Usg Obsgin Praktis Final Version PDF
Usg Obsgin Praktis Final Version PDF
OBSTETRI DAN
GINEKOLOGI PRAKTIS
Wiku Andonotopo
Herman Kristanto
Julian Dewantiningrum
M. Besari Adi Pramono
Adrianes Bachnas
ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN
GINEKOLOGI PRAKTIS
Penulis:
DR.Dr. Wiku Andonotopo, SpOG (K)
dr. Herman Kristanto, MS, SpOG (K)
dr. Julian Dewantiningrm, MSi. Med, SpOG (K)
dr. M. Besari Adi Pramono, MSi. Med, SpOG (K)
dr. Adrianes Bachnas, SpOG (K)
Anggota IKAPI
Hak cipta dilindungi Undang-Undang. Dilarang mengutip, memperbanyak
dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari
penerbit
S
alah satu kemajuan yang paling pesat di bidang teknologi kedokteran
adalah ultrasonografi. Kalau dibandingkan dengan sejak diterapkannya
kali pertama ‘ultrasound’ dalam bidang medis dengan kondisi saat
ini jelas sangat jauh sekali perbedaannya, mulai dari kualitas gambar yang
dihasilkan sampai pada otomatisasi yang membuat dokter atau pemeriksa
dapat membuat keputusan klinik lebih akurat dan lebih efisien.
Walaupun teknologinya sudah sedemikian majunya tetapi mesin ultraso-
nografi tidak akan berarti jika tidak diimbangi dengan peningkatan keilmuan
dan ketrampilan seseorang yang mengoperasikannya karena bagaimanapun
operator tetaplah menjadi faktor utama keberhasilan dalam penggunaannya.
Saat ini ultrasonografi juga sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan
dalam penatalaksanaan kasus-kasus di bidang Obstetri dan Ginekologi baik
untuk tujuan skrining, diagnosis maupun penunjang melakukan tindakan
medis (intervensi).
Melihat kepentingan yang sedemikian besar, Perkumpulan Obstetri
dan Ginekologi Indonesia membentuk Kelompok Kerja Ultrasonografi
(Pokja USG POGI) yang mempunyai tugas salah satunya adalah untuk
meningkatkan kompetensi para anggotanya dalam hal ini.
Atas dasar itu semua, Pokja USG POGI sangat mengapresiasi terbitnya
buku ini dengan harapan akan lebih memudahkan tenaga kesehatan pada um-
umnya dan khususnya pada para Residen serta Spesialis Obstetri dan Gine-
kologi untuk mencapai level kompetensi ultrasonografi sesuai yang diinginkan.
Maret 2017
Herman Kristanto
Ketua Pokja USG POGI 2015 – 2018
v
vi BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
UCAPAN TERIMAKASIH
D
engan mengucapkan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
perkenankan saya menghaturkan sepatah kata menyambut
selesainya buku dasar-dasar ultrasonografi obstetri dan ginekologi
ini. Buku ini memuat prinsip dasar dan teori dasar dari ultrasonografi
obstetri dan ginekologi, yang kami tujukan pada rekan sejawat dokter
spesialis obstetri dan ginekologi, maupun sejawat yang sedang mengikuti
program pendidikan spesialis obstetri dan ginekologi. Tujuan utama dari
penulisan buku ini adalah memberikan kemudahan dalam hal praktis
pemeriksaan ultrasonografi obstetri dan ginekologi dengan membuat
sebuah ringkasan teori dan panduan yang diharapkan mempermudah para
sejawat dalam merekonstruksi alur pemeriksaan dan mengingat secara
cepat dan praktis landasan teori dan implementasinya dalam pemeriksaan
klinis sehari-hari.
Buku ini kami susun pada saat mengikuti adaptasi program pendidikan
Dokter Spesialis II Fetomaternal di Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah (2013- 2014), dengan bantuan
beberapa rekan sejawat yang berkontribusi dalam penyusunan buku ini.
Bersama ini pula saya menghaturkan ucapan terimakasih kepada para
guru besar, sesepuh dan senior konsultan fetomaternal, rekan sejawat,
serta semua yang telah mendukung dan membimbing saya, dan tidak dapat
saya sebutkan satu persatu.
1. Prof.DR.Dr. Johannes C. Mose SpOG (K), ketua HKFM Indonesia
periode 2012-2015, yang memberi saya kesempatan mengikuti
program adaptasi Konsultan pada HKFM Indonesia.
2. Prof.DR.Dr. Erry Gumilar Dachlan SpOG (K), ketua HKFM Indonesia
periode 2015-2018, yang memberi saya kesempatan untuk berkiprah
secara aktiv dalam program HKFM Indonesia.
vii
viii BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
Wiku Andonotopo
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................... v
BAB 2 OVARIUM.............................................................................................. 27
ix
x BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
REAKSI DESIDUAL
• Gambaran fokus penebalan hiperekoik
pada endometrium. Tanda-tanda kehamilan
yang lain belum terlihat dari USG
TANDA INTRADESIDUAL
• Kantung kecil (<5mm) terlihat di dalam
lapisan endometrium
PERDARAHAN IMPLANTASI
• Zona hipoekoik di dalam desidua dekat
kantung kehamilan akibat erosi lapisan
uterus yang menyertai proses implantasi.
5 MINGGU
ADA KANTUNG GESTASI
• Satu-satunya indikator pasti diagnosis
kehamilan intrauterin adalah
ditemukannya kantung gestasi
• Embrio dan yolk sac masih belum tampak
• Muncul dari blastosis, yang berimplantasi
di dalam lapisan endometrium fase sekresi
• Akibat implantasi blastosis di dalam
lapisan endometrium pada fase sekresi
3
4 BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
MUDIGAH (EMBRIO)
• Embrio dengan ukuran 1 - 2 mm dapat
terlihat pada 3-7 hari sejak visualisasi
yolk sac pertama kali terlihat, jika
menggunakan USG transvaginal
• CRL: 2 - 4mm, terletak berdampingan
dengan yolk sac
8 – 9 MINGGU
FETUS (JANIN)
• Ukuran CRL: 12-14 mm
• Janin terletak di dalam rongga amnion
SISTEM SARAF PUSAT
• Otak tampak sebagai struktur kistik
tunggal pada daerah kepala janin
MEMBRAN AMNION
• Muncul sebagai garis tipis melengkung
hiperekoik pada rongga korion yang
mengelilingi janin (tanda panah)
• Menyatu dengan korion pada usia
kehamilan 14 – 16 minggu
• Cairan korion tampak lebih hiperekoik
dibandingkan ketuban
TUJUAN PEMERIKSAAN ULTRASONOGRAFI TRIMESTER PERTAMA
1. Konfirmasi kehamilan intrauterin
2. Pencitraan dari yolk sac normal dan
embrio
3. Biometri dasar (diameter kantung gestasi,
panjang CRL)
4. Ketebalan lapisan nuchal translucency
untuk mendeteksi kromosom
5. Jika memungkinkan, dapat dilakukan
dengan USG transvaginal
BIOMETRI DASAR KEHAMILAN TRIMESTER PERTAMA
UKURAN KANTUNG GESTASI
• Usia kehamilan 5 – 7 minggu
• Ukuran diameter dihitung dengan rumus
= tinggi x lebar x panjang / 3
• Perhitungan usia kehamilan (hari)= rata-
rata diameter (mm) +30
• Pertumbuhan normal = 1mm/ hari
• Pertumbuhan abnormal < 0,6 mm/ hari
6 BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
Interpretasi optimalketebalannuchal
translucency(NN), pengukuran perbandingan
dengan ukuran panjang kepala-bokong (CRL)
8 BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
LINGKAR KEPALA
• Kurang akurat bila dibandingkan DBP
• Jika indeks cephalic tidak normal, maka
dipilih lingkar kepala
• Dapat diukur dengan menggunakan sketsa
langsung pada alat USG ataupun dengan
memakai rumus :
HC = [(BPD + DOF) / 2] x 3.14 atau
HC = (BPD + OFD) x 1.57
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN JANIN 9
Level bidang
12 BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
DEFINISI:
Biasanya didefinisikan sebagai janin dengan TBJ<10 persentil untuk usia kehamilan yang
disebabkan karena faktor patologis (internal dan eksternal), bukan faktor genetik
Bayi kecil untuk masa kehamilan– KMK (small for gestational age-SGA)
Bayi kecil secara genetik, bukan diakibatkan karena PJT dan tidak memiliki peningkatan
risiko morbiditas dan mortalitas perinatal
Bayi berat badan lahir rendah – BBLR (low birth weight – LBW)
Bayi baru lahir dengan berat badan < 2500 gr
MAKROSOMIA
Definisi : berat badan janin di atas 90 persentil untuk usia kehamilan
1. Bayi besar, normal, baru lahir
2. Bayi yang baru lahir dari ibu diabetes
TANDA KLINIS ARTI KLINIS
• Janin terlalu besar untuk usia kehamilan • peningkatan kematian perinatal
• Maternal diabetes gestasional (trauma kelahiran, perdarahan, aspirasi
mekonium)
• kematian janin mendadak yang terkait
dengan ibu diabetes
DIAGNOSIS BANDING
Jika dari pemeriksaan klinis terdapat kemungkinan :
Perlambatan pertumbuhan – harus Percepatan pertumbuhan – harus
disingkirkan : disingkirkan :
• Keliru menghitung tanggal • Keliru menghitung tanggal
• Kematian janin (missed abortion) • Kehamilan kembar
• Oligohidramnios • Mola hidatidosa
• Ketuban pecah dini • Maternal diabetes gestasional
• Mioma uteri
• Polihidramnios
18 BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
CRL
PROFIL BIOFISIK
• Tujuan: penilaian kondisi janin dan deteksi hipoksia pada kehamilan, aplikasi yang
paling umum pada janin dengan PJT asimetris akibat insufisiensi plasenta dan hipoksia
yang mengancam
• Berdasarkan tampilan dinamis data biofisik dari pemeriksaan USG selama 30 menit
tanpa henti
• Hasil: 8-10 = kondisi janin baik - resiko kecil hipoksia
4-6 = ulangi selama 24 jam - diduga hipoksia, tergantung pada
hasil pemeriksaan lainnya
0-2 = kecurigaan yang kuat hipoksia
Berulang skor <4; dianggap sebagai indikasi untuk melakukan
terminasi kehamilan
• Beberapa sistem skoring dalam literatur:
1. Kondisi janin normal dinilai dengan poin 2, dan kondisi terganggu dinilai dengan
poin 0
2. Data apapun, termasuk penilaian kematangan plasenta, dinilai dengan poin 0, 1, 2
• Hasil dipengaruhi oleh: hipoksia, obat-obatan dan siklus tidur janin
INDIKATOR BIOFISIK NORMAL (2 POIN) TERGANGGU (0 POIN)
REAKTIFITAS • Denyut jantung yang • Frekuensi dasar<100
FREKUENSI DETAK normal (120-160) denyut / menit
JANTUNG JANIN • Rekaman • Takikardia persisten
NST(Non Stress Test) – hingga30menit: harus dengan penyebab tidak
perbandingan kontraksi terdaftar minimal 2 jelas > 160 denyut / menit
rahim dan gerakan janin akselerasi dengan • Kurang dari dua
dengan rekaman CTG variabilitas hingga 15 episodeakselerasi
frekuensi detak jantung detakan per menit
janin
VOLUME CAIRAN • Indeks cairan amnion • Indek cairan amnion
AMNION normal berkurang
• Kantung terbesar cairan
bebas
• Jumlah cairan amnion
dapat dikalkulasi
memakai berbagai indeks
(ICA)
GERAKAN TUBUH • 3atau lebih gerakant • < 2 gerakan dalam 30
JANIN erpisah dalam 30 menit menit
• Gerakan sederhana atau
kompleks yang meliputi
tubuh atau anggota
badan
22 BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
ARTERI UMBILICALIS
ANATOMI NORMAL
OVARIUM
• Jumlah sepasang, bentuknya menyerupai buah almond;
• Bentuk dapat berbeda-beda, tetapi ukuran umumnya sama; Tidak terlapisi oleh
peritoneum, terletak bebas di rongga perut.
FUNGSI
• Ovulasi; Memproduksi hormon Estrogen.
STRUKTUR
• Sebagian besar terdiri dari jaringan fibroareolar yang disebut stroma
• Terdiri atas 2 bagian utama:
1. KORTEKS- lapisan kelenjar eksternal yang mengandung folikel
2. MEDULLA - lapisan yang mengandung jaringan ikat, otot polos, dan pembuluh
darah, lapisan ini berada lebih dalam.
UKURAN
volume = panjang x lebar x tinggi
• Anak-anak <5 tahun
−− Volume <1 cc
• Usia reproduksi
−− Volume 6-10 cc, volume maksimum 14 - 16 cc (3 x 2 x 2 cm)
• Usia perimenopause
−− 3-5 tahun setelah menopause, ovarium berbentuk ovoid
• Usia menopause (volume menurun sesuai dengan usia)
−− Volume 3-6 cc, volume maksimum <7 cc (2 x 1,5 x 1,5 cm)
• Usia postmenopause dengan terapi ormone pengganti
−− Volume ovarium mengalami atrofi.
LOKALISASI
• Dinding lateral belakang pelvis di sebuah celah yang disebut fosa Waldeyer
• Dapat bervariasi karena mobilitas ovarium Di belakang ligamentum ovarium
HUBUNGAN
• Sisi medial – menghadap pelvis, dapat tertutup oleh dengan saluran tuba
• Sisi lateralis – terletak pada dinding panggul di fosa Waldeyer
• Tepi belakang–berbentuk cembung, di depan ureter, arteri dan vena, bebas
• Tepi depan - mesovarium juga dikenal sebagai hillus ovarium karena fakta bahwa di
daerah ini ovarium dilewati oleh pembuluh darah dan saraf
• Medial depan - uterus
30 BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
GAMBARAN USG
• Struktur oval hipoekogenik dengan
ekotekstur homogen
• Bagian tengah ekogenik
• Usia reproduksi: folikel mudah
diidentifikasi
• Usia menopause: folikel berkurang,
mengurangi ukuran tampilan yang
jelas
TRANSABDOMINAL
Teknik kandung kemih penuh terlihat
ovarium kanan di tepi lateral uterus
TRANSVAGINAL
Menampilkan ovarium dengan folikel
matang (kiri), terlihat arteri iliaka interna
sebagai topografi lokasi ovarium
32 BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
CORPUS LUTEUM
• Kista fungsional pasca-ovulasi (setelah
pecahnya folikel Graff, disertai
kemungkinan perdarahan) biasanya
ukuran 12-17 mm
• Paling umum berupa massa kistik pada
kehamilan, menghilang setelah trimester
pertama
Gejala
• Tanpa gejala atau sakit pada pendarahan
USG
• Unilateral, batas tegas, dibatasi struktur
kistik dinding yang licin
• Terisi oleh bayangan hipoekoik dan
gema seperti jaring
KISTA FOLIKEL
• Kista fungsional / fisiologis yang terjadi
ketika tidak terjadi ovulasi atau involusi
folikel matang
• Spontan menghilang
Gejala
• Asimtomatik
USG
• Kista simpleks: anecoic, dinding tipis,
bulat / oval dengan batas-batas tegas
• Besarnya sekitar 1,5-2,5 cm pada saat
ovulasi, dapat tumbuh hingga 6 cm
KISTA HAEMORAGIK
• Perdarahan di dalam kista
Gejala
• Nyeri panggul
USG
• Karakteristik yang berbeda karena
bekuan darah
• Mungkin menyerupai lesi adneksa
lainnya
• Dapat berwujud gambaran solid dengan
penebalan pada dinding kista, sering
terlihat mirip endometriosis
KISTA DERMOID
• Wanita muda
• Ukuran hingga 15 cm
Gejala
• Masa tumor, memungkinkan terjadinya
torsi
USG
• Komponen tidak homogen, paling sering
hiperekoik karena berasal dari derivat
ektoderm (gigi, tulang, rambut, lemak)
dan daerah kistik
SINDROM OVARIUM
HIPERSTIMULASI
• Folikel mengalami hiperstimulasi
dalam menanggapi terapi obat untuk
merangsang ovulasi
• Kista fungsional yang berhubungan
dengan kadar hCG yang sangat tinggi
• Berhubungan dengan penyakit trofoblas
gestasional, Kehamilan kembar,
koriokarsinoma
Simptom
• Nyeri karena tekanan yang disebabkan
oleh ukuran ovarium, perut terasa tidak
enak, mual, muntah
USG
• Pembesaran bilateral ovarium dengan
beberapa kista multilokular kadang
bersekat
• Cairan bebas di cavum Douglas
36 BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
KISTADENOKARSINOMA SEROSUM
• Karsinoma primer ovarium yang paling
sering (40%)
• 50% bilateral
• 50% berukuran > 15 cm dalam diameter
USG
• Multilokular, formasi papila multipel dalam
lumen, septum sering muncul dengan
ketebalan tidak teratur
TUMOR MUSINOSUM
• 20-25 % dari keseluruhan populasi tumor
ovarium
• Jarang berbentuk serosa, sering jinak
KISTADENOMA MUSINOSUM
• Tidak tergantung usia (sering pada usia
20-40 tahun)
• Unilateral (95 %)
USG
• Bersepta, dinding tipis, kadang disertai
formasi papila
• Ukuran bervariasi, kadang memenuhi
seluruh rongga panggul, dapat berukuran
> 30 cm
38 BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
TUMOR BRENNER
• Tumor padat jinak yang paling sering,
dijumpai pada usia dekade ke-6
• Muncul sebagai tumor primer, unilateral (96%)
USG
• Tumor padat berbatas tegas dan jelas
Ukuran dapat mencapai 10 cm
Sindrom MEIGS :Etiologi tidak diketahui
trias : tumor padat ovarium, asites, dan
hidrotoraksi sisi dekstra
OVARIUM 39
KARSINOMA OVARIUM
STADIUM KLINIS KANKER OVARIUM
STADIUM 1 • Terbatas pada ovarium 1a tumor terbatas pada satu
ovarium, tanpa ascites
1b tumor pada kedua ovarium,
tanpa ascites
1c tumor pada satu atau kedua
ovarium, dengan ascites, sel
tumor ditemukan dalam
bilasan rongga perut
STADIUM 2 • Meluas ke panggul 2a tumor telah menyebar atau
metastase ke rahim atau
tuba fallopi
2b tumor telah menyebar ke
organ panggul lainnya ke
uterus atau tuba fallopi
2c sama seperti 2a dan 2b
dengan ascites dan temuan
sitologi positif dalam bilasan
rongga perut
STADIUM 3 • Ekspansi intraperitoneal Tumor dapat menyebar:
diluar panggul dan / atau • langsung - peritoneum,
nodus kelenjar getah bening rahim, saluran kencing
retroperitoneal positif kandung kemih, usus,
• Terbatas pada panggul, tetapi omentum
dengan metastase pada usus • limfoma - kelenjar getah
halus atau omentum bening para-aorta
STADIUM 4 • Penyebaran metastasis tumor Penyebaran tumor metastasis
di luar rongga perut melalui pembuluh darah di hati,
paru-paru dan organ lain
42 BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
PEMERIKSAAN DOPPLER
TUMOR OVARIUM JINAK TUMOR OVARIUM GANAS
• Bentuk pembuluh darah teratur • Bentuk pembuluh darah tak beraturan
• Pembuluh darah dengan beberapa • Pembuluh darah bervariasi dalam
pengukuran relatif berdiameter sama diameter
• Dinding pembuluh darah memiliki • Dinding pembuluh darah tidak berlapis
lapisan otot, nilai indeks resistensi tinggi otot
(RI> 0,42) • Nilai indeks resistensi rendah (RI <0,42)
• Dapat dijumpai “danau tumor” dan
“arteriovenous shunting”
Bab
Tuba Faliopi
3
TUBA FALLOPI 45
ANATOMI NORMAL
UKURAN
• Panjang sekitar 10 cm
LOKALISASI
• Memanjang kelateral dan horisontal darit epi cornu uteri (intraperitoneal)
• Sepanjang perbatasan mesoovarium sampai ke bagian akhir tuba fallopi
FUNGSI
• Sebagai jalur masuknya telur yang telah dibuahi ke dalam rahim dan dibantu oleh
gerakan peristalsis pada tuba Cukup panjang hingga memungkinkan terjadinya
perkembangan oosit yang telah dibuahi selama transportnya ke dalam uterus
VASKULARISASI
• Pembuluh darah dari anastomosis a.uterina dan a.ovarica
GAMBARAN ULTRASONOGRAFI
Sulit untuk divisualisasikan dengan USG transabdominal,
hanya dalam kondisi tertentus aja dapat ditampilkan dengan USG transvaginal (misalnya
bila terisi oleh cairan tertentu)
1. INFUNDIBULUM
• 2 cm-perpanjangan akhir
dari tuba
2. FIMBRIAE
• Ekstensi akhir berbentuk
trapezium pada ujung
tubafallopi, diperlukan untuk
oosit yang telah dibuahi
3. AMPULLA
• 5cm, 2/3darituba fallopi,
melekuk, berliku-liku, dinding
tipis
• Bervariasi dalam diameter
ukuran
• Lokasi terjadinya fertilisasi
4. PARS ISTHMICA
• 2cm, 1/3tuba-datar,berlanjut
ke ampulla
5. PARS INTRAMURAL
(bagian interstisial atau pars
uterina)
• Panjang 1cm, lebar <1 mm
• Terletak didinding rahim
• Dapat terjadi kehamilan
kornual (sangat jarang)
46 BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
KELAINAN
PENYAKIT RADANG PANGGUL
• Radang saluran tuba dan ovarium dengan peritoneum sekitarnya yang disebabkan
oleh mikroorganisme yang berbeda (gonococcus, bakteri piogenik, mycobacterium
tuberculosis, dll)
• Gonokokus merupakan penyebab paling umum dari
• Penyakit radang panggul akut dapat berkembang setelah tindakan operasi, tapi
biasanya disebabkan oleh infeksi asendens
• Berhubungan dengan pemakaian IUD, manipulasi intrauterine
• Penyakit radang panggul kronis bercirikan adhesi, edema, hidrosalpings, piosalpings
Gejala
• Akut : nyeri, demam, discharge
ULTRASONOGRAFI
• Perubahan tidak spesifik, rahim membesar disertai dengan pembesaran adneksa
• Obstruksi tuba: gambaran menyerupai bentukan sosismemanjang (tuba fallopi
membesar)
• Cairan bebas dalam panggul
• Abses memiliki tampilan yang berbeda: lesi uni atau multilokular dengan batas tidak
teratur dan berdinding tebal
• Diferensial diagnosis: apendisitis, divertikulitis, torsiovarium, kehamilanektopik
• Endometritis-penebalan endometrium disertai cairan bebas +/- dalam cavum
• Hydro/piosalpings-lihat di bawah
BENTUK PENYAKIT RADANG PANGGUL
HIDROSALPINGS
• Melebarnya tuba akibat terisi cairan (mungkin akibat non-gonococcus salpingitis atau
setelah pulih dari pengobatan infeksi gonokokal)
• Tampak berupa massa kompleks pada tampilanUSG transabdominal, dengan USG
transvaginal akan muncul dalam wujud tubular, memanjang seperti sosis, anekhoid,
atau berupa massa hipoekhoid
• Melebarnya tuba fallopi dapat ditelusuri hingga mencapai ke cornu uteri (dalam
beberapa kasus pelebaran tuba fallopi, sulit untuk membedakannya dengan struktur
ovarium)
PIOSALPINGS
• Melebarnya tuba karena terisi pus
• Akibat dari tertutupnya lumen tuba
pada bagian ujung fimbria
• Tampilan berupa massa kompleks
dengan USG transabdominal
• Dengan USG transvaginal tampak
berupa lumen tubular, dengan struktur
menyerupai sosis dengan dinding
ekhogenik
• Mungkin berisi tampilan ekhogenik yang
menunjukkan pus
• Dapat berlanjut menjadi tubo-ovarial
abses yang muncul dalam wujud massa
multikistik atau kompleks
TUBA FALLOPI 47
ABSES TUBO-OVARIAL
• Abses tuba yang menyebar ke ovarium
• Ovarium dapat divisualisasikan sebagai
bagian dari massa abses
• (diagnosis banding untuktuba fallopi
yang terisi cairan: hematosalpinks-
biasanya merupakan akibat kehamilan
ektopik, jarang sekali muncul berupa
hemato-metro-kolpo-salpings sebagai
akibat obstruksi darah selama
menstruasi)
KARSINOMA TUBA
• Tumor ganas yang jarang terjadi,kanker
primer yang paling umum adalah dari
jenis adenokarsinoma
• Lebih sering sekunder, akibat metastase
dari organ pelvis sekitarnya
ULTRASONOGRAFI
• Massa kompleks – solid berdekatan
dengan uterus dan ovarium
48 BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
Bab 4
Ultrasonografi dan Infertilitas
1
ULTRASONOGRAFI DAN INFERTILITAS 51
BAB 4. ULTRASONOGRAFI DAN INFERTILITAS
DR.Dr. Wiku Andonotopo, SpOG, (K‐FM)
PERSIAPAN PEMERIKSAAN PASANGAN INFERTILITAS
PERSIAPAN PEMERIKSAAN PASANGAN INFERTILITAS
Siklus menstruasi Usia pasien Riwayat tindakan bedah
Anamnese reproduksi Lama pernikahan Infeksi
Riwayat pemakaian kontrasepsi Aktivitas seksual Riwayat radioterapi
Penyakit radang panggul Riwayat penyakit keluarga
Riwayat tindakan bedah Riwayat penyakit terdahulu
Agama
Riwayat pemeriksaan dan
pengobatan terdahulu
Wanita ANAMNESE Pria
PASANGAN INFERTILITAS
Wanita PEMERIKSAAN Pria
Genitalia eksterna Penyakit sistemik Genitalia eksterna
Genitalia interna Deformasi Prostat
Pemeriksaan mikrobiologi vagina Penyakit rektum Varicocele
dan serviks Bekas jaringan parut (cicatrix)
Payudara tindakan bedah sebelumnya
FAKTORFAKTOR PENYEBAB INFERTILITAS
PENYEBAB INFERTILITAS
1.FAKTOR UTERUS ‐ anomali kongenital, adhesi intrauterine, tumor, endometritis, adenomiosis
1. FAKTOR UTERUS • anomali kongenital, adhesi intrauterine, tumor,
2.FAKTOR SERVIKS ‐ kelainan serviks, sekresi serviks yang abnormal
endometritis, adenomiosis
3.GANGGUAN OVULASI ‐ penyakit ovarium polikistik, sindroma “lutein unruptured follicle” (siklus anovulatoar)
4.FAKTOR MEKANIK ‐ termasuk penyakit tuba dan faktor‐faktor lain yang menyebabkan blokade mekanik
2. FAKTOR SERVIKS • kelainan serviks, sekresi serviks yang abnormal
transfer gamet, fertilisasi dan transfer embrio
5.FAKTOR PRIA
3. GANGGUAN OVULASI
6.FAKTOR IMUNOLOGI
• penyakit ovarium polikistik, sindroma“lutein
7.FAKTOR TAK DIKETAHUI unruptured follicle” (siklus anovulatoar)
8.FAKTOR EMOSIONAL
4. FAKTOR
MEKANIK • termasuk penyakit tuba dan faktor-faktor lain
yang menyebabkan blokade mekanik transfer
gamet, fertilisasi dan transfer embrio
5. FAKTOR PRIA
6. FAKTOR IMUNOLOGI
7. FAKTOR TAK DIKETAHUI
8. FAKTOR EMOSIONAL
2
52 BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
ULTRASONOGRAFI DAN INFERTILITAS 53 3
USG transvaginal USG / X‐Ray HSG Laparoskopi
FAKTOR MEKANIK INFERTILITAS
adhesi peritoneum oklusi bilateral bagian proksimal patologi unilateral tuba fallopi
adhesi periovarium oklusi bilateral bagian distal faktor infertilitas yang tidak
penyempitan bilateral tuba riwayat tindakan operatif pada diketahui
fallopi tuba fallopi
oklusi unilateral bagian proksimal salpingitis isthmus nodosa
oklusi unilateral bagian distal hidrosalphings nodular
polip tuba fallopi
mioma di cornu uteri
pasca operasi sterilisasi
Tindakan operatif Bayi tabung (IVF) GIFT
DIAGNOSIS OVULASI
FASE SIKLUS MENSTRUASI Gambaran USG deteksi ovulasi
FASE PRE-OVULASI Perubahan morfologi pada folikel pre-ovulasi:
1. CUMULUS OOPHORUS:
• Struktur ekhogenik berbentuk segitiga di
bagian dalam dinding folikel
• Temuan cumulus oophorus memungkinkan
prediksi ovulasi akan terjadi pada24 - 36 jam
berikutnya
• Muncul pada 15 -20 % dari siklus ovulasi
2. TANDA KONTUR GANDA (Double
Contour)
• Akibat berkurangnya refleksi di sekitar
folikel
• Edema pada lapisan sel teka, pemisahan sel
granulosa lapisan dan sel teka
OVULASI • Proses memakan waktu 7-35 menit
• Folikel pre-ovulasi kolaps
56 BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
2. Ovulasi
• folikel pecah
• RI 0.44 + 0.04
•
ULTRASONOGRAFI DAN INFERTILITAS 61
DAERAH LAIN 5 %
• Abdomen (interligamenter), ovarium
(primer dan sekunder), serviks
KEHAMILAN HETEROTOPIK
• Sangat jarang, dalam waktu bersamaan
terjadi kehamilan di dalamdan di luar
rahim
66 BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
ANATOMI
UTERUS
• Organ berotot berbentuk buah pir
• Terletak di tengah-tengah panggul di antara kandung kemih dan usus besar
• Terdiri dari dua bagian: korpus dan serviks
FUNGSI
• Haid, kehamilan dan melahirkan
STRUKTUR
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :
1. Lapisan Endometrium (stratum mukosa) - lapisan bagian dalam terdiri atas 2 lapisan :
A. Lapisan desidua
−− stratum fungsional
Lapisan fungsional lebih mendekat ke arah kavum uterus, mengikuti pola
siklus haid bulanan, meluruh selama menstruasi
B. Lapisan basal
−− stratum basalis
Lapisan menetap yang memunculkan lapisan desidua baru setelah siklus
bulanan, terdiri atas kelenjar
2. Lapisan miometrium (lapisan otot) terdiri dari tiga lapisan serat otot polos
3. Perimetrium (lapisan serosa) lapisan luar rahim, bagian dari peritoneum viseralis, ke
arah anterior berbatasan dengan kandung kemih, ke arah lateral berlanjut sebagai
ligamentum latum, ke arah posterior berbatasan dengan kavum Douglas
CORPUS UTERI
• Bermula dari bagian fundus(bagian oval daric orpus terletak di antaratuba fallopi)
hingga mencapai leher rahim
• Perbandingan corpus dan leher rahim= 2: 1
Ukuran
• Panjang 7,5-9 cm x lebar 4,5-6 cm x tebal 2,5-4 cm
• Ukuran pada multipara meningkat sekitar 1-2 cm ke segala arah
Batas dengan organ sekitar
• Permukaan depan: mendatar, ditutupi dengan peritoneum(peritoneum) yang
membentang ke arah luar kandung kemih
• Permukaan belakang: permukaannya mencembung, ditutupi oleh peritoneum yang
meluas ke arah serviks, menutupi bagian atas vagina dan menutupi permukaan depan
rektum, kavum Douglas
SERVIKS
• Leherrahim berbentuk kerucut oval berlanjut ke vaginadengan sudut90°
• Dibagian dalam serviks adalah kanalis endoserviks Terdiri dari bagian supravaginal
dan vagina
70 BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
ANATOMI NORMAL
Ukuran
Panjang2,5cmxdiameter 2,5cm
Lokasi
Bagian bawah uterus, di bawah itsmus yang memasuki vagina
Batas dengan organ sekitar
• Bagian depan-kandung kemih
• Bagian belakang-yang Ligamentum utero-sakral, kavum Douglas ruang
• Lateral: arteri uterina dalam jaringan ikat, ureter berada pada 2 cms ebelah lateral
dan di depan leher rahim
• Proksimal-supravaginal: berhubungan dengan corpus, isthmus
Distal-vagina: memasuki vagina berlanjut sebagai forniks vagina
VAGINA
• Berwujud rongga fibromuskular, dimulai dari vestibulum vulva sampai ke serviks
Fornix-daerah yang muncul berbatasan dengan leher rahim: anterior, posterior, dan
dua sisi lateral
Ukuran
Panjang belakang 9 cm, depan 7,5 cm
Lokasi
• Sumbu vagina membentuk sudut 90 terhadap serviks
Terletak pada sudut 45 terhadap organ di panggul
POSISI UTERUS
Anteflexi
Corpus uteri melekuk dengan sudut
yang tajam ke depan dalam hubungannya
dengan serviks
Anteversi
Corpus uterus miring ke arah depan
rahim dalam kaitannya dengan sudut
antara sumbu longitudinal vagina dan
sumbu longitudinal dari uterus
Retroflexi
Corpus uteri melekuk dengan sudut yang
tajam ke belakang dalam kaitannya dengan
serviks
Retroversi
kemiringan relatif corpus uterus terhadap
sudut antara sumbu longitudinal vagina
dan serviks
72 BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
Fase proliferasi 4 - 8 mm
Awal :
• Endometrium
berupa lapisan tipis
dengan lapisan basal
hiperekhoidhomogen
Akhir:
• Lapisan ekhogenik
membentuk gambaran
resonansi triple-layer,
yang terdiri dari:
a) obyek ekhogenik
sentral
b) lapisan fungsional
menciptakan obyek
hipoekhoid
c) obyek hiperekhoid
lapisan basal
Penampilan triple-layer
paling jelas terlihat pada
periode sekitar ovulasi
Fase sekresi 7 - 16 cm
• Obyek tampak homogen
dan hiperekhogen
akibat endometrium
melebar, berliku-
liku,endometrium
dipenuhi kelenjar
glikogen danmusin
• Indeks resistensi pada
arteri uterina menjadi
lebih rendah
UTERUS DAN ENDOMETRIUM 77
Tanpa perdarahan
perdarahan
Polip endometrium
Fokus terbatas endometrium hiperplastik,
menonjol ke dalam rongga rahim
Gambaran klinis
Perdarahan menstruasi memanjang,
perdarahan perimenopause dan
perdarahan menopause
Gambaran USG
Massa berbatas tegas, hiperekhoid, dalam
rongga rahim, biasanya dengan sejumlah
cairan (minimal) dalam rongga rahim
Kanker endometrium
Umum ditemukan pada wanita pasca
menopause (> 50 tahun).Risikomeningkat
pada stimulasi estrogen yang berlebihan,
obesitas, sindrom ovarium polikistik,
nullipara, hipertensi dan diabetes
Gambaran klinis
Perdarahan, biasanya pada wanita pasca
menopause
Gambar USG
Endometrium menebal 6 mm, homogen
dan hiperekhoid, dalam kasus terjadinya
invasi, terlihatdisrupsi pada integritas
lapisan halo subendometrium disertai
munculnya cairan
UTERUS DAN ENDOMETRIUM 81
Gambaran klinis
Tidak adanya menstruasi
GambarUSG
Dinding di dalam kavum endometrium
tampak tidak teratur,hiperekhoid, kontur
kavum tampak tidak teratur
ABNORMALITAS
Leiomioma (fibroma)
• Kanker ginekologi yang paling umum,
insiden meningkat setelah usia 35
tahun, dibentuk dari sel-sel otot
polos miometrium, dikelilingi oleh
pseudokapsul menyerupai sel otot yang
terkompresi
• Perubahan vaskular dan atrofi yang
diakibatkan oleh perubahan degeneratif,
perdarahan, nekrosis dan kalsifikasi
• Responsif terhadap ransangan estrogen
Mioma submukosa pada dinding
dan tumbuh cepat selama masa
belakang menonjolke arah dalam
kehamilan
ronggarahimyangsebagian terlihat
• Berdasar pada lokasi dibedakan atas :
- subserosa
- intramural
- submukosa
- intraligamenter
- mioma servikal
Gambaran klinis
Tergantung pada lokasidan ukurandari
massa, rahim membesardan tak
beraturan,dapat menyebabkan
metrorhaghia,infertilitas, disuria, sembelit,
nyeri panggul
Gambar USG
Massa berbatas tegas dengan zona oval Mioma - degenerasi kistik
hipoekhoid menyerupai halo, jika terjadi
perubahan degeneratif, muncul gambaran
kalsifikasi seperti jalur hiperekhoid tidak
teratur, nekrosis menyerupai lacuna tanpa
ekho tidak teratur
Ovula Nabothii
Muncul sebagai struktur kistik kecil
dijaringan serviks, tepat di sebelah kanal
serviks atau di bagian permukaan
84 BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
Gambaran USG
Penebalan lokal dari dinding rahim, yang
berubah bentuk seperti aliran gelombang,
dapat berakhir hingga 45menit.
Diangnosis banding : plasentaprevia,
hematoma, mioma
Leiomioma
Pertumbuhan di bawah pengaruh hormon
selama kehamilan dapat menyebabkan
distosia dalam proses kelahiran normal
Gambaran USG
Bisa menyerupai kontraksi atau jaringan
plasenta
Insufisiensi serviks
• Kondisi fungsional kelemahan serviks
• penyebab: trauma, kelainan kongenital,
hormon
• gambaran klinis: abortus berulang pada
trimester kedua
• terapi : cerclage
Gambaran USG
• panjangserviks<3 cm
• lebarserviks>2cmditrimester II
• lebarsaluran leher rahim>8mm
• membran menonjol dikanalis servikalis
penampilan khas saluran serviks dan
ostium internum: bentuk T,Y,V, U
Tipe - V: temuan patologis,
pembukaan berbentuk baji, serviks dengan
mulut terbuka melalui ostium internum,
sangat pendek, dan nyaris tidak ada lagi
kanalis servikalis
UTERUS DAN ENDOMETRIUM 85
RHOMBENCEPHALON AKUADUKTUS
• PONS DAN CEREBELLUM CEREBRAL
• MEDULA OBLONGATA BAGIAN SUPERIOR
VENTRIKEL IV
BAGIAN INFERIOR
VENTRIKEL IV
90 BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
VENTRIKULOMEGALI
• Pelebaran ventrikel yang berisi cairan
• Dua bentuk dasar:
√√ pasif (hydrocephalus ex vacuo): atrofi
otak atau kegagalan perkembangan
jaringan otak, di lokasi jaringan
otak yang tidak berkembang, terjadi
dilatasi pasif ventrikel
√√ aktif (hydrocephalus): peningkatan
produksi cairan serebrospinal dalam
pleksus koroid, sehingga cairan
terakumulasi dan memperlebar
ruang (bentuk ekspansif) atau terjadi
karena obstruksi saluran penghubung
untuk sirkulasi dan drainase cairan
antara bagian-bagian dari sistem
ventrikel (bentuk obstruktif)
• Dilatasi biasanya dimulai di bagian kornu
posterior
• Jumlah jaringan otak berkurang
dibandingkan dengan tulang kepala
• Peningkatan rasio V / H (diameter
ventrikel / diameter hemisfer)
• Biasanya berhubungan dengan
kerusakan tabung saraf (spina bifida)
KEPALA, LEHER DAN SISTEM SARAF PUSAT 99
STRUKTUR
ULTRASONOGRAFI GAMBARAN ULTRASONOGRAFI
(KELAINAN)
PORENCEPHALUS
• Nekrosis jaringan otak yang
sebelumnya normal, daerah
otak kemudian terakumulasi
oleh cairan dan membentuk
kista porencefalic yang
terhubung secara normal
dengan perkembangan
ventrikel otak
• Kista soliter atau beberapa
kista multipel pada jaringan
otak, tampak asimetris,
terhubung dengan ruangan
ventrikel lateral
KISTA PLEKSUS
KHOROIDEUS
• Terbentuknya kista dalam
jaringan pleksus khoroideus
ventrikel lateral
• Termasuk temuan normal
hingga kehamilan usia 20
minggu, secara spontan
menghilang
• Berhubungan dengan
kelainan kromosom, dan
dianggap salah satu marker
kelainan kromosom, tetapi
bila bersifat temuan yang
terisolir, bukan merupakan
indikasi untuk pemeriksaan
kariotip janin
• Unilateral atau bilateral
• Ukuran hingga 2 cm
• memberikan penampilan
menyerupai jaringan
spons diantara struktur
hiperkehoid
• pleksus khoroideus
100 BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
STRUKTUR
ULTRASONOGRAFI GAMBARAN ULTRASONOGRAFI
(KELAINAN)
KISTA ARACHNOID
• Kelainan kongenital invaginasi
atau akibat peradangan,
selaput lunak meningens
membentuk kista biasanya
dalam struktur fisura
otak besar (Silvius atau
interhemisfer)
• Struktur kistik yang tidak
berkomunikasi dengan
sistem ventrikel, terutama
ruang ventrikel lateral
ANEURISMA VENA
GALEN
• Malformasi arterio-venous
• Biasanya terdapat anomali
aliran vena yang mengalami
drainase, bersama-sama
dengan aliran darah
bertekanan tinggi mengalir
ke dalam vena besar cerebral
Galen dan mengakibatkan
dilatasi
• Tidak beraturan, struktur
hipoekhoik berliku-liku,
kistik, atau bentuknya tidak
beraturan
• Biasanya terletak di garis
tengah dan di atas ventrikel
III
• Muncul dalam bentuk sinyal
Doppler vena
KEPALA, LEHER DAN SISTEM SARAF PUSAT 101
Hipertelorism
KEPALA, LEHER DAN SISTEM SARAF PUSAT 103
SPINA BIFIDA
Penutupan tidak sempurna dari vertebra
spinalis sehingga terjadi defek atau non-union
dari lengkung vertebra spinalis.
PADA POTONGAN
LONGITUDINAL
Dapat terlihat hanya jika meningens atau
jaringan medulla spinalis menonjol keluar
di ataskulit
Pada defek terbuka potongan transversal
dan koronal, dapat terlihat diskontinuitas
dari kulit dan fragmen tulang belakang.
Pada tipe spina bifida kistik, tampak
jelas tonjolan kistik yang melewati defek
tulang belakangdan tampak di atas jaringan
kulit.
Paling baik ditampilkan pada periode
kehamilan 18-24 minggu, paling mudah
diperiksa bila air ketuban diatas defek
dalam jumlah yang mencukupi untuk
memberikan ruang pemeriksaan.
Myelomeningocoele : Penampang
melintang defek terbuka “neural tube”
yang keluar dari canalis spinalis dan
medulla spinalis (panah) dibungkus
meningens
Bab
Saluran Cerna
9
SALURAN CERNA 113
85
114 BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
PERKEMBANGAN ABNORMAL
MASSA KISTIK INTRABDOMEN
• Diagnosis differensial meliputi ovarium,
usus maupun duplikasi, kista empedu,
pseudokista mekonium, dan dilatasi usus
• Ditemukan struktur kistik dalam perut
janin
• Unilokular, multilokular
ATRESIA
• Anomali perkembangan
• Disertai polihidramnios karena
ketidakmampuan menelan aliran cairan
ketuban melalui sistem pencernaan
Atresia Esophagus
• Sering berhubungan dengan fistula
trakeoesophageal
• Paling sering terdiagnosis secara tidak
langsung saat lambung dan bagian distal
sistem gastrointestinal tidak dapat
terlihat
• Mungkin berhubungan dengan
trisomi18,21, dan 13
Potongan transversal dan longitudinal
Atresia Duodenum memperlihatkan obstruksi usus dengan
• Terjadi karena kurangnya mobilitas ekstensi usus, perut membuncit dan
duodenum polihidramnios
• Sering dikaitkan dengan anomali lainnya:
trisomi21, anomali morfologi dan
kelainan bawaan jantung.
Atresia Jejunum/Ileum
• Temuan sporadis, umumnya tidak
berhubungan dengan anomali lainnya
OBSTRUKSI USUS
• Disebabkan oleh stenosis, volvulus,
duplikasi enterik , mekoneum ileus,
penyakit Hirschprung
• Diagnosis banding penting untuk
membedakan dengan uropati obstruktif
MEKONEUMILEUS
• Bentuk obstruksi usus halus di mana
mekoneum menutup bagian distal
• Sering dikaitkan dengan kistik fibrosis
HERNIA DIAFRAGMA
• Gangguan penutupan kubah diafragma
• Lokalisasi defek berbeda-beda, dan
memungkinkan herniasi melalui hiatus
• Organ abdomen dapat masuk menuju
ke rongga dada
• Sering disertai kelainan anatomi berat,
• Terapi postnatal dimungkinkan, tetapi
dengan hasil yang tidak pasti
• Gangguan topografi normal toraks dan
organ perut Bagian memanjangmelalui tubuhjanin,
• Ditandai dengan kesulitan menampilkan bidang sagital, jelas terlihat kubah diafragma
lambung di daerah perut hemi-abdomen yang memisahkan rongga dada dan rongga
kiri atas perut(panah)
• Perut, bagian dari usus halus, kadang
pula hepar masuk melalui defek
diagframa pada rongga dada
• Dekstro posisi jantung
• Pergeseran mediastinal
• Sering disertai oligohidramnios
122 BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
OMPHALOCELE GASTROCHIZIS
HIDROPS FETALIS
IMUN HIDROPS
ERITROBLASTOSIS
FETALIS
NON-IMUN HIDROPS
PENYAKIT HEMOLITIK
PADA BAYI BARU LAHIR
RH IMUNISASI
• Akumulasi cairan dalam • Rh (+) ayah dan Rh (-) ibu
jaringan dan rongga tubuh • Degradasi eritrosit Rh (+)
janin janin terhadap IgG antibodi
1. FETUS ibu
Kelainan struktural jantung • Ibu terkena sensitisasi
dan takiaritmia janin oleh kontak dengan Rh (+)
(biasanya supraventrikuler, eritrosit pada kehamilan
takikardia atrial), penyebab sebelumnya
hematologi,idiopatik, transfusi • Antibodi ibu Rh (+) melewati
antar janin kembar (Twins-to- plasenta, menyebabkan
DEFINISI DAN twins transfusion syndrome), pengrusakan dan menurunkan
PENYEBAB kelainan kromosom, displasia jumlah eritrosit janin,
tulang, penyakit ginjal, tumor akibatnya terjadi penyakit
di mediastinum dan abdomen hemolitik atau eritroblastosis
2. PLASENTA fetalis
• Korioangioma,
Pencegahan:Ibu dengan Rh
trombosiss
(-) diberikan Rh imunoglobulin
3. PENYAKIT MATERNAL (Rhogam) setelah melahirkan
• Diabetes mellitus, atau pasca abortus
hipertensi, viral
peradangan (biasanya Pengobatan:Transfusi
cytomegalovirus dan intrauterine jika
Human Parvovirus B-19 ) Janin belum mampu untuk
bertahan hidup
• Perdarahan transplasenta
feto-maternal pada kehamilan
trimester III, abortus
• Jarang terjadi berulang pada
kehamilan selanjutnya
GAMBARAN ULTRASONOGRAFI
1. Janin - penebalan kulit janin (> 5 mm), hepato-splenomegali, asites, pleural dan / atau
efusi perikardial
2. Plasenta - ketebalan jaringan> 4 cm
3. Cairan ketuban - polihidramnij
SALURAN CERNA 125
Kelamin perempuan
99Tampilan ditentukan oleh labia
mayora(L).
99Uterus, vagina dan ovarium tidak akan
terlihat dalam kondisi normal.
132 BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
GINJAL POLIKISTIK
Tipe ginjal polikistik infantil
(POTTER TIPE 1)
• Autosomal resesif.
• Bilateral.
• Pelvis renalis dipenuhi dengan kista kecil
berukuran 1-2mm.
• Berbagai bentuk ekspresi gen.
• Ginjal membesar signifikan disertai
oligohidramnion.
• Kematian hampir selalu akibat
hipoplasia paru dikarenakan
oligohidramnion yang kronis.
STRUKTUR ULTRASONOGRAFI
99Ginjal hiperekoik bilateral dengan
ukuran lebih besar dari normal
99Struktur kista terkadang menghilang
(resolusi) spontan.
99Oligohidramnion.
AGENESIS GINJAL
Bilateral
• Kelainan kongenital absennya kedua ginjal.
• Kasus letal dikarenakan hipoplasia paru akibat oligohidramnion kronik.
• Akibat oligohidramnion berat sehingga janin sukar divisualisasi
• Ginjal tidak terlihat (berhati-hati dalam pemeriksaan karena kelenjar adrenal sering
disalah tafsirkan sebagai temuan ginjal.
Unilateral
• Lebih sering daripadabilateral.
• Dapat terjadi hipertrofi pada ginjalyang normal karena hi pertrofi kompensasi.
• Cairan amnion normal
• Kandung kemih terlihat normal dan penuh
Sindrom Potter
• Agenesis ginjal berhubungan dengan deformitas wajah,
kontraktur anggota badan dan hipoplasia paru.
POSISI DAN BENTUK GINJAL ABNORMAL
• Pada beberapa jenis kelainan tertentu, ginjal selain memberikan bentuk dan ukuran
yang tidak normal, lokasinya pun dapat tidak normal.
DOBEL URETER KANAL
• Prevalensi 4% pada populasi umum.
• Ditemukannya uretrokel merupakan penanda kelainan kongenital mayor.
GINJAL TAPAL KUDA
• Bagian atas dan bawah ginjal menyatu, ginjal terhubung menjadi satu melintasi depan
tulang belakang.
• Ginjaldapatmalrotasi.
• Lokasi sering abnormal diatas batas abdomen dan pelvis. Umum berlokasi pada
beberapa level superior lokasi normal ginjal.
PENYATUAN KEDUA GINJAL PADA SATU LOKASI
• Kedua ginjal menyatu terletak di salah satu sisi tulang belakang.
• Temuan ini dapat disalahartikan sebagai agenesis unilateral.
GINJAL PELVIS
• Temuan ini mungkin disalahartikan sebagai agenesis unilateral, namun pada
pemeriksaan detil ginjal ternyata ditemukan di samping kandung kemih.
• Mungkin berhubungan dengan anomali lainnya.
140 BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
SEGMENT PROKSIMAL
Bagian terdekat dengan tubuh, umumnya
terdiri atas satu tulang panjang (humerus
atau femur).
SEGMEN MEDIAL
Berisi dua tulang panjang yang ditampilkan
dan diukur secara terpisah atau disebut
sebagai kompleks radius-ulna dan
komplekstibia – fibula.
SEGMEN DISTAL
Mengandung tulang kecil dan falang, yang
sesuai dengan tulang pada tangan dan kaki
(karpal, metakarpal dengan falang jari-jari
tangan, tarsal dan metatarsal dengan falang
jari-jari kaki).
146 BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
33 MINGGU
THANATOPHORIC
DISPLASIA
THORAKS
SEMPIT
POLIDHIRAMNIOS
UMBILICAL CORD
THORAKS/ABDO
MEN
L
PA I
V
TAMPILAN STANDAR:
POTONGAN PADA EMPAT RUANG
JANTUNG
DESKRIPSI GAMBAR DI KANAN:
Tampilan seluruh empat ruangan jantung: atrium
kanan dan ventrikel kanan (1, 2), atrium kiri dan
ventrikel kiri (3, 4).
ATRIAL FIBRILASI
99Ritme atrium 400-700 dpm, dengan
respon ventrikel 120-200 dpm.
ATRIAL FLUTTER
99300-460 ritme atrium, respon ventrikel
60-200 dpm.
158 BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
AV BLOK DERAJAT I
99PR – Interval memanjang (>150 msec).
AV BLOK DERAJAT II
99Beberapa kontraksi atrium yang tidak
mengikuti kontraksiventrikel.
AV BLOK KOMPLIT (DERAJAT III)
AV kontraksi independen satu sama lain,
ritme atrium 120-140 dpm, ritme ventrikel
40-60 dpm.
SISTEM KARDIOVASKULAR 159
ANATOMI JANTUNG
A. Ventrikel kiri
• Terlihat diatas gaster.
• Dari ventrikel kiri aliran darah
keluar menuju aorta (left ventricular
out flow tract).
B. Valvula semilunar
• Bagian yang memisahkan arteri
pulmonalis dana orta.
• Memisahkan dari ventrikel.
C. Atrium kiri
• Terletak antara ventrikel kiri dan
arteri pulmonalis kiri.
• menerima aliran darah dari paru
(vena pulmonalis).
D. Septum interventrikular
• Bagian dari ventrikel.
• Pada bagian apeks terdiri dari otot
(tebal), namun pada insersi katup
(dekat crux) terdiri atas jaringan
membran (tipis).
E. Septum interatrial
• Struktur membran tipis
• Muncul sebagai kelanjutan dari
septum interventrikulorum
F. FVentrikel kanan
• Letaknya lebih kearah anterior
dibandingkan sisi kiri
• Muskulus papilaris terlihat jelas
G. Valvula atrio-ventrikulorum
• Mencegah kembalinya darah dari
ventrikel ke atrium.
• Katup trikuspid letak sedikit lebih
dekat dengan apeks dibandingkan
katup mitral.
H. Atrium kanan
• Menjadi tempat masuknnya vena
kava superior dan inferior.
• Foramen ovale tampak terbuka dan
tertutup oleh flap dengan gerakan
membuka menuju atrium kanan.
160 BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
ARKUS AORTA
• Ditampilkan dalam penampang sagital
(longitudinal).
• Keluar dari ventrikel kiri.
• Berlanjut menjadi aorta torakalis.
DESKRIPSI GAMBAR DI KANAN:
Aorta torakalis dan arkus aorta terlihat
bersama dengan keluarnya arteria carotis
communis, arteri brakhiocepalika, dan
arteri subklavia sinistra (panah).
Dua jenis:
• Dengan katup mitral dan trikuspid utuh.
• Dengan hanya satu katup saja.
SISTEM KARDIOVASKULAR 163
TETRALOGI FALLOT
• VSD (tanda utama), dapat bersamaan
dengan ASD.
• Overriding – aorta (tandautama).
• Stenosis pulmonal.
• Hipertrofi ventrikel kanan(sering
muncul pada periode neonatal).
164 BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
TRANSPOSISI PEMBULUH
DARAH BESAR
• Aorta muncul dari ventrikel kanan dan
mensuplai sirkulasi sistemik.
• Arteri pulmonalis muncul dari ventrikel
kiri dan mensuplai sirkulasi paru-paru.
• Besifat fatal, karena sirkulasi sistemik
terputus dengan sirkulasi pulmonal.
Tidak akan terjadi difusi oksigen
dan karbondioksida di alveolui paru.
Sehingga beberapa saat setelah
dilahirkan neonates akan meninggal.
• Bila diketahui sebelum persalinan segera
setelah lahir dilakukan operasi jantung
untuk mengembalikan aorta ke ventrikel
kiri dan arteri pulmonalis ke ventrikel
kanan, dengan angka keselamatan lebih
dari 80%.
HIPOPLASIA JANTUNG KIRI
(HYPOPLASTIC LEFT HEART
SYNDROME/ HLHS)
• Volume ventrikel kiri lebih kecil dari
ventrikel kanan (tidak simetris).
• Berbagai tingkat hipoplastik tergantung
dari variasi ukuran ventrikel kiri.
• Pembesaran ventrikel kanan.
• Mengecilnya atrium kiri.
• Aortahipoplasia.
• Atresia katup aorta.
• Atresia atau hipoplasia dari katup mitral.
Ventrikel kiri hipoplasi
• Hipoplasia jantung kiri.
• Koartasio aorta.
• Hipoplasia lengkung aorta.
SISTEM KARDIOVASKULAR 165
TRISOMI 18 (SINDROMA
EDWARD)
• Retardasi mental berat.
• Mortalitas tinggi pada neonatus.
MARKER ULTRASONOGRAFI
• Lisensefali (utama).
• Penyakit jantung bawaan (utama).
• Mikrognatia (utama)
• Posisi tangan menyerupai cakar
(clenched hand).
• Pertumbuhan Janin Terhambat
(utama).
• arteria umbilikalis tunggal.
• Polihidramnios.
• Diafragma hernia.
• Omfalokel.
• Malformasi Sistem Saraf Pusat
(kista pleksus koroideus,
dolikosefalik).
• Dismorfik kraniofasial
(mikrognatia, dolikosefalik).
• Kelainan ekstremitas inferior –pes
ekuinovarus.
• Anomali ginjal.
MARKER ULTRASONOGRAFI KELAINAN KROMOSOM & SINDROM KELAINAN ... 171
TRISOMI 13 (SINDROMA
PATAU)
• Lethal/ incompatible to live.
MARKER ULTRASONOGRAFI
• Holoprosensefali (utama).
• Probosis (utama).
• Defek septum jantung (utama).
• Mata: hipertelorism, mikroftalmia,
atau siklops.
• Agenesis korpus kalosum.
• Pertumbuhan Janin Terhambat.
• Polihidramnion.
• Malformasi kraniofasial (sumbing
hingga langit-langit sentral atau
bilateral).
• Malformasi tungkai (polidaktilia).
• Omfalokel.
• Anomali ginjal.
• Posisi tangan menyerupai cakar
(clenched hand).
172 BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
TRIPLOIDI
• Fertilisasi terjadi pada satu sel telur
oleh dua sperma
• Umumnya berakhir dengan keguguran.
MARKER ULTRASONOGRAFI
• PJT tipe asimetris.
• Oligohidramnios.
• Malformasi otak dan tulang belakang.
• Kelainan jantung bawaan.
• Omfalosel.
• Anomali ginjal.
MARKER ULTRASONOGRAFI KELAINAN KROMOSOM & SINDROM KELAINAN ... 173
BIOKIMIA ULTRASONOGRAFI
HEMATOMA INTRAUTERI
Definisi: akumulasi darah diantara jaringan
korionik atau membran korionik dan
dinding rahim.
• Pembagian berdasarkan lokalisasi:
retroplasentar, sub-khorionik, marginal,
supra-servikal.
• Hematoma sub-khorionik ditemukan
pada 18% wanita hamil pada trimester
I yang mengalami pendarahan
pervaginam.
• Disebabkan oleh terlepasnya
tepi plasenta, yang berlanjut pada
perdarahan vena plasenta, hingga
akhirnya membran plasenta terpisah
dari miometrium.
• Prognosis lebih tergantung pada
lokalisasi terjadinya hematoma,
dibandingkan volume darah hematoma:
Bahkan hematomakecil yang terletak
retroplasentar, marginal, pada daerah
fundus uteri dengan mekanisme tekanan
mekanik dapat mengancam sirkulasi
uteroplasenta. Sementara, hematoma
yang terletak supra-serviks pada daerah
isthmus dengan volume perdarahan yang
jauh lebih banyak, justru tidak mengancam
kompresi sirkulasi uteroplasenta karena
mudah terdrainase melalui vagina.
Tampilan Ultrasonografi :
• Biasanya akumulasi darah di daerah
sub-khorionik.
• Muncul zona hipoekhoik di antara
jaringan khorionik atau membran
khorionik dan dinding rahim(*).
• Akumulasi hematoma biasanya dimulai
dari tepi jaringan khorionik.
188 BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
EMBRIOLOGI
Kembar dua telur (dizigot) - 70 %
• Frekuensi tertinggi kembar.
• Secara genetik berbeda.
• Dua ovum dibuahi oleh dua sperma.
• Blastokis: implantasi terpisah,
perkembangan plasenta terpisah,
amnion dan korion.
• Penanganan secara umum serupa
dengan kehamilan tunggal, hanya
persalinan akan terjadi lebih awal.
Jumlah plasenta
• Dua plasenta terpisah atau menyatu
194 BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
EMBRIOLOGI
Kembar satu telur (monozigot) - 30%
• Pembelahan dari sebuah sel telur yang
telah dibuahi, jenis kelamin sama, dan
memiliki materi genetik yang sama.
• Ada tiga jenis berdasar korionisitas yang
berbeda akibat waktu pembelahan yang
berbeda.
1. Dikorion Diamnion (20%) (DCDA)
• Pemisahan terjadi sebelum hari ke-3
pada stadium 2 sel, menghasilkan
dua zigot terpisah.
• Implantasi terpisah dari kedua
blastokis.
• Plasenta dan kantung korionik
terpisah.
• Terdapat membran yang
memisahkan keduanya.
• Membran diantara fetus: empat lapis
terdiri dari dua lapis khorion dan
dua lapis amnion.
• Jumlah plasenta: Dua plasenta,
dapatm enyatu dan muncul sebagai
plasenta tunggal.
2. Monokorion Diamnion (75%) MCDA
• Bentuk yang paling sering terjadi.
• Pembelahan terjadi pada periode
4-8 sel, antara hari ke-4 dan ke-7
pasca konsepsi.
• Satu blastocist dengan satu lokasi
implantasi dan satu plasenta.
• Risiko munculnya sindrom transfusi
antar kembar (twin-to-twin
transfusion syndrome).
• Risiko kematian tinggi jika
dibandingkan kasus Di-korionik.
• Prognosis lebih buruk dibandingkan
jenis kembar lainnya.
• Membran di antara fetus terdiri dari
dua lapisamnion.
• Jumlah plasenta satu.
KEHAMILAN KEMBAR 195
3. Monokorionmonoamnion/ MCMA
• Pemisahan terjadi antara hari ke-8
dan ke-12 setelah pembentukan
rongga amnion.
• Berisiko tinggi terjadinya sindrom
transfusi, tali pusat pendek, kembar
siam (pemisahan setelah hari ke-12)
dan kelainan janin seperti kembar
acardiak.
• Angka kematian tinggi, sering
akibat pilinan tali pusat kedua janin/
cordentanglement.
• Tanpa membran (satu korion dan
satu amnion).
• Satu plasenta.
DIKORION
Dikorion + Diamnion :
Empat lapisan,membran tebal terlihat jelas
pada ultrasonografi, proyeksi triangular
jaringan plasenta di antara lapisan
membran menghasilkan gambaran “twin-
peak” atau disebut juga tanda LAMBDA.
DESKRIPSI GAMBAR DI KANAN:
Terlihat jelas, membran tebal dan
hiperekhoik antara dua rongga amnion
dan korion, satu plasenta di anterior,
plasenta yang lain di posterior.
196 BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
MONOKORION
Membran tipis, terdiri dari amnion,
tanpa gambaran “twin-peak”atau tanda
LAMBDA, melainkan gambaran huruf T
atau T-sign.
TRIPLET
DESKRIPSI GAMBAR DI KANAN:
Tigarongga amnion dan korion dipisahkan
dengan jelas, terlihat menyerupai tanda “Y “
menunjukkan gambaran triplet.
STRUKTUR ULTRASONOGRAFI
Mengacu pada Quintero Staging:
1. Diskordansi cairan ketuban
2. Vesika janin donor tidak terlihat
3. Diskordansi aliran darah a.
umbilikalis (doppler pada donor
menunjukkan AEDF atay REDF)
4. Resipien menjadi hidrops
5. Salah satu atau kedua janin
meninggal.
198 BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
PERTUMBUHAN DISKORDAN
• Ketimpangan pertumbuhan antara
kedua janin.
• Selisih dihitung dari: (berat janin
besar - berat janin kecil / berat janin
besar x 100%)
• Angka lebih dari 18% secara
signifikan meningkatkan morbiditas
dan mortalitas pada janin
• Sebagian menggunakan 20% sebagai
patokan
• Ketimpangan dapat terjadi utamanya
akibat pembagian plasenta yang
tidak simetris (unequal placental
sharing).
• Kelainan yang tersering adalah
janin I pertumbuhan normal
janin II pertumbuhan terhambat
(growth restricted). Sering disebut
dengan sIUGR / sFGR (selective
intrauterine growth restriction atau
selectife fetal growth restriction).
• Pemantauan kesejahteraan janin
termasuk doppler velosimetri
terutama pada janin kecil adalah hal
yang wajib, mengingat terapi definitif
adalah pengakhiran kehamilan yang
waktunya diusahakan seaterm
mungkin atau bila cukup viabel dan
sudah ada tanda hipoksia berat pada
salah satu janin.
Kembar identik (MCMA), terlihat
pertumbuhan diskordan, dan kelainan
malformasi kembar lainnya (dikenali dari
higroma kistik di kembar yang lebih kecil).
KEHAMILAN KEMBAR 201
UKURAN PLASENTA
• Estimasi berdasarkan ketebalan plasenta
dibidang longitudinal (membujur).
NORMAL
• Plasenta paling cepat berkembang dalam
trimester pertama kehamilan.
• Hingga 32 minggu, ketebalan meningkat
secara linear.
• Ketebalan rata-rata (mm) = kehamilan
(minggu).
• Biasanya ketebalan kurang dari 4,5cm.
• Berat plasenta pada kehamilan aterm
500-600g.
ABNORMAL
TERLALU TIPIS - kurang dari 23cm
Hal ini dapat terjadi pada polihidramnios,
pertumbuhan janin terhambat,
preeklampsia, diabetes tak terkontrol,
insufisiensi plasenta.
TERLALU TEBAL - lebih dari 5 cm
Pada diabetes, infeksi transplasental,
isoimunisasi rhesus, infeksi
korioamnionitis, hidrops, anemia pada ibu,
kehamilan kembar.
POSISI PLASENTA
KLASIFIKASI LETAK PLASENTA
• Plasenta dapat berkembang di mana
sajadi sepanjang garis endometrium,
kecuali pada kehamilan ektopik, yang
terletak di luar rongga rahim.
• Letak plasenta dibedakan atas dasar:
1. Dindinguterus di mana plasenta
terletak-mungkin berada di depan,
belakang, dikanan atau kiridinding
lateral uterus, atau di fundus.
2. Implantasi abnormal pada segmen
bawah rahim. Diukur ujung / tepi
dari plasenta terhadap internal os.
Tepi plasenta yang memiliki jarak
<20 mm terhadap ostium internal
memiliki potensi perdarahan tinggi.
Bentuk tepi yang landai memiliki
potensi perdarahan lebih tinggi
dibandingkan bentuk tepi bulat. Bila
plasenta menutupi ostium internal
maka disebut dengan previa.
MIGRASI PLASENTA
• Migrasi plasenta adalah perubahan pada
lokasi plasenta selama kehamilan, akibat
perkembangan ukuran uterus sesuai
dengan makin lanjutnya umur kehamilan.
• Pergerakan ini utamanya dinilai pada
plasenta dengan potensi perdarahan,
dengan mengukur jarak tepi plasenta
terhadap ostium internal.
• Pada primigravida pergerakan ini
terjadi sekitar 3 mm tiap minggu,
sementara pada multigravida sekitar 1
mm. Sehingga bisa diprediksikan saat
aterm apakah masih memiliki potensi
perdarahan sehingga lebih dianjurkan
persalinan perabdominal atau tidak.
DERAJAT GRADE PLASENTA
• Selama kehamilan terjadi deposisi fibrin
dan kalsium pada jaringan plasenta,
dan perubahan ekhogenitas jaringan
plasenta.
• Pada trimester ketiga hal tersebut
diwujudkan dalam bentuk gambaran
ultrasonografi hiperekhoid dalam
plasenta dan peningkatan ekhogenitas
keseluruhan jaringan plasenta.
210 BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
ARTI KLINIS
• Peningkatan gradasi plasenta
dihubungkan dengan perkiraan usia
kehamilan, pematangan paru janin,
pertumbuhan janin dalam rahim
terhambat dan gawat janin.
• Namun, dapat terjadi tumpang tindih
antara kondisi plasenta pada kehamilan
normal dan abnormal, sehingga tidak
ada relevansi arti klinis penuaan grade
plasenta yang dapat diandalkan untuk
memprediksi hasil kehamilan.
• Penuaan awal plasenta (derajat III
sebelum kehamilan 34 minggu) dapat
dijumpai pada kasus hipertensi, diabetes,
dan pertumbuhan janin terhambat.
DERAJAT 1
• Ditemukan 40% dari kehamilan
bertahan hingga termin kehamilan.
• Muncul setelah minggu ke-28.
DERAJAT 2
• Ditemukan 45% dari kehamilan
bertahan hingga termin kehamilan.
• Muncul setelah minggu ke-36.
DERAJAT 3
• Jarang ditemukan sebelum 34 minggu
kehamilan.
• Muncul setelah minggu ke-38.
SOLUSIO PLASENTA
• Pemisahan plasenta dengan implantasi normal sebelum kala III pada umur kehamilan
setelah 20 minggu.
• Dibedakan menjadi tiga jenis solusio atas dasar lokasi pemisahan.
HEMATOM RETROPLASENTA
• Perdarahan berasal dari arteri spiralis
yang menyebabkan pemisahan lempeng
basal plasenta dari dinding uterus.
• Penyebab tersering hipertensi dan
trauma.
HEMATOM SUBKORION
(MARGINAL)
• Muncul akibat perdarahan dari vena
marginal yang mengarah ke pemisahan
membran korionik dari desidua di
daerah tepi plasenta dan akumulasi
darah di ruang subkorion antara korion
dan dinding uterus.
• Sering pada ibu hamil perokok aktif.
• Angka mortalitas janin lebih rendah
dibandingkan hematom retroplasenta.
HEMATOM SUBAMNION
• Perdarahan dari pembuluh darah janin
pada permukaan plasenta sisi janin.
• Penyebab tersering adalah ruptur
spontan pembuluh darah kecil
dilempeng korion, atau sisi plasenta
janin.
PLASENTA, TALI PUSAT DAN AIR KETUBAN 213
Diagnosis Banding :
1. Sobekan vena basal.
−− Biasanya meluas, terlihat seperti
danau darah, pengaruh massa dan
pengumpulan darah tak diketahui,
aliran darah vena dapat dengan
mudah dibuktikan Color Doppler.
2. Kontraksi retroplasenta miometrium
atau mioma uteri
−− Tergantung pada lokasi perdarahan,
usia hematoma, jumlah perdarahan,
dan usia kehamilan.
−− Hasil USG bisa normal atau ada
funneling dan pemendekan serviks.
Hematom retroplasenta
Zona hipoekhoik yang memisahkan bagian
yang lebih besar atau lebih kecil dari
daerah pusat plasenta dan myometrium.
Hematom subkorion (hematom
marginal)
Muncul sebagai zona hipoekhoik,
hanya mengangkat tepi plasenta dari
myometrium.
214 BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
KORIOANGIOMA
• Tumor jinak yang berkembang dari
kapiler plasenta.
• Tumor yang paling umum dari plasenta.
• Bersinonim dengan hemangioma atau
hamartoma.
• Biasanya berkembang seiring
pertambahan umur hamil.
Arti Klinis
Jika tumor besar, mungkin menghalangi
aliran darah janin dan menyebabkan
hambatan pertumbuhan janin intrauterin,
hidrops atau anoksia.
Gambaran ultrasonografi
• Satu atau lebih massa padat diskrit
kompleks, pada permukaan janin dari
plasenta.
• Jika tumor kecil, biasanya dengan
plasenta isoekhogenik.
• Jika itu merupakan suatu hemangioma,
dengan cara doppler kita dapati sinyal
arteri.
• Dapat berhubungan dengan
polihidramnion atau anomali janin
lainnya.
PLASENTA, TALI PUSAT DAN AIR KETUBAN 215
PLASENTA PREVIA
• Penyebab tersering perdarahan antepartum.
• Sering tanpa nyeri dan justru muncul
saat kondisi istirahat secara mendadak.
• Terjadi sebagai akibat implantasi plasenta
pada segmen bawah rahim dan menutupi
sebagian atau seluruh ostium interna.
• Frekuensi meningkat dengan jumlah
kehamilan, riwayat operasi sesar
sebelumnya dan kuretase.
• Berdasarkan letak tepi plasenta
terhadap ostium interna:
1. Plasenta previa total
−− Plasenta menutupi seluruh ostium
interna serviks.
2. Plasenta previa parsial
−− Plasenta menutupi sebagian ostium
interna serviks.
3. Plasenta previa marginal
−− Tepi plasenta menyentuh tepi
ostium interna.
4. Plasenta letak rendah
−− Tepi plasenta berjarak kurang dari
20 mm dari ostium interna.
GAMBARAN ULTRASONOGRAFI
• Diagnosis umumnya dapat presisi
setelah segmen bawah rahim terbentuk
(> 28 minggu umur kehamilan).
• Khusus plasenta previa yang prominen
(menutupi ostium interna total dan tepi
berakhir jauh melewati), diagnosis dapat
ditegakkan sejak umur kehamilan 18
minggu.
• Pada plasenta previa marginal, parsial,
maupun letak rendah sebaiknya
keputusan klinis tidak terlalu awal
diambil mengingat migrasi plasenta
masih mungkin terjadi sehingga dapat
terjadi perubahan diagnosis daat aterm.
• USG transvaginal dan transperineal
dapat dilakukan bila didapatkan
keraguan dengan moda transabdominal.
• Posisi kepala terkadang menyebabkan
bias pencitraan plasenta terhadap
ostium interna. Sehingga pada kondisi
tanpa riwayat perdarahan antepartum
pemeriksaan ulang diperlukan sebelum
menegakkan diagnosis secara pasti.
PLASENTA, TALI PUSAT DAN AIR KETUBAN 217
GAMBARAN ULTRASONOGRAFI
Trimester Pertama
• Tampilkan vili hidropik menyerupai
“badai salju” atau “sarang tawon” pada
alat USG beresolusi rendah.
• Aplikasi probe transvaginal
memudahkan diagnosis awal.
• Tampak jaringan trofoblast tidak
homogen yang terlihat hiperekhoid,
hidropik villi tampak seperti gelembung.
• Terkadang mirip dengan tampilan
sonografis kehamilan anembrionik atau
kematian mudigah.
Trimester Kedua
• Massa hiperekhoik dalam rongga, yang
terbentuk dari banyak gelembung( 3-5
mm), sesuai dengan perubahan hidropik
khorionik villi.
• Jika terlihat adanya embrio, maka
disebut mola parsial.
• Embrio dapat degenerasi dan teresorbsi,
dan hal ini sering mengacaukan
diagnosis mola parsial.
• Kista teka lutein di ovarium, biasanya
bilateral, dan merupakan hasil dari
stimulasi tingginya kadar B-HCG.
TRANSVAGINAL COLOR
DOPPLER
• Metode ini dapat menampilkan
aliran darah massa tumor dengan
resistensi rendah dan kecepatan tinggi,
serta resistensi pembuluh darah
uteroplasenta, yang secara signifikan
lebih rendah dari kehamilan normal
dengan kecepatan yang lebih tinggi.
• Berdasarkan nilai indeks resistensi di
uteroplasenta dan tumor pembuluh
darah, dan adanya invasi ke miometrium,
dapat dibedakan bentuk utama
dari penyakit trofoblas gestasional:
molahidatidosa, molainvasif, dan
khoriokarsinoma.
PLASENTA, TALI PUSAT DAN AIR KETUBAN 219
TALI PUSAT
ANATOMI DAN FUNGSI
• Berisi tiga pembuluh darah - dua arteri
dan satu vena.
• Biasanya panjang: 50-60 cm, dan tebal :
1-2 cm.
• Darah tali pusat mengandung zatgelatin
yang disebut Whartonjelly yang
mengelilingi pembuluh darah dan
melindungi dari tekanan mekanis serta
mencegah puntiran dan simpul yang
dapat berakibat fatal hingga kematian
janin intrauterin.
• Bagian luar diselimuti selaput amnion.
• Fungsi transfer oksigen, nutrisi dan
produk sisa metabolisme antara janin
dan ibu.
PERKEMBANGAN NORMAL
• Pada akhir minggu IV kehamilan, embrio
berada dalam kontak dengan trofoblast
melalui peredaran darah jalur singkat.
• Tali pusat primitif dibentuk dengan
hubungan ke saluran yolk-sac
(mengandung pembuluh darah vitelina)
dan sudah terlihat aliran peredaran
darah (alantois dan dasar untuk
pembuluh darah tali pusat).
• Alantois dan duktus vitelinus kemudian
bertransformasi menjadi pembuluh
darah umbilikalis dan Whartonjelly yang
membuat tali pusat.
GANGGUAN
LILITAN TALI PUSAT DI LEHER
• Tali pusat melilit leher janin.
• Pada KTG terjadi deselerasi variabel
pada lilitan tali pusat yang memiliki
kemaknaan klinis..
GAMBARAN ULTRASONOGRAFI
Hasil USG mungkin menyerupai
kistik higroma kecil, bila ragu untuk
membedakannya dapat menggunakan
Color Doppler.
PLASENTA, TALI PUSAT DAN AIR KETUBAN 221
HERNIA UMBILICALIS
• Rongga perut janin terlalu kecil
untuk memuat lengkung usus yang
berkembang pesat sehingga bagian
dari midgut akan terdorong (herniasi
fisiologis) ke pangkal tali pusat.
• Pada akhir minggu ke-11 kehamilan,
midgut harus kembali ke tempatnya di
rongga abdomen.
• Diagnosis banding sangat penting karena
konfirmasi diagnosis hernia umbilikalis
atau omphalocele tidak dapat
ditegakkan sebelum selesainya herniasi
fisiologis midgut pada minggu ke-12.
ARTERI UMBILIKALIS TUNGGAL
• Anomali yang paling umum dari tali
pusat.
• Etiologi: atrofi satu arteri umbilikalis
atau gangguan pada perkembangan
embrio arteri umbilikalis.
ARTI KLINIS
• Korelasi tinggi (25 - 50%) dengan
kelainan kongenital-paling umum adalah
kelainan jantung dan sistem saraf pusat,
sistem genitourinaria, defek dinding
abdomen, diafragma hernia.
• Berhubungan dengan pertumbuhan
janin terhambat, retardasi mental,
prematuritas, kelainan kromosom.
GAMBARAN ULTRASONOGRAFI
• Penampang melintang melalui tali pusat
hanya menunjukkan dua pembuluh
darah.
• Diagnosis color doppler dapat
membantu akurasi.
• Arteri umbilikalis normal terbagi
menjadi kanan dan kiri di level arteri
ilaka komunis.
• Pada kasus arteri umbilikalis tunggal,
hanya dijumpai arteri umbilikalis di satu
sisi saja, dengan hipoplasia arteri iliaka
komunis di sisi lain.
222 BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
CAIRAN KETUBAN
SUMBER CAIRAN KETUBAN
• Sampai usia 15 minggu kehamilan -
amnion, difusi filtrat plasma ibu melalui
lempeng korionik, perubahan cairan
melalui aliran darah fetomatemal.
• Usia 15-30 minggu - laju filtrasi
glomerulus (500 ml/ hari), difusi melalui
kulit.
• Lebih dari usia 30 minggu – proses
difusi melalui kulit berkurang, tetapi
fungsi ginjal dan ekskresi urin meningkat.
FUNGSI
• Peran pelindung-penyerap getaran.
• Mencegah perlengketan embrio dan
amnion.
• Memungkinkan gerakan janin secara
bebas.
• Kontrol suhu.
• Memungkinkan pengembangan paru-
paru janin.
PLASENTA, TALI PUSAT DAN AIR KETUBAN 223
FISIOLOGI
• Air ketuban bersirkulasi setiap tiga jam
mengacu pada daur ulang antara aliran
darah ibu dan rongga amnion.
KOMPOSISI
• 98% air, 2% garam anorganik dan
organik.
• Alpha-fetoprotein (afp) muncul pada
kehamilan 15 minggu, setelah itu nilainya
menurun.
REGULASI
• Sirkulasi maternal-fetal: perubahan
melalui umbilikus dan aliran darah
plasenta.
• Filtrasi ginjal: ekskresi urin dalam rongga
amnion.
• Absorpsi janin: disaluran pencernaan,
menelan, gerakan pernapasan di paru-
paru, melalui kulit.
• Produksi cairan-fungsi keseluruhan ginjal
janin, paru-paru, kulit, tali pusat dan
selaput amnion.
VOLUME CAIRAN KETUBAN
(NILAI NORMAL RATA-RATA)
• 10 minggu ............................ 30 ml
• 20 minggu ............................ 300 ml
• 30 minggu ............................ 600 ml
• 36 minggu ............................ 1000 ml
• 38-42 minggu ....................... 600 ml
KUANTIFIKASI DENGAN
ULTRASONOGRAFI
1. SINGLE DEEPEST POCKET
(KANTUNG VERTIKAL
TERDALAM)
• Ukuran kantong terbesar dari
cairan amnion tanpa bagian janin
atau tali pusat, polihidramnion =
kantung lebih dalam dari 8 cm;
oligohidramnion moderat = kantung
antara 1 dan 2 cm; oligohidramnion
= kantung kurang dari 1 cm.
224 BUKU AJAR DASAR-DASAR ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI