Pertumbuhan Ekonomi Dan Penyerapan Tenaga Kerja Nindya Eka Sobita Dan I Wayan Suparta PDF
Pertumbuhan Ekonomi Dan Penyerapan Tenaga Kerja Nindya Eka Sobita Dan I Wayan Suparta PDF
ABSTRAK
Pendahuluan
Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi memberikan kesempatan yang lebih besar kepada
negara atau pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyatnya. Tetapi
sejauh mana kebutuhan ini dipenuhi tergantung pada kemampuan negara atau
pemerintah dalam mengalokasikan sumber-sumber ekonomi di antara
masyarakat dan distribusi pendapatan serta kesempatan untuk memperoleh
pekerjaan. Pertumbuhan ekonomi juga merupakan sarana utama untuk
mensejahterakan masyarakat melalui pembangunan manusia yang secara
empirik terbukti merupakan syarat perlu bagi pembangunan manusia. Dalam hal
ini ketenagakerjaan merupakan jembatan utama yang menghubungkan
pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kapabilitas manusia (UNDP, 1996).
Masalah Penelitian
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu isu dalam makroekonomi,
dimana setiap periode masyarakat suatu Negara akan berusaha menambah
kemampuannya untuk memproduksi produk, baik itu berupa barang maupun
jasa. Dengan bertambahnya kapasitas produksi, permintaan akan faktor-faktor
produksi akan meningkat pula termasuk faktor produksi tenaga kerja. Dengan
demikian, keadaan tersebut akan menciptakan kesempatan kerja. Namun
demikian, dalam pelaksanaannya tidak selalu berjalan demikian. Penelitian
empiris di banyak Negara berkembang menemukan bahwa pertumbuhan yang
tercipta ternyata tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap penciptaan
lapangan kerja.
Pertanyaan Penelitian
Beberapa permasalahan yang hendak dijawab dalam penelitian ini antara lain:
1) Bagaimanakah pengaruh dari PDRB riil terhadap penyerapan tenaga kerja di
Provinsi Lampung?
2) Bagaimanakah pengaruh dari tingkat Upah riil terhadap penyerapan tenaga
kerja di Provinsi Lampung?
3) Bagaimanakah pengaruh dari harga modal bidang pertanian terhadap
penyerapan tenaga kerja di Provinsi Lampung?
4) Bagaimanakah pengaruh dari Indeks Harga Implisit terhadap penyerapan
tenaga kerja di Provinsi Lampung?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1) Menganalisis pengaruh PDRB riil terhadap penyerapan tenaga kerja di
Provinsi Lampung
2) Menganalisis pengaruh tingkat Upah riil terhadap penyerapan tenaga kerja
di Provinsi Lampung
3) Menganalisis pengaruh harga modal bidang pertanian terhadap
penyerapan tenaga kerja di Provinsi Lampung
4) Menganalisis pengaruh Indeks Harga Implisit terhadap penyerapan tenaga
kerja di Provinsi Lampung
PDRB RIIL
UPAH RIIL
PENYERAPAN
TENAGA KERJA
HARGA MODAL
INDEKS HARGA
IMPLISIT
Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang dapat disusun dalam penelitian ini adalah:
5) PDRB berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi
Lampung
6) Upah riil berpengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi
Lampung
7) Harga Modal Bidang Pertanian berpengaruh positif terhadap penyerapan
tenaga kerja di Provinsi Lampung
8) Indeks Harga Implisit berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga
kerja di Provinsi Lampung.
Tinjauan Pustaka
Ketenagakerjaan
Simanjuntak (2001) menjelaskan bahwa tenaga kerja adalah penduduk yang
sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, dan melakukan
kegiatan lain seperti bersekolah atau mengurus rumah tangga, dengan batasan
umur 15 tahun. Pernyataan ini sejalan dengan pendapat Ananta (1990) ,
Sitanggang dan Nachrowi (2004) yang menyatakan bahwa tenaga kerja adalah
sebagian dari keseluruhan penduduk yang secara potensial dapat menghasilkan
barang dan jasa. Sehingga dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa
tenaga kerja adalah sebagian penduduk yang dapat menghasilkan barang dan
jasa bila terdapat permintaan terhadap barang dan jasa.
3. Sewa Modal
Perusahaan-perusahaan menggunakan modal, bersamaan dengan tenaga
kerja, untuk memproduksi barang dan jasa untuk dijual. Tujuan mereka adalah
memaksimalkan keuntungan. Dalam memutuskan berapa banyak modal yang
digunakan dalam produksi, perusahaan harus menyeimbangkan kontribusi yang
dihasilkan dari tambahan modal pada pendapatan mereka dengan biaya
penggunaan tambahan modal. Produk marjinal modal (marginal product of
capital) adalah kenaikan output yang diproduksi dengan menggunakan 1 unit
tambahan modal dalam produksi. Biaya sewa modal adalah biaya menggunakan 1
Dimana:
PDRBHB : Produk Domestik Bruto atas dasar harga berlaku
PDRBHK : Produk Domestik Bruto atas dasar harga konstan
Metodologi Penelitian
Ruang Lingkup
Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
penyerapan tenaga kerja di Provinsi lampung. Ada beberapa faktor yang diduga
mempengaruhi penyerapan tenaga kerja di Provinsi Lampung, yaitu PDRB riil,
Upah riil, Harga Modal bidang pertanian, dan Indeks Harga Implisit. Periode
yang dipilih untuk penelitian ini adalah tahun 2008 sampai dengan tahun 2012
dengan melibatkan 10 Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung.
Definisi Operasional
Penelitian ini menganalisis hubungan antara variabel independen yang terdiri
dari, PDRB riil, Upah riil, Harga Modal di Bidang Pertanian, dan Indeks Harga
Implisit terhadap variabel dependen dalam penelitian ini adalah Penyerapan
Tenaga Kerja di Provinsi Lampung. Definisi dari variabel yang dimaksud adalah:
Penyerapan Tenaga Kerja (TK) adalah Penduduk usia kerja (15 tahun dan
lebih) yang bekerja di Provinsi Lampung.
PDRB atas dasar harga konstan (PDRB riil) menunjukkan nilai tambah barang
dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu
tahun tertentu sebagai tahun dasar, sebagai contoh perhitungan PDB dan PBRB
di Indonesia menggunakan tahun dasarnya yaitu tahun 2000.
Upah riil menggambarkan daya beli dari pendapatan atau upah yang diterima
pekerja atau buruh di Provinsi Lampung selama sebulan. Upah riil dihitung dari
besarnya upah nominal dibagi dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) kota
Bandar Lampung .
Harga Modal di Bidang Pertanian adalah modal yang berasal dari sektor
pertanian.
Indeks Harga Implisit (Deflator PDRB) adalah suatu indeks yang menunjukkan
tingkat perkembangan harga di tingkat produsen (producer price index
Metoda Analisis
1. Metoda Analisis Ekonometrika
Analisis ekonometrika dilakukan dengan menggunakan data panel
dimaksudkan untuk menelaah pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap
penyerapan tenaga kerja pada Provinsi Lampung.
a. Penyusunan Model
Pendekatan model ekonometrika dalam penelitian ini digunakan untuk
menjawab tujuan mengenai pengaruh pertumbuhan ekonomi yang dalam
penelitian ini menggunakan nilai PDRB riil Provinsi Lampung terhadap
penyerapan tenaga kerja di Provinsi Lampung. Di mana penyerapan tenaga kerja
(TK) diduga dipengaruhi oleh Nilai Produk Domestik Regional Bruto riil (PDRBriil)
Kabupaten/Kota i pada tahun t (per juta rupiah) ; Upah riil pada Kabupaten/Kota
i pada tahun t (per satu rupiah); Harga Modal Bidang Pertanian (Modal)
Kabupaten/Kota i pada tahun t (per juta rupiah) dan Indeks Harga implisit atau
deflator PDRB (IHI) Kabupaten/Kota i pada tahun t (per satuan indeks)
b. Pemilihan Model
Dalam penelitian ini menggunakan Data panel (pooled data) atau disebut juga
data longitudinal merupakan gabungan antara data cross section dan data time
series. Data cross section adalah data yang dikumpulkan dalam satu waktu
terhadap banyak individu, sedangkan data time series adalah data yang
dikumpulkan dari waktu ke waktu terhadap suatu individu (Gujarati, 2003).
Estimasi model regresi dengan data panel memiliki beberapa metode yang dapat
digunakan. Menurut Widarjono (2013) ada tiga pendekatan yaitu Pendekatan
Common Effect, Fixed Effectdan Random Effect.
dengan :
βi = Nilai koefisien regresi atau parameter variabel
Se (βi) = Simpangan baku untuk βi
Penerimaan atau penolakan H0 :
Jika t-Hitung > t-Tabel maka tolak H0
Jika t-Hitung < t-Tabel maka gagal menolak H0
Apabila keputusan yang diperoleh adalah tolak H0, maka koefisien βi tidak sama
dengan nol yang menunjukkan bahwa βi nyata atau memiliki nilai yang dapat
mempengaruhi nilai variabel terikat.
di mana:
ESS = Jumlah Kuadrat Regresi
TSS = Jumlah Kuadrat Total
Atau dapat digunakan rumus:
dimana:
= varians sampel x
= varians sampel y
(Gujarati, 1988)
Dimana:
= koefisien determinasi dari regresi variabel independent ke-j terhadap sisa
variabel-variabel independent k-1.
Nilai VIF lebih besar sama dengan 10 diyakini terdapat masalah
multicolliniearity sedangkan nilai VIF lebih kecil dari 10 tidak terdapat masalah
multicolliniearity yang serius, apalagi nilai VIF sama dengan 1, maka dipastikan
tidak terdapat masalah multicolliniearity pada variabel independen. (Sinaga dan
Sitepu, 2006)
2. Autokorelasi (Autocorrelation)
Autokorelasi atau korelasi serial adalah suatu keadaan di mana kesalahan
pengganggu dalam periode tertentu berkorelasi dengan kesalahan pengangu
3. Heteroskedastisitas (Heteroscedastisity)
Salah satu asumsi model klasik adalah varian setiap disturbance term yang
dibatasi oleh nilai tertentu mengenai variabel-variabel bebas adalah berbentuk
suatu nilai konstan yang sama dengan σ2 , atau varian setiap Ui adalah sama
untuk semua nilai-nilai variabel bebas. Asumsi inilah yang dikenal dengan
Homoscedastisity yang secara simbolis dapat dituliskan sebagai berikut:
Berdasarkan Tabel 2 hasil uji Chow menunjukan bahwa F-hitung lebih besar
dari F-tabel atau 2,36 lebih besar dari 2,15 (2,36 > 2,15) maka H0 ditolak dan H1
diterima , sehingga model yang digunakan adalah model Fixed Effect. Oleh
karena itu, harus dilakukan uji lebih lanjut untuk menentukan model mana yang
paling tepat digunakan antara model Fixed Effect atau model Random Effect.
b. Uji hausman
Tabel 3. Hasil Uji Hausman.
Uji Hausman
Chi Square Statistic 17,849326
Chi Square tabel d.f (4) α =5% (0,05) 9,488
Keputusan Chi-Square (χ2) Hitung > Chi-Square (χ2)
Tabel
17,849326 > 9,488
Fixed Effect model
Sumber: Data Sekunder Diolah
Berdasarkan Tabel 3 maka dapat dilihat nilai Chi-Square (χ2) tabel yang
diperoleh dari tabel Chi-Square (χ2) dengan melihat jumlah variabel independen
yang dipakai dalam penelitian yaitu 4 variabel independen dan nilai signifikan
yang digunakan adalah 5 persen atau 0,05. Maka didapatkan nilai Chi-Square
(χ2) tabel sebesar 9,488. Kemudian didapatkan nilai Chi-Square (χ2) hitung
Catatan:
*Nyata pada taraf kepercayaan 99%
Dari Tabel 4 dapat diketahui model peyerapan tenaga kerja di Provinsi Lampung
adalah:
TK = 284626,97 + 0,0605 PDRBriil – 0,0774 Upahriil+ 0,3015 Modal – 869,7131
IHI
Diduga tedapat masalah korelasi antar variabel bebas di dalam model di atas.
Model yang mempunyai standard error yang besar dan nilai statistik t yang
rendah, dengan demikian merupakan indikasi awal adanya masalah
multikolinieritas dalam model. (Widarjono, 2013). Menurut Greene (2002)
menyatakan bahwa gejala mulikolinieritas dalam model ditandai dengan
koefisien mungkin memiliki kesalahan standar (standar error) yang sangat tinggi
dan tingkat signifikansi yang rendah meskipun mereka secara bersama-sama
sangat signifikan dan R2 dalam regresi cukup tinggi. Kemudian koefisien akan
memiliki tanda yang salah atau besarnya tidak masuk akal Masalah korelasi
antar variabel ini menyebabkan model menjadi tidak efisien. Untuk mendeteksi
adanya masalah korelasi antar variabel bebas maka di lakukan uji hubungan
antara variabel bebas.
Nilai λ tidak sama dengan satu, kita dapat melihat bahwa metode Least
Square adalah tidak efisien diikuti dengan estimator Two Least Square yang
tidak efisien. Jika dibandingkan dengan GLS, OLS menempatkan terlalu banyak
beban pada variansi antar unit. Sehingga dapat disimpulkan apabila nilai λ sama
dengan satu maka GLS adalah OLS. Hal ini berarti nilai adalah nol, dimana
dalam kasus ini model regresii klasik (OLS) dapat dipakai. Dan jika nilai λ adalah
nol maka estimator yang digunakan adalah LSDV atau fixed effect model.(
Greene, 2003)
Dalam penelitian ini didapatkan metode GLS dimana nilai λ sama dengan 1,
dimana nilai θ dalah nol :
Atau
Catatan:
*Nyata pada taraf kepercayaan 99%
Dari Tabel 6 dapat diketahui model peyerapan tenaga kerja di Provinsi Lampung
adalah:
TK = 258193.8496 + 0.0509 PDRBriil - 0.2670Upahriil + 0.2810Modal
Untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen terhadap variabel
dependen dapat dijelaskan sebagai berikut:
b. Uji Hipotesis
1. Uji Statistik untuk masing-masing Variabel (Uji-t)
Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa Nilai t tabel pada df 46
(n-k) pada taraf kepercayaan 0,05 adalah 1,6787. PDRBriil memiliki nilai t hitung
sebesar 7,68. Modal Bidang Pertanian memiliki nilai t hitung sebesar 3,72 dan
Tingkat Upah riil memiliki nilai t hitung sebesar negatif 2,89. Secara statistik Uji
Statistik apabila nilai t hitung lebih besar daripada t tabel maka tolak H0 dan
menerima Ha. untuk masing-masing Variabel (uji statistik t) diketahui bahwa
secara individual masing-masing variabel independen PDRBriil, Upah riil dan
Modal bidang berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen pada derajat
kepercayaan 99 persen.
a. Uji Multikolinearitas
Tabel 7. Hasil Uji multicolliniearity.
Variabel Independen VIF Keputusan
PDRBriil 1,49722 VIF<10, tidak ada masalah multicolliniearity
Upahriil 1,73295 VIF<10, tidak ada masalah multicolliniearity
Modal 1,91832 VIF<10, tidak ada masalah multicolliniearity
Sumber: Data Sekunder Diolah
Tabel 7 menunjukan bahwa nilai VIF dari variabel independen dalam penelitian
ini bernilai kurang dari 10. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dalam model
ini tidak terdapat masalah multicolliniearity
b. Uji Autokorelasi
Tabel 8. Hasil Uji Durbin-Watson.
dL dU DW 4-dU 4-dL P > DW Keputusan
Tidak terdapat
1,3779 1,7214 1,9261 2,2786 2,6221 0,4076
autokorelasi
Sumber : Data Sekunder Diolah
Berdasarkan Tabel 8, Hasil uji DW yang diperoleh adalah 1,9261. adapun nilai
DW tabel pada α = 0,05 dengan n = 50 dan k = 4 ;dL = 1,3779; 4 – dL = 2,6221;
dU = 1,7214; 4 – dU = 2,2786. Dapat diketahui bahwa nilai DW berada diantara
dU dan 4 – dU atau . 1,7214 ≤ 19261≤ 2,2786 Bila nilai DW berada pada daerah
ini, menurut Widarjono (2013) hasilnya dapat disimpulkan pada model dianggap
tidak terdapat autokorelasi.
c. Uji Heteroskedastisitas
Tabel 9. Uji Heteroskedastisitas White.
Uji White
Pr > F 0,2850
Sumber: Data Sekunder Diolah
Berdasarkan Tabel 9 maka dapat dilihat nilai probability uji white model adalah
sebesar 0,2850 dimana secara statistik tidak signifikan pada level 0,05 atau
dengan kata lain tidak berbeda nyata dengan nol pada level 0,05. Hal ini
menunjukan bahwa tidak ada masalah heteroskedastisitas antara variabel
dependent dengan seluruh variabel bebasnya.
Saran
1. PDRB riil memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan
tenaga kerja di Provinsi Lampung, maka pemerintah daerah yang selama ini
telah mengupayakan kinerja perekonomiannya diharapkan lebih mendorong
dan memacu lagi pertumbuhan ekonomi khususnya pertumbuhan di setiap
sektor.
2. Para pembuat kebijakan jangan terlalu terpikat oleh aspek kuantitas
pertumbuhan ekonomi tetapi yang lebih penting adalah harus memberi
perhatian yang memadai terhadap struktur dan kualitasnya. Menurut UNDP
pertumbuhan ekonomi timpang atau cacat jika ekonomi secara keseluruhan
tumbuh tetapi tidak memperluas kesempatan kerja (jobless growth).
Daftar Pustaka
Ananta, Aris. 1990. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Lembaga Demografi FEUI.
Jakarta.
Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung . 2012. Lampung Dalam Angka. BPS.
Bandar Lampung.
Greene, William H. 2003. Econometric Analysis, Fifth Edition. Prentice Hall. New
Jersey.
Gujarati, D.N., dan Porter, D.C. 2012. Dasar-Dasar Ekonometrika, Edisi Kelima,
Buku 2. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Nur, Syafi’i. 2011. Adakah Anomali Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi dan
Pertumbuhan Penyerapan Tenaga Kerja?. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Pindrick, R.S and Rubinfield, D.L. 1991. Economic Model and Economic
Forecast. Mc Graw Hill .United State of America