Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM, PENDIDIKAN DAN GENDER

TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA


TIMUR

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya

Email: Elgabrillianv@gmail.com

Abstract

This study examines the effects of changes in economic growth, minimum wage, education and
gender of employment in 38 residence/city in the Province of East Java data set from 2008 to
2014. This study is backgrounded by the unbalanced of demand and supply in employment
market. Province of East Java has the biggest numbers of employment than the other provinces
of Java. If they aren’t used effectively, they will be unemployment that can be nation problem. In
this research used panel data combination of 38 residence /city in the Province of East Java as
cross section data and series of year 2008-2014 as time series data. The result of this research
determined that economic growth, education, gender affect positively to the employment in 38
residence/city in the Province of East Java, meanwhile minimum wage affect negatively to the
employment in 38 residence/city in the Province of East Java.

Keyword: economic growth, minimum wage, education, gender and employment

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menurut Meier dan Baidwin (1967) salah satu ciri negara berkembang adalah pertumbuhan
penduduk yang pesat, namun tidak diimbangi dengan peningkatan fasilitas untuk kehidupan yang
layak. Ciri tersebut sesuai dengan Indonesia yang sering mengalami pertumbuhan penduduk
akan tetapi tidak diimbangi dengan peningkatan fasilitias seperti infrastruktur, fasilitas
pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan dan fasilitas-fasilitas penunjang lainnya. Akibat
ketidakmerataan pembangunan menyebabkan Pulau Jawa menjadi pulau terpadat di Indonesia
dengan luas wilayah sebesar 126.700 km² dan jumlah penduduk mencapai 136.610.590 jiwa
(sensus BPS tahun 2010).
Untuk menanggulangi permasalahan makro ekonomi pemerintah telah menciptakan
pembangunan nasional untuk meratakan kesejahteraan. Keberhasilan dalam pembangunan dapat
diukur dari penyerapan tenaga kerja. Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi di
Pulau Jawa yang cukup diperhitungkan, dikarenakan Provinsi Jawa Timur memiliki potensi
sumber daya manusia yang cukup banyak apabila dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain di
Pulau Jawa. Terbukti dari tahun 2008 hingga 2010 jumlah angkatan kerja Jawa Timur terbanyak
di Pulau Jawa. Akan tetapi pada tahun-tahun berikutnya, Provinsi Jawa Timur menduduki posisi
ke-2 terbanyak di Pulau Jawa dan posisi pertama ditempati oleh Provinsi Jawa Barat.
Dari uraian diatas permasalahan makro ekonomi seperti pengangguran, pertumbuhan
ekonomi dan tingkat upah haruslah diperhatikan karena mempengaruhi perkembangan
perkonomian suatu negara. Dan yang tidak kalah penting ialah pendidikan gender yang mana
ikut mempengaruhi tingkat produktivitas. Sehingga dalam penelitian ini penulis mengambil judul
“Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum, Pendidikan dan Gender terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja Di Kabupaten/Kota Jawa Timur”.
TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi, upah minimum kabupaten/kota,
pendidikan dan gender terhadap penyerapan tenaga kerja di kabupaten/kota Provinsi Jawa
Timur.

TINJAUAN PUSTAKA
Tenaga Kerja
Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja
adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik
untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara praktis, tenaga kerja
terdiri atas dua hal, yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja: a) angkatan kerja (labour
force) terdiri atas golongan yang bekerja dan golongan penganggur atau sedang mencari kerja;
kelompok yang bukan angkatan kerja terdiri atas golongan yang bersekolah, golongan yang
mengurus rumah tangga, dan (c) golongan lain-lain atau menerima penghasilan dari pihak lain,
seperti pensiunan dll.

Pasar Kerja
Pasar tenaga kerja, seperti pasar lainnya dalam perekonomian dikendalikan oleh kekuatan
penawaran dan permintaan, namun pasar tenaga kerja berbeda dari sebagian besar pasar lainnya
karena permintaan tenaga kerja merupakan tenaga kerja turunan (derived demand) dimana
permintaan akan tenaga kerja sangat tergantung dari permintaan akan output yang dihasilkannya
(Borjas,2010 dan Mankiw,2006). Dalam suatu proses produksi untuk menghasilkan barang dan
jasa, tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi
tersebut. Dengan menelaah hubungan antara produksi barang-barang dan permintaan tenaga
kerja, akan dapat diketahui faktor yang menentukan upah keseimbangan.

Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja


Menurut Sudarsono (1998) permintaan tenaga kerja berkaitan dengan jumlah tenaga kerja
yang dibutuhkan oleh perusahaan atau instansi tertentu, permintaan tenaga kerja ini dipengaruhi
oleh perubahan tingkat upah dan perubahan faktor-faktor lain yang mempengaruhi permintaan
hasil produksi, antara lain: naik turunnya permintaan pasar akan hasil produksi dari perusahaan
yang bersangkutan, tercermin melalui besarnya volume produksi, dan harga barang-barang
modal yaitu nilai mesin atau alat yang digunakan dalam proses produksi. Sedangkan jumlah
tenaga kerja yang diminta adalah lebih ditujukan pada kuantitas dan banyaknya permintaan
tenaga kerja pada tingkat upah tertentu.
Definisi penawaran tenaga kerja menurut Ananta (1990) adalah hubungan antara tingkat
upah dengan jumlah satuan pekerja yang disetujui oleh pensuplai untuk ditawarkan. Jumlah
satuan pekerja yang ditawarkan tergantung pada beberapa faktor yang antara lain: (a) banyaknya
jumlah penduduk, (b) presentase penduduk yang berada dalam angkatan kerja, dan (c) jam kerja
yang ditawarkan oleh angkatan kerja.

Pertumbuhan Ekonomi
Ada beberapa teori yang membahas mengenai pertumbuhan ekonomi, diantaranya :
A. Teori Klasik
Menurut ekonomi klasik, Adam Smith berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk
(Rustini, 2008).
B. Teori Keynes
Teori Keynes didasarkan pada adanya pengangguran siklis yang terjadi akibat
depresi ekonomi. Menurut Keynes (1936) pengangguran merupakan akibat dari
kurangnya permintaan efektif, dan untuk mengatasinya Keynes menyarankan agar
memperbesar pengeluaran konsumsi. Dalam hal ini maka Keynes menganjurkan adanya
campur tangan pemerintah melalui kebijakan fiskal dan kebijakn moneter yang dapat
mempengaruhi permintaan, dalam teorinya, Keynes menganggap tabungan sebagai sifat
sosial yang buruk karena kelebihan tabungan menyebabkan terjadinya kelebihan supply
sehingga produsen dapat merugi yang akhirnya dapat menyebabkan terjadinya pemutusan
kerja yang besar-besaran dan menciptakan suatu kondisi ekonomi yang buruk.

Upah Minimum
Upah minimum adalah upah yang ditetapkan secara minimum regional, sektoral regional
maupun sub sektoral. Dalam hal ini upah minimum adalah upah pokok dan tunjangan. Upah
minimum ditetapkan berdasarkan persetujuan dewan pengupahan yang terdiri dari pemerintah,
pengusaha dan serikat pekerja. Tujuan dari ditetapkannya upah minimum adalah untuk
memenuhi standar hidup minimum sehingga dapat mengangkat derajat penduduk berpendapatan
rendah (Tjiptoherijanto, 1990).

Pendidikan
A. Teori Human Capital
Asumsi dasar mengenai teori Human Capital adalah seseorang dapat meningkatkan pendapatan
melalui peningkatan pendidikan. Setiap tambahan satu tahun sekolah berarti di satu pihak
meningkatkan kemampuan kerja dan tingkat penghasilan seseorang, tetapi di pihak lain menunda
penerimaan penghasilan selama satu tahun dalam mengikuti sekolah tersebut. Di samping
penundaan penerimaan penerimaan tersebut orang yang melanjutkan sekolah harus membayar
biaya secara langsung. Maka jumlah penghsilan yang diterimanya seumur hidupnya, dihitun
dalam nilai sekarang atau Net Present Value. (Kaufman dan Hitchkiss, 1999)
B. Teori Kredensialisme
Konsep humal capital dinilai tidak berhasil, maka muncullah konsep baru sebagai koreksi
terhadap konsep sebelumnya, yaitu Teori Krendesialisme. Ivane Berg dalam bukunya yang
berjudul Education and Jobs: The Great Training Robbery yang telah mengenalkan teori
tersebut. Berg memandang perluasan pendidikan hanya memberikan pengaruh yang sangat kecil
terhadap produktivitas tenaga kerja. Perluasan kesempatan pendidikan bahkan mengakibatkan
oversupply tenaga kerja terdidik dengan rentangan kualifikasi tenaga kerja yang semakin besar.

Gender
Menurut Echols dan Sadhily (1983) gender berasal dari bahasa Inggris yang artinya
adalah jenis kelamin.Gender merupakan istilah untuk membedakan antara laki – laki dan
perempuan secara sosial. Maksud dari secara sosial ialah adanya perbedaan dalam segala segi
kehidupan, baik dalam bidang pergaulan, mata pencaharian, politik dan lain sebagainya.

Budaya Patriarki dalam Masyarakat Jawa


Patriarki adalah sistem pengelompokan masyarakat sosial yang mementingkan garis
keturunan bapak/laki-laki. Menurut Sastryani (2007) Patrilineal adalah hubungan keturunan
melalui garis keturunan kerabat pria atau bapak. Seangakan menurut Pinem (2009) Patriarki juga
dapat dijelaskan dimana keadaan masyarakat yang menempatkan kedudukan dan posisi laki-laki
lebih tinggi dari pada perempuan dalam segala aspek kehidupan sosial, budaya dan ekonomi.
Akibat perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan dianggap sebagai awal pembentukan
budaya patriarki. Masyarakat memandang perbedaan biologis antara keduanya merupakan status
yang tidak setara. Di Indonesia budaya patriarki masih sangat kental. Dalam kehidupan sosial,
politik, ekonomi, hukum terlebih lagi dalam budaya, keadaan ketimpangan, asmimetris dan
subordinatif terhadap perempuan. Bagi masyarakat tradisional/adat,patriarki dipandang sebagai
hal yang tidak perlu dipermasalahkan, karena hal tersebut selalu dikaitkan dengan kodrat dan
kekuasaan adikodrat yang tidak terbantahkan
PENELITIAN TERDAHULU
Sulistiawati (2012) dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh Upah Minimum Terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Masyarakat di Provinsi di Indonesia”. Penelitian ini
dilakukan untuk menguji dan menganalisis pengaruh upah pada penyerapan tenaga kerja dan
kesejahteraan sosial di provinsi di Indonesia. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
antara lain: variabel bebas (X) yaitu upah minimum yang berlaku di tiap Provinsi di Indonesia
sedangkan variabel terikat (Y) terdiri dari penyerapan tenaga kerja dan kesejahteraan
masyarakat. Hasil dari penelitian ini adalah upah minimum berpengaruh signifikan dan
berhuhungan negatif dengan penyerapan tenaga kerja. Sedangkan pengaruh penyerapan tenaga
kerja terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat memiliki hubungan searah jadi apabila tingkat
penyerapan tenaga kerja meningkat maka tingkat kesejahteraan juga ikut meningkat.
Sarmiati (2015) dalam jurnal yang berjudul “Analisis Faktor Ekonomi dan Sosial Ekonomi
Terhadap Peluang Penyerapan Tenaga Kerja Di Pasat Kerja Kota Palu” bertujuan untuk
menganalisis variabel independen (X) yang meliputi: upah, umur, jenis kelamin, pendidikan,
status perkawinan dan tempat tinggal terhadap variabel dependen (Y) Penyerapan Tenaga Kerja
di Kota Palu. Hasil penelitian ini adalah upah, umur, jenis kelamin dan status perkawinan
berhubungan positf dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Kota Palu sedangkan
variabel pendidikan dan tempat tinggal berhubungan negative dan sigfinifikan terhadap
penyerapan tenaga kerja.
Wijaya,dkk dengan jurnal yang berjudul ”Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
penyerapan tenaga kerja di Provinsi Riau” dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh investasi
PMA, pertumbuhan ekonomi, upah, dan tingkat pendidikan terhadap penyerapan tenaga kerja di
Provinsi Riau. Hasil penelitian ini PMA berhubungan negatif dan tidak signifikan terhadap
penyerapan tenaga kerja di Provinsi Riau sedangkan pertumbuhan ekonomi, pendidikan dan
upah minimum berhubungan positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi
Riau

Kerangka Pikir Penelitian


Permasalahan penyerapan tenaga kerja merupakan permasalahan yang cukup penting.
Sebab apabila permasalahan penyerapan tenaga kerja tidak diatasi lama-kelamaan akan menjadi
beban negara yangmana dapat menghambat pembangunan nasional. Berikut merupakan
kerangka piker dalam penelitian ini

Kerangka Pikir Penelitian

Pembangunan Nasional

Otonomi Daerah Budaya Patriarki

Pertumbuhan Ekonomi UMK (X2) Pendidikan (X3) Angkatan Kerja


(X1) Laki-Laki (X4)

Output
Produktivitas
Sumber: Data diolah dari berbagai sumber , 2016
Pada gambar diatas menunjukkan bahwa demi tercapainya tujuan negara yaitu
pembangunan nasional maka setiap kepala daerah diberi wewenang untuk mengatur daerah
sendiri atau disebut juga dengan otonomi daerah. Dengan adanya otonomi daerah pemerintah
dapat mengatur kegiatan perekonomiannya sendiri sehingga akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi ditandai dengan kenaikan ouput, dimana kenaikan
output akan berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja. Begitupula dengan upah minimum
yang berlaku di tiap kabupaten/kota juga akan berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja.
Indonesia mengenal kebudayaan patriarki yang mana kebudayaan ini menempatkan laki-
laki sebagai kepala keluarga sehingga ia berkewajiban memberi nafkah akibatnya dalam pasar
kerja lebih didominasi oleh laki-laki. Pendidikan dan gender ikut berpengaruh terhadap
penyerapan tenaga kerja dikarenakan pendidikan dan gender mempengaruhi produktivitas.

METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan suatu penelitian
ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian, fenomena dan hubungan-hubungannya
Metode Pengumpulan Data

METODE PENGUMPULAN DATA

1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder merupakan data yang diterbitkan oleh lembaga resmi berupa data panel.
Penelitian ini menggunakan data panel yang merupakan gabungan data cross section
berjumlah 38 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur dan data time series tahun 2008-
2014. Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data penduduk berumur
15 tahun ke atas yang telah bekerja di tiap Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur selama
kurun waktu tersebut berdasarkan pertumbuhan ekonomi di masing-masing wilayah
Kabupaten/Kota, Upah Minimum Kabupaten/Kota dan Tingkat pendidikan
Kabupaten/Kota dan jumlah angkatan kerja laki-laki di Kabupaten/Kota Provinsi jawa
Timur.
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitan bersumber dari Badan Pusat
Statistik Provinsi Jawa Timur, Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan
Provinsi Jawa Timur serta sumber-sumber data lain yang relevan.

Metode Analisis Data

1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui gambaran
perkembangan pertumbuhan ekonomi, upah minimum, pendidikan, gender serta
penyerapan tenaga kerja di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur.
2. Analisis Regresi
Analisis regresi merupakan salah satu teknik analisis data dalam statistika yang
seringkali digunakan untuk mengkaji hubungan antara beberapa variabel dan meramal
suatu variabel (Kutner, Nachtsheim dan Neter, 2004). Dalam penelitian ini analisis
regresi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pertumbuhan ekonomi, upah
minimum, pendidikan, dan gender terhadap penyerapan tenaga kerja pada
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel Hasil Regresi dengan Fix Effect Model

Variabel Koefien thitung Signifikan Keterangan


Konstanta 374424.5 22.07363 0.0000 Siginikan
Pertumbuhan Ekonomi 14057.75 5.769924 0.0000 Signifikan
UMK -0.013427 -2.134302 0.0339 Siginikan
Pendidikan 0.209537 5.778447 0.0000 Signifikan
AK laki-laki 0.058685 3.105190 0.0021 Signifikan
R Square = 0.994992 Sig F = 0,000
Adjusted R Square = 0.994075 F hitung = 1085,438
Sum squared resid = 1.20E+11
α = 5%
Sumber:data diolah, 2016
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di
Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur
Dari hasil ouput regresi diatas menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten/Kota di Jawa Timur.
Terbukti dengan hasil regresi pada tabel diatas menunjukkan nilai koefisien sebesar 14057,75
dengan nilai signifikansi sebesar 0.000. Sehingga hasil dari penelitian ini sesuai dengan hipotesis
awal dimana pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan
tenaga kerja.
Temuan studi ini sesuai dengan teori awal yang menyatakan bahwa pertumbuhan
ekonomi merupakan output dari kegiatan perekonomian. Menurut teori Keynes dalam Boediono
(1998) menyebutkan bahwa pasar tenaga kerja mengikuti apa yang terjadi di pasar barang.
Dengan meningkatnya permintaan barang/jasa (ouput) diimbangi dengan kuatnya daya beli
masyarakat yang akan berakibat pada meningkatnya kapasitas produksi masyarakat yang artinya
penambahan jumlah tenaga kerja yang diperkerjakan (input). Maka permintaan barang/jasa
dalam suatu perekonomian mempengaruhi tingkat output yang dihasilkan sehingga ikut
berdampak pula pada input yang digunakan (tenaga kerja).
Sejalan dengan teori produksi yang mana menyatakan bahwa permintaan input akan
terjadi apabila terdapat permintaan ouput. Permintaan akan barang/jasa inilah yang
melatarbelakangi perusahaan/industri untuk berpoduksi, untuk meningkatkan produksi maka
diperlukan tambahan input (tenaga kerja) sehingga dapat meningkatkan profit, sebab tiap
perusahaan/ industri akan mencari profit semaksimal mungkin dengan meilhat setiap peluang
yang masu ke dalam pasar. Dan hasil penelitian ini didukung oleh penelitian dari Nindya Eka
Sobita dan I Wayan Suparta (2014) yang mana dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa
pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif secara signifikan di Provinsi Lampung.

Pengaruh Upah Minimum Kabupaten/Kota Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di


Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur
Berdasarkan hasil output regresi, variabel upah minimum kabupaten/kota (UMK)
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten/Kota di Jawa
Timur. Dengan nilai koefien upah minimum kabupaten/kota sebesar -0.013427 dan nilai
signifikansi sebesar 0.0339. Hasil regresi tersebut menunujukkan bahwa fenomena yang terjadi
di Kabupaten/Kota Jawa Timur sesuai dengan hipotesis. Sejalan dengan teori permintaan tenaga
kerja yang menyatakan bahwa pada saat tingkat upah minimum tenaga menurun maka akan
terjadi peningkatan permintaan tenaga kerja apabila diasumsikan terjadi peningkatan jumlah
pemintaan barang/jasa oleh konsumen (derived demand), demikian pula sebaliknya. Upah dari
sisi produsen merupakan biaya yang harus dekeluarkan untuk membayar jasa para pekerja.
namun apabila biaya yang dikeluarkan tidak sebanding dengan produktivitas maka menyebabkan
pihak pengusaha akan mengurangi jumlah tenaga kerja yang diperkerjakan karena bagi
pengusaha upah merupakan beban.
Berdasarkan pernyataan Sumarsono (2009) yang beranggapan bahwa beberapa ekonom
melihat penetapan upah minimum akan menghambat penciptaan lapangan kerja, sehingga
kenaikan upah yang berlaku justru akan menyebabkan permasalahan pengangguran. hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Rini Sulistiawati (2012) dimana upah berpengaruh
signifikan dan berhubungan negatif terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi di Indonesia.
Penetapan kebijakan upah minimum sebagai jaring pengaman (safety net) dimaksudkan
agar upah tidak terus merosot akibat ketidakseimbangan permintaan dan penawaran
(disequilibrium labour market). Upah minimum juga berfungsi agar tingkat upah yang diterima
para pekerja tidak jatuh ke tingkat yang sangat rendah akibat rendahnya posisi tawar tenaga kerja
dalam pasar kerja. Upah minimum terdiri dari upah pokok dan tunjangan. Upah minimum ini
ditetapkan atas persetujuan dewan pengupahan yang terdiri atas pemerintah, pengusaha dan
serikat pekerja.
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa peran upah minimum sebagai jaring
pengaman bagi para pekerja untuk mendapatkan upah yang layak, Upah ini berlaku bagi para
pekerja yang bekerja dibawah satu tahun. Upah minimum harus sudah memenuhi kebutuhan
hidup wajar para pekerja dan dapat memenuhi kebutuhan gizinya, dengan kata lain upah
minimum dapat memenuhi standar kebutuhan pekerja. seperti yang telah diatur dalam Undang-
Undang Nomor 13 tahun 2003 dimana upah minimum diarahkan untuk memenuhi kebutuhan
hidup layak (KHL) selain memberikan jaminan pada pekerja/buruh penerima upah untuk
memenuhi kebutuhan hidup.

Pengaruh Pendidikan Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Kabupaten/Kota Provinsi


Jawa Timur
Output dari regresi pendidikan dalam penelitian menyatakan bahwa pendidikan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Dengan nilai koefisien
sebesar 0.209537 dan nilai signisikansi sebesar 0.000. Sejalan dengan teori human capital yang
mana dalam teori tersebut menyatakan bahwa melaui pendidikan formal maka seseorang dapat
meningkatkan pendapatan. Dari teori tersebut diketahui bahwa pendidikan adalah salah satu
faktor penting dalam pengembnagan sumber daya manuisa. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian Wijaya dkk (2014) yang mana variabel pendidikan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Riau.
Pendidikan dapat diartikan sebagai investasi dalam bidang sumber daya manusia. Dalam
hal ini yang dikorbankan adalah sejumlah dana yang dikeluarkan dan kesempatan memperoleh
penghasilan selama menempuh pendidikan, yang diperoleh sebagai imbalannya adalah tingkat
penghasilan yang lebih tinggi karena memperoleh ilmu dari pendidikan tersebut. Pendidikan
tidak hanya untuk memperoleh pengetahuan saja tetapi juga meningkatkan penghasilannya
melalui peningkatan pendidikan. Setiap tambahan satu tahun sekolah disatu pihak akan
meningkatkan kemampuan kerja dan tingkat penghasilan seseorang, akan tetapi dilain pihak
menunda penerimaan penghasilan selama satu tahun mengikuti sekolah tersebut (Simanjutak,
1985).
Dari teori diatas dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang
akan menambah keterampilan maupun pengetahuansehingga dapat meningkatkan tingkat
produkivitas, yang mana tingkat produktivitas ini akan mempengaruhi kondisi permintaan tenaga
kerja itu sendiri. Sehingga seseorang dengan produktivitas yang rendah akan dikenakan
pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan dikenakannya PHK akan meningkatkan jumlah
pengangguran. Menurut Todaro (2003) yang mempengaruhi tingkat produktivitas ialah modal
manusia itu sendiri yang meliputi pendidikan dan kesehatan. Keduanya merupakan fundamental
untuk membentuk kapabilitas manusia yang lebih luas yang masuk dalam inti makna
pembangunan.
Pengaruh Gender Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa
Timur
Hasil regresi dari penelitian ini menunjukkan bahwa jenis kelamin berpengaruh positif
dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja, pada penelitian ini jenis kelamin yang dipakai
adalah laki-laki. Terbukti dengan nilai koefisien sebesar 0.058685 dan nilai signifikansi sebesar
0.0021. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh penyerapan tenaga kerja laki-laki lebih besar
daripada penyerapan tenaga kerja wanita. Dikarenakan di Indonesia laki-lakilah yang
berkewajiban member nafkah pada keluarga sehingga di Indonesia pasar kerja didominasi oleh
laki-laki. Hasil regresi ini sejalan dengan penelitian Sarmiati (2015) yang mana dalam variabel
jenis kelamin laki-laki berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di
pasar kerja Kota Palu.
Fenomena ketimpangan gender dalam pasar kerja dijelaskan dalam teori neo-klasik
menerangkan pembagian kerja dengan menekankan perbedaan jenis kelamin dalam berbagai
variabel yang mempengaruhi produktivitas pekerja. Perbedaan tersebut meliputi pendidikan,
keterampilan, lama jam kerja, tanggung jawab rumah tangga serta kekuatan fisik(Anker dan
Hein, 1986dalam Susilastuti dkk, 1994). Di Indonesia angkatan kerja didominasi oleh laki-laki,
meskipun populasi penduduk wanita di Provinsi Jawa Timur lebih banyak daripada laki-laki. Hal
tersebut dikarenakan wanita di Indonesia lebih memilih menjadi ibu rumah tangga daripada
harus bekerja meskipun usia mereka masih termasuk dalam usia produktif.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
1. Pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja di
Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur. Hal ini menandakan bahwa dengan meningkatnya
pertumbuhan ekonomi maka penyerapan tenaga kerja ikut meningkat.
2. Upah minimum berpengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja di
Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur. Akibat kenaikan upah minimum dari tahun ke
tahun mengakibatkan penurunan penyerapan tenaga kerja karena pihak pengusaha tidak
sanggup membayar upah pekerja yang dari tahun ke tahun selalu mengalami kenaikan.
3. Pendidikan berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten/Kota
Provinsi Jawa Timur. Dengan semakin tingginya jenjang pendidikan yang ditempuh akan
meningkatkan kualitas manusia itu sendiri selain itu pilihan pekerjaan yang diinginkan
juga semakin bervariasi.
4. Gender pengaruh positif dan signifikan penyerapan tenaga kerja di Kabupaten/Kota
Provinsi Jawa Timur. Dalam penelitian ini gender yang dipakai adalah angkatan kerja
laki-laki karena laki-laki berkewajiban mencari nafkah sedangkan perempuan tidak.
Disimpulkan bahwa penyerapan tenaga kerja laki-laki lebih tinggi daripada penyerapan
tenaga kerja wanita
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang telah dipaparkan, maka dapat
didapatkan beberapa saran, yaitu sebagai berikut:
1. Pemerintah Jawa Timur diharapkan lebih mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi di
sektor pertanian mengingat sektor pertanianlah penyerap tenaga kerja terbanyak di Jawa
Timur, akan tetapi kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB lebih kecil daripada sektor
industri dan perdagangan. Disarankan pemerintah menambah investasi pada sektor–
sektor lain agar tidak terjadi ketimpangan antar sektor. Investasi yang dimaksudkan ini
lebih berorientasi padat karya.
2. Pemerintah perlu mengatasi permasalahan pengupahan yang mana tidak merugikan
pengusaha dan pekerja. Pengupahan tidak hanya dilakukan melalui peningkatkan upah
minimum, namun juga dapat dilakukan berdasarkan produktivitas dari pekerja sehingga
baik pengusaha maupun pekerja sama-sama mendapatkan manfaat.
3. Di Provinsi Jawa Timur penduduknya lebih banyak yang menjadi buruh/karyawan
dibanding berwirausaha. Oleh sebab itulah diperlukan kesadaran untuk berwirausaha
mengingat ketidakseimbangan antara pencari kerja dengan lapangan kerja.

Anda mungkin juga menyukai