sepatu, tidak hanya asal sepatu saja, tetapi juga
dipentingkan bentuk sepatu, gaya, warna, merek, dan harga yang menimbulkan
mengangkat prestise.
Jika digambarkan suatu produk maka akan di jumpai beberapa lapis produk:
1. Lapis yang paling inti dari produk disebut manfaat. Konsumen membeli
produk ini karena mengharapkan manfaat atau kegunaan dari produk
tersebut untuk memenuhi kebutuhannya.
2. Lapis kedua adalah bentuk produk formal yaitu produk yang ditampilkan
oleh berbagai ciri warna, merek, pembungkus, model, mutu ini disebut
produk formal. Konsumen mempertimbangkan produk formal ini guna
mengambil keputusan membeli atau tidak.
3. Lapis yang ketiga adalah kelengkapan produk yaitu tersedianya suku
cadang, keringanan pembayaran, garansi, pengiriman barang sampai ke
rumah, dan pelayanan yang memuaskan. Lapis yang ketiga ini menjadi
bahan pendorong konsumen untuk memutuskan membeli suatu produk.
Jangka waktu tiap tahap ini berbeda-beda pada setiap macam barang dapat
diukur dengan mingguan, ataupun bulanan, tahunan atau puluhan tahun. Seperti
model pakaian, yang dinamakan fad (model yang tidak tahan lama) dengan cepat
akan hilang dari pasar. Tapi model mobil ada yang sanggup bertahan lama. Pada
permulaan produk diperkenalkan ke pasar, penjualan masih rendah karena pasar
belum mengenal barang tersebut.
Di sini perlu dilancarkan promosi lebih rinci pada tahap intoduksi ini dapat
dilakukan strategi antara lain:
Akhirnya jika semua tidak dapat diatasi maka produk tersebut akan
ditinggalkan oleh konsumen dan produknya hilang dari pasaran.
Format marketing plan tentu tidak sama pada semua perusahaan, karena
kegiatan usahanya berbeda. Akan tetapi, yang penting adalah core strategy-
nya, sedangkan format berikut ini adalah sebagai rambu-rambu saja.
Marketing plan mamuat hal-hal sebagai berikut:
a. Analisa situasi (S.W.O.T)
b. Tujuan Pemasaran (Marketing Objectives)
c. Strategi inti (Core Strategy)
d. Jadwal Pelaksanaan (Action Plan)
e. Anggaran Pemasaran (Marketing Budget)
f. Kontrol (Control)
39
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Suasana pertempuran dalam marketing betul-betul sudah berubah dengan
meningglakan strategi tua yang sudah kuno secara berangsur-angsur, setahap demi
setahap sejak dulu. Pada gelombang pertama dulu, persaingan marketing, ditandai
oleh strategi produsen membuat barang dengan harga lebih murah dari saingan,
karena adanya penurunan harga pokok, dan bekerja lebih efisien. Gelombang
kedua muncul strategi produsen mendesain barang berbeda dengan produk
saingan dalam hal hiasan, style, bentuk rasa dan sebagainya. Gelombang ke tiga
produsen membuat barang makin hari makin baik, seperti yang diterapkan oleh
produsen Jepang melalui prinsip total quality controlnya. Mereka sangat
memperhatikan needs dan wants dari konsumen.
Tahun 1990 merupakan gelombang keempat, produsen mulai dengan
strategi memproduksi, melayani dan mengirim barang lebih cepat dari saingan.
Inilah yang merupakan ajang persaingan abad ini, dengan istilah Turbo
Marketing. Strategi ini sudah dimulai pertama-tama oleh perusahaan optic, yang
melayani secara cepat peranan kacamata, juga layanan makanan yang terkenal
dengan fast food, layanan cuci cetak foto 1 menit, layanan pos dan giro yang
mengintrodusir pos kilat khusus, kilat patas, layanan kereta api, bus patas, layanan
telekomunikasi oleh PT. Telkom dan sebagainya. Menekan waktu, time
compression, adalah suatu strategi memenangkan persaingan abad ini dan sangat
diharapkan oleh konsumen.
Biasanya jika ada satu perusahaan sudah berhasil menekan waktu, maka dia
akan lari terus meninggalkan saingannya. Dikatakan bahwa leaders never rest,
mereka tidaka akan pernah istirahat mencipta lagi yang baru. Seorang pengusaha
40
haruslah seorang yang kreatif terus menerus dan tidak pernah lengah dari
mengamati pasar dan sainganya.
The 1990’s will not only be about who can produce goods cheaper,
different, or better, but this decade will also favor those who can produce them
faster.
Untuk memasuki suatu pusat tertentu yang tampaknya sulit, biasanya dapat
ditembus dengan menggunakan mega marketing. Apa yang dimaksud dengan
mega marketing adalah strategic coordination of economyc, psychological,
political, and public-relations skills to gain the cooperation of a number of parties
in order to enter and/or operate in a given market. (Philip Kotler, 1997: 274).
Artinya Mega Marketing adalah koordinasi yang strategi dari keahlian
ekonomi, psikologi, politik, dan keahlian public relations untuk mendapatkan
kerja sama dari berbagai pihak untuk memasuki suatu pasar tertentu. Suatu contoh
diberikan oleh Kotler bagaimana perusahaan Pepsi menggunakan strategi mega
marketing untuk memasuki pasar India. Seperti diketahui India sangat tertutup
untuk dimasuki produk-produk luar negeri. Produk coca cola sudah diminta agar
keluar dari pasar India. Setelag itu Pepsi mencoba merumuskan strategi baru
bagaimana caranya agar dapat memasuki pasar india yang mendapat banyak
tantangan dari perusahaan minuman local dan juga dari anggota-anggota dewan
yang anti produk asing. Pepsi mencoba bernegoisasi dengan pemerintah India
bahwa apabila pepsi diperkenalkan masuk ke pasar India maka pepsi akan
membantu mengekspor berbagai prosuk pertanian India. Pepsi juga akan
membantu pembangunan daerah pedalaman India dan juga akan mendatangkan
teknologi untuk memproses makanan, pengolahan air kepada India. Jadi strategi
pepsi adalah menawarkan sejumlah manfaat yang akhirnya mendapat sokongan
dari berbagai kelompok yang berkepentingan di India. Keberhasilan pepsi
memasuki pasar India ini tidak lagu menggunakan bauran pemasaran dengan
elemen 4P tetapi sudah menjadi 6P yaitu dengan P5 = Politik dan P6 = Publik
Opinion. Pengalaman yang dapat dipetik dari keberhasilan terobosan pemasaran
pepsi ini, bagi seorang wirausaha tidak ada kamus menyerah.
41
DAFTAR PUSTAKA