Anda di halaman 1dari 10

PEMBANGUNAN HUTAN KOTA DI JAMBI

(Tugas Makalah Hutan Kota)

Oleh

Rian Kurniawan
1414151068

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hutan Kota merupakan suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon

yang kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara

maupun tanah hak, yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang

berwenang.

Di masa kemerdekaan, penanaman pohon di kota-kota mulai dilakukan saat

Indonesia menjadi penyelenggara Games of the New Emerging Forces (Ganefo)

pada tahun 1963. Saat itu, panitia menanami kawasan senayan dengan berbagai

jenis pohon. Pohon-pohon yang ditanam masih bisa dilihat di sekitaran senayan

hingga kini.

Nama hutan kota secara resmi mulai terdengar saat Indonesia menjadi panitia

Kongres Kehutanan Sedunia Ke-7 pada tahun 1978 di Jakarta. Saat itu,

pemerintah mencanangkan pembangunan hutan kota di daerah

Senayan. Penanaman pohon dilakukan oleh peserta kongres di atas lahan seluas 5

hektar, di halaman gedung Manggala Wanabakti tempat Kementrian Kehutanan

berkantor
Hutan kota bisa memiliki berabagai bentuk, seperti hutan di pinggiran jalan tol,

pinggiran jalan kereta, tepian danau, taman di permukiman dan lain-lainnya.

Kelompok pepohonan tersebut layak disebut hutan apabila memiliki luas

sekurang-kurangnya 0,25 hektar. Sebuah kota harus memiliki kawasan hutan kota

setidaknya 10% dari luas wilayahnya.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah.

1. Mengetahui Kondisi yang ada di Hutan Kota Jambi

2. Membuat tahapan rencana terhadap pembangunan hutan kota Jambi


II. ISI

A. Hutan Kota Jambi

Gambar 1. Taman Hutan Kenali Pall 11 Provinsi Jambi

Taman Hutan Kenali Km. 11 dibangun pada tahun 1961 atas ide dari Bapak

Ir.Rapiuddin Ahlil dan dilanjutkan oleh Bapak Ir. Pramu Wassono Cs, beliau pada

saat itu menjabat kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi. Area Taman Hutan

Kenali Km. 11 seluas kurang lebih 10,25 Hektar yang terletak di batas Kota Jambi

dengan Kabupaten Muaro Jambi. berdasarkan Akte Tanah Pemda No. AO.629132

/ 12 tanggal 11 April 2001 An. Kabun Bibit Paal 11. Pengelolaan Taman Hutan

Kenali Km. 11 saat ini digunakan untuk rekreasi, olah raga, camping, out bond,

pendidikan, pelestarian plasma nutfah, pensupply bibit tanaman kehutanan dan

sebagai sumber O2 di Kota Jambi.


Kawasan Taman Hutan Kenali Berjarak kurang lebih 11 Km dari Kota Jambi yang

berlokasi dipinggir jalan raya Jambi - Tempino Kabupaten Muaro Jambi terletak

pada ketinggian 23 M dpi, keadaan topografi tanahnya datar.

Jenis Tanah didominasi oleh podsolik merah kuning (insitolid dan Ultisolid). Suhu

berkisar antara 22,9 C sampai dengan 32,5 C dengan curah hujan dalam satu tahun

sekitar 93 hari atau 108 mm, rata-rata curah hujan tiap bulannya antara 18,5 mm

sampai dengan 46,5 mm suhu terkering terjadi pada bulan juli sampai dengan

Agustus.

Taman Hutan Kenali Km.11 merupakan Hutan Sekunder, mempunyai vegetasi

yang masih dalam keadaan baik. pohon tertinggi mencapai 10 - 15 dengan diameter

40 - 50 cm. Untuk menikmati panorama dan kesejukan serta menambah

pengetahuan tentang Tanaman Hutan, sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 7

Tahun 2006 tanggal 22 November 2006 pengunjung dipungut retribusi / tiket masuk

sebesar Rp. 2.500,- per orang dan bila diperlukan acara camping beberapa hari

dipungut sesuai dengan jumlah hari yang diajukan. Taman Hutan Kenali Km. 11

merupakan tempat persinggahan burung-burung lokal seperti tekukur, kutilang,

enggang, pipit, elang, balam, musang batu dan sekali-kali ada kera ekor panjang.

Taman Hutan Kenali sebagai sejarah dan tempat kehormatan pernah dikunjungi

oleh Ibu Megawati Sukarno Putri (Wakil Presiden RI) pada tahun 2001 dalam acara

Hari Lingkungan Hidup, sekaligus menanam pohon kehormatan jenis meranti

(Shorea sp) dan melepas jenis burung-burung berbulu indah. Kendala dan
tantangan yang sering dijumpai adalah masyarakat sekitar yang masih belum

mengerti artinya konservasi esk-situ.

B. Tahapan Rencana Pembangunan

Dari kondisi Hutan Kota Jambi saat ini, adapun tahapan rencana pembangunan

guna mengoptimalkan fungsi dan tujuan dari hutan kota Jambi yang berlandaskan

dasar-dasar konservasi adalah.

1. Aspek Estetika, lautan beton dan gedung-gedung pencakar langit memang

bisa membentuk lansekap kota yang indah. Namun keindahan tersebut

akan menjadi gersang bila tidak selingi hijaunya pepohanan. Untuk itu

perlu adanya pengelolaan yang memadukan keindahan alami dan

bangunan-bangunan manusia sehingga bisa membentuk kota yang lebih

estetik. Tak jarang, kota-kota besar di dunia menjadi terlihat lebih indah

karena memiliki taman-taman yang hijau dan rimbun.

2. Aspek Hidrologis, menjaga tanah hutan dan pepohonan yang menutupinya

karena kemampuan mengatur tata air. Pada musim hujan,

bisa menampung air hujan agar tidak langsung mengalir ke tempat lebih

rendah sehingga mengurangi resiko banjir. Sedangkan pada musim

kemarau bisa menyediakan air tanah yang disimpannya untuk digunakan

warga kota.

3. Klimatoligis, keberdaan hutan bisa mempengaruhi iklim mikro di

sekitarnya, seperti menurunkan suhu permukaan tanah. Sehingga kota


yang memiliki banyak hutan akan terasa lebih sejuk. Hal ini akan sangat

bermanfaat terutama bagi kota-kota beriklim tropis seperti di Indonesia.

4. Habitat satwa, hutan bukan saja tempat koleksi tumbuhan. Ekosistemnya

juga dimanfaatkan oleh berbagai jenis satwa. Kita tahu, ruang hidup satwa

di perkotaan semakin terdesak. Keberadaan hutan bisa memberikan

pelindungan bagi satwa-satwa tersebut.

5. Menekan polusi, kota-kota besar biasanya sarat polusi baik itu udara

maupun air. Keberadaan pepohonan bisa menekan polusi berbahaya.

Daun-daun yang rimbun mampu menyaring debu, kotoran dan gas

berbahaya lainnya.

6. Penyimpan karbon, gas CO2 merupakan salah satu gas rumah kaca yang

menyebabkan pemanasan global. Hutan atau pepohonan merupakan

penyerap gas CO2 yang efektif dari udara, kemudian dalam betuk biomasa

sepertii kayu dan dedaunan.

7. Edukatif, hutan kota bisa menjadi tempat untuk pendidikan lingkungan

terutama bagi anak-anak. Banyak hal yang bisa dipelajari dari sebuah

ekosistem alam, terutama yang berhubungan dengan ilmu hayati. Selain

itu, bisa menguggah kesadaran masyarakat akan pentingnnya melestarikan

alam.

8. Rekreatif, kawasan hutan bisa dijadikan tempat untuk melepas lelah atau

untuk melepas stres dari penatnya kehidupan kota. Masyarakat juga bisa

memanfaatkannya untuk kegiatan olah raga, seperti joging atau bersepeda.

9. Ekonomi, bila pengelolaannya baik hutan bisa menjadi daya tarik

pariwisata. Banyak kota-kota besar di dunia yang “menjual” keberadaan


hutan kota kepada para pelancong. Dampak ekonomi pariwisata bisa

langsung melalui pemungutan tiket masuk maupun tidak langsung seperti

bisnis hotel, restoran, kerajinan souvenir dan bisnis masyarakat lainnya.


III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah.

1. Kondisi Hutan Kota Jambi memiliki keragaman hayati yang cukup banyak

dengan ekosistem hutan yang cukup baik.

2. Rencana pembangunan yang akan dilakukan untuk mengoptimalkan fungsi dan

tujuan hutan kota Jambi adalah aspek estetika, aspek hidrologis, aspek

klimatologis, Penyuluhan terhadap masyarakat sekitar (Edukasi) dan Mengajak

masyarakat untuk berpartisipasi dalam mengelola (Ekonomi).


DAFTAR PUSTAKA

Welmaan, dkk. 1992. Pembangunan Hutan Kota Di Indonesia. Media Konservasi


Vol IV (1).

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. 2002. Tentang Hutan Kota.

Subarudi, dkk. 2014. Sintesis Penelitian Integratif Pengembangan Hutan Kota


pada Lanskap Perkotaan. Pusat Litbang Perubahan Iklim dan Kebijakan,
Kementerian LHK.

Anda mungkin juga menyukai