Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri

atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta

memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan atupun

masyarakat Depkes RI (2009). Kepuasan pasien merupakan indikator utama

keberhasilan pemberian pelayanan kesehatan (Sri Handayani, 2016).

Kebutuhan pasien terhadap layanan kesehatan yang semakin kompleks

akan menuntut pelayanan kesehatan. Pasien dikatakan puas jika pelayanan

yang diterima oleh pasien sesuai dengan harapan pasien atau melampaui

harapan yang pasien inginkan dan jika pelayanan yang diterima oleh pasien

tidak sesuai harapan maka sebaliknya pasien tidak puas (Ehsan, et al, 2014)

(Librianty, 2019).

Menurut (Purwanto,2007 dalam Kunaefi 2012) bahwa rumah sakit

dianggap baik apabila dalam pelayanan lebih memperhatikan kebutuhan

pasien maupun keluarga pasien yang berkunjung ke rumah sakit. Kepuasan

muncul dari kesan pertama pasien masuk rumah sakit, misalnya: pelayanan

yang cepat, tanggap dan keramahan dalam memberikan pelayanan

keperawatan (Triwibowo, 2012 dalam Librianty, 2019).

Salah satu kebutuhan dasar manusia menurut Virginia Henderson

tentang konsep keperawatan dalam Lynn dan Oliver (2009) adalah menjaga
2

tubuh tetap bersih dan terawat serta melindungi integument. Kebersihan

diri merupakan kondisi yang sangat penting diperhatikan dalam kehidupan

sehari-hari karena mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan

diri seseorang merupakan bagian dari penampilan dan harga diri,

sehingga seseorang yang mengalami keterbatasan dalam pemenuhan

kebutuhan kebersihan diri dapat memengaruhi kesehatan orang tersebut

(Tarwoto & Wartonah, 2015).

Pasien butuh pemenuhan kebersihan diri mereka yaitu dimandikan oleh

perawat karena kelemahan fisik dan kondisi sakit. Trend memandikan pasien

saat ini sudah mengalami perubahan di berbagai rumah sakit yang beralih dari

metode konvensional bed bath kepada disposable bed bath. Konvensional bed

bath adalah metode memandikan pasien dengan cara tradisional yaitu

menggunakan air dan sabun dalam menjaga kebersihan diri (Christmas

Warastiko, 2016).

Setiap hari, di setiap rumah sakit di seluruh dunia banyak pasien yang

butuh dimandikan oleh perawat karena kondisi yang lemah dan sakit untuk

memenuhi kebutuhan kebersihan diri mereka sendiri. Trend memandikan

pasien saat ini sudah mengalami perubahan di beberapa rumah sakit. Beralih

dari metode konvensional bed bath kepada disposible bed bath (Christmas

Warastiko, 2016).

Di Indonesia, proporsi disabilitas umur 18-59 tahun berasarkan Riskesdas

2018 dinyatakan sebanyak 22 % dan prevalensi disabilitas tertinggi terdapat

di Sulteng (40,6%), dan Sulawesi Selatan (34%).(Riskesdas, Depkes RI

2018).
3

Konvensional bed bath adalah metode memandikan pasien dengan cara

tradisional yaitu menggunakan air dan sabun dalam menjaga kebersihan diri.

Metode disposable bed bath adalah metode memandikan dengan

menggunakan washcloth sekali pakai yang aman bagi kulit pasien (Christmas

Warastiko, 2016).

Seseorang yang tidak terjaga kebersihan dirinya akan berdampak pasien

mengalami gangguan rasa nyaman dan gangguan kesehatan kulit (Christmas

Warastiko, 2016).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Sapti Djula, 2017 dengan judul

penelitian Konvensional Bed-Bath Dan Prepacked Disposable Bed-Bath

Dalam Pemenuhan Kebutuhan Kebersihan Diri Pasien Di Rumah Sakit

Advent Bandung. Penelitian ini adalah quasi exsperiment dengan desain

penelitian crossover. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive

sampling yang berjumlah 20 orang pasien yang dirawat di bangsal medical

bedah Rumah Sakit Advent Bandung. Analisis yang digunakan dalam

membandingkan kedua cara memandikan tersebut dianalisis menggunakan

paired t-test. Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan

yang signifikan dimana nilai p-value < 0,05. Meskipun kedua metode berada

dalam rentang kategori baik namun didapati perbedaan yang bermakna

dimana metode konvensional bed bath lebih membuat pasien merasa lebih

nyaman saat setelah dimandikan.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Christmas Warastiko, 2016 Penelitian ini

bertujuan untuk membandingkan antara kenyamanan pasien yang menerima

metode konvensional bed bath dan prepacked disposible bed bath dalam
4

pemenuhan kebutuhan kebersihan diri di Rumah Sakit Advent Bandung.

Metode: Penelitian ini temasuk dalam jenis quasi exsperiment dengan desain

penelitian crosover design. Pengambilan sampel menggunakan teknik

purposive sampling yang berjumlah 20 orang pasien yang dirawat di South

Wing III dan West Wing III Rumah Sakit Advent Bandung. Perbandingkan

dua variabel tersebut menggunakan rumus paired t-test. Hasil: Hasil

penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dimana

nilai p-value adalah 0,000 < dari nilai α (0,05). Meskipun kedua metode

berada dalam rentang kategori baik tetap terdapat perbedaan yang bermakna

dimana metode konvensional bed bath lebih membuat pasien merasa lebih

nyaman setelah dimandikan. 

Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Librianty, 2019 dengan

Judul Penelitian Hubungan Pelayanan Keperawatan Dengan Kepuasan Pasien

Rawat Inap Di Rsud Bangkinang Kota Tahun 2019 Penelitian ini dilakukan

pada tanggal 6-8 September tahun 2016. Responden penelitian ada sebanyak

95 responden ditemukan hasil penelitian bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara pelayanan keperawatan nilai p = 0,001 dengan kepuasan

pasien rawat inap. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan

bagi tenaga kesehatan RSUD Bangkinang Kota dengan dengan meningkatkan

mutu pelayanan keperawatan di RSUD Bangkinang Kota.

Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sri Handayani, 2016,

dengan judul penelitian Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan

Kesehatan Di Puskesmas Baturetno Rancangan penelitian ini adalah

deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk melihat gambaran kepuasan pasien


5

terhadap pelayanan kesehatan,. Variabel penelitian adalah kepuasan pasien

terhadap pelayanan rawat jalan di puskesmas yang meliputi loket pendaftaran,

pelayanan dokter, pelayanan perawat, pelayanan bidan, pelayanan fasilitas

medis dan non medis dan keadaan lingkungan fisik dengan subvariabel

berwujud, keandalan. empati, ketanggapan, dan jaminan. Populasi penelitian

adalah pengunjung Puskesmas Baturetno pada bulan Mei 2016. Metode

pengambilan sampel dengan purposive sampling. Sampel diambil 228 orang.

Pengumpulan data dimulai dari jam buka pendaftaran sampai selesai

dilaksanakan. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang berisi 30

item. Hasil penelitian dianalisis dengan membandingkan harapan dan

pengalaman yang menggambarkan tingkat kepuasan pasien terhadap

pelayanan kesehatan dalam aspek berwujud 72,76 %, keandalan 72,09 %,

empati 72,89 %, ketanggapan 72,88%, dan jaminan 72,22 %. Tingkat

kepuasan secara keseluruhan, 72,58 % dikategorikan puas (Sri Hadsayani,

2016).

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis menyusun karya

tulis ilmiah dalam bentuk studi kasus yang berjudul: “Penerapan Disposible

Bed Bath Dibandingkan Dengan Memandikan Secara Tradisional Terhadap

Kepuasan Pasien”. 

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah untuk studi kasus ini adalah : Bagaimanakah

penerapan disposible bed bath dibandingkan dengan memandikan secara

tradisional terhadap kepuasan pasien?


6

1.3 Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum:

Untuk mendapatkan gambaran penerapan disposible bed bath

dibandingkan dengan memandikan secara tradisional terhadap kepuasan

pasien.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi gambaran sebelum (pre) penerapan disposible

bed bath dibandingkan dengan memandikan secara tradisional terhadap

kepuasan pasien.

b. Untuk mengidentifikasi gambaran setelah (post) penerapan disposible

bed bath dibandingkan dengan memandikan secara tradisional terhadap

kepuasan pasien.

1.4 Manfaat Studi Kasus

Studi kasus ini, diharapkan memberikan manfaat bagi:

1. Masyarakat

Membudayakan pengelolaan penerapan disposible bed bath

dibandingkan dengan memandikan secara tradisional terhadap kepuasan

pasien.

2. Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan

Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan

tentang penerapan disposible bed bath dibandingkan dengan memandikan

secara tradisional terhadap kepuasan pasien.

3. Penulis
7

Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset

keperawatan, khususnya studi kasus tentang penerapan disposible bed

bath dibandingkan dengan memandikan secara tradisional terhadap

kepuasan pasien.

Anda mungkin juga menyukai