Anda di halaman 1dari 6

NYONTEK

Pemeran => Sinta, Winta, Rini, Joko, dan Andi…

PERINGATAN !!!

Setiap nama yang ada didalam cerpen ini hanya rekayasa semata, jadi jika yang membaca
cerpen ini memiliki nama yang sama dengan salah satu nama didalam cerpen, tolong
jangan dimasukkan kedalam hati, alias jangan tersinggung. Siipp !!

Bagi yang memiliki kebiasaan menyontek, silahkan membaca cerpen ini dengan seksama
karena bisa jadi apa yang dialami pemeran dalam cerpen ini juga akan terjadi pada
saudara sekalian. Siipp lagii !!

Sinta : (Masuk kelas dengan tergesa-gesa) “Rin, rin, kamu sudah selesai

mengerjakan PR belum ?”

Rini : PR apa ?

Sinta : PR Matematika yang ibu berikan hari Kamis lalu ..

Rini : PR Matematika ?? Memangnya ada ya ??? Aduhh.. aku juga belum

mengerjakan sama sekali.

Winta : (Baru datang mendekati kedua temannya, Sinta dan Rani) “Eh, kalian

kenapa?! Kok wajahnya panik seperti itu.”

Sinta : Winta, kamu sudah selesai mengerjakan PR Matematika yang minggu lalu

belum ? Pasti sudah selesai kan…. Pinjam dong……

Winta : “Oh… PR yang minggu la (Tiba-tiba perkataan Wanti terhenti saat kedua

temannya lagi

yang bernama Joko dan Andi datang dan langsung menepuk bahu Wanti)
Joko dan Andi : Hey.. kalian sudah mengerjakan PR Matematika ? (Keduanya

bertaya serentak)

Winta : Ya… ini lagi.. yang satu nanya PR yang satu nanya PR. Kenapa sih.. Aku jadi

heran sama

kalian.

Andi : Ini semua karena kita belum mengerjakan PR.

Joko : Dan tambah lagi kita tidak tau cara mengerjakannya, jadi penyelesaiannya
adalah

dengan kita nyontek sama kamu. Kan kamu siswa paling pintar dikelas ini.

Winta : Kalau kalian tidak tau, kalian kan bisa menanyakannya waktu itu sama bu

guru, jadi kalian tidak perlu panik seperti ini.

Joko : Aduhh… sudahlah, pinjam buku PR kamu Win, sebagai sahabat harus saling

tolong menolong kan ?

winta : Kamu sih bisanya cuma nyontek. Usaha sendiri kan bisa. Lagipula PR nya

tidak terlalu sulit kok.

Joko : Iya.. PR nya memang mudah, tapi cuma bagi kamu, kalau bagi kami itu

sangat sulit.

(Jam terus berputar, Wanti terus didesak oleh sahabat-sahabatnya itu untuk
meminjamkan buku PR Matematikanya. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 06. 55)

Andi : Ayo Win, pinjam buku PR nya. Masa’ kamu tega sama sahabat kamu

sendiri.

Winta : (Berfikir sejenak kemudian Winta mengambil buku PR Matematikanya dari

dalam tas) “Ini buku PR nya.”

(Joko dan teman-temannya langsung mengerjakan PR yang diconteknya dari Winta)


Joko : Nih bukunya aku kembalikan.

Winta : Kalian semua sudah selesai mencatatnya ?

Joko dkk : Sudah dong… (jawab mereka dengan kompak)

Winta : Huh, giliran nyontek aja kompak. Awas ya kalau kalian disuruh maju

kedepan buat mengerjakan PR nya kalian minta ajarin sama aku.

Joko : (Dengan tegas menjawab) “Tenang saja Win, hal itu tidak akan terjadi.

Pasti kita cuma disuruh mengumpulkan buku PR nya saja dan tidak disuruh
maju kedepan untuk mengerjakan soal. Biasanya juga seperti itu kan…

(Bel tanda masuk pun berbunyi, semua siswa berbaris didepan kelas kemudian masuk ke
kelasnya masing-masing. Secara bergantian. Tak lama kemudian masing-masing guru juga
masuk ke kelas sesuai dengan jadwalnya, termasuk guru Matematika yang mengajar
dikelas Joko, Sinta, Rani, Andi, dan Winta. Setelah member salam dan berdoa, pelajaran
pun dimulai.)

Bu Guru : Baiklah siswa, pada pagi hari ini kita akan melanjutkan pelajaran kita.

Joko : (Menoleh kearah Winta yang duduk dibelakangnya) “Eh Winta, benar kan

yang aku bilang tadi, PR nya pasti tidak dibahas, buku PR nya Cuma

dikumpulkan saja.”

(Winta hanya tersenyum. Kemudian semua murid mengumpulkan buku PR


Matematikanya ke meja guru)

Bu guru : Semua sudah mengumpulkan buku PR nya?

Siswa : Sudah bu….. (Menjawab serentak)

Bu guru : Baiklah kalau begitu, ibu ingin salah satu diantara kalian maju kedepan

untuk mengerjakan salah satu soal PR yang sudah kalian kerjakan.

Joko.. silahkan maju kedepan.


(Joko sangat terkejut saat namanya dipanggil untuk maju kedepan mengerjakan salah satu
soal PR Matematika. Joko kemudian maju kedepan dan diberikan soal untuk dikerjakan.
Setelah hampir beberapa menit, Joko sama sekali tidak bisa mengerjakan soal tersebut.)

Rini : (Meninta Winta memberikan jawaban untuk Joko yang sedang kesulitan

mengerjakan soal didepan kelas) “Win, apa jawabannya ?”

Winta : Memangnya kenapa ? Kamu mau memberikan jawabannya kepada Joko ?

Rini : Iya dong, kan kita sahabat.

(Winta menolak memberikan jawaban kepada Joko, namun Rini terus memaksa, kemudian
tanpa sadar ternyata sang guru memerhatikan Rini, dan menyuruh Rini untuk maju
kedepan juga)

Bu guru : Rini, kamu maju kedepan, kerjakan soal nya. Dan kamu Joko, tetap berdiri

didepan.

Rini : (Terkejut, menjawab dengan gugup) “Ii..i..iya bu.”

(Setelah hampir beberapa menit, Rini juga belum bisa menyelesaikan soal tersebut)

Bu guru : Bagaimana Rin, belum selesai juga ?

Rini : Belum bu.

Bu guru : Kenapa kalian berdua tidak bisa menyelasaikan soalnya, padahal disini saya

lihat kalian mengerjakan soalnya dengan benar. (Sambil menunjukkan buku

PR Matematika keduanya)

Rini dan Joko : (Hanya terdiam)

Bu guru : Apa kalian menyontek ?

Rini dan Joko : (Sambil menunduk, keduanya masih tetap terdiam)

Sinta dan Andi : (Saling memandang dari tempat duduk masing-masing karena takut

ketahuan menyontek juga)

Bu guru : Jadi benar kalian berdua menyontek ? Sama siapa ?


Rini dan Joko : (Gugup) “E…itu… sama… mm… sama Winta bu.

Bu guru : Winta, tolong jelaskan kenapa kamu mau menyontekkan PR kamu dan

beritahu ibu siapa saja yang menyontek PR kamu ini ?

Winta : Begini bu, tadi sebenarnya saya tidak mau menyontekkan PR saya, tapi

karena mereka memaksa, jadi saya terpaksa harus meminjamkan buku PR

saya sama mereka. Dan yang sudah menyontek sama saya sebenarnya bukan

cuma Rini sama Joko saja, tapi ada juga Sinta dan Andi bu.

Bu guru : Terimakasih Winta.

Sinta sama Andi, kalian berdua maju kedepan juga.

Sekarang saya mau bertanya sama kalian berempat, kenapa kalian

mencontek, padahal PR itu sudah satu minggu saya berikan ?

Sinta : Lupa bu..

Andi : Iya bu, saya juga lupa.

Bu guru : Kalau kamu berdua, Rini sama Joko.. Apa kalian berdua lupa juga ?

Joko : Saya mencontek karena malas mau mengerjakan PR bu. (Sambil

menunduk)

Rini : Saya juga bu.. (Menundukkan kepalanya)

Bu guru : Sekarang, saya akan memberikan kalian pelajaran sekaligus pekerjaan

tambahan sebagai akibat dari kebiasaan menyontek kalian berempat.

Silahkan kalian kerjakan dan selesaikan soal Matematika sebanyak 30 soal.

Besok jam pelajaran terkakhir silahkan kumpulkan ke meja saya.

Rini : 30 soal bu …..?????

Bu guru : Iya, 30 soal. Kalau setelah ini kalian ketahuan mencontek lagi, kalian akan
saya berikan soal lebih banyak lagi.

(Setelah kejadian itu, mereka tidak berani mencontek lagi. Jika mereka mengalami
kesulitan saat mengerjakan tugas ataupun PR, mereka selalu mengajak Winta dan
beberapa teman yang lain untuk belajar kelompok)

THE END

Anda mungkin juga menyukai