Anda di halaman 1dari 25

“ Labor Economics terhadap

Pertumbuhan Ekonomi ”

Zelika Rizky Sholekha 120210170110


Fathiya Ayu Widiningsih 120210170111
Sabila Fasya Nurhanifa 120210170112
1. 2
Dalam model pertumbuhan endogen ini, skala efisiensi
minimum produksi dan biaya perjalanan pulang-ke-kerja
pekerja digabungkan menjadi memberi perusahaan kekuatan
monopsoni, dan kekuatan monopsoni ini memimpin untuk
memperlambat pertumbuhan. Monopsony mendorong upah di
bawah marginal produk tenaga kerja. Upah yang lebih rendah
ini mengarah pada investasi yang lebih rendah pada modal
manusia dan dengan demikian ke tingkat pertumbuhan yang
lebih rendah. Ini membuat investasi dalam sumber daya
manusia dan karenanya tingkat pertumbuhan suboptimal.

3
4
Berikut Hipotesis yang Simultan:

◎ Populasi yang lebih padat dengan prospek pertanian yang


lebih sedikit akan lebih banyak melakukan urbanisasi
◎ Negara yang lebih perkotaan, karena biaya perjalanan yang
lebih rendah dan kepadatan jaringan sosial yang lebih
tinggi, akan memiliki bagian upah yang lebih tinggi
◎ Upah mempengaruhi pencapaian pendidikan
◎ Pencapaian pendidikan, pada gilirannya, mempengaruhi
laju pertumbuhan.
5
6
7
8
Kesimpulan
Pertama, wage share adalah positif dan dipengaruhi secara signifikan oleh kepadatan
populasi yang akan menurunkan biaya perjalanan pekerja dan melemahkan kekuatan
monopsoni perusahaan.
Kedua, tingkat pendidikan positif dan signifikan dipengaruhi oleh perubahan dalam
bagian upah dari hasil; ini adalah hasil yang diprediksi oleh model kami dan tidak
konsisten dengan banyak lainnya, jadi sementara kami tidak melihatnya sebagai bukti
pendukung yang pasti.
Ketiga, negara-negara berpenghasilan tinggi bagian upah yang lebih tinggi dari hasil.
Akhirnya, bagian upah dari output secara positif memprediksi pertumbuhan.

9
2.
Impact of labour quality on
labour productivity and
economic growth
10
Latar Belakang

Makalah ini mencoba untuk mengamati sejauh mana manfaat dari


ekspansi pendidikan terhadap Ekonomi Malaysia. Fungsi produksi dan
produktivitas diperkirakan menggunakan kualitas tenaga kerja dan
persediaan modal sebagai independen variabel. Tenaga kerja efektif dan
tingkat pendidikan yang diperoleh oleh pekerja digunakan sebagai
indikator untuk mengukur kualitas tenaga kerja.
Studi ini mengungkapkan bahwa stok modal dan rasio modal tenaga
kerja memainkan peran utama masing-masing dalam berkontribusi pada
pertumbuhan ekonomi Malaysia dan produktivitas tenaga kerja.

11
• Becker (1964), Schultz (1961) dan Mincer (1974): sumber daya manusia memiliki
hubungan langsung dengan produktivitas tenaga kerja karena berkontribusi positif
terhadap pertumbuhan ekonomi. Karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia
dalam populasi dilakukan untuk mencapai daya saing yang lebih tinggi
melalui peningkatan efisiensi tenaga kerja dan menghasilkan produk berkualitas lebih
baik dengan biaya produksi lebih murah.
• Model pertumbuhan neoklasik Solow (1956) terfokus pada faktor teknologi atau populasi
eksogen yang menentukan rasio input-output. Dalam model ini pertumbuhan dicapai
ketika output dan modal fisik tumbuh bersama-sama dengan laju pertumbuhan tenaga
kerja yang konstan. Kondisi ini juga dikenal sebagai Golden Age. Dua variabel kunci
yang menentukan pertumbuhan adalah stok modal fisik dan jumlah tenaga kerja.

12
Komitmen pemerintah untuk meningkatkan level human capital terutama pendidikan di kalangan
penduduk dilihat dari pengeluaran besar yang dialokasikan untuk sektor ini. Sebagai akibat dari
perubahan dalam struktur pendidikan, pekerjaan menurut tingkat pendidikan juga telah berubah
menuju persentase yang lebih tinggi.

13
14
Uji Unit Root

15
16
17
Kesimpulan

Penelitian menunjukkan bahwa modal fisik adalah faktor penting bagi pertumbuhan ekonomi
Malaysia. Hubungannya signifikan dan positif secara statistik antara modal fisik dan
pertumbuhan ekonomi ditemukan di hampir semua estimasi regresi dapat diukur pada tahun
berjalan atau tertinggal satu tahun. Tapi ketika tenaga kerja diukur pada setiap tingkat
pendidikan, tidak signifikan secara statistik kecuali untuk tenaga kerja dengan pendidikan
menengah bila dikombinasikan dengan rasio modal kerja.
Hasil empiris dalam makalah ini menunjukkan bahwa sistem pendidikan Malaysia harus
menghasilkan tenaga kerja yang lebih efisien untuk meningkatkan kontribusi sumber daya
manusia dalam pertumbuhan ekonomi. Alokasi anggaran yang besar untuk sektor pendidikan
harus dimanfaatkan secara optimal melalui penyediaan pendidikan yang disesuaikan dengan
kebutuhan bangsa. Lebih lanjut investasi human capital di pasar tenaga kerja juga diperlukan
untuk menghasilkan pekerja terampil.

18
3. 19
Makalah ini menyelidiki dampak pertumbuhan ekonomi pada dinamika ketidaksetaraan
gender di pasar tenaga kerja. Studi ekonomi menunjukkan dampak positif dari partisipasi
pasar tenaga kerja perempuan pada pertumbuhan tetapi dampak pertumbuhan pada
partisipasi pasar tenaga kerja perempuan tidak jelas.
Studi ini menguji hipotesis 'feminisasi U' berdasarkan pada set data panel (kombinasi data
lintas negara dan seri waktu) yang memungkinkan untuk mengontrol masalah endogenitas.
Analisis ekonometrik menegaskan hipotesis 'feminisasi U'. Ini menunjukkan bahwa dalam
jangka pendek tidak cukup untuk mengandalkan efek pemerataan dari pertumbuhan ekonomi
untuk meningkatkan masuknya perempuan ke dalam angkatan kerja. Kebijakan pasar tenaga
kerja aktif diperlukan khususnya di negara-negara berkembang untuk mempromosikan
partisipasi pasar tenaga kerja perempuan demi kepentingan pertumbuhan ekonomi secara
keseluruhan.

20
• Model oleh Knowles et al. (2002) mengemukakan bahwa perbedaan gender dalam
pendidikan berdampak negatif terhadap pertumbuhan suatu negara.
• Investigasi empiris, misalnya oleh Klasen (1999), membuktikan dampak positif dari
partisipasi pasar tenaga kerja perempuan pada pertumbuhan yang disarankan oleh teori.
Klasen (1999) menggunakan data yang mencakup pengamatan untuk 109 negara dan
tahun 1960 hingga 1992. Variabel endogen, yang merupakan perubahan paritas daya
beli (PPP) per kapita, diperkirakan sebagai fungsi dari, antara lain, kesenjangan gender
dalam angkatan kerja. Hasil estimasi menunjukkan bahwa kesenjangan gender
berdampak negatif terhadap kinerja pertumbuhan suatu negara.

21
Paper ini menggunakan set data panel makro dengan menggunakam General
Method of Moments (GMM) sehingga memungkinan mendapatkan hasil
estimasi yang tidak bias dan efisien. Untuk menguji hipotesis femenisasi U
menggunakan data panel dari 184 negara dari tahun 1965 sampai tahun 2004
Untuk melihat apakah partisipasi pasar tenaga kerja perempuan adalah fungsi
kuadrat dari log produk domestik bruto (PDB) per kapita dapat ditulis dengan
persamaan :

22
Place your screenshot here

23
24
Kesimpulan
Pertumbuhan ekonomi menurunkan partisipasi pasar tenaga kerja perempuan
pada tahap awal pembangunan adalah signifikansi ekonomi dan politik. Ini
menunjukkan bahwa di negara-negara berkembang, pertumbuhan ekonomi
mempromosikan partisipasi pasar tenaga kerja perempuan hanya dengan
kebijakan pasar tenaga kerja aktif untuk memfasilitasi masuknya perempuan.
Kebijakan yang mendorong pertumbuhan di negara berkembang harus disertai
dengan kebijakan untuk meningkatkan peluang kerja yang layak dan produktif
bagi perempuan. Kebijakan ramah keluarga akan semakin mencegah perempuan
keluar dari pasar tenaga kerja.

25

Anda mungkin juga menyukai